4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saham Saham adalah sebuah tipe sekuritas yang mensignifikasikan kepemilikan atas sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan perusahaan. Terdapat dua jenis saham antara lain adalah saham biasa dan saham preferen. Saham biasa biasanya memberikan hak kepada pemiliknya untuk memilih di rapat pemegang saham dan menerima dividen. Pemegang saham preferen umumnya tidak memiliki hak memilih tetapi memiliki klaim yang lebih tinggi atas asset dan pendapatan perusahaan ketimbang pemilik saham biasa. Sebagai contoh, pemegang saham preferen menerima dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa dan mempunyai priorotas lebih tinggi (lebih diutamakan) jika terjadi kebangkrutan pada perusahaan atau perusahaan dilikuidasi. Saham biasanya juga disebut sebagai ekuitas. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/s/stock.asp)
5 2.2 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah sebuah metode mengevalusasi sekuritas dengan menganalisis statistik yang dihasilkan oleh aktifitas pasar, seperti pergerakan harga saham dan volume perdagangannya. Analis teknikal tidak mencoba untuk menentukan nilain intrinsic perusahaan terkait namun menggunakan chart dan alat bantu lainnya untuk mengidentifikasi pola yang dapat memperkirakan aktifitas di masa depan. Analis teknikal percaya bahwa pergerakan secara historis dari pasar dan saham terkait adalah indikasi dari pergerakan di masa depan. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/t/technicalanalysis.asp)
6 2.3 Jenis Jenis Chart Di dalam dunia saham, untuk melihat pergerakan saham maka digunakan berbagai macam chart, antara lain adalah: 1. Area Chart Salah satu bentuk chart yang diciptakan dengan menghubungkan harga penutupan terakhir dengan menggunakan garis, kemudian daerah di bawahnya diarsir. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/a/areachart.asp) Gambar 2.1 Area Chart (Sumber: www.thinkorswim.com)
7 2. Percent Chart Salah satu bentuk chart yang diciptakan dengan menghubungkan harga penutupan terakhir dibandingkan dengan harga peuntupan hari sebelumnya kemudian diolah ke bentuk persentase. Harga harga dalam bentuk persentase tersebut dihubungkan dengan garis. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/p/percentchart.asp) Gambar 2.2 Percent Chart (Sumber: www.thinkorswim.com)
8 3. Line Chart Sama seperti area chart namun area di bawah harga tidak diarsir (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/l/linechart.asp). Gambar 2.3 Line Chart (Sumber: www.thinkorswim.com)
9 4. Bar Chart Merupakan chart yang berbentuk garis batang yang mempunyai 4 komponen yaitu harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Batang berwarna hitam menandakan harga penutupan lebih besar dari harga pembukaan. Sebaliknya warna merah menandakan harga penutupan lebih kecil dari harga pembukaan (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/b/barchart.asp). Gambar 2.4 Bar Chart (Sumber: www.thinkorswim.com)
10 5. Candlestick Chart Sama seperti bar chart namun harga pembukaan dan harga penutupan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk batang baru yang mengakibatkan terlihat seperti lilin. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/terms/c/candlestick.asp) Gambar 2.4 Candlestick Chart (Sumber: www.thinkorswim.com)
11 2.4 Sejarah Bollinger Band Bollinger Band adalah alat bantu trading yang diciptakan oleh John Bollinger di tahun 1983. Tujuan Bollinger Band adalah untuk menyediakan definisi relatf harga tertinggi dan harga terendah sesuai dengan tingkat volatilitas sekuritas. Dengan definisi harga akan mencapai harga tertingginya di upper band dan mencapai harga terendah di lower band. Pendefinisian harga tertinggi dan harga terendah lewat upper band dan lower band dapat memungkinkan pencapaian pengenalan pola yang dapat digunakan sebagai indikator dalam sistem trading. (definisi dan penjelasan diambil dari http://www.investopedia.com/articles/trading/07/bollinger.asp) Gambar 2.5 John Bollinger Penemu Bollinger Band
12 2.5 Time Frame Bollinger Band Metode bollinger bands ini dapat dipakai untuk time frame (jangka waktu) yang berbeda beda tergantung dengan pola waktu yang diinginkan oleh seorang invetasi. Berikut adalah jangka waktu yang mungkin dipakai oleh metode ini: Jangka Panjang Jangka Menengah Jangka Pendek Tahun Kuartal Minggu Kuartal Bulan Minggu Bulan Minggu Hari Minggu Hari Jam Hari Jam 10 Menit Jam 10 Menit Menit Tabel 2.1 Tabel Time Frame Bollinger Band (Sumber: Bollinger on Bollinger Bands, hal. 20; terjemahan oleh penulis) Pemakaian kombinasi jangka waktu di atas dapat dimaksudkan sebagai berikut: 1. Apabila investor ingin mengambil posisi setiap minggu maka dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu tahun ataupun satu kuratal (tiga bulan) sebagai perspektif jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka menengahnya dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu kuartal (tiga bulan) ataupun satu bulan.
