rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A RABU, 19 JULI 2017
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak [Pasal 76I] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Tajudin bin Tatang Rusmana ACARA Perbaikan Permohonan (II) Rabu, 19 Juli 2017, Pukul 15.36 15.44 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Maria Farida Indrati (Ketua) 2) Saldi Isra (Anggota) 3) I Dewa Gede Palguna (Anggota) Yunita Ramadhani Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Ahmad Muhibullah 2. Aguslan Daulay 3. Athari Farhani 4. Andi Wiyanto 5. M. Andrean Syaefudin ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 15.36 WIB 1. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Sidang dalam Perkara Nomor 33/PUU-XV/2017 dinyatakan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Ya, selamat siang. Hari ini kita akan melaksanakan sidang perbaikan permohonan untuk pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Saya mohon pertama kali kepada Pemohon untuk menjelaskan siapa yang hadir di dalam sidang ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD MUHIBULLAH Terima kasih, Yang Mulia. Kami akan memperkenalkan, saya sendiri Ahmad Muhibullah, yang sebelah kanan saya atas nama Andi Wiyanto, yang sebelah kiri Aguslan Daulay, yang sebelah kirinya Andrean Syaefudin, yang sebelah kirinya Athari Farhani. 3. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI KETUK PALU 3X Ya, terima kasih. Sebelumnya saya mohon maaf sidang ini harus tertunda karena tadi pagi ada Sidang Putusan yang sampai lama dan kemudian disusul oleh Sidang Pleno yang lain, ya. Permohonan perbaikannya sudah kami terima walaupun baru tadi pagi. Saya mohon untuk dijelaskan pokok-pokoknya saja, mana yang telah diperbaiki? Terima kasih. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: M. ANDREAN SYAEFUDIN Baik, terima kasih, Yang Mulia. Izinkan menyampaikan pokokpokok permohonan dalam legal standing yang kita lakukan perbaikan. Yang pertama, di halaman 3. Bahwa Pemohon adalah perorangan warga negara Indonesia yang menganggap hak atau kewenangan konstitusional telah dirugikan oleh berlakunya dengan hal berlakunya dalam hal ini Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Mengacu pada Pasal 51 ayat (1) UU MK bahwasanya Pemohon adalah perorangan warga negara Indonesia. Berdasarkan ketentuan di atas di poin 4, kedudukan Pemohon. Kualifikasi sebagai perorangan warga negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1a) 1
Undang-Undang MK karena itu Pemohon mempunyai kualifikasi sebagai Pemohon pengujian undang-undang. Baik, lanjut di poin 8, Yang Mulia. Dalam legal standing. 5. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya. 6. KUASA HUKUM PEMOHON: M. ANDREAN SYAEFUDIN Bahwa Pemohon memiliki hak kerugian yang yang kerugian dan kepentingan konstitusional, in casu antara lain bahwa Pasal 27 di poin B. Bahwa Pasal 27 ayat (2) undang-undang tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Karena itu Pemohon menilai dengan berlakunya Pasal 76I Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 merasa merasa hak konstitusionalnya dirugikan untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berkaitan dengan hal itu Bapak Hobbes Sinaga dalam proses perubahan Undang-Undang 1945 menyatakan bahwa berdasarkan Pancasila inilah kita perlu memperhatikan beberapa pasal di dalam batang tubuh yang perlu ditambah atau dipertegas, diantaranya hubungan Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dengan Pasal 27 dan seterusnya. Dalam rangka kemanusiaan yang adil dan beradab perlukah pasal-pasal tentang hak asasi manusia ditambahkan dan dilengkapi? Mungkin selanjutnya akan disampaikan oleh Rekan saya. Saudara Aguslan Daulay, dipersilakan. 7. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, silakan. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUSLAN DAULAY Ya. Bismillahirrahmaanirrahiim. Izin, Yang Mulia, untuk menyampaikan beberapa perbaikan sesuai dengan arahan Hakim Yang Mulia pada sidang-sidang yang terdahulu. Di halaman 9 tentang pokok permohonan uji materiil. Terhadap Pasal Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pemohon menilai bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945. 2
Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 berbunyi, Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara ekonomi, dan/atau seksual terhadap anak. Bahwa di dalam pasal tersebut frasa eksploitasi secara ekonomi dapat ditafsirkan berbeda dalam perkara konkrit, baik dengan ataupun tanpa adanya tujuan untuk mendidik anak, melatih, membantu orang tua, serta menfasilitasi dalam membantu perekonomian keluarga, dan menanamkan nilai-nilai kemandirian pada diri anak. Hal ini tentu merugikan atau setidaknya berpotensi merugikan warga negara termasuk dalam hal ini adalah Pemohon. Dalam hal ini kerugian konstitusional Pemohon tampak ketika frasa eksploitasi secara ekonomi dalam perkara a quo tidak dimaknai dengan tujuan untuk mendidik anak, melatih, membantu orang tua, serta memfasilitasi dalam membantu perekonomian keluarga, dan menanamkan nilai-nilai kemandirian pada diri anak. Yaitu Pemohon yang sebelumnya menjadi korban kriminalisasi akibat tidak tepatnya tafsir dalam frasa tersebut. Di dalam halaman 10 sudah dimasukkan, Yang Mulia, yang kemarin atas permintaan untuk dimasukkan kronologis singkatnya. 9. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUSLAN DAULAY Terus... saya pikir, Yang Mulia, langsung ke Petitum saja. 11. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, silakan. 12. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUSLAN DAULAY Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir, dengan ini Pemohon memohon kiranya Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat berkenan memberikan putusan sebagai berikut. 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Menyatakan Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang frasa eskploitasi secara 3
ekonomi tidak dimaknai dengan tujuan untuk mendidik anak, melatih membantu orang tua, serta memfasilitasi dalam membantu perekonomian keluarga, dan menanamkan nilai-nilai kemandirian pada diri anak. 3. Agar putusan dalam perkara ini dicatatkan dalam Berita Negara. Apabila Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadili-adilnya (ex aequo et bono). Terima kasih, Yang Mulia. 13. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, terima kasih. Anda telah mengajukan bukti P-1 sampai dengan P-8. Ya, disahkan. KETUK PALU 1X Masih ada hal yang perlu disampaikan? Sudah. Kalau tidak ada yang perlu disampaikan, maka sidang ini saya nyatakan selesai dan sidang ini ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 15.44 WIB Jakarta, 19 Juli 2017 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Yohana Citra Permatasari NIP. 19820529 200604 2 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 4