Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis
|
|
- Shinta Inge Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan dua buah teori, yakni teori penerjemahan dan teori semantik. Kedua teori ini saling berhubungan dalam proses penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola ke dalam bahasa Jepang agar menjadi terjemahan yang paling sesuai dan paling mendekati lirik lagu aslinya Teori Penerjemahan Seorang guru besar teori terjemahan di Universitas Rikkyo di Tokyo, Torikai Kumiko mengungkapkan bahwa penerjemahan tertulis ( 翻訳 ) adalah upaya menerjemahkan secara tertulis isi informasi dari teks tertulis satu bahasa ke dalam bahasa lainnya (Torikai, 1998:3). Menurut Hoed (2006), penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan yakni makna yang terkandung dari teks suatu bahasa (bahasa sumber/bsu) ke dalam teks bahasa yang lain (bahasa sasaran/bsa) yang dikemas dengan penyesuaian terhadap dari dan untuk siapa serta dengan tujuan apakah penerjemahan tersebut dibuat. Proses menerjemahkan sendiri kemudian dapat diartikan sebagai proses mengungkapkan kembali (Ingriasari, 2012). Pada dasarnya terdapat dua sistem yang berbeda dalam penerjemahan (Nida dan Taber, 1974). Sistem pertama terdiri dari aturan-aturan baku yang diterapkan 10
2 dengan ketat yang bertujuan agar terdapat kesesuaian dari bahasa sumber dengan bahasa sasaran. Dengan demikian, sistem pertama dapat diformulasikan menjadi: BSu (X) BSa (X) merupakan struktur menengah yang dapat digunakan secara universal untuk semua bahasa. Sementara itu, sistem kedua memiliki tiga prosedur bertahap dalam menerjemahkan pesan yaitu analisis terhadap hubungan gramatikal serta makna kata dan kombinasi kata dalam pesan, peralihan hasil analisis tersebut dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dan kemudian restrukturisasi hasil analisis yang telah dialihkan ke bahasa sasaran menjadi pesan akhir yang dapat sepenuhnya dimengerti dalam bahasa sasaran. Sistem kedua ini dapat digambarkan menjadi: BSu (analisis) X (peralihan) Y (restrukturisasi) BSa Pada tahap pertama, dibutuhkan analisis gramatikal serta analisis semantik untuk mendapatkan hasil analisis. Analisis gramatikal dilakukan dengan cara membaca keseluruhan TSu dan memahami isi pesan teks tersebut secara umum. Pada tahap kedua, penerjemah menangkap pesan teks secara detil dan rinci dengan melepaskan diri dari struktur TSu. Dalam tahap ini, penerjemah kembali membutuhkan penyesuaian semantik, misalnya idiom, untuk mengalihkan TSu ke TSa. Terakhir, penerjemah harus meninjau ulang serta memastikan penggunaan bahasa yang tepat dalam bahasa sasaran, misalnya penyesuaian penggunaan bahasa dengan kisaran usia pembaca, gaya bahasa lisan dan tertulis, dialek dan sebagainya. Dalam tahap ini penerjemah menghasilkan struktur bahasa baru yakni BSa. 11
3 Setelah ketiga tahap tersebut dilakukan, dibutuhkan uji coba terhadap hasil penerjemahan tersebut, misalnya dari kesetaraan makna, panjang kalimat, dan sebagainya. Dengan demikian, pesan yang telah diterjemahkan dapat menjadi pesan yang setara dengan pesan dalam bahasa sumber. Proses menerjemahkan memiliki beberapa hambatan, misalnya aturan yang ditetapkan atas dasar bahasa itu sendiri (Catford, 1965), perbedaan struktur, semantik bahasa, latar belakang budaya pun mempengaruhi Teks Sumber (TSu) dan Teks Sasaran (TSa) (Newmark, 1988), yang mana faktor kebudayaan sendiri dapat berupa perbedaan bahasa, sistem sosial, sistem religi, kebudayaan material, ekologi, dan sebagainya (Hoed, 2006). Penerjemahan yang baik dan benar mengacu pada kesetaraan fungsi dari kalimat yang diterjemahkan, yang mana menitikberatkan pada penyesuaian makna yang didukung oleh berbagai faktor seperti budaya, perkembangan masyarakat dan penggunaan kosakata (Nida dan Taber, 1974). Pernyataan ini disebut dengan istilah functional equivalent. Kesulitan dalam menemukan padanan yang tepat di dalam BSa kerap kali terjadi. Masalah ini disebut dengan istilah non-equivalence at word level yakni kondisi di saat BSa tidak mempunyai padanan yang langsung terhadap kata yang muncul dalam BSu (Baker, 1992). Lorscher (dalam Baker dan Saldana, 1998: 283) mengemukakan bahwa untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses menerjemahkan, dibutuhkan prosedur yang disebut sebagai strategi penerjemahan. Terdapat berbagai istilah yang mengacu pada penggantian yang dilakukan penerjemah dalam proses penerjemahan untuk mengalihkan TSu menjadi TSa, misalnya operation (Kludy, 2010), methods dan procedures (Vinay dan Darbelnet 1958, 1995), techniques of adjustment (Nida, 12
4 1964), shifts (Catford, 1965), dan transformations (Retsker 1974 dan Barkhudarov 1975). Strategi penerjemahan terdiri dari pemilihan ideologi, metode dan teknik penerjemahan yang akan menghasilkan terjemahan yang baik dan sesuai Ideologi Penerjemahan Ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (KBBI). Ideologi dalam penerjemahan oleh Hoed (2006: 83) diungkapkan sebagai prinsip atau keyakinan tentang betul-salah atau baik-buruk, yakni terjemahan seperti apa yang terbaik bagi masyarakat pembaca BSa atau terjemahan seperti apa yang sesuai dan disukai oleh masyarakat. Venuti (1995: 23-31) mengemukakan dua macam ideologi dalam penerjemahan, yaitu domestication yakni ideologi penerjemahan yang berorientasi pada BSa dan foreignization yakni ideology penerjemahan yang berorientasi pada BSu. Domestication mengusung ide bahwa terjemahan yang dianggap baik adalah yang sesuai dengan kebudayaan atau cita rasa masyarakat BSa sehingga pembaca tidak merasa bahwa itu adalah hasil terjemahan, sedangkan foreignization merupakan kebalikan dari domestication. Terjemahan yang betul, berterima dan baik adalah yang sesuai dengan harapan pembaca yang menginginkan kehadiran budaya BSu atau yang menganggap kehadiran budaya asing bermanfaat bagi masyarakat (Ingriasari, 2012) Metode Penerjemahan 13
5 Metode penerjemahkan digolongkan menjadi delapan metode yang dibagi menjadi dua kelompok (Newmark, 1988: 45-47). Kelompok pertama terdiri dari empat metode yang berorientasi pada source language (BSu), yaitu: 1. Word-of-word translation. Dalam metode ini, penerjemahan dilakukan kata demi kata tanpa mengubah susunan kalimat dalam TSu, dan kata-kata yang berhubungan yang mengandung faktor budaya dialihkan apa adanya. Metode ini baik digunakan sebagai langkah penerjemahan teks BSu yang memiliki struktur yang sangat berbeda dengan BSa; 2. Literal translation. Penerjemahan dalam metode ini dilakukan secara harafiah dengan mempertahankan kata-kata dan gaya bahasa dalam TSu namun mengubah struktur BSu menjadi BSa. Metode ini bermanfaat untuk memberi sudut pandang pada penerjemah dalam menanggulangi masalah, misalnya penerjemahan idiom. 3. Faithful translation. Dalam metode penerjemahan ini, aspek format atau aspek bentuk TSu dipertahankan sejauh mungkin. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan puisi. 4. Semantic translation. Penerjemahan dengan metode ini menitikberatkan pada makna kata sehingga terdapat istilah atau kata kunci yang harus dihadirkan dalam TSa, misalnya penerjemahan bidang politik. Kelompok kedua dalam metode penerjemahan terdiri dari empat metode yang lebih berorientasi pada target language (BSa), yaitu: 1. Adaptation. Metode ini lebih menekankan pada isi pesan dengan bentuk yang disesuaikan dengan kebudayaan BSa, misalnya dalam penerjemahan dongeng anak-anak. 14
6 2. Free translation. penerjemahan ini menitikberatkan pada pengalihan pesan sementara pengungkapannya dalam TSa disesuuaikan dengan kebutuhan calom pembaca. Pada umumnya, penerjemahan dengan metode ini menghasilkan TSa berupa rangkuman. 3. Idiomatic translation. Dalam metode ini, penerjemahan dilakukan dengan mengupayakan penerjemaha padanan, istilah, ungkapan dan idiom ke dalam BSa, misalnya dalam penerjemahan metafora. 4. Communicative translation. Dalam metode ini, penerjemahan tidak harus dilakukan secara bebas tetapi cenderung mementingkan isi pesan. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan pengumuman Teknik Penerjemahan Kesulitan dalam penerjemahan pada tataran kata, kalimat atau paragraf dapat ditanggulangi dengan menggunakan teknik penerjemahan (Hoed, 2006: 72). Terdapat beberapa teknik khusus yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerjemahan, antara lain: 1. Transposisi, yaitu penyesuaian struktur kalimat dalam BSu menjadi struktur kalimat dalam BSa. Catford (1965: 73) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis transposisi, yaitu level shift (pergeseran tingkatan) dan category shift (pergeseran kategori). Level shift terjadi jika unsur dalam BSu yang berada pada tingkat linguistik tertentu memiliki padanan terjemahan dengan tingkat linguistik yang berbeda dalam BSa. Pergeseran ini dapat terjadi pada tingkatan fonologi, grafologi, gramatikal dan leksikal (Ingriasari, 2012). 15
7 Category shift terjadi jika transposisi BSu menghasilkan perbedaan struktur, kelas kata, unit dan intrasistem dalam BSa; 2. Modulasi, yaitu memberikan isi pesan yang sama tetapi mengubah sudut pandang atau lingkup semantik. Hoed membagi modulasi menjadi dua jenis, yaitu modulasi sudut pandang yang terjadi jika unsur BSu mendapat sudut pandangnya dalam BSa, dan modulasi lingkup makna atau area semantik, yang terjadi jika unsur BSu mendapatkan padanan BSa yang berbeda lingkup maknanya, misalnya meluas atau sebaliknya; 3. Penerjemahan deskriptif, yaitu penguraian makna kata yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam BSu; 4. Penjelasan tambahan, yaitu memberikan kata-kata khusus sebagai penjelasan atas suatu kata yang dianggap asing oleh calom pembaca TSa agar kata tersebut menjadi mudah dimengerti; 5. Catatan kaki, yaitu menyertakan keterangan dalam bentuk catatan kaki untuk memperjelas makna dari kata terjemahan yang dimaksud, karena diperkirakan apabila tidak ada penjelasan atas kata tersebut maka pembaca tidak dapat mengerti makna kata tersebut secara baik; 6. Penerjemahan fonologis, yaitu pengunaan kata dalam BSu dengan penyesuaian pengucapan dengan BSa. Biasanya teknik ini digunakan saat penerjemah tidak dapat menemukan padanan yang sesuai dalam BSa; 7. Penerjemahan resmi, yaitu penggunaan secara langsung sejumlah istilah, ungkapan, dan nama yang sudah resmi dalam BSa, misalnya Egypt menjadi Mesir, New York tetap menjadi New York; 16
8 8. Tidak diberikan padanan, yaitu penerjemahan yang dikutip dari bahasa aslinya, biasanya dilengkap dengan catatan kaki. Teknik ini digunakan saat penerjemah tidak dapat menemukan terjemahan dalam BSa; 9. Padanan budaya, yaitu menerjemahkan dengan memberikan padanan dengan unsur budaya yang ada dalam BSa Teori Functional-Equivalent Nida mengemukakan teori penerjemahan dynamic-equivalent pada tahun 1964 yang kemudian bersama Jan de Waard direvisi menjadi functional-equivalent pada tahun 1986 (Tjandra, 2005:39). Teori ini mengusung konsep bahwa terjemahan yang baik adalah terjemahan yang memiliki kesetaraan fungsi baik dalam BSu maupun dalam BSa. Kesetaraan fungsi tersebut berarti memiliki makna yang paling mendekati. Teori ini sangat diperlukan dalam penerjemahan lagu, dengan pertimbangan dibutuhkannya kesesuaian ketukan, irama dan hal-hal baku lainnya yang menuntut hasil terjemahan harus dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama. Setiap negara memiliki bahasa dan budaya yang berbeda. Hal ini memberi pengaruh yang sangat besar dalam penerjemahan. Salah satu pengaruh yang cukup signifikan adalah penerjemahan kata atau frase atau ungkapan yang menggunakan perlambangan dari anggota tubuh. Setiap bahasa memiliki kebudayaan yang berbedabeda yang menyebabkan penggunaan anggota tubuh sebagai perlambangan pun disesuaikan dengan budaya masyarakatnya (Zouheir, 2011). Sebagai contoh, istilah buah hati dalam bahasa Indonesia yang berarti orang tersayang, dalam bahasa Jepang tidak diterjemahkan secara harafiah melainkan menggunakan istilah 目に入れても痛くない dan dalam bahasa Inggris merupakan apple of eye. Setiap 17
9 bahasa memiliki budaya masing-masing yang menyebabkan penggunaan anggota tubuh sebagai perlambangan dalam proses menerjemahkan harus diperhatikan agar fungsinya tetap sesuai dengan makna yang paling mendekati, namun tidak boleh terasa seperti kalimat tidak lazim dalam BSa. Maksudnya adalah, terjemahan tersebut selain memiliki kesetaraan fungsi dan makna yang paling mendekati, juga tidak boleh terasa janggal. Hasil terjemahan harus bisa memberikan kesan bahwa teks yang diterjemahkan merupakan teks asli dalam BSa, bukan merupakan teks terjemahan. Proses penerjemahan menurut teori functional equivalent dijabarkan menjadi sebagai berikut: 1. Analisis teks bahasa sumber berdasarkan tata bahasa dan makna. Kalimatkalimat BSu dipecah-pecah menjadi komponen-komponen bermakna missal menjadi kata atau frase, kemudian komponen-komponen tersebut dicari maknanya dengan menggunakan teknik analisis komponen makna. 2. Pengalihbahasaan dari BSu menjadi BSa. Komponen-komponen tersebut dialihkan ke bahasa sasaran dengan mempertimbangkan kesesuaian makna. 3. Penyusunan ulang teks terjemahan. Dalam tahap ini, komponen-komponen tersebut disusun kembali menjadi satu kalimat utuh dengan catatan harus mempertimbangkan prinsip kewajaran bahasa sasaran. Dalam penerjemahan lagu tentunya juga harus mempertimbangkan kesesuaian ketukan. Salah satu penerjemah dan editor majalah bulanan Cosmo (penerbit Yunibasu Shuppansha) bernama Kowata Takao pernah menuliskan dalam majalah tersebut mengenai hasil pemikirannya tentang penerjemahan sebagai berikut, dikutip 18
10 langsung dari tulisan Prof. Dr. Sheddy N. Tjandra, M.A. dalam buku Masalah Penerjemahan Dan Terjemahan Jepang-Indonesia (2005). (1) Waktu menerjemahkan teks biologi dan kedokteran, sering kali perlu menelusuri asal usul suatu istilah sampai pada bahasa sumbernya yang berasal dari bahasa Latin. (2) Penerjemah harus menangkap betul makna keseluruhan dari sebuah kalimat atau alurnya di dalam teks. (3) Penerjemah harus bisa menginterpretasikan keseluruhan konsep yang ada di dalam teks, tidak boleh hanya terbatas pada kata-kata saja. (4) Seringkali perlu diberikan penjelasan tambahan. (5) Penerjemah harus punya keleluasaan dalam pemilihan kata agar supaya hasil terjemahannya menjadi berkreasi. (6) Satu ciri khas penerjemahan ke dalam bahasa Jepang (dari bahasabahasa Barat terutama Inggeris) ialah penggunaan ortografi. Penerjemah harus tangkas dalam menentukan pilihan kapan dia harus memakai katakana (maksudnya transliterasi) dan kapan harus memakai kanji (maksudnya diterjemahkan). Poin-poin di atas terutama poin ke-2 dan ke-3 mendukung teori ekuivalenfungsional yang dikemukakan Nida. Penerjemah harus dapat menilik konsep yang ada dalam teks agar dapat menemukan padanan kata dengan makna yang paling mendekati. Apabila dibatasi oleh kata-kata, maka teori ekuivalen-fungsional tidak dapat diterapkan karena terbentur pada faktor pilihan kata, sedangkan pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dalam penerjemahan lagu yang memiliki ketukan sebagai salah satu faktor pertimbangan terbesar. Tobita Shigeo, penulis buku 翻訳の技法 menyimpulkan teori Nida bahwa yang dimaksud ekuivalen-fungsional adalah kesamaan fungsi dan nilai yang harus dicapai dari materi asli bahasa sumber di dalam suatu penerjemahan, misalnya puisi atau lagu terjemahan harus memiliki nilai hiburan yang sama dengan materi 19
11 aslinya. Ia mengembangkan proses penerjemahan dengan basis teori ekuivalenfungsional menjadi enam tahap yakni sebagai berikut. 1. Membaca materi asli dengan teliti. 2. Menganalisis dan menemukan isi pesan/informasi dalam materi asli. 3. Mengalihkan materi dari BSu ke dalam bahasa Jepang secara tepat. 4. Menyusun ulang stilistika bahasa Jepang yang digunakan. 5. Memeriksa ulang dan memoles hasil terjemahan. 6. Melakukan minimal tiga kali revisi. (Tjandra, 2005:70-71) 2.2. Teori Semantik Semantik didefinisikan sebagai salah satu cabang studi linguistik umum serta analisis tentang makna-makna linguistik (Parera, 1990). Terdapat beberapa teori semantik tentang makna, misalnya analisis kombinasi makna, analisis komponen makna dan sebagainya. Jose Daniel Parera (1990: 89-90) mengemukakan bahwa kandungan makna kata atau komposisi makna dapat ditemukan dengan menggunakan analisis komponen makna. Parera mendefinisikan analisis komponen makna sebagai penelitian terhadap komponen makna kata untuk mendeteksi pertentangan yang terkecil antara kata-kata tersebut. 20
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan
192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang
Lebih terperinciPENERJEMAHAN KATA DAN KALIMAT PADA KOMIK NUSANTARANGER KE DALAM BAHASA JEPANG
PENERJEMAHAN KATA DAN KALIMAT PADA KOMIK NUSANTARANGER KE DALAM BAHASA JEPANG Kasih Elia Jurusan Sastra Jepang Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480,
Lebih terperinciPENERJEMAHAN LIRIK LAGU SEPASANG MATA BOLA KARYA ISMAIL MARZUKI
PENERJEMAHAN LIRIK LAGU SEPASANG MATA BOLA KARYA ISMAIL MARZUKI Cherly Susanti Komplek KFT A5/33 Cengkareng Jakarta 11730, 08999886781, cherlydai@hotmail.com Cherly Susanti, Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan
Lebih terperinciContoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,
Lebih terperinciIDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)
IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang Universitas Indonesia tiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak sedikit orang yang ingin mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Tidak hanya bagi pemelajar asing, tapi juga masyarakat umum. Namun, mereka terkadang tidak menyadari bahwa cerita
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga
Bab 5 Ringkasan Komik atau yang dikenal dengan sebutan manga adalah salah satu budaya pop negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga telah dikenal luas oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR SINGKATAN... xi. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK....... vi ABSTRAK 要旨,. vii DAFTAR ISI..... viii DAFTAR SINGKATAN...... xi DAFTAR TABEL...... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan tahap penelitian yang penulis lakukan dari penentuan masalah dan tujuan hingga analisis data. Hasil dari penelitian ini akan penulis uraikan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkaian peristiwa yang berstruktur (Noor, 2005:26 27). Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi akan berlangsung
Lebih terperinciPENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma
Jurnal Sastra Jepang, Vol. 11 No. 2, Februari 2012, ISSN: 1411-9323, Hal. 38-50 PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang
Lebih terperinciPROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI
PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI Eka Dewi Octaviani email: echaoink@gmail.com Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin
BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,
Lebih terperinciPENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH
PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH Roswani Siregar Universitas Al-Azhar Medan Abstrak Penerjemahan berperan penting dalam transfer pengetahuan diantara budaya, bahasa dan bangsa
Lebih terperinciPROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN
SKRIPSI PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN HWAYEON JONG 1201705051 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame
BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17
1 STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17 Luh Gede Wika Elfayanti Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS
Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket mengenai kesalahan dalam menerjemahkan teks jurnalistik pada mahasiswa semester V Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, melalui bahasa manusia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori kanyouku 慣用句 Kanyouku 慣用句 adalah suatu ungkapan yang maknanya tidak dapat diturunkan dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI
BAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI 2.1 Penerjemahan. Berbagai definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak pakar. Semua definisi itu menunjukkan bahwa penerjemahan bukan sekadar pengalihan sistem
Lebih terperinciBAB V. Simpulan dan Saran. pertanyaan yang diungkapkan di BAB 1 mengenai kesalahan apa saja yang muncul
BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini, maka dua pertanyaan yang diungkapkan di BAB 1 mengenai kesalahan apa saja yang muncul dalam terjemahan karya
Lebih terperinciBAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN
7 BAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN Salah satu kajian ilmu linguistik adalah semantik. Semantik berhubungan dengan makna yang ada pada setiap bahasa. Pada bab ini akan dibahas mengenai makna dari Palmer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Jepang selalu melahirkan karya-karya unik yang dapat diterima
Lebih terperinci2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa selalu kita gunakan dalam kehidupan sehar-hari sebagai alat atau perantara dalam menyampaikan apa yang kita rasakan kepada orang lain, sehingga Bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary
Lebih terperinciRagam Penerjemahan. Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata Abstract
Ragam Penerjemahan Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata kardimin_1968@yahoo.com Abstract There are three issues that arise in the transition of text from the source language to the target language,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan
Lebih terperinciPENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)
1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks dalam satu bahasa, yang lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman tentang bacaan tersebut ke
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan manusia untuk mengerti satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu dalamnya, sehingga makhluk hidup selain manusia tidak mampu melakukan seperti yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap
Lebih terperinciTERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik
TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik Nurlaila Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Sawah tabing No. 10 Rambatan Batusangkar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari banyak benda langit seperti bintang, planet, komet, asteroid, dan sebagainya. Di antara benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam
Lebih terperinciSeptianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta
KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN CERITA RAKYAT LOKAL INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS INDONESIA PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN CERITA RAKYAT LOKAL INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.
Lebih terperinciMAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS
MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS Penulis : Nuraini 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: shinsetsu@ymail.com, hand: 082391098036 ABSTRACT This
Lebih terperinciPERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA
PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penerjemahan Pada subbab ini akan membahas landasan teori tentang penerjemahan yang terdiri dari teori penerjemahan, yang berupa teori tentang proses penerjemahan menurut Larson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciBab 3. Pembahasan. Penulis akan menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki
Bab 3 Pembahasan Penulis akan menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki dengan menerapkan teori penerjemahan dan teori semantik. Pertama-tama, Penulis akan membahas makna bait per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,
Lebih terperinciTEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa
TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan
Lebih terperinci