BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan agar mampu bersaing maupun bertahan dalam industrinya. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melakukan perluasan usaha. Akan tetapi, semua itu tidak sepenuhnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses inovasi (Mention, 2011). Inovasi menjadi tema sentral dalam dunia bisnis di

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

SISTEMATIKA PENULISAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga

I. DESKRIPSI MATA KULIAH

Pengaruh desain organisasi terhadap proses inovasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e-

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang sains dan teknologi menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perfilman selalu menarik untuk diamati. Akan selalu ada hal unik

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ekspansi dan pertumbuhan operasi yang berkelanjutan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan strategi bisnis, penggunaan tipe-tipe ukuran kinerja keuangan dan non

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DEPAN TESIS... HALAMAN JUDUL TESIS... HALAMAN PENGESAHAN TESIS... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan teknologi informasi kini, khususnya internet menjadi salah satu. kini dapat memperoleh informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li dan Liu, 2014). Memahami bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan dan berumur panjang menjadi topik sentral pada kajian manajemen organisasi (Bonn, 2000). Pertanyaan mendasar yang menjadi perhatian para akademisi dan praktisi manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa saja yang menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Bonn, 2000). Topik kebertahanan usaha dalam kajian manajemen organisasi cenderung diasosiasikan dengan kinerja organisasi (lihat Bonn, 2000; Walter et al., 2014). Dalam hal ini, perusahaan yang berkinerja baik diasumsikan memiliki tingkat kebertahanan hidup yang juga tinggi (Walter et al., 2014). Meskipun demikian, penggunaan pendekatan berbasis kinerja dalam memahami kesuksesan jangka panjang dan kebertahanan suatu perusahaan sejak dulu telah dikritik oleh Aldrich (1979) dan Hannan dan Freeman (1989). Mereka berpendapat bahwa mengacu pada hasil perbandingan kinerja dalam usaha memahami kesuksesan jangka panjang dan kebertahanan hidup suatu perusahaan dapat menyesatkan. Perusahaan yang berkinerja baik memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan perusahaan berkinerja buruk, namun ciri-ciri tersebut belum tentu menjadi sumber kebertahanan hidup 1

perusahaannya (Bonn, 2000). Dengan demikian, perusahaan berkinerja tinggi belum tentu memiliki tingkat kebertahanan hidup yang juga tinggi. Berdasarkan tinjauan studi empiris (lihat Tabel 1), terdapat beberapa faktor yang ditemukan menjadi penentu kebertahanan hidup sebuah perusahaan, antara lain: orientasi bisnis (Hakala, 2013), inovasi produk (Cefis dan Marsili, 2006; Löfsten, 2016), reputasi sumberdaya manusia (SDM) (Berbegal-Mirabent, 2015), perencanaan bisnis (Indarti dan Langenberg, 2004; Löfsten, 2016), inovasi model bisnis (Velu, 2015), aktivitas ekspor (Dzumashev et al., 2016), dukungan pemerintah (Sørheim et al., 2011; Payumo et al., 2014), dan dukungan inkubator bisnis (Schwartz, 2013; Mas- Verdú, 2015). Faktor-faktor kebertahanan dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Pandangan berbasis sumberdaya (resource-based view) dapat memberi pemahaman bagaimana sumberdaya dan kapabilitas sebagai aspek internal perusahaan memegang peranan penting terhadap kebertahanan dan keberlangsungan perusahaan tersebut (Barney, 1991; 1995; 2007). Melalui pandangan berbasis sumberdaya, perusahaan dilihat sebagai sekumpulan sumberdaya produktif (Penrose, 1959). Ketika sumberdaya tersebut memiliki nilai, langka, sulit untuk ditiru, dan terdapat dukungan organisasional, maka akan terbangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan pada perusahaan (Barney, 2007). Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan tersebut dipahami sebagai unsur penting bagi kebertahanan dan keberlangsungan perusahaan (lihat Barney, 1991). 2

Tabel 1.1 Penelitian Faktor Penentu Kebertahanan Hidup Perusahaan Terdahulu No. Faktor Referensi Internal 1 Orientasi Bisnis Hakala (2013). 2 Reputasi Sumberdaya Manusia Berbegal-Mirabent (2015), Nicoló (SDM) (2015). 3 Inovasi Produk Cefis dan Marsili (2006), Löfsten (2016). 4 Perencanaan Bisnis Indarti dan Langenberg (2004), Löfsten (2016). 5 Inovasi Model Bisnis Velu (2015). 6 Jaringan Sosial Indarti dan Langenberg (2004) 7 Aktivitas Ekspor Dzumashev et al. (2016). 8 Akses Modal Eksternal Furlan dan Grandinetti (2014), Indarti dan Langenberg (2004). 9 Dukungan Pemerintah Payumo et al. (2014), Sørheim et al. (2011). Mas-Verdú et al. (2015), Schwartz 10 Inkubator Bisnis (2013). Sumber: berbagai sumber (diolah) Meskipun demikian, menggunakan pandangan berbasis sumberdaya semata dalam menjustifikasi fenomena kebertahanan perusahaan dianggap kurang lengkap (lihat Burns dan Stalker, 1968). Mengacu pada Scott (1981), keberhasilan dalam mengelola sebuah organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh aspek internal organisasi tersebut, tapi juga bergantung pada sifat dasar lingkungannya. Dengan demikian, keberhasilan organisasi menuntut adanya keselarasan antara sumberdaya internal dan kondisi lingkungan eksternal organisasi. Maka, terdapat juga faktor kontinjensi (eksternal) atas keberhasilan pengelolaan sebuah organisasi, khususnya dalam mempertahankan keberadaannya (lihat Scott, 1981). 3

Pentingnya faktor kontinjensi dalam melihat bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi kebertahanan hidup perusahaan sejalan dengan tinjauan studi empiris sebelumnya (lihat Tabel 1.1). Terdapat beberapa faktor seperti dukungan pemerintah (Payumo et al., 2014) dan peran inkubator bisnis (Schwartz, 2013; Mas-VerdÚ et al., 2015) yang merupakan faktor eksternal dari perusahaan. Disamping itu, Indarti dan Postma (2013) juga berpendapat bahwa perusahaan perlu untuk berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya agar dapat bertahan. Berdasarkan hal tersebut, menggunakan pandangan berbasis sumberdaya (Barney, 1991; 1995) dan teori kontinjensi (Woodward, 1965; Burns dan Stalker, 1968; Lawrence dan Lorsch, 1969;) dalam mengkaji faktor-faktor penentu kebertahanan usaha dianggap dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. Lebih lanjut, dalam studinya di Amerika Serikat, O Shea et al. (2005) melaporkan bahwa salah satu jenis perusahaan yang memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi adalah university spin-off (USO). Pendapat ini mengacu pada data Association of University Technology Managers (AUTM) (2001) yang melaporkan bahwa dari 3.376 USO di Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1980 dan 2000, terdapat 68 persen yang masih beroperasi pada tahun 2001, yang pada tahun 2014 telah terbentuk dan bertahan sebanyak 4.688 USO (AUTM, 2014). Angka tersebut bahkan jauh lebih tinggi dari angka tingkat kebertahanan hidup perusahaan konvensional yang ada di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Mengacu pada studi Nerkar dan Shane (2003) di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dikemukakan bahwa USO memiliki tingkat kebertahanan hidup 4

yang tinggi karena didasarkan pada pengembangan teknologi secara radikal dan/atau memiliki paten dengan ruang lingkup yang luas. Pada umumnya kedua hal tersebut memang dipahami sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, yang juga dapat meningkatkan probabilitas kebertahanannya (LÖfsten, 2016). Maka dari itu, USO dipahami sebagai jenis perusahaan yang memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi. Pada awalnya, konsep USO mulai muncul ketika pemanfaatan dan pengembangan sains dan teknologi secara optimal pada perguruan tinggi menjadi topik sentral dalam kebijakan ekonomi dan industri (Lawton-Smith, 2007; Harrison dan Leitch, 2010). Isu utama kebijakan tersebut adalah agar perguruan tinggi dapat berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi sekitarnya, yaitu dengan membangun suatu hubungan yang efektif antara perguruan tinggi dan industri (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Pembangunan hubungan yang efektif tersebut dapat dilakukan melalui proses komersialisasi, dimana kekayaan intelektual perguruan tinggi menjadi sumberdaya utamanya (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Secara umum, terdapat empat mekanisme yang dapat digunakan oleh perguruan tinggi dalam mengkomersialisasikan kekayaan intelektualnya, yaitu melalui paten, lisensi, usaha bersama, dan USO (Lockett et al., 2005). Awalnya, paten dan lisensi adalah mekanisme tradisional yang paling dominan digunakan oleh perguruan tinggi (Siegel et al., 1999; Lockett et al., 2005). Paten dan lisensi dapat menjadi mekanisme yang dominan karena memungkinkan perguruan tinggi dan para akademisi menghasilkan keuntungan atas kekayaan intelektualnya dengan lebih cepat, tanpa perlu 5

menghabiskan sumberdaya yang besar dalam menghadapi persoalan-persoalan komersialisasi (Lockett dan Wright, 2005). Meskipun demikian, pada perkembangannya terjadi peningkatan perhatian terhadap USO dibanding mekanisme lainnya (Lambert, 2003; Lockett et al., 2005). USO dianggap sebagai mekanisme yang lebih tepat dalam mengkomersialisasikan kekayaan intelektual dari perguruan tinggi yang tidak mudah dipatenkan atau dilakukan transaksi dengan menggunakan perjanjian lisensi (Feller, 1997; S rheim et al., 2011). Disamping itu, ketika dikomparasikan dengan mekanisme yang lain, USO dilaporkan memiliki kemanfaatan lainnya seperti mendorong kegiatan penelitian lebih intensif dan mencatat jumlah paten dan lisensi yang tinggi (Egeln et al., 2002). Hal tersebut kemudian mendorong perguruan tinggi untuk mulai melihat USO sebagai mekanisme yang lebih menarik dibanding paten dan lisensi (lihat Siegel et al., 2003). Secara umum, university spin-off (USO) didefinisikan sebagai perusahaan baru, kecil, dan berteknologi tinggi, yang dibangun atas dasar optimalisasi kekayaan intelektual yang ada di perguruan tinggi (Callan, 2001). Berdasarkan definisi tersebut, Pirnay et al. (2003) menggambarkan USO sebagai salah satu jenis perusahaan yang dibentuk melalui proses spin-off, dengan tujuan agar dapat mengeksploitasi secara komersial pengetahuan, teknologi, atau hasil penelitian yang ditemukan dalam sebuah perguruan tinggi. Secara singkat, USO dapat disebut sebagai bentuk kewirausahaan yang ada di suatu perguruan tinggi (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Sejauh ini, USO dianggap sebagai bentuk paling nyata dari proses komersialisasi atas kekayaan intelektual yang ditemukan di sebuah perguruan tinggi (Landry et al., 6

2006). Hal ini dapat dipahami karena ketiga mekanisme lainnya (paten, lisensi, dan usaha bersama) masih bergantung pada perusahaan di luar dari perguruan tinggi. Sementara itu, USO melakukan pemanfaatan kekayaan intelektual perguruan tinggi secara optimal dengan membentuk suatu perusahaan baru secara mandiri (Rasmussen, 2011). Dengan demikian, pembentukan USO dianggap dapat mengoptimalkan potensi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi (Lockett dan Wright, 2005). Pada dasarnya, USO memiliki kesamaan dengan jenis perusahaan lain pada umumnya. Sebagai contoh, bergerak di industri manufaktur, berukuran kecil dan menengah (UKM), serta termasuk sebagai perusahaan baru (lihat Callan, 2001). Oleh sebab itu, sejumlah faktor yang diuraikan sebelumnya (lihat Tabel 1) diasumsikan juga dapat mempengaruhi tingkat kebertahanan hidup USO. Meskipun demikian, USO tetap memiliki karakteristiknya tersendiri, yaitu berbasis kekayaan intelektual yang ada di perguruan tinggi (Pirnay et al., 2003). Dengan demikian, kurang tepat apabila USO disamakan sepenuhnya dengan jenis perusahaan lain pada umumnya. Implikasinya, masih dibutuhkan studi empiris lainnya dalam menggali fenomena kebertahanan USO (LÖfsten, 2016). Selain itu, meskipun USO dianggap memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi (O Shea et al., 2005), Smith et al. (2014) berpendapat bahwa USO perlu dilihat sebagai fenomena yang tidak dapat digeneralisasi. Hal tersebut dapat dilihat melalui banyaknya studi yang mencoba menangkap fenomena USO pada berbagai konteks yang berbeda (Kroll dan Liefner, 2008; Smith et al., 2014). Salah satu faktor 7

kontekstual yang cukup banyak mempengaruhi perbedaan USO tersebut adalah perbedaan karakteristik antara negara maju dan berkembang (So et al., 2008). Berbeda dengan negara maju, lemahnya inovasi, infrastruktur, dan sistem legalitas yang menjadi karakteristik umum negara berkembang dianggap memiliki pengaruh terhadap perbedaan karakteristik USO yang ada (lihat Kroll dan Liefner, 2008; Payumo et al., 2014). Sebagai contoh, USO pada negara maju diidentikkan dengan perusahaan berteknologi tinggi (GÜbeli dan Doloreux, 2005). Namun pada negara berkembang, USO lebih banyak dibangun melalui produk berteknologi rendah (Kroll dan Liefner, 2008), atau berbasis sumberdaya alam (Payumo et al., 2014). Oleh sebab itu, agar dapat menghasilkan pemahaman yang jelas, tingginya tingkat kebertahanan hidup USO juga perlu dilihat secara spesifik, yaitu berdasarkan konteksnya masing-masing (Botelho dan Almaida, 2010; Gilsing et al., 2010). Tidak hanya pada level negara, perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO juga dapat disebabkan oleh karakteristik USO yang berbeda. Sebagai contoh, USO yang memiliki ukuran perusahaan yang besar dapat memiliki faktor penentu kebertahanan hidup yang berbeda dengan USO yang berukuran kecil (Audretsch et al., 2000; Mas-VerdÚ et al., 2015). Hal tersebut konsisten dengan argumentasi Smith et al. (2014) yang menekankan pentingnya melihat USO sebagai fenomena yang tidak dapat digeneralisir dalam menghasil hasil penelitian yang komprehensif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka terdapat beberapa celah yang selanjutnya diisi dalam penelitian empiris saat ini. Pertama, sebagai topik penelitian yang masih 8

terbilang baru, sebagian besar penelitian USO diarahkan pada pengidentifikasian faktor-faktor yang dapat mendorong terbentuknya USO pada perguruan tinggi (lihat O Shea et al., 2008; S rheim et al., 2011; Berbegal-Mirabent et al., 2015). Padahal, beberapa studi empiris melaporkan bahwa tingkat kebertahanan hidup USO juga tercatat sangat tinggi (O Shea et al., 2008), namun aspek ini masih kurang menjadi perhatian para peneliti (LÖfsten, 2016). Sejalan dengan itu, sebagian besar penelitian dengan topik kebertahanan hidup sebuah perusahaan lebih banyak dilakukan pada konteks perusahaan manufaktur, usaha kecil menengah (UKM), dan perusahaan baru (lihat Bonn, 2000; Parry et al., 2012; Nicolò, 2015). Di sisi lain, penelitian yang sama pada konteks USO masih minim dilakukan (Kroll dan Liefner, 2012; Payumo et al., 2014). Maka dari itu, penelitian ini berfokus dalam menganalisis faktor-faktor penentu dari tingkat kebertahanan hidup perusahaan berbasis USO. Kedua, studi USO perlu dipandang secara kontekstual, yaitu bergantung pada karakteristik dari setiap negara dan wilayah (lihat Kroll dan Liefner, 2008; Smith et al., 2014). Sementara itu, area penelitian USO sejauh ini lebih banyak dilakukan di negara maju (seperti Inggris, Amerika, Eropa), sedangkan di negara-negara berkembang masih sangat minim (Kroll dan Liefner, 2008; Payumo et al., 2014). Padahal, Payumo et al. (2014) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan karakteristik USO pada negara berkembang, dimana umumnya tidak berbasis pada teknologi. Hal tersebut mengindikasikan pemilihan studi USO pada konteks negara berkembang memiliki 9

urgensi dan relevansinya saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang (Payumo et al., 2014). Ketiga, salah satu isu penting dalam meneliti kebertahanan hidup perusahaan adalah mempertimbangkan aspek ukuran perusahaan (Audretsch et al., 2000; Mas- VerdÚ et al., 2015). Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa studi empiris menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Hall dan Weiss, 1967; Eatwell, 1971). Fritsch et al. (2006) dalam studinya juga mengemukakan bahwa perusahaan yang dimulai dengan ukuran yang lebih besar memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding perusahaan yang dimulai dengan ukuran kecil. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini juga mengkaji faktor penentu kebertahanan hidup USO di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek ukuran perusahaan. Dalam hal ini, menguji perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO pada perusahaan berukuran besar dan kecil. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Faktor-faktor apakah yang menjadi penentu kebertahanan hidup USO yang ada?. 2. Apakah terdapat perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada pada konteks dua kelompok ukuran perusahaan kecil dan besar?. 10

1.4 Tujuan Penelitian Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, terdapat dua tujuan pada penelitian ini, antara lain: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada. 2. Menguji perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada pada dua kelompok ukuran perusahaan yang berbeda. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, terdapat beberapa nilai dan manfaat secara teoritis dan metodologis serta praktis, antara lain: 1. Manfaat teoritis dan metodologis; memberikan kontribusi teoritis terhadap pengembangan teori dengan melihat kolaborasi perspektif sumberdaya internal dan faktor eksternal dalam mengkaji topik kebertahanan hidup perusahaan, khususnya pada konteks perusahaan berbasis USO. Dalam hal ini, memberi pemahaman terkait faktor-faktor penentu kebertahanan hidup perusahaan (USO). Disamping itu, memperluas pemahaman tentang USO berdasarkan studi di Indonesia. 2. Manfaat praktis; a) Bagi praktisi; dapat membantu perusahaan berbasis USO, perguruan tinggi, ataupun pemerintah Indonesia dalam membangun kerangka kebijakan yang tepat dalam menunjang kebertahanan hidup perusahaan berbasis USO yang ada di Indonesia. 11

b) Bagi akademisi/peneliti; penelitian ini memberikan bukti empiris bagi akademisi/peneliti terkait faktor-faktor yang menjadi penentu bagi perusahaan berbasis USO agar dapat bertahan dan berumur panjang. Disamping itu, juga memberikan gambaran terkait fenomena USO yang ada di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulis tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan literatur, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan, keterbatasan dan saran penelitian mendatang. Bab I menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian ini dan pembahasa penelitian sebelumnya serta gap penelitian yang menjadi dasar permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini juga membahas manfaat penelitian baik secara teoritikal maupun secara praktikal. Pada bagian kahir bab ini, juga disusun sistematika penulisan tesis sebagai bentuk alur laporan dari penelitian ini. Pada Bab II penelitian ini mendiskusikan tentang landasan teori yang mencakup pembahasan kebertahanan usaha, pandangan berbasis sumberdaya, teori kontinjensi, dan university spin-off (USO). Selain itu, membahas tinjauan literatur dari setiap variabel yang digunakan pada penelitian ini. Pandangan berbasis sumberdaya dan teori kontinjensi menjadi pendekatan utama dalam mengurai sejumlah variabel yang relevan dengan kebertahanan usaha pada konteks USO. Pada bagian akhir, bab ini juga 12

menguraikan ulasan mengenai sejumlah variabel penelitian yang diangkat pada penelitian ini. Selanjutnya, dalam Bab III penelitian ini menggambarkan tentang metode penelitian yang digunakan. Bagian ini melingkupi pembahasan desain penelitian, alasan pemilihan populasi dan kriteria sampel, jenis data penelitian yang terdiri dari sumber data dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Selain itu, terdapat juga penjelasan mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel, uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data, identifikasi faktor penentu, dan pengolahan data menggunakan model regresi melalui analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Hasil pengujian dideskripsikan pada Bab IV yang menyajikan hasil pengumpulan data, karakteristik dan profil responden. Selain itu, tersaji hasil uji instrumen penelitian yang terdiri dari hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif, hasil analisis data dan hasil analisis regresi. Selanjutnya, juga terdapat ulasan mengenai pembahasan hasil penelitian. Akhirnya, pada Bab V penelitian ini menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian dan keterbatasan penelitian. Temuan-temuan yang terdapat dalam penelitian ini menjadi saran penelitian mendatang dan implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritikal dan implikasi manajerial atau praktikal. 13