BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
|
|
- Vera Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk kesimpulan yang dijabarkan pada seksi 5.2. Kemudian pada seksi 5.3 dijelaskan mengenai implikasi dari temuan penelitian yang terdiri atas implikasi teoritik, implikasi metodologi, dan implikasi praktik. Selanjutnya, pada bagian terakhir bab ini (seksi 5.4) menjelaskan tentang keterbatasan-keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan salah satu penelitian empiris untuk memberikan bukti tentang dampak penggunaan sistem pengukuran kinerja, faktor-faktor organisasional, akuntabilitas, dan kinerja organisasi sektor publik di Indonesia. Peneliti mengembangkan sebuah model dengan menggunakan pendekatan SEM- PLS dalam menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menemukan adanya bukti yang kuat mengenai pengaruh komitmen manajemen sebagai salah satu faktor organisasional yang memiliki dampak terhadap kinerja organisasi sektor publik. Temuan ini menyimpulkan bahwa komitmen manajemen merupakan faktor pendorong suksesnya penerapan sistem pengukuran kinerja. Organisasi memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh unsur yang ada mulai dari level puncak, menengah, sampai level bawah 85
2 dalam mencapai visi, misi, nilai-nilai maupun tujuan organisasi secara keseluruhan. Penelitian ini juga menemukan dukungan yang cukup kuat pada variabel akuntabilitas yang dipengaruhi oleh komitmen manajemen dan mandat legislatif. Komitmen manajemen yang berpengaruh terhadap akuntabilitas merupakan bentuk isomorfisma normatif yang memang sangat diperlukan oleh organisasi. Manajer sektor publik dalam hal ini disyaratkan untuk memberikan alasan dan tanggungjawab kepada masyarakat atas pemanfaatan dan penggunaan sumberdaya publik. Sedangkan mandat legislatif merupakan bentuk isomorfisma koersif yang dianggap menjadi salah satu aspek keberhasilan pelaksanaan reformasi pada organisasi sektor publik di Indonesia. Selain itu, isomorfisma mimetik juga terjadi dalam dunia praktik. Hal ini terbukti dari adanya instansi pemerintah terutama SKPD yang melihat atau mengacu pada instansi lain dalam pembuatan laporan kinerja sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan regulasi. Temuan ini memberikan kesimpulan bahwa isomorfisma institusional benar-benar terjadi dalam dunia praktik dan berperan kuat dalam proses implementasi sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas pada organisasi sektor publik terutama pada SKPD. Terakhir, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan dari tiga peran penggunaan sistem pengukuran kinerja yang diprediksi bisa berdampak pada kinerja organisasi. Begitu juga hubungan antara kontraktibilitas dan akuntabilitas terhadap kinerja organisasi. Ketidakterdukungan ini menyimpulkan bahwa peran NPM dalam penggunaan sistem pengukuran kinerja tidak bisa menjaga tuntutan 86
3 atau keinginan universal, dan harus memperbolehkan sebuah pendekatan yang lebih bergantung pada situasi tertentu dalam praktik manajemen kinerja (Spekle dan Verbeeten, 2014). Selain itu, adanya ambiguitas terhadap tujuan organisasi dan ketidakmampuan pegawai atau pelaku pemerintahan dalam menentukan atribut dan ukuran kinerja, menyebabkan metrik kinerja tidak bisa memberikan banyak panduan dan hanya menyajikan sebuah representasi parsial dari tujuan utama organisasi. Begitu juga ketika manajer tidak mampu memrediksi kemungkinan hasil (outcome) dari berbagai alternatif tindakan, maka akan terjadi distorsi dalam pencapaian tujuan organisasi. 5.2 Implikasi Banyak peneliti maupun mahasiswa dalam beberapa dekade terakhir tertarik melakukan penelitian pada area akuntansi sektor publik. Hal ini patut diberikan apresiasi yang tinggi karena penelitian tersebut dapat menambah khasanah pengetahuan dan memberikan kontribusi kepada pihak yang berkepentingan. Namun demikian, penelitian yang menghubungkan pengukuran kinerja, akuntabilitas, dan kinerja organisasi di sektor publik belum banyak dilakukan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, adanya penelitian ini bisa memberikan beberapa kontribusi dan implikasi menarik dalam dunia akademik maupun praktik Implikasi Teoritik Implikasi secara teoritik dari penelitian ini adalah temuan tentang faktorfaktor yang diidentifikasi berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik. Tiga komponen isomorfisma institusional juga menjadi 87
4 bukti yang telah dikonfirmasi oleh pelaku organisasi sebagai faktor yang berpengaruh dalam praktik pelaporan kinerja dan akuntabilitas. Isomorfisma institusional sebagai salah satu bagian dari teori institusional diakui sebagai sebuah kerangka dasar yang mampu menjelaskan praktik penerapan sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas di sektor publik. Temuan ini memperluas hasil penelitian sebelumnya dan menambah literatur dalam bidang akuntansi manajemen sektor publik. Temuan ini juga memberikan keyakinan kuat terhadap teori institusional yang cocok digunakan dalam konteks organisasi sektor publik di Indonesia Implikasi Metodologi Penggunaan dua pendekatan penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan survei dan wawancara merupakan sebuah manfaat yang besar dan bisa memberikan hasil penelitian yang kuat (robust). Pendekatan ini mampu menjawab permasalahan penelitian yang kompleks dan bisa menjelaskan berbagai hal dan situasi secara lebih detil dibandingkan hanya satu pendekatan penelitian. Implikasi penting lainnya secara metodologi adalah sebagai berikut: 1. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan dua metode dari generasi yang berbeda, yaitu analisis multivariat generasi pertama (Model regresi berganda), dan analisis multivariat generasi kedua (SEM-PLS). Penggunaan dua analisis multivariat ini memberikan keyakinan terhadap validitas dan robustness dari hasil analisis kuantitatif. 2. Penggunaan SEM-PLS menjadi sebuah alat yang cocok untuk menguji model yang kompleks dan menganalisis hubungan beberapa variabel 88
5 secara simultan serta mampu mengestimasi model dengan baik walaupun terdapat distribusi data yang tidak normal Implikasi Praktik Dampak yang sangat penting dari adanya penelitian ini adalah bisa memberikan implikasi praktik kepada pelaku organisasi sektor publik maupun para pembuat kebijakan. Implikasi praktik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem pengukuran kinerja merupakan sebuah komponen penting dalam struktur pengendalian manajemen. Sehingga dalam membuat sistem tersebut, manajer sektor publik perlu mempertimbangkan berbagai aspek agar tercapai efisiensi dan efektifitas organisasi, misalnya terkait dengan apa yang diukur, bagaimana mengukurnya, dan juga bagaimana mereka seharusnya menggunakan informasi kinerja terkait dengan kondisi yang dihadapi di lapangan. 2. Organisasi sektor publik perlu memberikan perhatian yang besar terhadap komitmen pegawai terutama komitmen manajemen puncak. Hal ini karena komitmen manajemen memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kinerja dan akuntabilitas. Begitu juga dengan mandat legislatif yang dianggap menjadi salah satu aspek keberhasilan pelaksanaan reformasi pada organisasi sektor publik. 3. Para pembuat kebijakan perlu memperbesar upaya mereka dalam mendorong lembaga pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan 89
6 kinerja pelayanan publik sehingga terwujud efektifitas dan kesejahteraan sosial yang lebih cepat di Indonesia. 5.3 Keterbatasan dan Saran Seperti halnya penelitian-penelitian empiris lainnya, penelitian ini memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan. Pertama, penelitian ini dilakukan hanya pada organisasi sektor publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan membatasi ruang lingkup pada SKPD. Sehingga hasil penelitian ini mungkin hanya bisa digeneralisasikan pada area tersebut. Penelitian selanjutnya disarankan memperbesar area populasi dan memperluas ruang lingkup organisasi sektor publik, tidak hanya SKPD, tetapi juga organisasi sektor publik lain yang memberikan pelayanan kepada publik seperti rumah sakit dan lembaga pendidikan. Kedua, operasionalisasi variabel akuntabilitas dalam penelitian ini terbatas pada akuntabilitas internal dan eksternal. Sementara akuntabilitas sendiri bisa didefinisikan dalam banyak dimensi, seperti: akuntabilitas politik, akuntabilitas publik, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas profesional, dan akuntabilitas personal (Sinclair, 1995). Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengidentifikasi kelima dimensi akuntabilitas tersebut dalam hubungannya dengan kinerja organisasi. Ketiga, analisis data dalam model regresi tidak menguji beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu, sehingga hal ini bisa menyebabkan terjadinya perbedaan hasil ketika di analisis dengan menggunakan model SEM- PLS yang pada dasarnya memakai pendekatan nonparametrik. Terakhir, penelitian 90
7 ini belum menggali secara lebih mendalam penyebab ketidakterdukungan beberapa hipotesis yang diajukan, hal ini karena metode yang digunakan hanya memakai pendekatan skuensial eksplanatori yang ditujukan untuk menangkap fenomena isomorfisma. Sehingga penelitian selanjutnya bisa menggali informasi lebih detil lagi dari responden dengan menggunakan pendekatan lain, seperti skuensial eksploratori, transformatif, maupun triangulasi. 91
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bagian akhir bab ini menjelaskan tentang keterbatasan-keterbatasaan dan saran untuk
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga menjelaskan mengenai implikasi dari temuan penelitian yang terdiri dari implikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian. Bab ini juga berisikan rumusan masalah, hasil yang ingin dicapai peneliti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciB A B 5 K E S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I
B A B 5 K E S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I 5.1 Pengantar Bab ini menyajikan keseluruhan hasil dan pembahasan yang kemudian disimpulkan untuk selanjutnya dilakukan penggeneralisasian hasil temuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. mengeksplorasi faktor-faktor consequence (akibat) dari diterapkannya salah satu
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini mencoba melakukan pengujian secara simultan atas aspek power sebagai faktor antecedent (pemicu) penerapan suatu sistem
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metoda campuran ( mixed method), yaitu
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menggunakan metoda campuran ( mixed method), yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan,
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan, keterbatasan dan rekomendasi hasil penelitian. Ringkasan berisi gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu (Ang, 1997). Ketepatan waktu pelaporan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi Pemerintah Daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PAL INDONESIA (Persero) DI SURABAYA SKRIPSI. Oleh :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PAL INDONESIA (Persero) DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan otonomi daerah dan dibukanya kesempatan bagi pembentukan daerah otonom baru melalui pemekaran daerah, ditujukan untuk optimalisasi kinerja penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Akuntabilitas pemerintah daerah menjadi perhatian sejak bergulirnya
1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Akuntabilitas pemerintah daerah menjadi perhatian sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1999 pada saat presiden B. J. Habibie menandatangani Instruksi Presiden No.
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
109 BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini adalah bab terakhir dari seluruh rangkaian tesis, bab ini memaparkan ringkasan penelitian dari bab awal hingga bab analisis, kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan orde baru telah mengalami banyak perubahan. Dalam pelaksanaannya, Indonesia yang menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang yang akan dikerucutkan menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara Indonesia yang diawali dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, telah membawa dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan di lingkungan sektor publik semakin meningkat. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan untuk menciptakan akuntabilitas keuangan, efisiensi dan efektivitas laporan keuangan di lingkungan sektor publik semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya organisasi, dan locus of control.
78 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan penelitian populasi, secara empiris bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial yang dimoderasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang utuh (Mahmudi, 2011). Menurut Mardiasmo (2009), keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik merupakan salah satu kajian disiplin ilmu akuntansi yang terus berkembang. Pada dasarnya dunia praktik memerlukan teori dan teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, peran sistem pengendalian internal di. internal, auditor eksternal, penyusun laporan keuangan, asosiasi profesi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama satu dekade terakhir, peran sistem pengendalian internal di lingkungan instansi pemerintah mendapat perhatian luas dari para auditor internal, auditor eksternal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pelaksanaan pemerintahan yang bersih menuntut seluruh pemerintah daerah bekerja secara professional sebagai syarat akuntanbel atau transparansi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,
Lebih terperinciKata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika
Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Budgetary Slack dengan Komitmen Organisasi dan Etika sebagai Variabel Moderasi. Nama : Kadek Wisnu Perdana Nim : 1306305217 Abstrak Anggaran sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan masyarakat, tidak dipergunakan untuk kepentingan masingmasing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Pratiwy, 2013).
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan
Lebih terperinci(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan pemerintahan Daerah dan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
MOTIVASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Manfaktur Di Kota tegal ) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang diteliti dan dikerucutkan dalam bentuk rumusan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan uraian pertanyaan, tujuan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap instansi pemerintah selalu berusaha mewujudkan suatu pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis
BAB I INTRODUKSI Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis akrual di pemerintah daerah. Bab introduksi akan menjelaskan latar belakang masalah, konteks penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi.
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi
BAB I PENDAHULUAN Bab I di dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, konteks penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang
BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada pemerintah daerah Se-Eks Karisidenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan penganggaran pemerintah, sehingga
Lebih terperinciANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007
ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting sejak dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu sejak Januari 2001. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia. Kinerja merupakan. organisasi (Nugroho dan Rohman, 2012: 1). Kinerja menurut Peraturan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kinerja anggaran pemerintah daerah selalu dikaitkan dengan bagaimana sebuah unit kerja pemerintah daerah dapat mencapai tujuan kerja dengan alokasi anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme penerapan corporate governance terhadap kualitas laba. Fokus utama dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Segala puji syukur saya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah suatu proses, perencanaan, pengadopsian kegiatan, pelaksanaan, pengevaluasian dan pengendalian progam keuangan pemerintah untuk satu tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan bagian dari sistem perekonomian negara yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan bagian dari sistem perekonomian negara yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Institusi pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian dan pembangunan di era globalisasi saat ini secara umum digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik). Pemerintah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan terkendali. Efektivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagai dasar pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi amal, lembaga pendidikan dan lain-lain memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan mendorong pemerintah untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Karena itu masyarakat mengharapkan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAKS... i. KATA PERNGATAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xi. A. Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKS... i KATA PERNGATAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (DPRD dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kewajiban Pemerintah Daerah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala akivitas dan kegiatan yang terkait dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 ini akan membahas terkait latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, serta dapat mengaktualisasikan visi dan misinya agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek penting dalam reformasi birokrasi adalah penataan manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut dinilai penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan kelembagaan dan birokrasi di Indonesia, dimana semua stakeholder mulai menuntut penyelenggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Florence Vania Angelina /FE/EA. Kepada
PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, DAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DELTA TIRTA SIDOARJO SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan dengan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik menyiapkan laporan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAKS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR BAGAN... xi. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAKS... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BABs I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan, organisasi dan sektor publik memerlukan anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitasnya. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi
Lebih terperinciBAB I PEGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi
BAB I PEGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi lingkungannya. Lingkungan menghubungkan domain dari pemasaran dan pengembangan strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, baik pada organisasi profit maupun non-profit, organisasi publik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan organisasi merupakan perubahan yang tidak dapat dihindarkan oleh organisasi, baik pada organisasi profit maupun non-profit, organisasi publik dan privat,
Lebih terperinci