BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas VIIG untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Di kelas eksperimen terdapat 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Sementara itu di kelas kontrol terdapat 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Data siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Kelas Eksperimen 14 19 33 (kelas VIIG) Kelas Kontrol 16 20 36 (kelas VIIC) Jumlah Seluruhnya 69 Pembelajaran matematika di SMP N 1 Bergas kelas VII bersifat konvensional yaitu menggunakan metode Ceramah. Siswa jarang belajar secara berkelompok untuk menyelesaikan suatu soal di kelas. Sehingga siswa kurang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa menjadi kurang fokus dan terjadi kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu peneliti memilih kelas VII SMP N 1 Bergas sebagai subyek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SMP Negeri 1 Bergas bahwa penelitian dengan topik pengaruh metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika belum pernah dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas dan posisi peneliti yang dekat dengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan april 2013. 1. Deskripsi Nilai Pretest Penelitian ini menggunakan nilai semester 1 murni untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas, yaitu kelas VIIG sebagai kelas ekperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2012/2013. Deskripsi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pretest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kontrol 36 43 86 66.42 8.946 eksperimen 33 39 86 64.16 10.849 27

28 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 33 siswa pada kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 86, minimal 39 dan rata-rata sebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai skor maksimal 86, minimal 43 dan rata-rata sebesar 66,42, standar deviasi 8,946. 2. Uji Normalitas Nilai Pretest Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S satu sampel) dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian ini dengan melihat tabel output Asymp. Sig (2- tailed) dengan taraf signifikasi 5%. Diambil keputusan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) > nilai taraf signifikasi, maka data berdistribusi normal. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest kontrol eksperimen N 36 33 Normal Mean 66.4222 64.1576 Parameters a Std. Deviation 8.94584 10.84896 Most Extreme Differences Absolute.095.105 Positive.095.064 Negative -.090 -.105 Kolmogorov-Smirnov Z.572.602 Asymp. Sig. (2-tailed).899.861 a. Test distribution is Normal. Setelah dilakukan uji normalitas pretest yang dilakukan, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,861 dan untuk kelas kontrol 0,899 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar dari taraf signifikasi (α) 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2- tailed) pada tabel, analisis uji normalitas nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol juga ditunjukkan dengan histogram. Grafik 4.1 Histogram Distribusi Normal Nilai Pretest

3. Uji Homogenitas Nilai Pretest Uji homogenitas digunakan untuk menentukan bahwa dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut dapat dilanjutkan sebagai subjek penelitian apa tidak. Jika mempunyai varian yang sama, maka kedua kelas tersebut dapat dilajutkan sebagai subjek penelitian. Untuk menentukannya maka dibutuhkan bantuan dari SPSS, kriterianya yaitu berdasarkan pendapat Priyatno (2010) yang menyatakan bahwa jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Uji homogenitas nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest 29 Nilai Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.162 1 67.285 Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh bahwa dalam tabel Test of Homogeneity of Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,285 maka kedua varian (kelas eksperimen dan kontrol) sama atau homogen. B. Analisis Data 1. Analisis Keaktifan Belajar Hasil keaktifan belajar siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan metode Diskusi Tipe Syndicate Group dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Deskripsi Keaktifan Belajar N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ekperimen 32 113 167 142.94 11.525 kontrol 35 117 155 133.91 10.812 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 32 kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 167, skor minimal 113, dan rata-rata sebesar 142,94, standar deviasi 11,525. Sedangkan kelas kontrol sebanyak 35 mempunyai skor maksimal 155, skor minimal 117 dan rata-rata sebesar 133,91 serta standar deviasi 10,812.

30 Penentuan interval kelas dalam kategori keaktifan belajar menurut Supranto (2008) dengan menggunakan rumus: Interval kelas = Pengkategorian keaktifan belajar pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Kategori Keaktifan Belajar Interval Kategorisasi 112 130 Rendah 131 149 Sedang 150 168 Tinggi Berdasarkan acuan penilaian maka keaktifan belajar yang diproleh pada kelas ekperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Interval Kategori Jml Persentase (%) Eksperimen 112 130 Rendah 3 9,4 131 149 Sedang 21 65,6 150 168 Tinggi 8 25,0 Kontrol 112 130 Rendah 13 37,2 131 149 Sedang 18 51,4 150 168 Tinggi 4 11,4 Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen terdapat 3 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 21 siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 8 kategori keaktifan belajar tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 13 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 18 siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 4 kategori keaktifan belajar tinggi. Siswa kelas eksperimen yang mempunyai keakifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai prosentase 90,6%. Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mempunyai keaktifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi hanya mencapai 62,8%. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen mempunyai keaktifan belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Keaktifan Belajar ekperimen kontrol N 32 35 Normal Parameters a Mean 142.94 133.91 31 Std. Deviation 11.525 10.812 Most Extreme Differences Absolute.101.092 Positive.072.092 Negative -.101 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z.569.544 Asymp. Sig. (2-tailed).903.929 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov (uji K-S satu sample) sehingga dapat diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,903 dan untuk kelas kontrol 0,929 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar dari taraf signifikan (α) = 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada tabel, analisis uji normalitas nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol juga ditunjukkan dengan histogram. Gambar 4.2 Histogram Distribusi Normal Keaktifan Belajar

