Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

PENGARUH MODAL, TINGKAT UPAH DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN OUTPUT PADA INDUSTRI TEKSTIL DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

HALAMAN PENGESAHAN...

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

: PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN MELALUI ANALISIS SEKTOR-SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN GIANYAR. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak Industri kecil memiliki peran yang sangat penting di Provinsi Bali umumnya di Kota Denpasar khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat. Perkembangan industri kecil ini akan dapat menurunkan tingkat penggangguran dan kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) Pengaruh tingkat upah dan teknologi terhadap produktivitas kerja, 2) Pengaruh tingkat upah, teknologi dan produktivitas kerja terhadap penyerapan tenaga kerja, 3) Pengaruh tidak langsung tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja melalui produktivitas kerja. Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dengan responden pengusaha industri mebel meja kayu yang meliputi 4 Kecamatan yaitu Denpasar Utara, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Barat. Obyek pada penelitian ini meliputi tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja dan penyerapan tenaga kerja. Sampel pada penelitian ini berjumlah 104 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah probability sampling atau simple random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain observasi, kuesioner dan wawancara secara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur/path analysis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening.berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa tingkat upah dan teknologi berpengaruh postif dan signifikan terhadap produktivitas kerja industri mebel meja kayu. Variabel tingkat upah, teknologi dan produktivitas kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri mebel meja kayu di Kota Denpasar. Variabel produktivitas kerja merupakan variabel mediasi pengaruh tidak langsung variabel tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel meja kayu di Kota Denpasar. Saran dari penelitian ini pengusaha mempromosikan industri kecil melalui media cetak, media elektronik dan festival-festival lokal industri mebel agar memancing minat konsumen lokal atau asing hingga ke mancanegara. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja ii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 12 1.5 Sistematika Penulisan... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 15 2.1.1 Teori Ketenagakerjaan... 15 2.1.2 Konsep Industri... 16 2.1.2.1 Industri Kecil... 16 2.1.2.2 Industri Mebel... 18 2.1.3 Konsep Produktivitas Kerja... 19 2.1.4 Konsep Tingkat Upah... 21 2.1.5 Konsep Teknologi... 23 2.1.6 Konsep Penyerapan Tenaga Kerja... 24 2.1.7 Hubungan Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Kerja... 25 2.1.8 Hubungan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja... 26 2.1.9 Hubungan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 27 2.1.10 Hubungan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 28 2.1.11 Hubungan Produktivitas Kerja Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 29 2.2 Hipotesis Penelitian... 30 iii

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 31 3.2 Lokasi Penelitian... 32 3.3 Obyek Penelitian... 32 3.4 Identifikasi Variabel... 33 3.5 Definisi Operasional Variabel... 33 3.6 Jenis dan Sumber Data... 35 3.6.1 Jenis data... 35 3.6.2 Sumber data... 35 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 36 3.8 Metode Pengumpulan Data... 37 3.9 Teknik Analisis Data... 38 3.9.1 Analisis Jalur/path analysis... 38 3.9.2 Uji Sobel... 41 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 43 4.2 Gambaran Umum Industri Mebel di Kota Denpasar... 44 4.3 Karakteristik Responden... 45 4.3.1 Umur dan jenis kelamin... 45 4.3.2 Tingkat pendidikan... 46 4.3.3 Tingkat Upah... 47 4.3.4 Teknologi... 48 4.3.5 Produktivitas Kerja... 49 4.3.6 Penyerapan Tenaga Kerja... 50 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 51 4.4.1 Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar... 51 4.4.2 Pengaruh Tingkat Upah, Teknologi dan Produktivitas Kerja Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar... 52 4.4.3 Hasil Pengujian Analisis Jalur... 53 4.4.4 Ringkasan Jalur Koefisien... 53 4.4.5 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian... 55 4.4.5.1 Pengaruh Langsung Antar Variabel... 55 4.4.5.2 Pengaruh Tidak Langsung Melalui Pengujian Variabel Intervening... 58 4.4.6 Nilai Kekeliruan Taksiran Standar... 59 4.4.7 Nilai Koefisien Determinasi Total... 60 4.4.8 Pembahasan Hasil Analisis Data... 60 iv

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 63 5.2 Saran... 63 DAFTAR RUJUKAN... 65 LAMPIRAN LAMPIRAN... 72 v

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Laju PDRB Provinsi Bali Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2015 (Persen)... 4 1.2 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Mebel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Pada tahun 2015... 7 1.3 Jumlah Produksi Mebel Berbahan Kayu di Kota Denpasar Pada Tahun 2015... 8 1.4 Penyebaran Mebel Meja Kayu Menurut Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2015... 9 1.1 Jumlah Populasi dan Sampel Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar... 37 1.2 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Serta Pengaruh Total Antar Variabel... 42 4.1 Jumlah Responden Pengusaha Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin... 45 4.2 Jumlah Responden Pengusahan Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 46 4.3 Jumlah Responden Pengusaha Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Tingkat Upah... 48 4.4 Jumlah Responden Pengusaha Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Teknologi... 48 vi

4.5 Jumlah Responden Pengusaha Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Produktivitas Kerja... 49 4.6 Jumlah Responden Pengusaha Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja... 50 4.7 Ringkasan Jalur Koefisien. 53 4.8 Hasil Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total antar Variabel 55 vii

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Gambar Analisis Jalur (path analysis) 32 3.2 Model Analisis Jalur (path analysis).. 38 4.1 Diagram Hasil Analisis Jalur Penelitian. 54 viii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 71 Lampiran 2 Data Responden Penelitian. 75 Lampiran 3 Tabel Tabulasi Data Responden. 79 Lampiran 4 Hasil Uji Persamaan Struktural 1.. 83 ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori negara sedang berkembang. Masalah di negara sedang berkembang tentang masalah ketenagakerjaan, umumnya berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, rendahnya tingkat gaji, serta jaminan sosial yang hampir tidak ada. Indonesia memang sepantasnya melakukan perubahan dan pembangunan di bidang ekonomi. Proses perubahan dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana di bidang ekonomi melalui proses transformasi. Terlihat adanya usaha dari pemerintah untuk menyelesaikan berbagai masalah ketenagakerjaan ini, namun dalam kenyataannya seluruh kebijakan tersebut tidak menyentuh permasalahan mendasar dari berbagai krisis ini. Solusi untuk dapat menyelesaikan masalah ketenagakerjaan perlu mencermati secara lebih mendalam berbagai persoalan ketenagakerjaan yang ada, masalah tersebut merupakan persoalan pokok tentang upaya pemenuhan kebutuhan hidup, serta upaya meningkatkan kesejahteraan hidup. Persoalan pemenuhan kebutuhan pokok, baik kebutuhan akan barang, seperti pangan, sandang dan papan, maupun jasa seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan adalah penyebab utama sekaligus faktor pendorong terjadinya permasalahan ketenagakerjaan. 10

Terjadinya kelangkaan lapangan kerja menyebabkan sebagian anggota masyarakat menganggur dan ini berdampak pada ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup (Ryan, 2012). Indonesia sebagai negara sedang berkembang berupaya untuk meningkatkan dan memajukan kesejahteraan masyarakatnya melalui pembangunan. Pemerintah berusaha mengembangkan sektor industri di Indonesia, untuk mewujudkan hal ini, baik sektor industri skala kecil, menengah maupun besar (Kresna, 2016). Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih baik (Azhar, 2010:353). Pembangunan industri khususnya industri kecil diarahkan dapat menjadi salah satu peran yang cukup berkualitas dalam perekonomian, sehingga mampu bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri. Pengembangan sektor ekonomi rakyat pada otonomi daerah, khususnya pada sektor industri kecil mendapat perhatian ekstra dari pemerintah, dikarenakan sektor industri kecil memberikan banyak dampak pada penyerapan tenaga kerja, maupun pendapatan masyarakat yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat golongan bawah. Setiap tahun industri kecil selalu tumbuh dan berkembang, selain itu industrialisasi berperan penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia dan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya lainnya secara optimal (Vina, 2014). 11

Perjalanan bisnis yang dilalui oleh industri kecil selama ini tidak terlepas dari hasil kebijakan dan program pemerintah. Pemerintah telah mengambil langkah untuk memberikan program bantuan dalam bentuk fasilitas produksi, bantuan dibidang manajemen, finansial serta kemitraan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil mempunyai tujuan agar pembangunan industri mengarah pada industri yang efisien dengan kualitas produk yang semakin baik dan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan nilai tambah yang semakin tinggi untuk memperkuat perekonomian Indonesia (Sri, 2015). Sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, Provinsi Bali lebih mengutamakan pertumbuhan industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Bali yang lebih dikenal dengan sebutan Pulau Dewata yang memiliki potensi alam dan sumber daya manusia yang memadai dalam pengembangan industri dengan didukung kreativitas dan keahlian khusus yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Pengembangan di Bali dilaksanakan di segala bidang pembangunan ekonomi, politik maupun dalam bidang sosial budaya serta pengembangan industri yang semakin pesat. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, pembangunan di bidang sosial budaya lebih diutamakan sehingga dapat mendukung sektor usaha pariwisata Bali dengan kekayaan alamnya. Semakin berkembangnya sektor pariwisata di Bali memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan sektor industri lain sebagai pendukung pariwisata (Sri, 2015). 12

Pembangunan pada bidang-bidang yang mendukung sektor usaha pariwisata tersebut antara lain pengembangan industri kecil. Salah satu industri kecil yang dikembangkan di Bali adalah industri mebel. Perkembangan industri mebel ini mendukung perekonomian dan sasaran yang dilakukan dengan diferensiasi dan spesialisasi untuk memungkinkan terjadinya nilai tambah yang tinggi terhadap produknya sehingga penawaran kepada konsumen akan semakin beragam (Dierckx and Stroeken, 1999). Sejalan dengan hal tersebut, maka peran sektor industri pengolahan semakin penting, sehingga sektor industri pengolahan mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leader sector) di sektor industri secara umum. PDRB Provinsi Bali atas harga konstan menurut lapangan usaha tahun 2013-2015 disajikan pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Laju PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2015 (Persen) No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 1. Pertanian, Kehutanan&Perikanan 2,20 4,63 3,41 2. Pertambangan & Penggalian 7,70 0,60 6,83 3. Industri Pengolahan 8,59 8,88 7,13 4. Listrik, Gas & Air Bersih 7,64 0,45 3,69 5. Bangunan 5,95 1,80 5,01 6. Transportasi dan Pergudangan 6,72 5,84 4,54 7. Penyediaan Akomodasi dan Makan 7,90 6,82 5,76 Minum 8. Jasa Perusahaan 9,00 7,49 6,99 9. Jasa lainnya 4,22 7,63 7,99 Produk Domestik Regional Bruto 59,92 47,38 48,11 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016 13

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dari sektor industri pengolahan pada tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan di Provinsi Bali dapat dipandang sebagai upaya sangat strategis dan rasional mengingat usaha ini amat beranekaragam sehingga dapat disesuaikan dengan potensi, kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia. Tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 7,13 persen atau turun sebesar 1,75 persen. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Bali memberikan peluang bagi dunia industri untuk mengembangkan usahanya sehingga mendorong industri untuk mempertahankan kontinuitas dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungan secara efektif dan efisien. Sumbersumber ekonomi tersebut meliputi sumber daya alam sebagai bahan industri, sumber daya manusia sebagai penggerak industri tersebut, sumber daya modal yang menunjang jalannya serta kelancaran usaha industri tersebut serta skill atau keahlian yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam usahanya meningkatkan produktivitas usahanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah tingkat upah, teknologi, keamanan dan perlindungan, suasana kerja yang baik, promosi dan pengembangan diri keorganisasian. Penelitian ini lebih fokus pada faktor tingkat upah dan teknologi karena faktor lain tidak terjadi pada usaha industri yaitu industri mebel di Kota Denpasar. Menurut Sinungan (1997:12), mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas 14

masukan selama periode tersebut. Menurut Samuelson (1993:133), menyatakan bahwa produktivitas merupakan suatu konsep pengukuran rasio output total terhadap rata-rata input tertimbang. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Menurut Jergeas (2009), peningkatan produktivitas perlu dicapai melalui sumber daya lebih besar dan sumber daya manusia, efisiensi, efektivitas dan keterlibatan serta peningkatan inovasi dan teknologi. Produktivitas dapat diartikan sebagai rasio antara output terhadap input sumber daya yang dipakai. Dalam rasio terdapat sumber daya yang dimasukkan seluruhnya untuk menghasilkan output disebut dengan produktivitas total, namun jika yang dihitung sebagai masukan hanya faktor sumber daya tertentu saja maka disebut sebagai produktivitas parsial. Produktivitas yang tinggi akan menguntungkan bagi industri dan tenaga kerja terutama kesejahteraannya. Produktivitas mencerminkan etos kerja dari tenaga kerja yang tercermin dalam sikap mental yang baik. Produktivitas yang meningkat disebabkan oleh faktor upah, selain faktor upah, teknologi sangat berperan penting dalam produksi. Teknologi padat modal menyebabkan peningkatan produktivitas lebih tinggi. Ada perbedaan teknologi padat karya dengan teknologi padat modal. Peningkatan produktivitas dengan menggunakan dua teknologi tersebut dalam pemanfaatan teknologi padat karya jauh lebih rendah daripada teknologi padat modal. Keunggulan 15

penggunaan teknologi merupakan daya saing serta menyebabkan upah lebih rendah daripada meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Elsenhans, 2014). Industri mebel merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting bagi perekonomian khususnya dalam memberikan kontribusi dalam penciptaan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat Bali. Pada umumnya industri mebel memproduksi berbagai macam perabotan rumah tangga seperti kursi, meja, lemari dan rak. Mebel juga dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku berupa kayu, plastik, logam, rotan dan lainnya. Perkembangan industri mebel sangat dibutuhkan sebagai pendukung sektor-sektor ekonomi di Bali, khususnya dalam sektor pariwisata, contohnya dalam melengkapi perabotan-perabotan di hotel, restoran, dan lain-lain. Selain itu, industri mebel juga dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam melengkapi perabotan rumah tangga mereka (Rahadian, 2013). Jumlah unit usaha, dan jumlah tenaga kerja industri mebel menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015 disajikan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha (unit) dan Tenaga Kerja (orang) Industri Mebel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Pada Tahun 2015 No Kabupaten/ Kota Unit Usaha (Unit) Perkembangan (%) Tenaga Kerja (Orang) Perkembangan (%) 1. Klungkung 9 1,7 122 3,2 2. Badung 54 10,4 490 12,9 3. Denpasar 163 31,5 1.116 29,2 4. Gianyar 33 6,4 507 13,3 5. Jembrana 112 21,6 479 12,6 6. Karangasem 26 5,0 217 5,7 7. Tabanan 20 3,9 333 8,7 8. Bangli 5 0,9 22 0,5 9. Buleleng 96 18,5 526 13,9 16

