BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
|
|
- Liani Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa dampak negatif bagi negara lain termasuk Indonesia. Indonesia mengalami krisis finansial yang mempengaruhi buruknya kondisi perekonomian dalam negeri terutama bagi perusahaan-perusahaan didalamnya. Dampak negatif bagi Indonesia dari krisis global ini yaitu, menurunnya neraca pembayaran, tekanan pada nilai tukar Rupiah dan dorongan pada laju inflasi ( Menurunnya neraca pembayaran disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di Amerika yang menyebabkan penurunan permintaan impor dari Indonesia. Dengan demikian ekspor Indonesia pun menurun. Lalu tekanan pada nilai tukar Rupiah terjadi pada kurs Rupiah yang melemah menjadi Rp ,- per USD pada bulan November 2008 yang merupakan depresiasi yang cukup tajam, karena pada bulan sebelumnya Rupiah berada diposisi Rp ,- per USD ( Pergerakan kurs Rupiah selama tahun 2008 sampai awal 2009 dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut: 1
2 Gambar Yang ketiga adalah dorongan pada laju inflasi, dorongan tersebut berasal dari lonjakan harga minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan subsidi harga BBM. Pergerakan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut: Gambar Dari grafik tersebut terlihat bahwa terjadi tekanan inflasi yang tinggi hingga triwulan III-2008 yakni hingga bulan September Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditi dunia terutama minyak dan pangan. Lonjakan tersebut berdampak pada kenaikan harga barang yang ditentukan pemerintah seiring 2
3 dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Lalu tingkat inflasi menurun disebabkan kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM jenis solar dan premium pada Desember Dampak negatif dari krisis ekonomi global tersebut menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami kondisi kesulitan keuangan. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) dapat membuat aktivitas dan kinerja perusahaan terhambat dan tidak maksimal, maka dari itu prediksi atas financial distress suatu perusahaan penting dilakukan sebagai tindakan antisipasi sebelum terjadinya kondisi financial distress dan kebangkrutan. Lalu dengan diketahuinya kondisi financial distress perusahaan lebih dini diharapkan dapat membuat manajemen memilih tindakan yang lebih tepat untuk memperbaiki situasi tersebut. Menurut Puryati dan Savitri (2012) financial distress adalah kondisi dimana perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi jadwal pembayaran kembali hutangnya kepada kreditor pada saat jatuh tempo. Kondisi financial distress dapat juga didefinisikan sebagai tahapan penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya likuiditas maupun kebangkrutan. Almilia dan Kristijadi (2003) menyatakan perusahaan dikatakan mengalami financial distress jika: 1) Beberapa tahun mengalami laba bersih (net income) negatif (dalam penelitian Hofer (1980) dan Whitaker (1999), menggunakan laba bersih operasi atau net operating income). 3
4 2) Selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran dividen (sesuai penelitian Lau (1987)). Financial distress merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan bagi perusahaan karena dapat memicu kondisi yang lebih buruk yaitu kebangkrutan. Sehingga dalam penelitian ini penting untuk menganalisis financial distress, karena dapat membantu dalam menghasilkan informasi mengenai tingkat kesehatan suatu perusahaan. Pentingnya informasi atas kondisi kesehatan perusahaan dapat membuat perusahaan lebih siap dalam menentukan langkah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Selain diperlukan oleh pihak internal, informasi atas kondisi kesehatan perusahaan juga dibutuhkan oleh pihakpihak eksternal, seperti calon investor dengan mengetahui kondisi kesehatan perusahaan dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya atau tidak pada perusahaan tersebut, lalu bagi pemegang saham dapat membantu dalam menilai kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen atau tidak, lalu bagi pemerintah dapat membantu dalam menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban perpajakannya, dan bagi kreditur informasi tersebut dapat membantu dalam memutuskan untuk memberikan suatu pinjaman atau tidak, dan menilai kemampuan pengembalian atas pinjaman yang diberikan. Kondisi tingkat kesehatan perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk pengambilan 4
5 keputusan manajemen. Dalam penelitian ini, laporan keuangan dipilih untuk diolah karena laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi kondisi kesehatan perusahaan, kesulitan keuangan (financial distress) serta kemungkinan akan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, maka data keuangan dapat dikonversi menjadi informasi yang lebih berguna seperti dalam bentuk rasio keuangan (Almilia dan Kristijadi, 2003). Foster (1986) dalam Almilia dan Kristijadi (2003) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasio keuangan, yaitu: 1) Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu. 2) Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan. 3) Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan. 4) Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress). Penelitian atau analisis rasio keuangan dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat jika disajikan kedalam bentuk rasio keuangan dan dapat digunakan dalam bentuk penelitian yang berkaitan, seperti tujuan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu 5