32 Hasil uji homogenitas keaktifan belajar pada kelas ekperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Keaktifan Siswa Levene Statistic df1 df2 Sig..012 1 65.912 Dari Perhitungan diperoleh bahwa dalam tabel Test of Homogeneity of Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,912. Artinya varian (kelas eksperimen dan kontrol) sama atau homogen. 2. Analisis Nilai Posttest Hasil nilai posttest siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan metode Diskusi Tipe Syndicate Group dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Posttest N Min Max Mean Std. Deviation eksperimen 32 43 98 78.97 12.830 Kontrol 36 31 97 74.50 17.392 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa 32 siswa kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 98, skor minimal 43, dan rata-rata sebesar 78,97, standar deviasi 12,830. Sedangkan kelas kontrol sebanyak 36 mempunyai skor maksimal 97, skor minimal 31 dan rata-rata sebesar 74.50 serta standar deviasi 17,392. Penentuan interval kelas dalam kategori hasil belajar menurut Supranto (2008) dengan menggunakan rumus: Interval kelas = Pengkategorian hasil belajar pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Kategori Hasil belajar Interval Kategorisasi 30 52 Rendah 53 76 Sedang 77 99 Tinggi

Hasil pengukuran hasil belajar matematika terhadap subjek penelitian seperti pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Interval Kategori Jml Persentase (%) Eksperimen 30 52 Rendah 1 3,1 53 76 Sedang 11 34,4 77 99 Tinggi 20 62,5 Kontrol 30 52 Rendah 5 14,3 53 76 Sedang 9 31,4 77 99 Tinggi 22 57,1 33 Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelas ekpserimen terdapat 1 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 11 siswa kategori hasil belajar sedang dan 20 kategori hasil belajar tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 5 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 9 siswa kategori hasil belajar sedang dan 22 kategori hasil belajar tinggi. Siswa kelas ekspermen yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai prosentase 96,9%. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai 88,5%. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest eksperimen Kontrol N 32 36 Normal Mean 78.97 74.50 Parameters a Std. Deviation 12.830 17.392 Most Extreme Differences Absolute.107.193 Positive.069.103 Negative -.107 -.193 Kolmogorov-Smirnov Z.606 1.157 Asymp. Sig. (2-tailed).857.137 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov (uji K-S satu sample) sehingga dapat diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,857 dan untuk kelas kontrol 0,137 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar dari

34 taraf signifikan (α) = 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada tabel, analisis uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol juga ditunjukkan dengan histogram. Gambar 4.3 Histogram Distribusi Normal Nillai Posttest Hasil uji homogenitas hasil belajar pada kelas ekperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.14 Nilai Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.157 1 66.286 Perhitungan uji homogenitas diperoleh bahwa dalam tabel Test of Homogeneity of Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,286. Artinya varian (kelas eksperimen dan kontrol) sama atau homogen. C. Analisis Hasil Penelitian Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata keaktifan dan hasil belajar antara siswa yang mendapat perlakuan metode Diskusi Tipe Syndicate Group dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan menunjukan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.15

35 Tabel 4.15 Hasil Uji Beda Rata-Rata Keaktifan Belajar keakti fan Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test F Sig. t Df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differ ence.012.912 3.306 65.002 9.023 21 3.297 63.483.002 9.023 21 Std. Error Differ ence 2.729 08 2.737 01 95% Confidence Interval of the Difference Lower 3.5728 7 3.5545 6 Upper 14.473 56 14.491 87 Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,012 dengan probabilitas 0,912 > 0,05, sehingga kedua populasi memiliki variansi sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis uji t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai t adalah 3,306 dengan probalititas signifikan 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat Pengaruh Metode Diskusi Tipe Syndicate Group Terhadap Keaktifan Belajar Matematika Kelas VII SMP Negeri 1 Bergas. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 3,57287 sampai 14,47356 dengan perbedaan rata-rata 9,02321.

36 Hasil Equal variances assumed Equal variances not assumed Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T Df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differ ence Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 1.157.286 1.193 66.237 4.469 3.746-3.010 11.948 1.214 63.923.229 4.469 3.681-2.884 11.822 Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,157 dengan probabilitas 0,286 > 0,05, sehingga kedua populasi memiliki variansi sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis uji t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai t adalah 1,193 dengan probabilitas signifikasi 0,237 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Tidak Terdapat Pengaruh Metode Diskusi Tipe Syndicate Group Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Negeri 1 Bergas. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode diskusi tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bergas Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan metode Diskusi Tipe Syndicate Group. Pembelajaran matematika di Kelas VIIG sebagai kelas ekperimen menggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group. Siswa diarahkan untuk berdiskusi secara berkelompok dimana masing-masing kelompok mendapatkan sub topik yang berbeda. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu dalam memahami sub topik yang di dapat pada masing-masing kelompok. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama masih belum maksimal karena siswa belum terbiasa belajar secara berkelompok. Beberapa siswa masih tidak ikut terlibat aktif diskusi dengan kelompoknya masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga sudah cukup baik,

siswa sudah mulai terbiasa dengan belajar secara berkelompok. Semangat dan antusias siswa dalam pembelajaran siswa dikelas ditunjukkan dengan semakin banyak kelompok yang ikut aktif berdiskusi dan menanggapi kelompokkelompok yang mempresentasikan hasil diskusi di kelas. Proses tanya jawab dari kelompok yang berpresentasi dan kelompok lain berjalan dengan baik. Pada akhir presentasi hasil diskusi kelompok, guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 78,97 dan keaktifan belajar diperoleh rata-rata sebesar 142,94. Pembelajaran matematika di kelas VIIC sebagai kelompok kontrol menggunakan metode Ceramah. Proses pembelajaran di kelas kontrol tidak mengalami perubahan. Pada kelas kontrol kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa yang didominasi oleh guru. Penyampaian materi oleh guru dengan metode ceramah, dimana siswa mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat dan menghafalkan materi. Proses tanya jawab juga berlangsung di kelas kontrol. Siswa yang kurang memahami materi pelajaran mengacungkan tangan untuk bertanya kepada guru, namun sebagian besar siswa memilih diam walaupun tidak memahami materi yang disampaikan guru. Siswa tidak banyak terlibat dalam proses belajar mengajar, dan ditunjukan dengan keadaan siswa yang pasif saat proses belajar mengajar. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 74,50 dan keaktifan belajar diperoleh ratarata sebesar 133,91. Keaktifan belajar matematika di kelas VIIG sebagai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Hal ini terlihat uji banding dua sampel, nilai t pada keaktifan belajar menunjukan sig. 0,002 < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara keaktifan belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penggunaan metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013, dibuktikan dengan adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara kelas ekperimen dan kontrol. Keaktifan belajar siswa kelas ekperimen lebih tinggi daripada keaktifan belajar kelas kontrol. Keaktifan belajar siswa kelas eksperimen yaitu 142,94 sedangkan pada kelas kontrol keaktifan belajar siswa yaitu 133,91. Perbedaan rata-rata keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kontrol mencapai 9,03. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen terdapat 3 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 21 siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 8 kategori keaktifan belajar tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 13 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 18 siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 4 kategori keaktifan belajar tinggi. Siswa kelas eksperimen yang mempunyai keakifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai prosentase 90,6%. Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mempunyai keaktifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi 37

38 hanya mencapai 62,8%. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen mempunyai keaktifan belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hipotesis yang menyatakan Metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika siswa diterima. Siswa yang diajar dengan menggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti pelajaran di kelas dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode Ceramah. Hal ini senada dengan pernyataan Susetyono (2010), pembelajaran dengan menggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara langsung, berpikir secara kritis, pemecahan masalah, pertukaran gagasan, fakta dan pendapat antar siswa, sehingga suasana belajar lebih dinamis. Wahyono (2009) juga mengatakan kegiatan diskusi selalu diwarnai tanya jawab antar siswa. Hal ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi, menambah bukti dan alasan, menolak suatu gagasan, memberikan pendapat dalam diskusi, memberikan tanggapan dan saran, dan partisipasi aktif lain. Di pihak lain, siswa juga dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalah yang didiskusikan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan belajar matematika siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan Metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika siswa diterima. Hal ini sependapat dengan penelitian Sutejo (2011) yang menyatakan bahwa penerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang meningkat menjadi 80,16% pada sikulus I dan 90,87% pada siklus II. Metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika siswa, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji beda rata-rata, nilai t pada hasil belajar menunjukan sig. 0,237 < 0,05, yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu 78,97 sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa yaitu 74,50, terlihat rata-rata hasil belajar kelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan ratarata hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan rata-rata nilai siswa hanya mencapai 4,47. Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelas ekpserimen terdapat 1 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 11 siswa kategori hasil belajar sedang dan 20 kategori hasil belajar tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 5 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 9 siswa kategori hasil belajar sedang dan 22 kategori hasil belajar tinggi. Siswa kelas eksperimen yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai prosentase 96,9%. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dan tinggi

mencapai 88,5%, terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol walaupun perbedaan rata-rata hasil belajar hanya mencapai 4,47. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group mempunyai perbedaan rata-rata yang tidak signifikan dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Ceramah. Metode Diskusi Tipe Syndicate Group memerlukan waktu yang lebih lama sehingga dalam proses pembelajaran di kelas kurang memberikan hasil belajar yang maksimal. Pemilihan metode mengajar harusnya tepat sehingga siswa dapat menerima, memahami, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa ditemukan bahwa banyak siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah sehingga penerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Proses pembelajaran di kelas siswa berpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa aktif berdiskusi antar kelompok, namun masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa untuk mengeluarkan pendapat, menanggapi pendapat teman dalam kelompok sehingga proses diskusi antar kelompok belum maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010) yang menyatakan bahwa Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor sekolah, yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan Metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa ditolak. 39

40