13 2. Apabila investor ingin mengambil posisi setiap hari maka dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu bulan sebagai perspektif jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka menengahnya dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu minggu. 3. Apabila investor ingin mengambil posisi setiap jam maka dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu minggu sebagai perspektif jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka menengahnya dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu hari. 4. Apabila investor ingin mengambil posisi setiap 10 menit maka dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu hari sebagai perspektif jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka menengahnya dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu jam. 5. Apabila investor ingin mengambil posisi setiap detik maka dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo satu jam sebagai perspektif jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka menengahnya dapat melihat pergerakan Bollinger Band dalam tempo 10 menit.
14 2.6 Kosntruksi Bollinger Band Berikut adalah formula standar dari Bollinger Band: Diketahui: X j = Harga penutupan saham pada hari ke j = Rata Rata pergerakan saham selama N hari N = Jumlah hari (Jangka Waktu) Untuk rumusan Upper Band = + 2 σ Untuk rumusan Middle Band = Untuk rumusan Lower Band = 2 σ Untuk penelitian ini, penulis akan memakai N = 22. Penulis memakai N = 22 dikarenakan rata rata periode hari trading dalam satu tahun adalah 22 hari bukannya 20 hari seperti formula asli. (N = 22 yang diambil berdasarkan catatan Dr. Alexander Elder di dalam bukunya Come Into My Trading Room pada halaman 90). Adapun alasan pengubahan 20 menjadi 22 karena pertimbangan 1 bulan trading berjumlah 22 hari.
15 2.7 Pemakaian Bollinger Band Dalam pemakain Bollinger Band ini, terdapat dua kondisi yang harus terpenuhi, antara lain sebagai berikut: 1. Apabila harga pembukaan dan harga penutupan saham lebih besar daripada upper band maka harga saham pada beberapa hari ke depan cenderung akan turun dikarenakan saham sudah overvalued. 2. Apabila harga pembukaan dan harga penutupan saham lebih kecil daripada lower band maka harga saham pada beberapa hari ke depan cenderung akan naik dikarenakan saham sudah undervalued. (diambil berdasarkan catatan Dr. Alexander Elder di dalam bukunya Come Into My Trading Room pada halaman 96) Apabila kondisi pertama terjadi, maka investor dapat mengambil posisi short. Short adalah kegiatan menjual saham yang tidak dimiliki oleh investor. Investor meminjam sekian lembar saham dari brokerage kemudian menjual langsung sesuai harga pasar dan mendapat uang tunai. Posisi short diambil dengan asumsi harga saham akan turun sehingga investor dapat membeli dengan harga rendah dengan jumlah sesuai yang dipinjamkan dan mengembalikannya kembali ke brokerage. Investor mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dikurangi harga beli. Sedangkan apabila kondisi kedua yang terjadi, maka investor dapat mengambil posisi buy. Posisi buy ini diambil ketika investor mengasumsikan bahwa harga saham yang dibelikan naik. Ketika harga saham naik, investor mendapatkan keuntungan dari harga jual dikurangi harga beli. Baik posisi buy maupun short akan ditutup ketika harga saham sudah kembali ke range normalnya yaitu berada di dalam dua channel band.
16 Contoh Pemakaian Bollinger Band Short Penjelasan: Gambar 2.7 Chart Candlestick AAPL 10 Oktober 2007 7 November 2007 Garis A merupakan upper band saham Garis B merupakan lower band saham (Sumber: www.thinkorswim.com) 1 (entry spoint) merupakan kondisi dimana harga saham menembus upper band atau batas atas harganya. Maka berdasarkan teori Bollinger Band investor harus mengambil posisi short dengan pertimbangan bahwa harga saham selama beberapa hari ke depan akan turun sampai harga saham tersebut kembali berada dalam range normalnya yaitu di antara upper band dan lower band. 2 (exit point) merupakan kondisi dimana investor sudah harus keluar dan menutup posisi short-nya karena harga saham sudah turun dan kembali berada di bawah upper band atau batas atas. Harga saham sudah kembali ke range normalnya kembali.
17 Contoh Pemakaian Bollinger Band Buy Penjelasan: Gambar 2.8 Chart Candlestick AAPL 6 Agustus 2007 1 September 2007 Garis A merupakan upper band saham Garis B merupakan lower band saham (Sumber: www.thinkorswim.com) 1 dan 3 (entry spoint) merupakan kondisi dimana harga saham menembus lower band atau batas bawah harganya. Maka berdasarkan teori Bollinger Band investor harus mengambil posisi buy dengan pertimbangan bahwa harga saham selama beberapa hari ke depan akan naik sampai harga saham tersebut kembali berada dalam range normalnya yaitu di antara upper band dan lower band. 2 (exit point) merupakan kondisi dimana investor sudah harus keluar dan menutup posisi buy-nya karena harga saham sudah naik dan kembali berada di atas lower band atau batas bawah. Harga saham sudah kembali ke range normalnya kembali.