BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.
|
|
- Harjanti Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa, suku, dan negara memiliki bahasa nasional atau bahasa daerah yang berbeda, oleh karena itu pentingnya peranan terjemahan dalam hal ini untuk menghubungkan informasi antar negara, antar suku dan antar daerah. Terjemahan berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antar bangsa-bangsa di dunia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Bahkan terjemahan dapat pula dikatakan sebagai penyambung lidah antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya. Melalui terjemahan dapat mempelajari dan memahami kemajuan-kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa. Dengan demikian, peranan terjemahan kian menjadi nyata. Jepang misalnya, merupakan contoh dari cerita sukses program penerjemahan bagi pembangunan suatu bangsa. Usaha penerjemahan yang dilakukan oleh bangsa Jepang telah menghasilkan perkembangan sains dan teknologi yang cepat. Dengan demikian penerjemahan telah menjadi katalisator bagi kemajuan suatu bangsa dan berkat usaha penerjemahan itulah, sekarang Jepang bisa mensejajarkan dirinya dengan negara-negara maju. ( 1
2 2 Dalam kancah internasional, Jepang telah menjadi salah satu negara maju yang diperhitungkan. Selain kemajuan dalam bidang teknologi dan sains, juga telah mampu menunjukkan eksistensinya dalam bidang kebudayaan. Dengan semakin maraknya pengaruh globalisasi saat ini, di Indonesia banyak sekali beredar buku-buku pengetahuan, sejarah, novel dan cerpen yang berasal dari Jepang. Oleh karena itu, dari beberapa topik yang dijadikan tema dalam penulisan Tugas Akhir program studi Diploma III Bahasa Jepang, penulis memilih tema terjemahan. Cerita anak yang akan diterjemahkan berjudul Kitsune yang diambil dari kumpulan cerita anak pada buku berjudul Ojiisan No Ranpu, karya Nimii Nankichi, pada halaman 187 sampai 205, yang terbit pada tahun 1982 di Tokyo, Jepang. Alasan pemilihan bacaan jenis cerita anak ini dikarenakan ceritanya sangat menarik. Seperti adanya cerita mitos dan terdapatnya nilai-nilai moral yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 POKOK BAHASAN Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, ada beberapa rumusan masalah yang muncul sebagai bahan untuk penulisan Tugas Akhir ini yaitu : 1. Bagaimanakah menerjemahan cerita anak berjudul Kitsune dari bahasa sumber (bahasa Jepang) ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) dengan baik dan benar, sehingga menjadikan cerita tersebut menarik untuk dibaca dan mudah dipahami bagi orang umum?
3 3 2. Apakah pesan-pesan moral yang terkandung di dalam cerita anak Kitsune? 1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini yaitu : 1. Mampu menerjemahkan cerita anak berjudul Kitsune, karya Niimi Nankichi, dari bahasa sumber (bahasa Jepang) ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) dengan baik dan benar sehingga mudah dipahami oleh pembaca. 2. Menangkap pesan-pesan moral yang terkandung di dalam cerita, sehingga dapat dipahami dan ditauladani oleh para pembaca. 1.4 LANDASAN TEORI Menerjemahkan secara umum merupakan proses pengalihan ide atau gagasan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Kegiatan menerjemahkan, tidak hanya sering dikaitkan dengan keperluan mendesak untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu bahasa ke bahasa lain, melainkan pula dalam konteks pembelajaran bahasa terkait dengan usaha untuk mempelajari dan menguasai bahasa asing tertentu. Ada beberapa pertimbangan pada usaha pemindahan gagasan atau informasi, terutama menyangkut keutuhan atau informasi gagasan yang dihasilkan dari produk terjemahan, agar pembaca terjemahan dapat memperoleh informasi yang setara bila membaca teks aslinya. Kemudian dari pertimbangan tersebut menciptakan berbagai definisi yang beragam dari para ahli penerjemah. Berikut beberapa definisi terjemahan menurut para ahli.
4 4 sebagai berikut: berikut: Pertama, Brislin (via Hartono, 2003: 11) mendefinisikan terjemahan Translation is the general term referring to the transfer of thoughts and ideas from one language (source) to another (target), whether the languages are written or oral from; whether the languages have establised orthographies or do not have such standardization or whether one or both languages are based on signs, as with sign languages of the deaf. Definisi oleh Brislin tersebut diterjemahkan oleh Suryawinata sebagai Terjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada proses pengalihan (transfer) buah pikiran dan ide dari satu bahasa (bahasa sumber) ke dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran), baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan; baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai sistem ortografi yang telah baku ataupun belum; baik salah satu atau keduanya didasarkan pada isyarat-isyarat sebagaimana bahasa isyarat orang tuli. Kedua, menurut Hans J. Vermeer dengan teori Skopostheorie yang sangat menentang pandangan bahwa penerjemahan semata-mata masalah bahasa. Konsep terjemahan Verneer adalah sebagai berikut: Translation is not the transcoding of words or sentences from one language to another, but a complex form of action, where by someone provides information on a text (source language material) in a new situation and under changed functional, cultural and linguistic conditions, preserving formal aspects as closely as possible. Menurut Vermeer, pertama, penerjemahan merupakan pengalihan lintasbudaya (crosscultural transfer) dan dalam pandangannya penerjemah haruslah bicultural atau multicultural yang memiliki kemampuan berbagai bahasa. Yang kedua, adalah Vermeer melihat penerjemahan sebagai wujud aksi (form of action) atau dengan kata lain sebagai cross-cultural event. Ciri yang menonjol dalam definisinya adalah fungsi teks target yang bisa sangat berbeda dari fungsi asli dari
5 5 teks sumber. Dalam hubungan inilah, Vermeer menciptakan dua istilah yakni Funktionskonstanz (fungsi tetap) dan Funktionsveränderung (fungsi yang berubah disesuaikan dengan kebutuhan khusus dalam budaya target). Oleh karena itu, suatu terjemahan sangat tergantung pada fungsi yang diinginkan yang harus dibuat jelas dari awal. ( Ketiga, Larson (via Maurits D.S. Simatupang, 2000: 3) mengemukakan bahwa, untuk memperoleh terjemahan yang terbaik, terjemahan haruslah (a) memakai bentuk-bentuk bahasa sasaran yang wajar, (b) mengkomunikasikan sebanyak mungkin makna bahasa sumber, sebagaimana dimaksudkan oleh penutur bahasa sumber tersebut, kepada penutur bahasa sasaran, dan (c) mempertahankan dinamika teks bahasa sumber, yaitu kesan yang diperoleh oleh penutur asli bahasa sumber atau respon yang diberikannya harus sama dengan kesan dan respon penutur bahasa sasaran ketika membaca atau mendengar teks terjemahan. Keempat, Catfort (via Hartono, 2003: 11) memberikan batasan terjemahan secara lebih operasional sebagai berikut: (Translation is) the replacement of textual material in one language (source language) by equivalent textual material in another language (target language). Definisi tersebut diterjemahkan oleh Zuchridin Suryawinarta ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: (Terjemahan) adalah penggantian materi tekstual dalam bahasa yang satu (bahasa sumber)dengan materi tekstual yang ekuivalen dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran).
6 6 Yang terakhir, definisi menurut Nida dan Taber (via Hartono, 2003: 11) yang mendefinisikan dari sudut pandang prosesnya yaitu: Translating consitist of reproducing in the receptor languages to the closest natural equivalent of the source languages message, first in terms of meaning and secondly in terms of style, Suryawinata menerjemahkan definisi terjemahan oleh Nida dan Taber di atas sebagai berikut: Penerjemahan adalah usaha mereproduksi pesan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan equivalensi alami yang semirip mungkin, pertama dalam makna kemudian dalam gaya bahasanya. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat pula disimpulkan bahwa terjemahan merupakan hasil dari proses pengalihan suatu gagasan atau ide dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, serta merupakan pengalihan lintas budaya antar bangsa, negara ataupun suku. Menerjemahkan bukan hanya memindahkan bahasa satu ke bahasa lainnya, tetapi juga harus menguasai konteks kalimat, tata bahasa, isi cerita, dan makna yang terkandung dalam bacaan. Kemudian dalam menerjemahkan ada beberapa masalah yang sering muncul yakni apakah seorang penerjemah harus menerjemahkan secara literal ataukah secara bebas. Menurut Newmark (Via Hartono, 2003: 82), metode terjemahan dapat dititik beratkan kepada dua penekanan, yakni penekanan pada bahasa sumber (bahasa yang diterjemahkan) dan pada bahasa sasaran (bahasa hasil terjemahan). Penekanan pada bahasa sumber menghasilkan empat metode terjemahan, yaitu terjemahan kata demi kata, terjemahan literal, terjemahan setia, dan terjemahan semantik. Kemudian penekanan pada bahasa sasaran
7 7 menghasilkan empat jenis pula metode terjemahan, yaitu terjemahan saduran, terjemahan bebas, terjemahan idiomatik, dan terjemahan komunikatif. Adapun penjelasan dari beberapa metode terjemahan yakni sebagai berikut. a) Metode terjemahan kata demi kata Metode ini sering pula disebut sebagai terjemahan interlinear. Urutan katakata pada bahasa sumber dipertahankan dan kosa katanya diterjemahkan apa adanya dengan menggunakan makna-makna yang paling umum dan terlepas dari konteksnya. Sedangkan untuk kata-kata budaya diterjemahkan secara literal. Terjemahan ini digunakan untuk memahami sistem dan strukur bahasa sumber atau menganalisis teks yang sulit sebagai suatu proses awal terjemahan. b) Metode terjemahan literal Pada metode ini struktur bahasa sumber diubah ke dalam struktur tata bahasa sasaran, namun kata-kata leksikal masih tetap diterjemahkan apa adanya dan terlepas dari konteksnya. Terjemahan ini mengutamakan struktur bahasa dan kalimatnya. Terjemahan literal sering pula digunakan dalam kajian linguistik, terutama untuk mengetahui padanan kata dalam naskah-naskah tertentu. c) Metode terjemahan setia Metode ini menghasilkan makna yang kontekstual yang tepat dari bahasa sumber ke dalam batas-batas struktur tata bahasa sasaran. Metode ini menerjemahkan kata-kata budaya dan mempertahankan tingkat keabnormalan tata bahasa dan leksikan (yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa sumber) dalam terjemahan. Terjemahan ini benar-benar setia pada tujuan dan realisasi teks bahasa sumber.
8 8 d) Metode terjemahan semantik Metode ini menerjemahkan kata-kata budaya yang kurang penting dengan istilah-istilah secara netral tapi tidak menggunakan ekuivalensi budayanya. Terjemahan ini bersifat lebih fleksibel. e) Metode terjemahan saduran Metode terjemahan ini merupakan yang paling bebas, biasanya dipakai untuk menerjemahkan drama dan puisi. Tema cerita, karakter dan alur pada umumnya dipertahankan namun budaya bahasa sumbernya mengalami perubahan ke dalam budaya bahasa sasaran dan teks ditulis ulang. f) Metode terjemahan bebas Terjemahan bebas menghasilkan isi pesan tanpa mengindahkan cara penyampaian isi pesan. Biasanya terjemahan ini berupa parafrase yang jauh lebih banyak dari bahasa sumbernya. Terjemahan ini juga biasa disebut terjemahan intralingual. g) Metode terjemahan idiomatik Metode terjemahan ini merupakan yang ideal karena mengutamakan makna atau pesan bukan kata-kata atau lexical items yang harus diterjemahkan dari bahasa satu ke bahasa lainnya. Metode ini mereproduksi pesan bahasa sumber, tetapi cenderung mendistorsikan nuansa-nuansa maknanya dengan memilih menggunakan jargon-jargon dan idiom-idiom bahasa sasaran karena tidak ada dalam bahasa sumbernya. h) Metode terjemahan komunikatif
9 9 Metode ini berusaha mempertahankan makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber sedemikian rupa sehingga baik isi ataupun bahasanya langsung dapat diterima dan dipahami oleh pembaca hasil terjemahan. Prinsip yang dijadikan landasan dalam metode ini adalah bahwa penguasaan bahasa asing yang dipelajari itu dapat dicapai dan disampaikan kepada pembaca dengan jelas. Terjemahan ini sangat memperhatikan para pembaca atau pendengar bahasa sasaran yang tidak ingin adanya kesulitan dan ketidakjelasan dalam teks terjemahan. Dalam proses terjemahan ada beberapa tahap yang harus dilalui hingga menjadi sebuah teks terjemahan yang dapat dipahami dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Menerjemahkan bukan hanya menuangkan pikiran-pikirannya sendiri dan bukan hanya menyadur saja. Tidak banyak pembaca yang membayangkan betapa sulitnya usaha penerjemah dari tahapan mempersiapkan, pelaksanaan, sampai dengan revisi atau pemeriksaan ulang terhadap hasil yang diterjemahkan sebelum akhirnya dicetak di berbagai media. Pada proses menerjemahkan, kadang kala suatu kata atau ungkapan ada yang tidak mudah diterjemahkan, karena ada hal-hal yang membatasi kemungkinan untuk diterjemahkan. Dengan kata lain, ada beberapa ungkapan dalam bahasa sumber akan kehilangan sebagian makna atau pesan yang terkandung apabila diterjemahkan karena tidak adanya padanan yang tepat dalam bahasa dan budaya bahasa sasarannya. Dari hal tersebut, seorang penerjemah dituntut untuk dapat mencari padanan kata yang sesuai tanpa menghilangkan makna dari bahasa sumber. Kemudian tidak hanya menerjemahkan kata-kata dari
10 10 bahasa sumber dan tata bahasanya saja, tetapi dibutuhkan pula untuk mempelajari kebudayaannya karena adanya perbedaan budaya antar negara. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang penerjemah profesional diperlukan kesabaran dan ketekunan. Walaupun penguasaan tata bahasa dan kosakata yang sudah baik, latihan yang bervariasi sangat diperlukan. Karena menerjemahkan bisa diibaratkan dengan membangun rumah setahap demi setahap. Kemampuan menerjemahkan secara profesional juga dibutuhkan waktu yang lama dan tahapan-tahapan yang berjenjang. Ketekunan berlatih dan kesungguhan belajar dari berbagai aspek yang terkait dengan penerjemahan merupakan kunci keberhasilan calon penerjemah. Berikut ini, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai proses terjemahan. Larson menggambarkan proses penerjemahan sebagai rentetan kegiatan dari memahami makna teks yang diterjemahkan sampai pengungkapan kembali makna dalam teks terjemahan. Dari perspektif komunikasi penerjemahan memiliki paling sedikit tiga manfaat : (1) memberikan akses terhadap sumber (ilmu pengetahuan dan teknologi), (2) jembatan untuk memahami dan mengkomunikan nilai-nilai sosio-budaya dan, (3) sebagai bidang kajian. ( Menurut Rose (via Nadar, 2007: 22-25), menjelaskan bahwa proses menerjemahkan melewati enam langkah yaitu (1) analisa awal, (2) analisa rinci mengenai gaya dan isi, (3) penyesuaian diri terhadap naskah, (4) reformulasi teks, (5) analisa terjemahan, dan (6) merupakan peninjauan ulang dan perbandingan. Rose juga menjelaskan bahwa proses tersebut dapat pula berurutan dan dapat pula simultan atau sekaligus terjadi bersamaan.
11 11 Kemudian menurut De Maar (via Widyamartaya, 1989: 15) dalam petunjuk-petunjuknya mengenai cara menerjemahkan, juga menunjukkan adanya tiga tahap dalam proses penerjemahan meliputi: a) Membaca dan mengerti suatu karangan itu. b) Menyerap segenap isinya dan membuatnya menjadi milik penerjemah. c) Mengungkapkannya dalam langgam bahasa penerjemah dengan kemungkinan perubahan sekecil-kecilnya akan arti atau nadanya. Widyamartaya (via Nadar, 2007: 25), mengungkapkan secara lengkap pendapat Ronald Bathgate tentang proses menerjemahkan. Disebutkan bahwa ada tujuh tahapan yang harus dilalui meliputi, (1) penjagaan (tuning), (2) analisa (analysing), (3) pemahaman (understanding), (4) istilah (terminology), (5) penyusunan (restructuring), (6) pemeriksaan (checking), dan terakhir (7) adalah diskusi (discussion). Secara ringkas dapat pula disampaikan bahwa pertama-tama penerjemah harus terlebih dahulu mengenal naskah yang akan diterjemahkan dan setelah itu menganalisis kalimat dengan cara memecahkannya menjadi lebih sederhana. Setelah itu penerjemah akan memahami teks tersebut dengan lebih baik, maka mulailah memanfaatkan kamus dan sumber informasi lain untuk menangani istilah, arti kata, atau terminologi. Setelah menyelesaikan tahapan tersebut penerjemah akan menyusun semua bahan yang telah disiapkan ke dalam bahasa sasaran. Untuk mengatasi terjadinya kekurangan penerjemah memeriksa kembali hasil terjemahannya, dan sebagai penyempurnaannya hasil terjemahan tersebut juga perlu didiskusikan. Namun, Bathgade memberi peringatan sedikit, apabila diskusinya melibatkan orang terlalu banyak, hasilnya mungkin akan mengurangi kualitas hasil terjemahan itu sendiri. Cukup dua atau tiga orang saja,
12 12 tetapi mereka sungguh mampu dalam kegiatan menerjemahkan dengan segala aspek yang terkait dengan penerjemahan. Proses menerjemahkan yang terdiri atas beberapa tahapan di atas menunjukkan bahwa terjemahan yang baik tidak dapat dikerjakan dengan asalasalan. Pada proses menerjemahkan tanpa melalui persiapan yang disarankan para ahli kelihatannya bisa lebih cepat, akan tetapi, sebenarnya tanpa tahapan yang baik sering kali mendapat hasil yang kurang memuaskan. 1.7 METODE PENULISAN Metode yang digunakan penulis adalah metode terjemahan komunikatif. Metode ini berusaha mempertahankan makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran sehingga isi ataupun bahasanya dapat langsung diterima dan dipahami oleh pembaca teks sasaran. Prinsip yang dijadikan landasan dalam metode ini adalah bahwa penguasaan bahasa asing yang dipelajari itu dapat dicapai dan disampaikan kepada pembaca dengan jelas. Dalam menerjemahkan cerita Kitsune langkah-langkah yang digunakan, pertama, adalah analisa awal yaitu memeriksa materi terjemahan apakah materi itu memungkinkan untuk diterjemahkan atau tidak. Penulis mempertimbangkan panjang pendeknya materi, tingkat kesulitan yang dihadapi, kedalaman masalah yang ditampilkan, kecocokan bidang ilmu dengan kemampuan penulis, dan sebagainya.
13 13 Berikutnya yang kedua, adalah tahap menganalisa lengkap tentang gaya dan isi, yaitu dengan menganalisis dan memahami isi materi dan gaya sastra yang digunakan. Yang ketiga, adalah penyesuaian terhadap teks. Pada tahap ini mulai berfikir bagaimana mengungkapkan kata, istilah-istilah penting, dan lain-lain ke dalam bahasa sasaran, sehingga hasil yang ditimbulkan sesuai seperti yang diinginkan bahasa sumbernya. Pada tahap ini penulis menggunakan berbagai kamus, buku, internet, dan bertanya langsung kepada orang Jepang untuk mencari kosakata, istilah-istilah yang sulit, tata bahasa yang digunakan, dan lain-lain. Tahapan yang keempat, adalah reformulasi teks, penulis bekerja menerjemahkan dari kalimat ke kalimat berikutnya dan mengubah beberapa bagian yang mungkin kurang sesuai dengan bahasa sasarannya. Kesulitan yang dihadapi dalam tahap ini yaitu menyajikan ekuivalensi yang paling dekat dan sesuai dalam budaya dan bahasa sasaran yang diterima oleh pembaca. Selanjutnya tahapan yang kelima, adalah menganalisis hasil terjemahan. Pada tahap ini selain terus menerjemahkan, penulis juga menjadi kritikus dan editor terjemahan. Pada tahap ini akan memperbaiki, mengubah, dan mengoreksi terjemahannya sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. Tahapan yang terakhir, adalah meninjau ulang dan membandingkan. Pada tahap ini penulis menyerahkan dan mendiskusikan hasil terjemahannya dengan orang lain untuk memeriksa ulang hasil terjemahan tersebut apakah bisa mudah dimengerti oleh pembaca umum. Pada tahap ini diharapkan akan memperoleh masukan maupun kritikan yang dapat menyempurnakan hasil terjemahan tersebut.
14 SISTEMATIKA PENULISAN Pada Tugas Akhir ini akan dibagi menjadi 4 bab sebagai berikut. Bab 1, terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan Tugas Akhir, landasan teori, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab 2, terdiri dari reformulasi teks yang berisi terjemahan per kalimat. Bab 3, terdiri dari hasil terjemahan yang berisi terjemahan keseluruhan. Bab 4, terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dan kesan.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan anime, manga, style orang-orang Jepang dan budaya Jepang yang lainnya. Jepang adalah sebuah negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering berisi teka-teki dan menggunakan latar cerita yang unik, misalnya perjalanan waktu atau perjalanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence mendefinisikan terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics, komik adalah bentuk seni; seni berturutan, terjukstaposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen, Kujiratori, Chikochan dalam buku Iyaiyaen. Menurut Hunt (via Ampera, 2010:10), sastra anak adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Jepang selalu melahirkan karya-karya unik yang dapat diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup merupakan organisme yang memiliki kemampuan, bernafas, berpindah tempat, merespon perubahan di diri mereka dan lingkungannya 1. Makhluk hidup terdiri
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah komik 4koma (yonkoma) 1 yang diambil dari teks asli komik berjudul Aku no Shijuusoo karangan mothy_akuno-p
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu
Lebih terperinci1.1. Latar Felakang BAB I PENDAHT]LUAII. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi merupakan kegemaran;
BAB I PENDAHT]LUAII * 1.1. Latar Felakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi merupakan kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Pada saat ini, banyak sekali hobi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Jepang, animasi (anime) dan komik paling banyak digemari oleh masyarakat Jepang. Dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa menyukai anime dan komik. Tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok pertempuran sesuai dengan golongan darahnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Golongan darah adalah jenis darah dalam tubuh manusia yang ditentukan berdasarkan sifat-sifat khusus darah tersebut. 1 Golongan darah terdiri dari empat macam, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan
Lebih terperinciANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh
Lebih terperinciBABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN
Tubagus Chaeru Nugraha 2008 BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN 3.1 Terjemahan Terjemahan adalah produk atau hasil dari tindak menerjemahkan yang dilakukan oleh penerjemah Beberapa ungkapan tentang terjemahan
Lebih terperinciTERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik
TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik Nurlaila Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Sawah tabing No. 10 Rambatan Batusangkar
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk
Lebih terperinciPROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening.
PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening Abstract The objective of this research is to discuss the problems
Lebih terperinciSatu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat
ix M Course Overview ata kuliah Translation 6 bertujuan memberikan bekal kemampuan menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya secara akurat, tepat dan wajar. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua obyek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Obyek-obyek tersebut berupa delapan planet berorbit elips,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menirukan gaya atau budaya luar itu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak sekali budaya luar masuk ke Indonesia. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menirukan gaya atau budaya luar itu. Salah satunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai wacana sangat menarik untuk dilakukan terutama mengenai analisis wacana. Analisis wacana dapat berupa kajian untuk membahas dan menginterpretasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas
Lebih terperinciIDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)
IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdekatan (Kedutaan Besar Jepang, 1985: 5). Jepang adalah salah satu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang terletak di lepas pantai timur benua Asia, terdiri dari empat pulau utama Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyusu serta ribuan pulau kecil yang berdekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame
BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA
MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA A. Manual Prosedur Tugas akhir Tugas akhir merupakan salah satu syarat untuk penyelesaian
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK
PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK Muhammad Aprianto Budie Nugroho Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Kuningan, Indonesia Emai: muh.apriantobn@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. variasi di dalamnya, yaitu memperhatikan konteks saja (tanpa strategi atau alat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Seluruh responden menggunakan strategi memperhatikan konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan
192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari banyak benda langit seperti bintang, planet, komet, asteroid, dan sebagainya. Di antara benda-benda
Lebih terperinciKETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3
KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciIHWAL MENERJEMAHKAN: PROPOSISI TEORETIS CAKUPAN PENGKAJIAN DAN PENELITIAN
HUMANIORA VOLUME 17 F.X. Nadar, Ihwal Menerjemahkan: Proposisi Teoretis Cakupan Pengkajian dan Penelitian No. 3 Oktober 2005 Halaman 277-284 IHWAL MENERJEMAHKAN: PROPOSISI TEORETIS CAKUPAN PENGKAJIAN DAN
Lebih terperinciSILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal
Lebih terperinciSILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,
Lebih terperinciSILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi
Lebih terperinciPENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)
1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami bahasa asing tersebut dibandingkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciContoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciAtikah Anindyarini Yuwono Suhartanto
Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan
Lebih terperinci