DAFTAR LAMPIRAN. 250 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas.

dokumen-dokumen yang mirip
Ditimbang 1,3609 gram padatan KH2PO4 dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR...

DAFTAR TABEL. 2. Nilai Arus Puncak Oksidasi Senyawa Trifeniltimah(IV) Klorida menggunakan Voltammetri Siklik pada Variasi Elektroda Kerja...

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

3 Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

Gambar 2. Daun Tempuyung

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV METODE PENELITIAN. karakterisasi elektroda pembanding Ag/AgCl. 2) Pembuatan EPK tanpa

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

STUDI KOMPARASI METODE ANALISIS URANIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DAN VOLTAMETER

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KOMPARASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN VOLTAMMETRI UNTUK PENENTUAN KADAR MERKURI DALAM LARUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

BAB III DASAR TEORI. Asam urat (bahasa Inggris: uric acid, urate) adalah senyawa turunan purina

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

IV. METODOLOGI PE ELITIA

Pupuk tripel super fosfat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan mengukur potensial campuran elektrolit K 3 Fe(CN) 6 dan K 4 Fe(CN) 6

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Transkripsi:

45 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan 1. Larutan NaOH 1 M Ditimbang 4 gram padatan NaOH menggunakan kaca arloji, kemudian dimasukkan dalam gelas beker 100 ml dan dilarutkan dengan akuades. Kemudian dipindahkan larutan dalam labu takar 100 ml dan diencerkan hingga tanda batas. 2. Larutan NaOH 0,1 M Ditimbang sebanyak 1 gram padatan NaOH menggunakan kaca arloji, kemudian dimasukkan dalam gelas beker 250 ml dan dilarutkan dengan akuades hingga homogen. Kemudian dipindahkan larutan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 3. Larutan KHP 0,1 M Ditimbang 2,0422 gram padatan KHP dengan menggunakan kaca arloji. Kemudian dimasukkan dalam gelas beker 100 ml dan dilarutkan dengan akuadses hingga homogen. Larutan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 4. Larutan KH2PO4 0,1 M Ditimbang 1,3609 gram padatan KH2PO4 dengan menggunakan kaca arloji. Kemudian dimasukkan dalam gelas beker 100 ml dan dilarutkan dengan akuades hingga homogen. Larutan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas.

46 5. Larutan NaHCO3 0,005 M Ditimbang 0,42005 gram padatan NaHCO3 dengan menggunakan kaca arloji. Kemudian dimasukkandalam gelas beker 100 ml dan dilarutkan dengan akuades hingga homogen. Larutan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 6. Larutan Asam Urat 0,1 M Ditimbang serbuk asam urat sebanyak 1,6811 gram menggunakan kaca arloji. Kemudian dimasukkan dalam gelas beker 100 ml dan dilarutkan dengan larutan NaOH 1 M 100 ml diatas hotplate sambil distirer sedikit demi sedikit. Didinginkan dan dsimpan dalam botol kaca gelap. 7. Larutan Standar Asam Urat a) 0,001 M Dari larutan standar asam urat konsentrasi 0,1 M diambil larutan sebanyak 1 ml dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. Sesuai perhitungan : V1.M1 = V2.M2 V1.0,1 M = 100 ml.0,001 M V1 = 1 ml Dimana : V1 = Volume konsentrasi yang dibuat M1 = awal V2 = Volume pengenceran

47 M2 = yang dibuat b) 0,002 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,002 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,002 V1 = 2 ml Maka diambil sebanyak 2 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. c) 0,003 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,003 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,003 V1 = 3 ml Maka diambil sebanyak 3 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. d) 0,004 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,004 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,004

48 V1 = 4 ml Maka diambil sebanyak 4 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. e) 0,005 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,005 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,005 V1 = 5 ml Maka diambil sebanyak 5 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. f) 0,01 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,01 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,01 V1 = 10 ml Maka diambil sebanyak 10 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. g) 0,015 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,015 M.

49 V1 x 0,1 = 100 x 0,015 V1 = 15 ml Maka diambil sebanyak 15 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. h) 0,02 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,02 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,02 V1 = 20 ml Maka diambil sebanyak 20 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas. i) 0,025 M didapatkan setara dengan konsentrasi 0,025 M. V1 x 0,1 = 100 x 0,025 V1 = 25 ml Maka diambil sebanyak 25 ml larutan asam urat 0,1 M dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml sampai tanda batas.

50 8. Perhitungan Pembuatan Larutan H2SO4 0,1 M Massa larutan H2SO4 pekat = volume x densitas = 100 ml x 1,84 = 184 gram Massa asam sulfat = % H2SO4 x massa larutan = 97 % x 184 gram = 178,48 gram Mol H2SO4 = gram/mr = 178,48 gram/98,08 =1,82 Mol dalam molar larutan H2SO4 = mol/volume larutan =1,82 mol/0,1 ml =18,2 M M1 x V1 = M2 x V2 18,2 M x V1 = 0,1 M x 250 ml V1 = 1,39 ml

Lampiran 2. Voltamogram Siklik hasil pengulangan 7x 51

Lampiran 3. Kurva Kalibrasi hasil pengulangan 7x 52

53 Lampiran 4. Perhitungan Presisi Tabel 5. Tabel perhitungan presisi No (ppm) mg/dl 1 0,00527823 887,3232453 4,436616227 2 0,00574713 966,1500243 4,830750122 3 0,005701474 958,4747941 4,792373971 4 0,005506269 925,6588816 4,628294408 5 0,005190734 872,6142927 4,363071464 6 0,005611179 943,2953017 4,716476508 7 0,005933228 997,4349591 4,987174795 Rata-rata 4,679251071 Dari tabel diperoleh nilai SD=0,221129411 Presisi (RSD %)= SD/Rata-rata x 100%

54 = 0,221129411 / 4,679251071 x 100% = 4,725743671 Log konsentrasi=log 4,679251071 x 10-6 = -5,329823652 CV Hortwits = 0,5 x -5,329823652 = -2,664911826 = 1 (-2,664911826) = 3,664911826 = 2 3,664911826 = 12,68377096 2/3 Cv Hortwitz= 2/3 x 12,68377096 = 8,455847306 Lampiran 5. Perhitunggan limit of detection (LOD) dan Limit of Quantification (LOD) A. Grafik hubungan antara arus dengan konsentrasi asam urat 0,005-0,025 M

55 Dalam perhitungan LOD dan LOQ dalam penelitian asam urat dengan menggunakan siklik voltammetri menggunakan elektroda emas ini nilai R 2 yaitu 0,997. Persamaan kurva kalibrasi sebagai berikut: Y= 0.0694739x + 0.0000452141 B. Perhitungan LOD dan LOQ Tabel 6. Tabel perhitungan LOD dan LOQ y' y-y' (y-y')^2 0,005 0,000396332 0,000392584 3,7484E-06 1,40505E-11 0,01 0,000739441 0,000739953-5,121E-07 2,62246E-13 0,015 0,00105682 0,001087323-3,05026E-05 9,30409E-10 0,02 0,00148224 0,001434692 4,75479E-05 2,2608E-09 0,025 0,00176178 0,001782062-2,02816E-05 4,11343E-10 Jumlah 7,23373E-10 Data tabel diperoleh dari persamaan y = 0,0694739x + 0,0000452141. Dimana x adalah konsentrasi standar asam urat. Sy 2 = (y y )² = 0,000000000723373 n 2 5 2 = 0,000000000241124 Sy = 0,000000000241124 = 0,0000155282 C. Penentuan Limit Deteksi dan Limit Quantifikasi LOD = 3 Sy = 3.(0,0000155282) slope 0,0694739 LOQ = = 0,000670532 10 Sy = 10.(0,0000155282) = 0,002235108 slope 0,0694739

56 Lampiran 6. Perhitungan Recovery Tabel 7. Tabel puncak arus perhitungan recovery No Obyek Current 1 Urin + standar (C1) 0,00059967 2 Urin (C2) 0,0000734 3 Standar(C3) 0,000524902 Recovery = (C1 C2) C3 x 100 % = 0,00059967 0,0000734 x 100 % 0,000524902 =100,261 %

57 Tabel 8. Data puncak arus larutan standar asam urat 0,005 0,000396 0,01 0,000739 0,015 0,001057 0,02 0,001482 0,025 0,001762 Tabel 9. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 1) 0 0,000168579 0,005 0,000433624 0,01 0,000613403 0,015 0,000793152 0,02 0,000983582 0,025 0,0011676 Tabel 10. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 2) 0 0,000207611 0,005 0,000470398 0,01 0,000673828 0,015 0,000863647 0,02 0,00104797 0,025 0,0012735

58 Tabel 11. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 3) 0 0,00020554 0,005 0,00045264 0,01 0,00068268 0,015 0,00088562 0,02 0,00108246 0,025 0,00124725 Tabel 12. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 4) 0 0,000204315 0,005 0,000469147 0,01 0,000715332 0,015 0,000923462 0,02 0,00110077 0,025 0,00131561 Tabel 13. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 5) 0 0,0002 0,005 0,00046 0,01 0,00071 0,015 0,00093 0,02 0,00111 0,025 0,00132

59 Tabel 14. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 6) 0 0,0002083 0,005 0,0004834 0,01 0,0007217 0,015 0,0009302 0,02 0,0011227 0,025 0,0013269 Tabel 15. Data puncak arus larutan asam urat dalam urin (pengulangan 7) 0 0,0002172 0,005 0,0005081 0,01 0,0007425 0,015 0,0009634 0,02 0,001145 0,025 0,0013498