6 perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada. Kesehatan suatu perusahaan dapat mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Beberapa penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan adalah Altman (1968), Almilia dan Kristijadi (2003), Endri (2009), Yuanita (2010), dan Puryati dan Savitri (2012). Penelitian tentang financial distress terkait dengan penggunaan rasio-rasio keuangan pernah dilakukan oleh Platt dan Platt (2002) yang dikembangkan oleh Almilia dan Kristijadi (2003) untuk menentukan rasio-rasio keuangan yang paling dominan dalam menentukan kondisi financial distress perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003) dilakukan pada 61 perusahaan yang dipilih sebagai sampel, lalu diperoleh 24 perusahaan dikatakan mengalami financial distress dan 37 perusahaan tidak mengalami financial distress. Rasio keuangan yang digunakan adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Platt dan Platt (2002) sebanyak 19 rasio, namun dalam penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) tidak seluruh rasio keuangan dimasukkan dalam model, tetapi variabel rasio keuangan dipilih berdasarkan tingkat signifikansinya. Almilia dan Kristijadi (2003) membuat 12 persamaan regresi logit dan memperoleh hasil bahwa persamaan ke-12 merupakan model yang memiliki nilai signifikansi tertinggi dibandingkan dengan 11 persamaan yang lain. Hal itu mengindikasikan bahwa model dari persamaan 12 adalah model terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress. Sehingga diperoleh hasil bahwa hanya 4 rasio keuangan saja yang paling dominan dalam menentukan suatu perusahaan mengalami financial distress atau tidak, yaitu rasio 6
7 net income to sales, rasio current liabilities to total assets, rasio current assets to current liabilities dan rasio net income to total assets. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dalam menilai kemampuan ke-4 rasio keuangan tersebut untuk memprediksi financial distress perusahaan pada periode sekarang. Rasio net income to sales adalah rasio yang mengukur persentase laba bersih yang diperoleh perusahaan terhadap total penjualan yang terjadi. Jika rasio net income to sales bernilai tinggi maka dapat dilihat bahwa net income perusahaan semakin tinggi terhadap sales nya, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan baik, yang menandakan perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya dan mampu membayar dividen kepada investornya, sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar perusahaan tidak mengalami financial distress. Sehingga rasio net income to sales diasumsikan mampu untuk memprediksi financial distress perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) dan Yuanita (2010) yang menyatakan bahwa rasio net income to sales signifikan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan. Rasio current liabilities to total assets adalah rasio yang mengukur persentase kewajiban lancar terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Jika rasio current liabilities to total assets bernilai rendah, maka dapat dilihat bahwa total assets yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari current liabilities nya, yang menandakan risiko perusahaan terhadap kesulitan pembayaran hutang kepada kreditor semakin kecil, karena total assets yang dimiliki perusahaan tinggi, sehingga perusahaan dinilai mampu dalam melunasi current liabilites nya, maka 7
8 dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar perusahaan tidak mengalami financial distress. Sehingga rasio current liabilities to total assets diasumsikan mampu untuk memprediksi financial distress perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) dan Yuanita (2010) yang menyatakan bahwa rasio current liabilities to total assets signifikan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan. Rasio current assets to current liabilities adalah rasio yang mengukur kemampuan aset lancar dalam melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Jika rasio current assets to current liabilities bernilai tinggi, maka dapat dilihat bahwa current assets yang dimiliki perusahaan bernilai lebih tinggi daripada current liabilities nya, yang menandakan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi current liabilities menggunakan current asset nya, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan baik, sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar perusahaan tidak mengalami financial distress. Sehingga rasio current assets to current liabilities diasumsikan mampu untuk memprediksi financial distress perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) dan Yuanita (2010) yang menyatakan bahwa rasio current assets to current liabilities signifikan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan. Rasio net income to total assets adalah rasio yang mengukur persentase dari laba bersih yang diperoleh terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Jika rasio net income to total assets bernilai tinggi, maka dapat dilihat bahwa net income perusahaan bernilai semakin tinggi terhadap total assets nya, yang 8
9 menandakan perusahaan menggunakan total assets dalam menghasilkan net income dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan baik, dan perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya dan mampu membayar dividen kepada investornya, sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar perusahaan tidak mengalami financial distress. Sehingga rasio net income to total assets diasumsikan mampu untuk memprediksi financial distress perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) dan Yuanita (2010) yang menyatakan bahwa rasio net income to total assets signifikan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan. Penelitian ini akan memilih perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objeknya. Adapun alasan memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur adalah jenis usaha yang bergerak disektor riil dan memiliki jumlah perusahaan paling banyak dibandingkan jenis usaha lain, serta terdiri dari beberapa sektor. Meskipun terdiri dari berbagai macam sektor, perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang serupa yaitu sama-sama memproduksi dan menghasilkan produk. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Almilia dan Kristijadi (2003). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1) Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi financial distress berdasarkan penelitian Almilia dan Kristijadi (2003), yaitu net income to sales, current liabilities to 9
10 total assets, current assets to current liabilities, dan net income to total assets, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan 19 rasio keuangan. 2) Periode penelitian, yaitu penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk dalam sektor manufaktur periode , sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk dalam sektor manufaktur periode Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka judul penelitian ini adalah Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress. 1.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan yang terdaftar di BEI tersebut diambil perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur untuk periode Dari sekian banyaknya variabel yang mempengaruhi financial distress dipilih empat variabel pokok untuk diteliti sesuai dengan model analisis yaitu net income to sales, current liabilities to total assets, current assets to current liabilities, dan net income to total assets. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: 10
11 1) Apakah rasio net income to sales dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan? 2) Apakah rasio current liabilites to total assets dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan? 3) Apakah rasio current asset to current liabilites dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan? 4) Apakah rasio net income to total assets dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan? 5) Apakah rasio net income to sales, current liabilities to total assets, current asset to current liabilities, dan net income to total assets secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Memperoleh bukti empiris bahwa rasio net income to sales dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan. 2) Memperoleh bukti empiris bahwa rasio current liabilites to total assets dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan. 3) Memperoleh bukti empiris bahwa rasio current assets to current liabilites dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan. 4) Memperoleh bukti empiris bahwa rasio net income to total assets dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan. 5) Memperoleh bukti empiris bahwa rasio net income to sales, current liabilities to total assets, current asset to current liabilities, dan net income to total 11
12 assets secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1) Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman dalam hal penguasaan materi yang diuji terkait dengan rasio keuangan dan kondisi financial distress. 2) Bagi perusahaan Memberikan informasi tambahan kepada pihak perusahaan terutama pihak manajemen tentang keadaan kinerja finansial perusahaan yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai aksi awal dalam melakukan tindakan korektif dan evaluasi untuk kemajuan perusahaan dimasa datang. 3) Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran kepada pihak eksternal terutama pihak investor untuk mengetahui kondisi dari perusahaan yang mungkin akan menjadi calon tempat berinvestasi atau perusahaan yang sudah menjadi tempat berinvestasi investor tersebut, mengenai kondisi kesehatan perusahaan itu dan kemampuan perusahaan dalam memberikan return yang diharapkan investor. 12
13 4) Bagi peneliti lainnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi terkait dengan teori yang telah ada untuk melakukan penelitian dan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR Bab ini berisi tentang penjelasan dan pembahasan secara rinci tentang financial distress, laporan keuangan, rasio keuangan, rasio net income to sales, current liabilities to total assets, current assets to total liabilities, dan net income to total assets dari berbagai literatur, model penelitian, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, penjabaran mengenai variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. 13
14 BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 14
BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi di suatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal, memungkinkan suatu
Lebih terperinciMANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI
MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan, apabila dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian global masih diliputi oleh nuansa ketidakpastian yang tinggi yang tercermin dari perubahan yang berlangsung sangat cepat dan sulit diprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 berawal dari krisis keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia telah banyak melalui masa kejayaan dan masa sulit sejak era penjajahan hingga saat ini. Peristiwa besar yang dianggap masih mempengaruhi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para manager perusahaan Indonesia diharuskan untuk memberikan laporan. perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terpuruk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian indonesia telah banyak dipenuhi oleh para investor dari luar negeri yang banyak menanamkan modalnya di indonesia, sehingga para manager perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada tahun 2013. Ancaman krisis tersebut masih membayangi perkembangan Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, sehingga banyak perusahaan yang bangkrut terutama beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, ada beberapa dampak buruk yang dirasakan akibat meluasnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Kemajuan yang sangat pesat tersebut disebabkan oleh semakin meluasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:57 dalam Novita dkk, 2014). Besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam krisis ekonomi yang diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan November 1997, telah menyebabkan bangsa Indonesia terjerumus dalam tingkat kemiskinan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan yang baru berdiri atau berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia pada masa kini berkembang secara global dengan pesat. Hal ini didukung dengan meluasnya era globalisasi. Perusahaan yang kuat akan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang telah mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak buruk bagi sektor-sektor industri maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada tahun 2014. Menurut sumber elektronik yang dilansir dari situs Investor Daily Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya persaingan di setiap industri saat ini membuat perusahaan harus kreatif untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia tidaklah dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh kredit bermasalah (NPF), faktor ekonomi makro (INF, INT, Nilai Tukar), likuiditas (CR) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah mengakibatkan kesulitan keuangan yang buruk termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai dengan informasi yang diberitakan di www.kompas.com periode Februari (2013) yaitu, dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti menginginkan usahanya berjalan lancar bahkan dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya. Modal adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah satunya menjaga kestabilan moneter yang di sebabkan atas kebijakannya terhadap simpanan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat. dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola perusahaan yang kurang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian dunia dan semakin pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha semakin bersifat kompetitif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu bersaing akan bertahan hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha semakin kuat, ditambah dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Hal ini dapat berpengaruh dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan yang tidak ringan kepada Indonesia. Krisis yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008 itu berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Harga-harga saham turun secara tajam demikian pula dengan volume transaksi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan, sehingga banyak sekali model financial distress perlu dikembangkan karena dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di Bursa Efek Indonesia semakin ketat. Hal ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan. Beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar
Lebih terperinci: AYU ASTREA NINGSIH B.
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia, menurut
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pasar modal Indonesia sampai dengan tahun 2015 terus menunjukkan pencapaian positif. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari jumlah emiten yang mencatatkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Disamping itu ada pula tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri antara lain: meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah yang dialami bangsa ini, termasuk dalam aspek ekonomi yakni terpuruknya kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang menggabungkan pemakaian mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad 20, dunia investasi semakin semarak, meskipun badai krisis di Indonesia masih terasa sampai sekarang, namun para investor mulai mendapatkan titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari kedua tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang disebabkan oleh berbagai macam krisis yang terjadi di dalam maupun dari luar negeri. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian didunia saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat, ditandai dengan banyaknya aktifitas ekonomi dalam skala internasional. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Default berarti. menyebabkan tindakan hukum (Sari dan Wuryan, 2005:460).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah keuangan yang dihadapi suatu perusahaan apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Beberapa perusahaan yang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan perusahaan disediakan untuk menjelaskan tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
Lebih terperinciprofitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi dunia. Pada kedua tahun tersebut pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun dari 4,9%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun mengalami gejolak yang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2008 2013 mengalami gejolak yang sangat besar, dimana pada tahun 2008 Indonesia mengalami krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk penggalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang semakin kuat membuat perusahaan dituntut untuk selalu memperkuat fundamental manajemen sehingga nantinya akan mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan beberapa perusahaan mengalami kebangkrutan karena tidak mampu mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi persaingan global antar perusahaan terutama perusahaan manufaktur membuat persaingan dunia usaha ini menjadi lebih ketat khususnya antar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia semakin pesat, perkembangan ini memberikan pengaruh pada persaingan di dalam industri. Salah satu cara yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara menanamkan aset. Bentuk pengelolaan dana ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak terjadi krisis moneter pada tahun 1998, kondisi perekonomian di Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di Indonesia maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat bisa menilai dan mengukur keberhasilan suatu perusahaan dari kemampuan kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap orang ingin melakukan investasi. Investasi dapat dilakukan di berbagai instrumen keuangan yang ada. Salah satu instrumen yang dapat memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga
1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Modal merupakan sesuatu yang berbentuk uang atau barang dan bentuk lainnya yang pasti digunakan untuk proses usaha demi mencapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinci