BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. variasi di dalamnya, yaitu memperhatikan konteks saja (tanpa strategi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN

1.1. Latar Felakang BAB I PENDAHT]LUAII. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi merupakan kegemaran;

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. novel Eomma-reul Buthakhae (2008). Terdapat enam kalimat bermajas metonimia

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menirukan gaya atau budaya luar itu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH

BAB I PENDAHULUAN. kelompok pertempuran sesuai dengan golongan darahnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS: PERSPEKTIF TEORI PETER NEWMARK

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran bahasa asing. Terjemahan semantik atau semantic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. namun juga terkenal dengan masyarakat yang masih memegang teguh budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS HASIL MESIN TERJEMAHAN DALAM PENGAJARAN PENERJEMAHAN

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

Ragam Penerjemahan. Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata Abstract

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

KISI-KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2012/2013

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JEPANG NURUL ISTIQOMAH FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu

Bab 1. Pendahuluan. (interpersonal communication). Komunikasi inilah yang merupakan fungsi

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. satu kegunaan bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu menurut World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, minat baca Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara 1. Untuk menyikapi masalah tersebut pemerintah Indonesia telah memberikan fasilitas berupa perpustakaan pemerintah yang tersebar di 514 kabupaten dan kota sebanyak 497 perpustakaan pemerintah 2. Tersedianya fasilitas perpustakaan pemerintah tentu membutuhkan buku yang beraneka macam jenis buku sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama anak anak. Karena hal tersebutlah penulis memilih tema penerjemahan sebagai penulisan Tugas Akhir Diploma III Bahasa Jepang agar buku untuk anak anak di Indonesia jumlahnya meningkat. Salah satu buku cerita anak yang cukup menarik untuk diterjemahkan dan dibaca adalah Sakasama no Jitensha karya Kyooko Nishizawa. Kyooko Nishizawa adalah penulis novel untuk anak anak dan puisi yang bertema 1 Sumber dapat diakses melalui web http://www.qureta.com/post/jika-minat-baca-rendahsalahkan-penulis-buku 2 Sumber dapat diakses melalui web http://perpusnas.go.id/2016/02/rapat-koordinasinasional 1

2 serangga yang berasal dari Jepang. Kyooko Nishizawa sangat menyukai serangga sehingga Kyooko Nishizawa banyak menciptakan puisi yang bertema serangga. Saat ini Kyooko Nishizawa tergabung dalam sebuah asosiasi sastra anak di Jepang. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Sakasama No Jitensha. Dari hasil karyanya Kyooko Nishizawa pernah mendapat penghargaan Small Fairy Talent Award di Jepang. Tugas Akhir ini berisi terjemahan buku cerita anak Sakasama No Jitensha. Sakasama No Jitensha terdiri dari sembilan Bab cerita yaitu bab 1 : Koosaten, Bab 2: Toge, Bab 3: Kuroi Ko Neko, Bab 4: Beru, Bab 5: Tomodachi, Bab 6: Utagai, Bab 7: Jitensha Okiba, Bab 8: Ame, Bab 9: Denwa Bokkusu, dipilih sebagai bahan terjemahan dalam Tugas Akhir adalah bab 3: Kuroi Ko Neko yang berarti Anak Kucing Hitam dan Bab 4 : Beru yang berarti Bel. Buku Sakasama No Jitensha dipilih sebagai bahan terjemahan Tugas Akhir karena buku ini sesuai dengan tujuan penulis yakni menambah jumlah buku untuk dibaca oleh anak anak di Indonesia, mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan, dan buku ini belum selesai diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan dalam dalam Tugas Akhir ini adalah terjmahan dari buku Sakasama No Jitensha kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat dibaca oleh masyarakat Indonesia, juga meningkatkan daya tarik minat baca

3 masyarakat Indonesia khususnya anak anak dengan buku yang mengandung pesan moral yang baik dan mudah dipahami. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Akhir dari terjemahn buku Sakasama No Jitensha antara lain yaitu menambah jumlah buku bacaan untuk anak di Indonesia, meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak anak dengan buku yang sesuai dengan usianya, dan menyampaikan pesan moral yang baik dengan bahasa yang mudah dipahami untuk anak anak. 1.4 Metode Penerjemahaan Newmark dalam bukunya yang berjudul A Textbook of Translation menyebutkan delapan metode penerjemahan, yang dikelompokkan menjadi dua bagian, cenderung mengacu pada BSu (Bahasa Sumber) dan mengacu pada BSa (Bahasa Sasaran) Haporo (2016: 4 6) : a. Mengacu pada BSu ( Bahasa Sumber) : 1. Penerjemahan Kata Demi Kata (Word-for-word Translation) Metode ini dilakukan dengan cara dengan menerjemahkan kata demi kata dan membiarkan susunan kalimat seperti TSu (Teks Sumber). Umumnya, metode ini

4 digunakan pada tahap prapenerjemahan pada penerjemahan teks yang sangat sukar atau antara dua bahasa yang system dan strukturnya sangat berjauhan. 2. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation) Dalam metode ini, penerjemah sudah mengubah struktur BSu (Bahasa Sumber) menjadi struktur BSa (Bahasa Sasaran). Namun, kata-kata dan gaya bahasa dalam TSu (Teks Sumber) masih dipertahankan dalam TSa (Teks Sasaran). Biasanya metode ini juga digunakan pada tahap awal penerjemahan. Penerjemahan Setia (Faithful Translation) 3. Penerjemahan dilakukan dengan mempertahankan sejauh mungkin aspek format (dalam teks hukum) atau aspek bentuk (dalam teks puisi) sehingga kita masih secara lengkap melihat kesetiaan pada segi bentuknya. Metode ini lebih bebas dibandingkan penerjemah harfiah, tetapi masih terasa kaku karena masih sangat setia pada maksud dan tujuan BSu (Bahasa Sumber). 4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation) Penerjemahan sangat menekankan pada penggunaan istilah, kata kunci, ataupun ungkapan yang harus dihadirkan dalam terjemahannya. Penerjemahan semantic lebih fleksibel jika dibandingkan dengan penerjemahan setia. b. Mengacu pada BSa (Bahasa Sasaran) : 1. Adaptasi (Adaptation)

5 Metode ini adalah bentuk penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa (Bahasa Sasaran). Metode Adaptasi lebih menekankan kepada isi pesan, sedangkan bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan pembaca BSa (Bahasa Sasaran). Biasanya, tokoh, latar belakang, dan konteks sosial disesuaikan dengan kebudayaan BSa (Bahasa Sasaran). 2. Penerjemahan Bebas (Free Translation) Metode ini lebih menekankan pada pengalihan pesan, sedangkan pengungkapannya dalam TSa (Teks Sasaran) dilakukan sesuai dengan kebutuhan calon pembaca. Dalam Penerjemahan Bebas, penerjemahan tidak menyesuaikan budaya. Metode ini dapat berbentuk sebuah parafrasa yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. 3. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation) Metode ini mengupayakan penemuan padanan istilah, ungkapan, dan idiom dari apa yang tersedia dalam BSa (Bahasa Sasaran). 4. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation) Metode ini dilakukan jika dalam penerjemahan yang dipentingkan adalah pesannya, tetapi tanpa harus menerjemahkannya secara bebas. Metode ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu tujuan penerjemahan dan sidang pembacanya. Melalui metode penerjemahan ini memungkinkan suatu versi BSu (Bahasa Sumber) diterjemahkan menjadi beberapa versi dalam BSa (Bahasa Sasaran).

6 Berdasarkan uraian mengenai metode penerjemahan diatas, penulis menggunakan metode penerjemahan komunikatif untuk menyelesaikan terjemahan cerita anak Sakasama no Jitensha agar memudahkan pembaca terutama anak anak untuk memahami isi cerita pada buku tersebut. 1.5 Proses Penerjemahan Saat melakukan suatu terjemahan, seorang penerjemah harus memperhatikan dan memahami proses penerjemahan. Hal ini, dilakukan agar seorang penerjemah menghasilkan terjemahan dengan kualitas yang baik. Pada saat menerjemahkan buku Sakasama No Jitensha Bab 3 dan Bab 4 penulis terlebih dahulu membaca terjemahan bab 1 dan bab 2 terlebih dahulu untuk memahami cerita awal pada buku dan penokohan pada cerita Sakasama No Jitensha. Setelah memahami sebagian cerita penulis menuliskan kembali teks bagian bab yang akan diterjemahkan kemudian mencari cara baca kanji dan menerjemahkan setiap kalimatnya. Kemudian hasil dari terjemahan perkalimat tersebut digabungkan menjadi cerita dalam bentuk paragraf dan diimbuhi beberapa kalimat penjelas atau narasi. Bagian terakhir dalam menerjemahkan yaitu membaca kembali hasil terjemahan yang sudah dalam bentuk paragraf untuk memastikan tidak ada kesalahan penerjemahan, penulisan, dan jalan cerita.