BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan
|
|
- Hengki Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan karena dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan tingkat keberlangsungan organisasi ke depan. Banyak peneliti fokus pada keluaran organisasi karena dijadikan sebagai pedoman dalam menilai kinerja organisasi. Di lain sisi, Krishnan (2012) menyatakan bahwa keluaran individu merupakan aspek yang dominan yang dapat memberikan kontribusi pada keberlangsungan organisasi dalam jangka panjang. Keluaran individu yang utama dalam diri manusia yaitu tercapainya kebermaknaan di dalam pekerjaannya (Frankl, 1992). Krishnan (2012) menyatakan bahwa relasi yang hanya terbatas pada pekerjaan kurang memadai sebagai sebuah topik penelitian. Perbedaan antara tujuan organisasi dan tujuan individu dalam organisasi sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Organisasi dan individu seharusnya selaras dengan saling memberikan manfaat. Hal tersebut tidak hanya fokus pada kinerja individu untuk meningkatkan pencapaian kesuksesan organisasi, akan tetapi individu yang bekerja harus dapat mencapai tujuan utama organisasi. Kebermaknaan di tempat kerja membuat karyawan bisa meningkatkan kapasitas rasional, membuat kenyamanan secara fisik, dan mendukung pengembangan moral (Bowie, 1998). Kebermaknaan merupakan aspek psikologis karyawan yang menilai pekerjaan sebagai suatu hal yang 1
2 menyenangkan dan dapat meningkatkan kapasitas individu karyawan (Chalofsky, 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebermaknaan kerja dapat meningkatkan kondisi internal dan psikologis karyawan. Selanjutnya, tercapainya kebermaknaan kerja dapat membuat individu berkinerja lebih untuk mencapai keberhasilan organisasi (Fukushige dan Spicer, 2011) dan kesuksesan karier (Parker et al., 2010). Hasil temuan penelitian tentang faktor yang mempengruhi kebermaknaan kerja masih banyak diperdebatkan oleh para ahli. Ada kelompok yang berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kebermaknaan kerja yaitu individu tersebut, sedangkan kelompok yang lain menyatakan bahwa kebermaknaan kerja juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Connelly dan Gallagher (2004) menyatakan bahwa kebermaknaan kerja akan mengarah pada aspek yang sangat penting dalam organisasi dan diharapkan lingkungan organisasi juga berkontribusi pada individu di organisasi untuk tercapainya kebermaknaan kerja. Oleh karena itu, Barrick et al. (2013) berpendapat bahwa kebermaknaan kerja bersumber dari internal dan eksternal individu. May et al. (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa job enrichment, kesesuaian peranan kerja, dan hubungan antar karyawan berpengaruh positif terhadap kebermaknaan. Michaelson (2009) kebermaknaan kerja ada yang bersifat subjektif dan objektif. Fukushige dan Spicer (2011) menyatakan bahwa kebermaknaan di tempat kerja dapat dipengaruhi faktor eksternal individu, seperti peran pemimpin sebagai pengambil kebijakan akan berdampak pada kondisi psikologis pengikut. Oleh 2
3 karena itu, mereka berasumsi bahwa kepemimpinan perlu untuk dikaji hubungannya pada kebermaknaan kerja. Pemimpin harus dapat membangun hubungan timbal-balik dengan pengikutnya, sehingga pengikut merasa dihargai dan pengikut akan berpersepsi positif pada pekerjaannya (Tummer dan Knies, 2013). Yeoman (2014) menemukan suatu pencapaian kebermaknaan di tempat kerja karena pengikut diberikan wewenang, kebebasan, serta kehormatan pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pengikut diberikan wewenang serta kehormatan pada pekerjaannya sehingga mereka akan merasa dihargai dan dimanusiakan. Krishnan (2012) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang saling menstimulasi dan saling mengikat antara pemimpin dan pengikut. Adanya hubungan keterikatan tersebut akan dirasakan oleh pengikut sebagai bentuk apresiasi dan memanusiakan pengikut. Pemimpin dapat memotivasi kinerja pengikut yang tidak hanya terfokus pada pemenuhan tuntutan kerja dan tugas, akan tetapi sebagai bentuk pengabdian pengikut untuk kemajuan organisasi. Menurut House (1971), Path-goal leadership Theory mengarahkan pada peran pemimpin dalam membantu pengikut untuk mencapai tujuannya. Teori tersebut menunjukkan bahwa pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk membantu pengikut agar lebih bermakna dalam pekerjaannya, karena mereka merasa dihargai dan dimotivasi. Bass dan Avolio (1993) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang memberikan inspirasi dan 3
4 memotivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang melebihi apa yang diperkirakan pengikut sebelumnya. Pengikut merasa percaya, kagum, loyal, dan hormat terhadap pemimpin sehingga pengikut termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Grant (2012) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional akan berpengaruh pada kebermaknaan kerja melalui motivasi instrinsik. Pendapat tersebut didukung oleh Arnold et al. (2007) menemukan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kebermaknaan kerja. Di lain sisi, faktor yang berpengaruh pada kebermaknaan kerja yaitu internal individu. Pengikut yang termotivasi belum tentu mencapai kebermaknaan kerja karena motivasi masih mengarah pada aspek psikologis pengikut. Meitar et al. (2009) menyatakan bahwa kebermaknaan akan dicapai ketika anggota organisasi berperan positif yang berdampak pada peningkatan diri-sendiri. Karyawan berpersepsi bahwa pekerjaan sebagai suatu media untuk meningkatkan segala potensi yang ada pada dirinya. Wiersma dan Morris (2009) menyatakan bahwa kebermaknaan kerja selain harus diciptakan oleh individu itu sendiri, tetapi mereka berpendapat bahwa pemimpin dan budaya organisasi juga berpengaruh pada pencapaian kebermaknaan kerja karyawan. Barrick et al. (2013) menyatakan bahwa faktor internal individu juga memiliki pengaruh yang penting dalam mencapai kebermaknaan kerja. Scroggins (2008) menunjukkan bahwa kebermaknaan kerja dipengaruhi oleh individu itu sendiri melalui self-concept-job fit yang terkait dengan 4
5 kesesuaian individu dengan idealnya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Selfverification Theory yang dikemukakan oleh Swann (1983), yang menyatakan individu akan berusaha untuk menjaga konsistensi dirinya. Karyawan yang menjaga konsistensi diri akan merasa bermakna karena mereka tidak akan goyah dan konsisten pada keyakinan dirinya. Self-concept-job fit merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan pada tipe person-job fit yang tradisional (Scroggins, 2008). Dia berpendapat bahwa konsep tersebut berusaha untuk menemukan kesesuaian antara selfconcept dengan pekerjaan. Self-concept-job fit adalah suatu pandangan yang berhubungan dengan konsep diri tentang pekerjaan karena setiap karyawan memiliki konsep diri yang berbeda tentang pekerjaannya. Karyawan yang berpersepsi bahwa pekerjaannya sesuai dengan dirinya akan mencapai kebermaknaan kerja. Karyawan bekerja bukan semata-mata karena faktor tuntutan organisasi, tapi karena memiliki konsep diri yang sesuai dengan pekerjaan. Pada beberapa hasil penelitian tentang anteseden kebermaknaan kerja (seperti, May et al., 2004; Arnold et al., 2007; Scroggins, 2008; dan Soane et al., 2013), masih belum menguji faktor-faktor yang berpengaruh pada kebermaknaan kerja secara bersamaan antara yang bersumber dari internal dan eksternal individu. Oleh karena itu, penting untuk diteliti tentang pengaruh kepemimpinan transformasional sebagai sumber eksternal dan selfconcept-job fit sebagai sumber internal individu terhadap kebermaknaan kerja. Sedangkan, untuk konsekuen kebermaknaan kerja yaitu work 5
6 engagement karena konstruk tersebut masih diperdebatkan oleh para peneliti mengenai kesamaan dan perbedaannya dengan konstruk lain. Soane et al. (2013) menemukan bahwa kebermaknaan kerja berpengaruh negatif pada tingkat ketidakhadiran karyawan. Karyawan yang telah merasa bermakna akan menunjukkan suatu sikap yang positif terhadap kemajuan organisasi, lebih produktif, dan semakin berkomitmen pada organisasi. Oleh karena itu, kebermaknaan kerja memiliki efek berganda terhadap kemajuan organisasi dan individu. Karyawan yang telah mencapai titik utama tujuan dari hidupnya, di mana yang dicari tidak terbatas pada aspek materi, tapi tercapainya kebermaknaan kerja untuk bisa berkontribusi pada organisasi. Kebermaknaan kerja berdampak positif pada organisasi karena karyawan akan merasa nyaman dan organisasi telah berkontribusi pada karyawan. Scroggins (2008) menemukan bahwa kebermaknaan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dan berpengaruh negatif pada niat untuk keluar dari organisasi. Kebermaknaan kerja dapat memberikan dampak positif pada organisasi karena niat karyawan untuk untuk keluar dari organisasi semakin rendah. Topik yang mulai banyak menjadi perhatian para peneliti yaitu terkait dengan engagement. Kahn (1990) menyatakan bahwa engagement merupakan suatu kemampuan karyawan dalam mencurahkan seluruh potensi pada organisasi melalui fisik, kognitif, dan emosional. Amabile dan Kramer dalam Song et al. (2012) mengadaptasi istilah kebahagiaan dan kesejahteraan sebagai bagian dari engagement untuk mencapai kebermaknaan. Sedangkan 6
7 Soane et al. (2013) menyatakan bahwa kebermaknaan dicapai melalui engagement. Engagement dan komitmen organisasional merupakan konsep yang serupa sehingga sama-sama berhubungan dengan hasil yang diharapkan (Song et al., 2012). Di lain sisi, Schaufeli dan Bakker (2010) dalam Song et al. (2012) berpendapat bahwa engagement merupakan konsep yang berbeda dengan extrarole behavior, komitmen organisasional, kepuasan kerja, dan gila kerja. Perbedaan pandangan tersebut menunjukkan bahwa engagement masih menarik untuk diteliti lebih lanjut. Xu dan Thomas (2011) berpendapat bahwa kebermaknaan psikologis sebagai bentuk pencapaian individu atas arti dari bekerja, baik secara moral maupun secara psikologis. Kebermaknaan kerja yang telah dicapai individu akan berdampak pada employee engagement karena karyawan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan dapat meningkatkan kreativitasnya (Chalofsky, 2003). Individu yang berpersepsi pekerjaannya sebagai suatu yang cocok dan menyenangkan akan berdampak pada tindakan dalam pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari Broaden-and-build Theory yang menyatakan bahwa individu yang melibatkan aspek kognitif dan afektif dalam pekerjaannya akan meningkatkan diri mereka pada peran kerjanya (Fredrickson, 1998). Oleh karena itu, individu yang menilai pekerjaannya sebagai suatu yang menyenangkan dan cocok akan penuh semangat dan berdedikasi pada pekerjaannya. 7
8 Topik tentang kebermaknaan kerja biasanya mengarah pada objek penelitian yang berhubungan dengan isu sosial, seperti May et al. (2004) yang meneliti tentang kebermaknaan kerja pada perusahaan asuransi di Midwestern, USA; Arnold et al. (2007) memilih objek penelitian pada perusahaan pelayanan kesehatan di Kanada; dan Soane et al. (2013) melakukan penelitian tentang kebermaknaan kerja pada bidang kesehatan, transportasi, pendidikan, dan tanggap bencana di UK. Oleh karena itu, penelitian ini yang akan dilakukan memilih objek penelitian pada rumah sakit, lembaga swadaya masyarakat, dan perbankan diasumsikan bahwa kebermaknaan kerja akan tinggi pada bidang tersebut. Selain itu, masih belum ada penelitian tentang kebermaknaan kerja dalam konteks Indoneisa. Oleh karena itu, dapat diasumsikan akan ada hasil yang berbeda tentang kebermaknaan kerja karena karakteristik orang Indonesia berbeda dengan karakteristik orang Barat (Amerika dan Eropa). Berdasarkan pada pemaparan tersebut maka terdapat keterbatasan studi yang menguji variabel yang mempengaruhi kebermaknaan kerja secara bersama-sama yang bersumber dari internal dan eksternal individu. Hal tersebut menjadi kesenjangan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga menguji konsekuen kebermaknaan kerja pada work engagement karena konstruk tersebut masih diperdebatkan di kalangan peneliti. Penelitian tentang konstruk self-concept-job fit (Scroggins, 2003), yang dinyatakan bahwa konstruk self-concept-job fit merupakan konstruk 8
9 baru yang perlu diuji terkait topik keperilakuan. Disamping itu, penelitian ini juga menguji gaya kepemimpinan transformasional terhadap kebermaknaan kerja. Hambrick dan Mason (1984) menyatakan bahwa organisasi terefleksi dari pemimpinnya. Pemimpin mempunyai peran penting untuk mencapai keluaran organisasi, tapi mereka tidak menganalisis dampak pemimpin terhadap keluaran pengikut. Sebenarnya hubungan antara keluaran individu dan organisasi tidak dapat dipisahkan, karena dengan tercapainya keluaran individu akan berdampak pada keluaran organisasi. Michaelson et al. (2014) menyatakan bahwa peneliti dan pengambil kebijakan organisasi harus fokus pada aspek kemanusiaan. Mereka menyatakan bahwa kebanyakan dari pengambil kebijakan masih terbatas pada eksploitasi individu, sehingga ke depan diharapkan akan lebih mengarah pada kebermaknaan kerja. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada anteseden dan konsekuensi kebermaknaan kerja. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Temuan studi empiris tentang anteseden dari kebermaknaan kerja telah menjadi fokus para peneliti. May et al. (2004) menemukan bahwa anteseden dari kebermaknaan kerja yaitu, job enrichment, kesesuaian peranan kerja, dan hubungan antar rekan kerja. Namun, hubungan antara kepemimpinan, budaya organisasi, berbagai macam motivasi dengan kebermakanaan kerja perlu dieksplorasi (Wiersma dan Morris, 2009). Di lain sisi, dalam studi empiris dan kajian literatur juga ditemukan bahwa kebermaknaan kerja dipengaruhi oleh internal individu. Scroggins 9
10 (2008) menemukan bahwa self-concept-job fit berpengaruh positif terhadap kebermaknaan kerja. Barrick et al. (2013) menyatakan bahwa kebermaknaan kerja dipengaruhi oleh sifat kepribadian seseorang. Studi tersebut mengarah pada anteseden dari kebermaknaan kerja yang bersumber dari internal individu. Oleh karena itu, diperlukan sebuah studi untuk mengisi kesenjangan terkait anteseden dari kebermaknaan kerja dari faktor internal dan eksternal individu. Fokus penelitian dari kebermaknaan kerja menjadi penting karena berdampak pada psikologis karyawan dan kemajuan organisasi ke depan. Hasil studi empiris menunjukkan bahwa kebermaknaan kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif, kepuasan kerja, dan niat untuk berhenti (Scroggins, 2008) job performance (May et al., 2004) employee engagement, (Soane et al., 2013) tingkat absensi karyawan. Employee engagement dan komitmen organisasional merupakan konsep yang sama terkait dengan hasil yang diharapkan (Song et al., 2012). Di lain sisi, Schaufeli dan Bakker (2010) dalam Song et al. (2012) berpendapat bahwa engagement memiliki konsep yang berbeda dengan extrarole behavior, komitmen organisasional, kepuasan kerja, dan gila kerja. Adanya perbedaan pandangan tersebut menunjukkan bahwa konstruk terkait employee engagement masih menarik untuk diteliti lebih lanjut. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kebermaknaan kerja pada pengikut? 10
11 2. Apakah self-concept-job fit berpengaruh positif terhadap kebermaknaan kerja pada pengikut? 3. Apakah kebermaknaan kerja pada pengikut berpengaruh positif terhadap employee engagement? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka hal yang ingin dianalisis sebagai tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kebermaknaan kerja pada pengikut. 2. Menganalisis pengaruh self-concept-job fit terhadap kebermaknaan kerja pada pengikut. 3. Menganalisis pengaruh kebermaknaan kerja pada pengikut terhadap employee engagement. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi dan bagi semua pihak yang terkait ataupun pembaca pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menambah khazanah keilmuan yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Hasil penelitian ini dapat memperkaya bahan bacaan, khsusnya tentang konsep kepemimpinan 11
12 transformasional, self-concept-job fit, kebermaknaan kerja, dan employee engagement. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengambilan kebijakan mengenai pentingnya seorang pemimpin yang transformasional untuk mencapai kebermaknaan kerja sehingga akan berdampak pada employee engagement. Dasar pengambilan kebijakan harus didasarkan pada pertimbangan teoritis dan praktik di lapangan sehingga kebijakan perusahaan dalam bidang sumber daya manusia efektif dan efesien. 12
BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menjelaskan variabel dalam penelitian. Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pembahasan komitmen organisasional
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak
PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan atau sumber daya manusia ( SDM ) merupakan satu-satunya aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain yang tidak bernapas atau bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor
Lebih terperinciuntuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.
Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut perusahaanperusahaan untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Employee engagement merupakan konsep yang relatif baru bagi manajemen. Konsep ini menjadi sebuah pembahasan yang menarik bagi perkembangan ilmu manajemen sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat berkontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal-usul kemunculan employee engagement dalam dunia bisnis tidak sepenuhnya jelas. Pertama kali yang menggunakan ide tersebut adalah sebuah organisasi yang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh organisasi sekarang menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dihadapi oleh organisasi, kenyataannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha bisnis di era jaman sekarang diharuskan untuk dapat bersaing dengan pesaingnya dengan berbagai macam cara atau metode untuk dapat bertahan di masyarakat dan mengikuti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja didefinisikan sebagai tindakan yang hasilnya dapat dihitung, selain itu juga dapat didefinisikan sebagai hasil kontribusi karyawan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti saat ini, perguruan tinggi negeri, swasta asing maupun swasta dalam negeri berkembang pesat di Indonesia. Perguruan tinggi negeri
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan bisnis, karyawan merupakan suatu aset yang penting bagi organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan berujung pada keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergantian manajer wilayah yang terjadi pada BUMN adalah suatu hal yang biasa terjadi, salah satunya pada PT. Kimia Farma, Tbk. Pergantian manajer wilayah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan tentu saja memiliki tujuan mencapai keuntungan semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada beberapa faktor
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO
PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Subjective Well Being dari Russell (2008) adalah persepsi manusia tentang keberadaan atau pandangan subjektif mereka tentang pengalaman hidupnya, menurut beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Employee Engagement 2.1.1 Pengertian Employee Engagement Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel mereka, tetapi belum ada definisi jelas mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan
BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan jumlah penghasilan atau tingginya gaji yang diterima. Konsultan dunia Accenture (2013) mengungkapkan,
Lebih terperinciyang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali
2 structural equation model (SEM) to examine the relationship and the effects of independent variable to the dependent variable by the presence of mediator variable. The result of this research was that
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan negara tidak lepas dari peran aparatur pemerintah sebagai penggerak utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Permasalahan. memiliki batasan reaktif yang dapat diidentifikasi serta bekerja bersama-sama untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar dan memiliki batasan reaktif yang dapat diidentifikasi serta bekerja bersama-sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan KAP (Kantor Akuntan Publik) meningkat pesat. Hal ini diperkuat dari penghitungan yang dilakukan IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. jawab pencapaian tujuan itu (Davis & Newstrom (1994). kognitif, dan emosional selama kinerja peran (pekerjaan).
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterlibatan Kerja 1. Definisi Keterlibatan Kerja Keterlibatan kerja adalah keterlibatan mental dan emosional orang orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. fase diyakini sebagai titik di mana ide ini pertama kali diadopsi, yaitu titik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. 1. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. 1 Perilaku Kerja Inovatif Teori inovasi sering menggambarkan proses inovasi yang terdiri dari dua fase utama: inisiasi dan implementasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik
BAB I PENDAHULUAN Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik penelitian. Latar belakang masalah berisi pemaparan mengenai isu konseptual employee engagement dan isu kontekstualnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi, limitasi penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian yang diarahkan untuk mengkaji sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2007:25). Efektifnya organisasi tergantung kepada
Lebih terperinciPERILAKU ORGANISASI. Sikap dan Kepuasan Kerja. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN S1.
