BAB III PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Konsep Aplikasi Interaktif Panduan Pengguna TransJakarta

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III KONSEP, DESAIN DAN PENGUMPULAN MATERI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada Tugas Akhir ini akan di rancang Sebuah Aplikasi Pembelajaran Turunan Fungsi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah aplikasi Pembelajaran Berbasis

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III. Analisa dan Perancangan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. menampilkan teks - teks serta terdapat kuis dengan animasi untuk melatih para

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERENCANAAN. Rabies merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus dan

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP, PERANCANGAN, DAN PENGUMPULAN MATERI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP, DESAIN DAN PENGUMPULAN MATERI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA PERANCANGAN DAN PEMODELAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user),

BAB III ANALISIS, KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dalam belajar dan mengenal subnetting dengan bantuan aplikasi,



BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

maka akan langsung keluar ke bagian menu awal. Sedangkan dibagian bawah sebelah


BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN FISIKA SMA KELAS 2

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Bernyanyi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISA SISTEM Analisa rancang bangun aplikasi virtual museum konferensi asia afrika menggunakan blender ini adalah dengan menggabungkan gambar, animasi, teks dan suara yang nantinya akan diimplementasikan menjadi aplikasi yang interaktif. Aplikasi ini memuat objek-objek yang berupa ruangan dan benda-benda yang dipamerkan di museum. Objek-objek yang terdapat dalam museum ini akan disajikan dalam bentuk visual. Oleh karena itu animasi harus dibuat secara interaktif dan lebih menarik serta mudah dipahami, agar aplikasi ini dapat digunakan oleh semua kalangan termasuk anak sekolah. Deskripsi konsep aplikasi ini berjudul aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika menggunakan blender 3D dikhususkan sebagai perangkat ajar museum KAA berbasis multimedia yang interaktif dan inovatif, karena menggunakan elemen-elemen multimedia seperti audio, image, dan ditambah fitur 3D interaktif, sehingga tidak terbatas hanya pada teks dan gambar seperti bukubuku. Penulis akan membuat animasi yang interaktif berupa gambar, teks, audio, dan tombol navigasi yang dapat berpindah dari satu halaman ke halaman lain. 3.2 PROSES PEMBUATAN ANIMASI 3D Perancangan objek 3D aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika ini dibuat menggunakan software Blender 2.68. Konsep pembuatan animasi ini adalah sebagai berikut: 34

35 a. Obyek / Gambar Sebelum melangkah ke arah pembuatan animasi, penulis akan mengambil gambar-gambar gedung, objek-objek dan bagian dalam museum konferensi asia afrika. Serta membuat sketsa peta Museum Konferensi Asia Afrika.Untuk memudahkan pembuatan obyek 3D maka penulis melakukan survey ke Museum Konferensi Asia Afrika untuk melihat desain bentuk ruangan Museum Konferensi Asia Afrika dan objek-objek yang ada di dalamnya. Sketsa dan gambar ini nantinya akan dipergunakan sebagai acuan untuk membuat objek 3D dan animasi pada software Blender 2.68. b. Membuat Objek 3D Setelah melakukan pengambilan gambar dan membuat sketsa denah bagian dalam museum maka langkah selanjutnya adalah pembuatan objek gedung dan lingkungannya serta pembuatan objek 3D yang terdapat di dalam Museum Konferensi Asia Afrika. Proses perancangan menggunakan software Blender 2.68. c. Informasi Obyek Obyek-obyek 3D yang telah dibuat tentunya dimaksudkan untuk nantinya dapat memberikan informasi atau pengetahuan kepada pengunjung. Untuk memasukkan informasi ke dalam aplikasi virtual museum pertama-tama mengumpulkan informasi yang didapatkan dari museum tempat disimpannya obyek 3D tersebut. Kemudian dirangkum dengan berdasarkan masing-masing obyeknya. Selanjutnya rangkuman yang dibuat dinarasikan untuk direkam menjadi file audio. File audio yang terbentuk kemudian dilakukan modifikasi untuk menghilangkan kesalahan narasi bila sebelumnya tidak sengaja terjadi. Setelah semua file audio telah dirasa tidak ada kesalahan narasi selanjutnya dilakukan kompresi untuk memperkecil ukuran file audio.gambar 3.1 berikutmenunjukkan diagram alirpembuataninformasiobyek.

36 Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan informasi objek d. Membuat Kontrol Interaksi Kontrol interaksi suatu obyek dibuat berdasarkan respon yang diinginkan dari obyek tersebut. Pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan obyek yang akan dikontrol dan bagaimana respon aksinya, kemudian dilakukan perancangan logika kontrol dan mengintegrasikan obyek 3D dengan logika kontrol pada Blender.

37 3.3 PERANCANGAN SISTEM APLIKASI VIRTUAL MUSEUM Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibuat berupa perancangan struktur navigasi, perancangan Storyboard, Use Case Diagram, danactivity Diagram. 3.3.1 Perancangan struktur navigasi Struktur navigasi yang digunakan adalah navigasi hierarkis. Struktur navigasi ini disebut juga struktur linier dengan percabangan (Binanto, 2010). Konsep navigasi ini dimulai dari satu node yang menjadi halaman utama atau halaman awal. Dari halaman tersebut dapat dibuat beberapa cabang ke halamanhalaman berikutnya yang disebut halaman level 1 halaman tersebut adalah isi atau halaman penunjang dari halaman utama, dari tiap halaman level 1 dapat dikembangkan kembali menjadi beberapa cabang. Struktur navigasi dari rancang bangun aplikasi virtual museum menggunakan blender ini ditunjukkan oleh gambar 3.2berikut ini: Halaman Menu Profil Virtual Tour Denah Exit Gambar 3.2Struktur navigasi aplikasi virtual Museum KAA

38 3.3.2 Perancangan storyboard Storyboard merupakan deskripsi masing-masing tampilan suatu kejadian dari movie yang akan dimainkan. Dengan mencantumkan semua objek serta komponen-komponen aplikasi yang akan dibuat. Satu kolom storyboard mewakili satu tampilan di layar monitor. Pada storyboard ini selain digambarkan perkiraan dari tampilan yang digunakan / diinginkan, juga dituliskan penjelasan serta spesifikasi dari setiap layarnya. Dalam membuat storyboard selain membuat penjelasan tentang spesifikasi layer yang digunakan juga harus tetap mengikuti rancangan dari peta navigasi, dengan demikian setiap tahapan desain akan menjadi terarah. Perancanganstoryboard padaaplikasi virtual museum digambarkan pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Storyboard aplikasi virtual museum KAA Scene Visual 1 Nama scene : Menu utama Link : Scene 2, Scene 3, Scene 4 Keterangan : Menampilkan menu utama dari aplikasi virtual museum. Pada background image akan ada tampilan animasi 3D bergerak

39 lingkungan Museum Virtual Konferensi Asia Afrika. Pada tombol yang terdapat di menu utama, jika user memilih tombolprofil maka akan masuk ke halaman profil, jika tombol virtual tour yang dipilih maka akan masuk ke halamanvirtual tour. Jika user memilih halaman denah maka akan masuk ke halaman denah. Jika user pilih tombolexit maka akan keluar dari aplikasi. 2 Nama scene : Profil Link : Scene 1 Keterangan : Menampilkan tampilan animasi profil Museum Konferensi Asia Afrika. Pada halaman profil ini user akan mengetahui sejarah berdirinya Museum Konferensi Asia Afrika. Jika user memilih tombol menu utama pada layar profil maka akan kembali ke halaman menu utama

40 3 Nama scene : Virtual Tour Link: Scene 1 Keterangan : Menampilkan virtual tour sehingga seolah-olah pengguna aplikasi sedang mengunjungi suatu museum. User dapat berinteraksi dengan objek aktif yang terdapat di dalam museum. Jikausermendekatiobjekmakaakanadanarasisuara yang menjelaskantentangobjektersebut. Jika user menekan tombol keluar maka akan memanggil halaman menu utama 4 Nama scene : Denah Link : Scene1

41 Keterangan : Menampilkan tampilan animasi denah (map)lokasi Museum Konferensi Asia Afrika. Jika user memilih tombol menu utama pada halaman denah ini maka akan memanggil halamanmenu utama. 3.3.3 Use case diagram Use case diagram adalah diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar dan menjelaskan sistem secara fungsionalitas yang terlihat pada user. Use case diagram dari aplikasi virtual museum menggunakan blender ditunjukkan oleh gambar 3.3 berikut ini: Gambar 3.3Use case diagram aplikasi virtual Museum KAA

42 3.3.4 Use case description Use case description menjelaskan setiap use case yang digunakan dalam sistem yang dibuat. Use case description pada aplikasi virtual museum dijabarkan pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Use case description aplikasi virtual Museum KAA Use Case Name: Membuka halaman utama ID:1 Primary Actor:User Use Case Type: Detail, Essential Stakeholder & interest: User membuka halaman utama untuk memilih menu dan menjalankan aplikasi virtual museum Brief Description:Use case ini menggambarkan proses membuka halaman Relationship : Association: User Include: Memilih menu Extend: Generalization: Normal Flow of Event (N): 1. User membuka aplikasi dan masuk ke dalam halaman utama Use Case Name: Memilih menu ID: 2 Primary Actor: User Use Case Type: Detail, Essential Stakeholder & interest:user memilih menu yang terdapat di halaman utama Brief Description:Use case ini menggambarkan proses memilih menu pada halaman utama Relationship : Association: User Include:

43 Extend: Generalization: Normal Flow of Event (N): 1. User memilih menu yang terdapat di dalam halaman utama Use Case Name : melihat profil museum ID: 3 Primary Actor: User Use Case Type: Detail, Essential Stakeholder & interest:user ingin melihat profil dan latar belakang museum Brief Description :Use case ini menggambarkan proses melihat profil museum yang terdapat pada aplikasi virtual museum Relationship : Association: User Include: Extend: Generalization: Normal Flow of Event (N) : 1. User memilih tombol profil untuk melihat profil Museum Konferensi Asia Afrika 2. User melihat profil Museum Konferensi Asia Afrika 3. User keluar dari halaman profil dan kembali ke halaman utama Use Case Name: menjalankan virtual tour ID: 4 Primary Actor: User Use Case Type: Detail, Essential Stakeholder & interest:user ingin melihat objek atau benda benda yang dipamerkan dan berjalan mengelilingi museum virtual Brief Description:Use case ini menggambarkan proses virtual tour pada museum virtual

44 Relationship : Association: User Include: Lihat Galeri Informasi Extend: Generalization: Normal Flow of Event (N): 1. User menjalankan virtual tour dan berkeliling dengan menekan tombol yang terdapat pada keyboard, tombol Q untukbergerakkeatas, tombol Z untukbergerakkebawah, tombol W untuk berjalanmaju, tombol S untuk berjalan mundur, tombol D untuk bergerak ke kanan, dan tombol A untuk bergerak ke kiri. Mouse digunakan untuk merubah sudut pandang kamera.mousediibaratkansebagaikepalamanusia yang ketikadigerakkanmakaakanmerubahsudutpandangpenglihatan. 2. User mendekati objek yang terdapat di dalam museum virtual dan mendapatkan informasi tentang objek benda-benda yang dipamerkan dalam museum virtual berupa narasi suara Use Case Name: melihat denah museum ID: 5 Primary Actor: User Use Case Type: Detail, Essential Stakeholder & interest:user ingin melihat denah museum Brief Description:Use case ini menggambarkan proses pada saat user melihat denah pada museum virtual Relationship: Association: User Include: Extend: Generalization:

45 Normal Flow of Event (N): 1. User melihat denah pada museum virtual Use Case Name : Exit ID: 6 Primary Actor : User Use Case Type : Detail, Essential Stakeholder & interest :User ingin keluardariaplikasi Brief Description :Use case ini menggambarkan proses padasaat user inginkeluardariaplikasi virtual museum KAA Relationship : Association : User Include : Extend : Generalization : Normal Flow of Event (N) : 1. User keluardariaplikasi virtual Museum KAA 3.3.5 Activity diagram Activity diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis, dan aliran kerja. Activity diagram mempunyaiperan seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram mendukung perancangan terstruktur sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005:109). Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

46 a. Activity diagram menu utama Activity diagramhalaman menu utama pada aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika menggunakan blender ditunjukkan oleh gambar 3.4 berikut ini: Gambar 3.4Activity diagram halaman menu utama b. Activity Diagram Halaman Profil Activity diagram halaman profil pada aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika menggunakan blender ditunjukkan oleh gambar 3.5 berikut ini:

47 Gambar 3.5Activity diagram halaman profil c. Activity diagram halaman denah Activity diagram halaman denah pada aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika menggunakan blender ini ditunjukkan oleh gambar 3.6 berikut ini:

48 Gambar 3.6Activity diagram halaman denah d. Activity diagram halaman virtual tour Activity diagram halaman virtual tour pada aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika menggunakan blender ditunjukkan oleh gambar 3.7 berikut ini:

49 Gambar 3.7Activity diagram halaman virtual tour 3.4 PERANCANGAN ISI APLIKASI Agar aplikasi virtual Museum KAA ini terlihat menarik dan informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan jelas dan mudah oleh pengguna aplikasi maka virtual museum yang dibuat terdiri dari elemen-elemen teks, grafik, audio, animasi, dan kamera. Elemen teks dimaksudkan untuk menjelaskan gambaran dan keterangan tentang objek dalam aplikasi virtual Museum KAA. Grafik dimaksudkan untuk menambah nilai estetika sebagai bagian utama aplikasi sehingga kelihatan menarik. Audio dimaksudkan untuk memberikan suasana nyaman dan tidak membosankan bagi pengguna aplikasi ini. Unsur audio yang akan dilibatkan dalam aplikasi antara lain berupa backsound dan audio narasi.

50 Sedangkan animasi berguna agar tampilan aplikasi terlihat lebih hidup dan atraktif. Untuk mendukung hubungan antar halaman (interaktifitas) dalam virtual museum yang akan dibuat diperlukan tombol-tombol (button). 3.4.1 Menulis naskah Dalam penggunaannya aplikasi virtual museum ini akan dilengkapi dengan narasi dalam format audio yang bertujuan agar aplikasi ini lebih komunikatif dan mempermudah pengguna dalam menjalankan aplikasi ini. Narasi yang ditampilkan berupa ucapan penjelasan tentang halaman yang ditayangkan dan panduan penggunaan tombol-tombol untuk menjalankan aplikasi. 3.4.2 Narasi halaman menu utama Di halaman menu utama, aplikasi ini menyajikan audio narasi berupa ucapan selamat datang kepada pengguna aplikasi. Isi naskah narasi pada halaman menu utama yaitu sebagai berikut: Selamat datang di aplikasi virtual Museum Konferensi Asia Afrika. Silahkan menggunakan tombol navigasi pada keyboard untuk bergerak dalam virtual museum. Tombol Q ke atas, tombol Z untuk turun, Wuntuk berjalan maju, tombol S untuk berjalan mundur, tombol D untuk bergerak ke kanan, tombol A untuk bergerak ke kiri.dan gerakan mouse untuk menggerakkan view. Untuk melihat keterangan silahkan menuju objek-objek gambar yang terdapat pada virtual museum. Terimakasih 3.4.3 Narasi halaman profil Naskah narasi yang terdapat dalam halaman profil berupa narasi teks maupun audio berisi mengenai profil dari Museum Konferensi Asia Afrika.

51 Isi naskah narasi halaman profil adalah sebagai berikut: Museum ini bernama Museum Konferensi Asia Afrika. Nama tersebut digunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 yang merupakan peristiwa besar bagi bangsa Indonesia dan Asia Afrika karena dari konferensi ini dilahirkanlah Dasasila Bandung yang menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya kemudian menjadi prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerjasama dunia. Museum ini dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah wewenang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sementara pengelolaannya di bawah koordinasi Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Tingkat 1 Provinsi Jawa Barat. 3.4.4 Narasi halaman virtual tour Naskah narasi yang terdapat dalam halaman virtual tour berupa narasi audio pada saat user mendekati objek dan ketika memasuki ruangan sidang KAA. Narasi audio ketika mendekati objek di virtual Museum Konferensi Asia Afrika adalah: Ini adalah foto dokumenter peristiwa yang mengawali jalannya Konferensi Asia Afrika yaitu pertemuan Bogor. 3.4.5 Narasi halaman denah Pada halaman denah, narasi audio menampilkan alamat Museum Konferensi Asia Afrika. Isi naskah narasi audio pada halaman ini yaitu: Anda berada di halaman denah lokasi Museum Konferensi Asia Afrika. Museum Konferensi Asia Afrika berlokasi di Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung.