BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. PIAGGIO Piaggio adalah sebuah perusahaan yang memproduksi motor Vespa asli Italia.Didirikan pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio di Genoa.Awalnya pabrik Piaggio hanya memproduksi kapal pesiar mewah.namun, seiiring berjalannya waktu,piaggio juga menghasilkan lokomotif dan gerbong kereta api, trem, Van, mobil dan truk karoseri. Perang Dunia I pada saat itu juga berpengaruh pada pengembangan Piaggio yang memproduksi pesawat.pada tahun 1917 pabrik Piaggio Pontedera di Pisa dan menjadi pusat produksi pesawat sampai setelah Perang Dunia II kelahiran produk otomotif fenomenal yaitu Vespa. Enrico Piaggio anak Rinaldo Piaggio yang akhirnya melanjutkan jalannya perusahaan.enrico memutuskan untuk menghentikan produksi pesawat dan beralih menghasilkan peralatan transportasi yang dibutuhkan oleh orang-orang Italia dengan harga terjangkau.enrico Piaggio telah mempekerjakan pembuat pesawat insinyur ahli yaitu Corradino D Ascanio untuk membuat desain sebuah kendaraan bermotor yang inovatif. Akhrinya terciptalah sebuah prototype Vespa yang diberi nama MP5 atau lebih dikenal oleh orang Italia dengan sebutan Paperino (artinya Donald Bebek) karena bentuknya yang seperti bebek. Namun, Enrico Piaggio tidak suka dengan model vespa MP5 57
58 dan meminta Corradino D Ascano untuk memodifikasi desain model Vespa MP5. Corradino D Ascanio sendiri tidak suka dengan desain model motor yang umum karena membuat pakaian menjadi kotor saat mengendarainya terutama celana yang sering terkena rantai dan mesin motor. Oleh sebab itu, dia membuat modifikasi desain kendaraan bermotor yang nyaman dan tidak membuat kotor. Akhirnya, dia membuat motor tanpa rantai dan mempunyai body cover pelindung di bagian depannya. Selain itu, dia juga meletakkan perpindahan gigi di bagian handlebar (stang) dan membuat roda depan mirip pesawat dengan satu garpu fork sehingga mudah diganti. Desain model vespa ini diberi nama MP6 dan oleh Corradino D Ascanio menyebutnya sebagai Vespa (bahasa Italia artinya lebah). Model desain inilah yang akhirnya menjadi model Vespa berikutnya. Vespa masuk di Indonesia sejak tahun 1960.Pada waktu itu hanya PT Danmotors Vespa Indonesia saja yang menjadi importir Vespa.Konon harga Vespa saat itu setara dengan harga sebuah rumah tipe sederhana.sejak saat itulah Vespa menjadi kendaraan bermotor paling digemari oleh masyarakat.namun, seiring masuknya motor produksi Jepang seperti Honda akhirnya Vespa tergusur. Padahal pada awalnya harga Vespa Sprint lebih mahal daripada motor Honda CB 200. Salah satu Vespa paling langka di Indonesia adalah Vespa Kongo yaitu Vespa hadiah dari PBB kepada pasukan Garuda Perdamaian RI yang bertugas di Kongo. Perbedaan Vespa Kongo ini
59 dengan Vespa lainnya adalah plat bajanya yang lebih kuat. Vespa Kongo ini bukan buatan Italia tetapi buatan Jerman. Pada awal-awal pembuatan Vespa hanya mempunyai kapasitas mesin sebesar 98 cc dan kecepatan hanya sekitar 65 75 km/jam. Seiring berjalannya waktu Vespa terus berkembang, hingga tahun 1955 diproduksi Vespa pertama yang mempunyai kapasitas mesin 150 cc dan mempunyai kecepatan hingga 100 km/jam adalah Vespa 150 GS. Model Vespa tidak banyak berubah sejak pertama kali dibuat, hanya pada letak lampunya saja yang berubah yang awalnya terletak di spakbor roda depan menjadi di bagian stang Vespa. Model Vespa yang paling banyak digemari adalah Vespa Sprint, Vespa PX, dan Vespa Primavera. Pada tahun 1984, Piaggio pertama kali mengeluarkan produk Vespa matic (automatic transmission) yang disebut Vespa PK 50S Automatic. Vespa 4 Tak yang pertama kali dibuat adalaha Vespa ET 125cc pada tahun 1996 bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke 50 tahun Vespa. Memasuki millennium ke-20, Piaggio membuat produk Vespa yang memenuhi standar emisi Euro2 seperti Vespa ET, Vespa GT, Vespa GTS, Vespa PX 125, Vespa LX 150, Vespa Sprint 125, dan Vespa Primavera. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh brand romance dan inovasi terhadap perceived value serta dampaknya terhadap purchase intention. Penelitian ini dimulai pada September 2015 sampai Januari 2016, peneliti menyebar kuesioner kepada pengguna Vespa Piaggio Duri Kosambi, Jakarta Barat.
60 2. Karakteristik Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan dan sudah berapa lama menggunakan produk Vespa.Berikut ini data karakteristik yang akan ditampilkan, sehingga pembaca dapat memahami latar belakang responden pada penelitian ini. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini. Jenis Kelamin 34% 66% Pria Wanita Sumber : data diolah dari microsoft excel (2010) Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil pengolahan data pada gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 150 responden sebanyak 105 orang adalah pria dan wanita sebanyak 45 orang. Terjadi jarak yang cukup jauh antara jumlah
61 responden pria dan wanita, hal ini disebabkan oleh wanita yang lebih memilih kendaraan umum, karena masih jarang wanita menggunakan kendaraan sendiri dibandingkan pria. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini. Usia Reponden 7% 3% 13% 17% 60% < 20 Thn 21-30 Thn 31-40 Thn 41-50 Thn > 50 Thn Sumber : data diolah dari microsoft excel (2010) Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil pengolahan data pada gambar 4.2 diatas, untuk usia responden penulis membagi kedalam lima kelompok yaitu <20 Tahun, 21-30 Tahun, 31-40 Tahun, 41-50 Tahun dan 51 Tahun. Dari 150 responden yang usianya <20 Tahun sebanyak 20 orang, usia 21-30 Tahun sebanyak 90 orang, usia 31-40 Tahun sebanyak 25 orang, usia 41-50 Tahun sebanyak 10 orang dan 51 Tahun sebanyak 5 orang. Jadi dalam penelitian ini usia responden yang
62 paling banyak yaitu 21-30 Tahun, hal tersebut dikarenakan usia tersebut masuk ke dalam usia produktif yang rata-rata usia mahasiswa yang sedang aktif kuliah dan usia para pekerja yang sering menggunakan kendaraan bermotor. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik respoden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. Jenis Pekerjaan Responden 17% 10% 26% 50% Pelajar/Mahasiswa Pegawai Wiraswasta Lain-lain Sumber : data diolah dari microsoft excel (2010) Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil pengolahan data pada gambar 4.3 diatas karakteristik pekerjaan penulis membagi kedalam empat kelompok yaitu, Pegawai/Karyawan, Wiraswasta, Pelajar/Mahasiswa, dan Lain-lain. Untuk karakteristik pekerjaan terdiri dari 150 responden sebanyak 10 orang adalah wiraswasta, sebanyak 40 orang adalah pegawai/karyawan, sebanyak 75 orang adalah pelajar/mahasiswa, dan sebanyak 25 orang adalah pekerjaan lain. Jadi
63 dalam penelitian ini pekerjaan responden yang paling banyak yaitu pelajar/mahasiswa sebanyak 75 orang karena rata-rata pelajar/mahasiswa membawa kendaraan pribadi,begitu pula pekerjaan responden pegawai swasta sebanyak 40 orang yang ingin meminimalisir waktu di perjalanan ke kantor dalam keadaan macet sehingga kendaraan bermotor di lingkungan duri kosambi lebih banyak di butuhkan dan digunakan oleh pelajar/mahasiswa dan pegawai/karyawan. d. Karakteristik responden berdasarkan berapa lama menggunakan produk Vespa Piaggio Masa Pengguna Responden 17% 23% 27% 33% < 1thn 1-3 Thn 3-6 Thn 6 Thn Sumber : data diolah dari microsoft excel (2010) Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa penggunaan. Berdasarkan hasil pengolahan data pada gambar 4.4 diatas untukkarakteristik berapa lama menggunakan produk Vespa Piaggio < 1
64 tahun, 1 tahun 3 tahun, 3 tahun 6 tahun, > 6 tahun. Hasil dari 150 responden yang menggunakan Vespa< 1 tahun adalah sebanyak 35orang, untuk responden yang menggunakan Vespa 1 tahun 3 tahun adalah sebanyak 50 orang, sedangkan responden yang menggunakan Vespa 3 tahun 6 tahun adalah sebanyak 40 orang dan yang menggunakan Vespa 6 tahun adalah sebanyak 25 orang. Jadi dalam penelitian ini jumlah pengguna Vespa 1 tahun 3 tahun yaitu sebanyak 50 orang yang setara dengan pengguna Vespa sudah 3 tahun 6 tahun sebanyak 40 orang rata-rata penggunanya pegawai/karyawan dan pelajar/mahasiswa. B. Analisa Deskriptif Variabel 1. Analisis Deskriptif Brand Romance Hasil uji deskriptif variabel minat beli menunjukan bahwa semua indikator memiliki jawaban terbanyak yang sama yaitu setuju dengan jumlah responden dan presentase yang berbeda, yakni indikator 1 dengan jumlah setuju 77 responden dengan nilai presentase 51,3%, indikator 2 dengan jumlah setuju 61 responden dengan nilai presentase 40,7%, indikator 3 dengan jumlah setuju 80 responden dengan nilai presentase 53,3%, indikator 4 dengan jumlah setuju 72 responden dengan nilai presentase 48%, indikator 5 dengan jumlah setuju 66 responden dengan nilai presentase 44%. Karena jawaban yang terbanyak adalah setuju dari semua indikator pada variabel brand romance artinya para pengguna Vespa Piaggio sangat mencintai merk Vespa Piaggio. Oleh karena itu, perusahaan harus tetap menjaga nama dan kecintaan para konsumen terhadap
65 merk dari Vespa Piaggio. Hasil pernyataan responden untuk variabel brand romance dapat dilihat pada tabel 4.1 TABEL 4.1BRAND ROMANCE No. Indikator STS TS N ST SS 1 Merk yang bagus - 1 13 77 59-0,7% 8,7% 51,3% 39,3% 2 Mencintai merk - 2 28 61 59-1,3% 18,7% 40,7% 39,3% 3 Puasn menggunakan 1 2 21 80 46 merk 0,7% 1,3% 14% 53,3% 30,7% 4 Memiliki ketertarikan 1 3 16 72 58 terhadap merk 0,7% 2% 10,7% 48% 38,7% 5 Memiliki pengalaman 1 4 16 66 63 terhadap merk 0,7% 2,7% 10,7% 44% 42% 6 Merasa terikat dan tidak 1 13 59 51 26 akan beralih ke produk lain 0,7% 8,7% 39,3% 34% 17,3% Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS 21 2. Analisis Deskriptif Inovasi Hasil uji deskriptif variabel inovasi menunjukan bahwa semua indikator memiliki jawaban terbanyak yang sama yaitu setuju dengan jumlah responden dan presentase yang berbeda, yakni indikator 1 dengan jumlah setuju sebanyak 72 responden dengan nilai presentase 48%, indikator 2 dengan jumlah setuju sebanyak 79 responden dengan nilai presentase 52,7%, dan indikator 4 dengan jumlah setuju sebanyak 71 responden dengan nilai presentase 47,3%. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi pada produk Vespa Piaggio diterima oleh para
66 pengguna Vespa Piaggio. Hasil pernyataan responden untuk variabel inovasi dapat dilihat pada tabel 4.2 TABEL 4.2Inovasi No. Indikator STS TS N ST SS 1 Desain yang baru - 2 19 72 57-1,3% 12,7% 48% 38% 2 Menggunakan teknologi yang baru 3 Lebih unggul dan tidak ketinggalan jaman - 6 23 79 42-4% 15,3% 52,7% 28% 1 7 17 61 64 0,7% 4,7% 11,3% 40,7% 42,7% 4 Penciptaan manfaat baru 1 5 34 71 39 0,7% 3,3% 22,7% 47,3% 26% 5 Memiliki karakteristik tersendiri - 2 15 63 70-1,3% 10% 42% 46,7% Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS 21 3. Analisis Deskriptif Nilai Yang Dirasakan Hasil uji deskriptif nilai yang dirasakan menunjukkan bahwa indikator dengan jawaban sangat setuju yaitu indikator 1 dengan jumlah sangat setuju sebanyak 101 responden dengan nilai presentase 67,3%, indikator 2 dengan jumlah sangat setuju sebanyak 79 responden dengan nilai presentase 52,7%, indikator 3 dengan jumlah sangat setuju sebanyak 70 responden dengan nilai presentase 46,7%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan oleh para pengguna Vespa Piaggio sangat positif saat menggunakan produk Vespa
67 Piaggio. Karena bagi sebagian pengguna Vespa Piaggio dapat meningkatkan status sosial dilingkungan masyarakat sekitar. Hasil pernyataan responden untuk variabel nilai yang dirasakan dapat dilihat pada tabel 4.3 TABEL 4.3Nilai Yang Dirasakan No. Indikator STS TS N ST SS 1 Memiliki ciri khas tersendiri - 2 6 41 101-1.3% 4% 27,3% 67,3% 2 Tingkat keawetan dan ketahanan yang cukup 1 2 22 46 79 0,7% 1,3% 14,7% 30,7% 52,7% lama 3 Memiliki gaya saat menggunakannya 4 Membangkitkan gairah nostalgia terhadap produk 5 Mendapat manfaat lebih dari biaya yang - 3 17 60 70-2% 11,3% 40% 46,7% 1 3 19 70 57 0,7% 2% 12,7% 46,7% 38% - 5 36 79 30-3,3% 24% 52,7% 20% dikeluarkan 6 Terdapat nilai social - 10 32 53 55 setelah produk menggunakan - 6,7% 21,3% 35,3% 36,7% Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS 21 4. Analisis Deskriptif Minat Beli Hasil uji deskriptif pada variabel minat beli menunjukkan bahwa indikator dengan jawaban setuju yaitu indikator 1 dengan jumlah setuju sebanyak 74
68 responden dengan nilai presentase 49,3%, indikator 2 dengan jumlah setuju sebanyak 67 responden dengan nilain presentase 44,7%, indikator 3 dengan jumlah setuju 64 responden dengan nilai presentase 42,7%, indikator 4 dengan jumlah setuju sebanyak 77 responden dengan nilai presentase 51,3%, indikator 5 dengan jumlah setuju sebanyak 72 responden dengan nilai presentase 48%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap produk Vespa Piaggio cukup baik.untuk itu perusahaan harus lebih meningkatkan lagi faktor-faktor yang dapat membuat konsumen terus menggunakan produk Vespa Piaggio. Hasil pernyataan responden untuk variabel minat beli dapat dilihat pada tabel 4.4 TABEL 4.4MINAT BELI No. Indikator STS TS N ST SS 1 Senang terhadap produk - 1 12 74 63-0,7% 8% 49,3% 42% 2 Mencari informasi tentang produk - 3 21 67 59-2% 14% 44,7% 39,3% 3 Berminat akan membeli dan menggunakan - 2 39 64 45-1,3% 26% 42,7% 30% 4 Kepuasan terhadap produk 1 2 11 77 59 0,7% 1,3% 7,3% 51,3% 39,3%
69 Lanjutan Tabel 4.4 5 Mereferensikan produk ke orang lain 1 3 13 72 61 0,7% 2% 8,7% 48% 40,7% Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS 21 C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Uji validitas menggunakan model Factor Analysis, yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah nilai Standardize Loading Factor(SLF) pada table Anti Image dan Nilai Extraction pada tabel Communalities. Pertanyaan akan dianggap valid apabila memiliki nilai SLF dan Extraction lebih besar dari 0,50. Hasil pengujian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel Brand Romance TABEL 4.5 UJI VALIDITAS VARIABEL BRAND ROMANCE Indikator Standardsize Loading Factor Nilai R Kesimpulan (SLF) BL1 0,56 0,50 VALID BL2 0,73 0,50 VALID BL3 0,80 0,50 VALID BL4 0,73 0,50 VALID BL5 0,60 0,50 VALID BL6 0,61 0,50 VALID Sumber: Hasil pengolahan dengan program LISREL 8.80
70 Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis factor konfimatori bahwa semua indikator pada variabel brand romance valid dengan nilai Standardize Loading Factor> 0,50. Indikator dalam variabel brand romance yang dinyatakan valid akan digunakan dalam penelitian ini. b. Variabel Inovasi TABEL 4.6UJI VALIDITAS VARIABEL INOVASI Indikator Standardsize Loading Factor Nilai R Kesimpulan (SLF) I1 0,53 0,50 VALID I2 0,77 0,50 VALID I3 0,76 0,50 VALID I4 0,71 0,50 VALID I5 0,48 0,50 TIDAK VALID Sumber : Hasil pengolahan dengan program LISREL 8.80 Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori terdapat indikator yang tidak valid dengan nilai Standardize Loading Factor> 0,50 yaitu : I5 indikator Vespa Piaggio memiliki karakteristik tersendiri disetiap produknya yang mempunyai nilai 0.48. Selebihnya indikator dalam variabel inovasi dinyatakan valid dan dipakai dalam penelitian ini. Indikator yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian ini.
71 c. Variabel Nilai Yang Dirasakan TABEL 4.7 UJI VALIDITAS VARIABEL NILAI YANG DIRASAKAN Indikator Standardsize Loading Factor Nilai R Kesimpulan (SLF) ND1 0,66 0,50 VALID ND2 0,71 0,50 VALID ND3 0,49 0,50 TIDAK VALID ND4 0,68 0,50 VALID ND5 0,61 0,50 VALID ND6 0,48 0,50 TIDAK VALID Sumber: Hasil pengolahan dengan program LISREL 8.80 Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori terdapat indikator yang tidak valid dengan nilai Standardize Loading Factor> 0,50 yaitu : ND3 indikator Vespa Piaggio dapat meningkatkan penampilan dan ND6 indikator dapat meningkatkan status sosial. Selebihnya indikator dalam variabel nilai yang dirasakan dinyatakan valid dan dipakai dalam penelitian ini. Indikator yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian ini.
72 d. Variabel Minat Beli TABEL 4.8UJI VALIDITAS VARIABEL MINAT BELI Indikator Standardsize Loading Factor Nilai R Kesimpulan (SLF) MB1 0,68 0,50 VALID MB2 0,65 0,50 VALID MB3 0,66 0,50 VALID MB4 0,75 0,50 VALID MB5 0,79 0,50 VALID Sumber : Hasil pengolahan dengan program LISREL 8.80 Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis factor konfimatori bahwa semua indikator pada variabel minat beli valid dengan nilai Standardize Loading Factor> 0,50. Indikator dalam variabel minat beli yang dinyatakan valid akan digunakan dalam penelitian ini. 2. Hasil Uji Realibilitas Variabel Hasil pengujian instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai Alpha Cronbach>0,60. Adapun hasil pengujian disajikan dalam tabel 4.8.sebagai berikut: TABEL 4.9HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL PENELITIAN Variabel Nilai Cronbach Standar Kesimpulan Alpha Nilai Brand romance 0,83 0,60 Reliabel Inovasi 0,79 0,60 Reliabel Nilai yang dirasakan 0,77 0,60 Reliabel
73 Lanjutan Tabel 4.9 Minat Beli 0,83 0,60 Reliabel Sumber: hasil pengolahan dengan program SPSS 8.80 Berdasarkan tabel 4.9 diatas variabel brand romance, inovasi, nilai yang dirasakan, dan minat beli mempunyai nilai Alpha Cronbach>0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil survey tersebut reliable. D. Pengolahan Data Uji Kecocokan Model Pengukuran 1. Uji Kecocokan Model Pengukuran Untuk Masing-Masing Variabel Penelitian a. Variabel Brand romance Dalam pengujian ini 6 indikator teramati tentang brand romance yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-square =14.47, df=8, P-value= 0.07027, RMSEA= 0.074
74 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.5 Model Pengukuran Variabel Brand romance Pada gambar 4.5 diatas dari 6 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50 yaitu BL1-BL6, sehingga semua model penelitian yaitu: 1) Merk yang bagus (BL1) 2) Mencintai merk (BL2) 3) Puas menggunakan merk (BL3) 4) Memiliki ketertarikan terhadap merk (BL4) 5) Memiliki pengalaman terhadap merk (BL5) 6) Merasa terikat dan tidak akan beralih ke produk lain (BL6)
75 b. Variabel Inovasi Dalam pengujian ini 4 indikator teramati tentang variabel inovasi yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 0.03, df = 1, P-value = 0.87015, RMSEA = 0.000 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.6 Model Pengukuran Variabel Inovasi Pada gambar 4.6 diatas dari 4 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50 yaitu, I1-I4 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1) Desain yang baru (I1) 2) Menggunakan teknologi yang baru (I2) 3) lebih unggul dan tidak ketinggalan jaman (3) 4) Penciptaan manfaat baru (I4)
76 c. Variabel Nilai Yang Dirasakan Dalam pengujian ini 4 indikator teramati tentang nilai yang dirasakan yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 1.40, df = 1, P- value = 0.23646, RMSEA = 0.052 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.7 Model Pengukuran Variabel Nilai Yang Dirasakan Pada gambar 4.7 diatas dari 4 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50 yaitu, ND1,ND2,ND4,dan ND5 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1} memiliki ciri khas tersendiri (ND1) 2) tingkat keawetan dan ketahanan yang cukup lama (ND2) 3) membangkitkan gairah nostalgia terhadap produk (ND4) 4) Mendapat manfaat lebih dari biaya yang dikeluarkan (ND5)
77 d. Variabel Minat Beli Dalam pengujian ini 4 indikator teramati tentang minat beli yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 12.12, df = 5, P-value = 0.03317, RMSEA = 0.098 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.8 Model Pengukuran Variabel Minat Beli Pada gambar 4.8 diatas dari 5 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50 yaitu, MB1-MB5 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1) senang terhadap produk (MB1) 2) mencari informasi tentang produk (MB2) 3) Berminat akan membeli dan menggunakan (MB3)
78 4) kepuasan terhadap produk (MB4) 5) mereferensikan produk ke orang lain (MB5) 2. Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengukuran Setelah menemukan model secara keseluruhan, model ini kemuduan dianalisis untuk melihat kecocokan dengan data. Setelah itu akan dihitung Conctruct Reability dan Variance Extracted dari masing-masing variabel laten, langkah kedua dengan menambahkan model struktural asli pada model CFA (Wijanto,2008). Model Hybrid ini kemudia diestimasi dan dianalisis untuk melihat kecocokan secara keseluruhan dan evaluasi terhadap model strukturalnya. Pengerjaan SEM (Structural Equation Modeling) padap penelitian ini menggunakan program LISREL 8.70 by Karl G. Joreskog &Dag Sorbom. Hasil uji kecocokan model pengukuran ditunjukan pada tabel 4.9dan gambar model pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.9.
79 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.9 Model Pengukuran Konstruk Variabel Penelitian TABEL 4.10HASIL UJI KECOCOKAN MODEL STRUKTURAL No Ukuran GOF Tingkat Target Kecocokan Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan 1. Root Mean Square Error of Appoximation (RMSEA) P (close fit) RMSEA 0,08 P 0,50 0,075 Good Fit
80 Lanjutan tabel 4.10 2. Normed Fit Index(NFI) NFI 0,90 0,94 Good Fit 3. Non-Noormed Fit Index NNFI 0,90 0,96 Good Fit (NNFI) 4. Comparative Fit Index CFI 0,90 0,97 Good Fit (CFI) 5. Incremental Fit Index (IFI) IFI 0,90 0,97 Good Fit 6. Relative Fit Index (RFI) RFI 0,90 0,93 Good Fit 7. Goodness of Fit Index (GFI) GFI 0,90 0,83 Good Fit 8. Adjusted Goodness of Fit AGFI 0,90 0,78 Marginal Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Model pengukuran konstruk variabel penelitian terssebut Good Fit karena mempunyai nilai RMSEA < 0,08 yaitu 0,075 dikarenakan nilai RMSEA awal > 0,08 maka saya melakukan modifikasi untuk menyesuaikan RMSEA 0,08. 3. Uji Kecocokan Model Struktural (Uji T) Uji kecocokan model struktural ini terdiri dari uji kecocokan keseluruhan model dan analisis hubungan kausal (Wijayanto 2008).Hubungan kausal antar variabel dikatakan signifikan bisa dilihat pada uji kausalitas. Hasil kecocokan keseluruhan model dapat dilihat ada gambar 4.10 dan tabel 4.10
81 Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Gambar 4.10 Model Struktural (T-VALUE) TABEL 4.11HASIL UJI KECOCOKAN STRUKTURAL MODEL PENELITIAN No Ukuran GOF Tingkat Target Hasil Tingkat Kecocokan Estimasi Kecocokan 1. Root Mean Square Error of RMSEA 0,08 0,077 Marginal Fit Appoximation (RMSEA) P (close Fit) P 0,50 2. Normed Fit Index(NFI) NFI 0,90 0,94 Good Fit 3. Non-Noormed Fit Index NNFI 0,90 0,96 Good Fit (NNFI) 4. Comparative Fit Index CFI 0,90 0,97 Good Fit (CFI) 5. Incremental Fit Index (IFI) IFI 0,90 0,97 Good Fit
82 Lanjutan Tabel 4.10 6. Fit Index (RFI) RFI 0,90 0,92 Good Fit 7. Goodnees of Fit Index GFI 0,90 0,83 Marginal Fit (GFI) 8. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) AGFI 0,90 0,78 Marginal Fit Sumber: Hasil pengolahan data dengan program LISREL 8.80 Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai kecocokan model menunjukan nilai yang bagus artinya secara keseluruhan nilai kecocokan menunjukan good fit. 4. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah didapatkan model structural dengan Goodness of Fit yang baik maka langkah berikutnya dengan melihat signifikansi tiap hubungan variabel dengan melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini ada 4 hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,10 atau 10% dengan nilai t-sebesar 1,67 (Wijayanto, 2008). Hal tersebut mengingat proses pengumpulan data melibatkan responden yang cukup banyak dan beragam dan merupakan Convenience Sampling yang memiliki resiko error yang tinggi. Nilai hasil estimasi atas hubungan kausal dari model struktural yang diuji dan hasil pengujian hipotesis dengan nilai t masing-masing hubungan dapat dilihat pada tabel 4.14 (keterangan : dikatakan berpengaruh apabila nilai t- values 1,96) :
83 TABEL 4.11HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis Structural Path t-values Keterangan Kesimpulan H1 Brand romance 3,89 Data Brand romance perceived value mendukung berpengaruh hipotesis signifikan terhadap perceived value H2 Inovasi 2,93 Data Inovasi berpengaruh Perceived value mendukung signifikan terhadap hipotesis perceived value H3 inovasi 1,38 Data tidak Inovasi tidak purchase intention mendukung berpengaruh hipotesis signifikan terhadap purchase intention H4 Perceived value 4,78 Data Perceived value Purchase intention mendukung berpengaruh hipotesis signifikan terhadap purchase intention Hasil uji statistik model penelitian untuk variabel brand romance berpengaruh signifikan terhadap perceived value, hal ini ditunjukan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas (1,96) dengan nilai t-value 3.89. inovasi berpangaruh signifikan terhadap perceived value, hal ini ditunjukan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas (1,96) dengan nilai t-value 2,93.inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention, hal ini ditunjukan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas (1,96) dengan nilai t-value 1,38. Perceived value berpengaruh signifikan terhadap purchase intention, hal ini ditunjukan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas (1,96) dengn nilai t-
84 value 4,78. Dengan demikian secara keseluruhan terdapat 3 hipotesis diterima dan 1 hipotesis tidak diterima. 5. Uji kecocokan Model Struktural (Standart Solution) Uji kecocokan model struktural keseluruhan model. Hubungan kausal antar variabel dikatakan signifikan bisa dilihat pada gambar 4.11 Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan program LISREL 8.80 Gambar 4.11 Model Struktural (Standardized Solution) Untuk melihat analisis pada gambar 4.11 maka perlu melihat uji sebelumnya yaitu uji t-value pada gambar 4.10. Pada variabel brand romance berpengaruh signifikan terhadap perceived value dengan nilai Standardize Loading Factor terbesar 0,74 pada indikator ketiga yaitu puas menggunakan produk berarti pengguna puas terhadap produk dari merk Piaggio.
85 Pada variabel inovasi berpengaruh signifikan terhadap perceived value dengan nilai Standardize Loading Factor 0,74 yaitu produk yang unggul dan tidak ketinggalan jaman yang artinya bahwa Vespa piaggio mampu menciptakan produk yang unggul dan tidak ketinggalan jaman sehingga menciptakan nilai yang lebih untuk pengguna Vespa piaggio. Untuk variabel perceived value berpengaruh signifikan terhadap purchase intention memiliki nilai Standardize Loading Factor terbesar 0,74 yaitu indikator 4 sejarah piaggio membuat senang terhadap produk, yang artinya pengguna sangat senang tentang sejarah piaggio sehingga mempengaruhi minat beli konsumen. E. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Brand Romance terhadap Perceived value Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa variabel brand romance berpengaruh signifikan terhadap perceived value. Nilai t-value pada penelitian ini sebesar 3,89 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,96. Hal ini menyatakan bahwa kecintaan terhadap merk Vespa Piaggio dapat melekat dihati para konsumen.dalam penelitian hasil analisis menunjukkan bahwa model penelitian dan hasilnya dapat diterima. Hasil penelitian membuktikkan bahwa brand romance berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived value. Semakin tinggi kecintaan terhadap merk Vespa Piaggio sehingga meningkatkan nilai yang dirasakan oleh pengguna Vespa Piaggio.
86 2. Analisis Inovasi terhadap Perceived Value Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa variabel inovasi berpengaruh signifikan terhadap perceived value. Nilai t-value pada penelitian ini sebesar 2,93 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,96. Hal ini menyatakan bahwa inovasi yang diciptakan oleh perusahaan Piaggio dapat diterima oleh para konsumen sehingga para pengguna Vespa Piaggio merasa senang terhadap inovasi yang diciptakan oleh perusahaan. 3. Analisis Inovasi terhadap Purchase Intention Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa variabel inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel purchase intention hal ini ditunjukkan dengan nilai t-value sebesar 1,38 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,96. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli karena tidak semua inovasi dapat diterima oleh para konsumen, ada faktor lain yang mempengaruhi minat beli konsumen. 4. Analisis Perceived Value terhadap Purchase Intention Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa variabel perceived value berpengaruh signifikan terhadap variabel purchase intention hal ini ditunjukkan dengan nilai t-value sebesar 4,78 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,96. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel nilai yang dirasakan berpengaruh terhadap minat beli karena ada nilai yang dirasakan setelah menggunakan produk Vespa seperti dapat meningkatkan status sosial
87 dilingkungan masyarakat sehingga menjadi pertimbangan untuk melakukan pembelian produk Vespa Piaggio.