Modul ke: PERILAKU ORGANISASI Sikap dan Kepuasan Kerja Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMEN S1 www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran: 1. Membedakan tiga komponen sikap. 2. Menelaah peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, aspek manusia dalam organisasi menjadi salah satu aset yang sangat berpengaruh dan berdampak bagi keberhasilan suatu organisasi. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini mengakibatkan perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital (sumber daya manusia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu sumber daya penggerak, pengguna dan pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam keberhasilan perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perampingan struktur organisasi pemerintah di kabupaten banyak timbulnya masalah baru seperti adanya jabatan yang dihapuskan yang memunculkan masalah tergesernya jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi. Terlebih, kepemimpinan dari seorang pemimpin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kepemimpinan akhir-akhir ini mulai menjadi sorotan dalam menilai suatu perkembangan organisasi. Terlebih, kepemimpinan dari seorang pemimpin organisasi dianggap menjadi
Lebih terperinciPeran Kebermaknaan Kerja-Keluarga dan Keterikatan Kerja Dalam Memprediksi Intensi Keluar dari Organisasi. Intisari. Ayudia Indrawati IJK Sito Meiyanto
1 Peran Kebermaknaan Kerja-Keluarga dan Keterikatan Kerja Dalam Memprediksi Intensi Keluar dari Organisasi Intisari Ayudia Indrawati IJK Sito Meiyanto Pekerjaan, keluarga dan komunitas merupakan domain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini tingkat persaingan bisnis semakin tinggi, terutama dalam memasuki era globalisasi. Pesaing yang muncul bukan hanya kalangan dalam negeri namun
Lebih terperinciBAB II EKSPLORASI ISU BISNIS
BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Sebagai organisasi perbankan yang terbentuk dari empat gabungan bank, mempunyai masalah dengan perbedaan culture dari masing-masing orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan di Indonesia masih memerlukan perhatian ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan internal dalam tingkat sekolah. Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan selalu menjadi isu utama yang perlu diatasi. Salah satu peran penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam lingkungan perusahaan yang kompetitif saat ini, perpindahan karyawan selalu menjadi isu utama yang perlu diatasi. Salah satu peran penting dari manajemen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transformasional kepala berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang saling bekerja sama, organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada konsumen saat ini perusahaan akuntan publik mau tidak mau harus meningkatkan efektifitas sistem
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal dan memiliki kinerja yang baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan aset masa depan bangsa, yang senantiasa harus dijadikan prioritas utama dalam menuju citacitanya. Sebab tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasi 1) Definisi Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh karyawan yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji
97 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh positif gaya kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji peran pemediasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena untuk kelangsungan kemajuan perusahaan, oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik agar mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja guru menjadi bagian kunci kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan proses belajar mengajar tidak dapat terlepas
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. mengenai penelitian ini, berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai penelitian ini, berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek penelitian termasuk pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif dimana keunggulan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI Skripsi Diajukan kepada fakultas psikologi untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Kerja
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Mangkunegara (2001), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Organisasi menghadapi persaingan yang amat ketat dan kompetitif saat ini. Globalisasi, perkembangan komunikasi dan teknologi informasi yang terjadi cepat selama 20 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja pegawai banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam abad informasi dan teknologi seperti sekarang ini, modernisasi dan globalisasi adalah hal yang tidak dapat terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan,
Lebih terperincidengan sumber daya manusianya. Hal tersebut membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi.
2 Penentu keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi selalu berkaitan dengan sumber daya manusianya. Hal tersebut membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia (sumber daya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).
BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Pengertian Employee Engagement Kata engage memiliki berbagai makna dan banyak peneliti yang memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di lingkungan PT PGE. Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir disemua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika yang terjadi pada lingkungan eksternal menuntut organisasi untuk terus bertahan di tengah iklim yang kompetitif. Organisasi harus mampu bergerak maju menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Work Engagement Konsep engagement atau keterikatan dipopulerkan oleh Kahn (1990) yang mendefinisikan work engagement adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, terutama dalam interaksi sosial. Dalam organisasi, peran dan konsekuensi emosi serta afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik selanjutnya disingkat KAP adalah kantor yang menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa audit yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalan kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job engagement dengan pencapaian target perusahaan hasilnya sangat positif. Perusahaan tidak lagi hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses untuk mendukung terlaksananya strategi perusahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen Sumber Daya Manusia bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang
Lebih terperinci