Bali 518 100 3.812 100 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja pada industri mebel memiliki jumlah terbanyak pada Kota Denpasar yaitu jumlah unit usaha sebanyak 163 unit, dengan perkembangannya sebesar 31,5 persen dan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.116 orang, dengan perkembangannya sebesar 29,2 persen. Berdasarkan hal tersebut pada tabel 1.2 maka penelitian ini dilakukan pada Kota Denpasar yang memiliki unit usaha terbanyak dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi dibandingkan Kabupaten lainnya. Industri mebel meja kayu di Kota Denpasar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Banyak sedikitnya jumlah tenaga kerja yang diminta suatu industri juga dipengaruhi oleh tingkat upah, ketika tingkat upah makin tinggi maka tenaga kerja yang diminta sedikit, hal itu dilakukan suatu perusahaan/industri untuk mengurangi beban biaya yang harus di tanggung oleh perusahaan tersebut. Mebel merupakan benda yang tidak hanya sebagai aksesoris ataupun pajangan di rumah tetapi dapat digunakan sebagai pelengkap aktivitas penghuni rumah. Dilihat dari beragam jenis mebel yang dihasilkan oleh industri mebel yang ada di Kota Denpasar, jenis mebel yang terlihat familiar serta yang paling banyak diproduksi adalah kursi, meja dan lemari yang berbahan kayu, karena jenis mebel ini sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari (Lilyawati, 2016). Jenis mebel terbanyak yang berbahan kayu dan jumlah industri di Kota Denpasar pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 1.3. 17

Tabel 1.3 Jumlah Produksi Mebel Berbahan Kayu di Kota Denpasar pada Tahun 2015 No Jenis Mebel Jumlah Industri (Unit) 1. Lemari 75 2. Kursi 138 3. Meja 141 4. Rak 47 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2016 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jenis mebel berbahan kayu yang diproduksi, produksi lemari sebanyak 75 unit, produksi kursi sebanyak 138 unit, produksi meja 141 unit dan produksi rak sebanyak 47 unit. Disimpulkan bahwa meja paling banyak di produksi karena memiliki banyak model yang sangat bagus dan bermanfaat untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Penyebaran industri mebel meja kayu menurut Kecamatan di Kota Denpasar pada Tahun 2015 disajikan pada Tabel 1.4. Tabel 1.4 Penyebaran Industri Mebel Meja Kayu Menurut Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah Perusahaan (Unit) Jumlah Perusahaan yang Memproduksi Meja Kayu (Unit) 1. Denpasar Utara 21 15 2. Denpasar Timur 28 21 3. Denpasar Selatan 42 37 4. Denpasar Barat 72 68 Denpasar 163 141 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan jumlah perusahaan kecamatan Denpasar Utara sebanyak 21 unit sedangkan jumlah perusahaan yang memproduksi meja kayu sebanyak 15 unit. Kecamatan Denpasar Timur jumlah perusahaan sebanyak 28 unit, 18

perusahaan yang memproduksi meja kayu sebanyak 21 unit. Kecamatan Denpasar Selatan jumlah perusahaan sebanyak 42 unit, perusahaan yang memproduksi meja kayu sebanyak 37 unit. Jumlah perusahaan Kecamatan Denpasar Barat sebanyak 72 unit, perusahaan yang memproduksi meja kayu sebanyak 68 unit. Total keseluruhan jumlah perusahaan Kota Denpasar sebanyak 163 unit, dan perusahaan yang memproduksi meja kayu di Kota Denpasar sebanyak 141 unit. Lapangan kerja yang produktif dan intensitas pertumbuhan pekerjaan merupakan peran penting dari pertumbuhan ekonomi. Pentingnya jumlah pekerjaan, tetapi kembali lagi ke titik peningkatan pendapatan individu dan rumah tangga (Khan, 2007:49 dan Krongkaew, 2006:20). Peranan sumber daya manusia dalam melaksanakan kegiatan usaha industri merupakan faktor penting yang mendukung perkembangan usaha industri tersebut. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja. Tenaga kerja adalah asset utama dalam perkembangan industri yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas usaha. Tenaga kerja mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam usaha industri. Tenaga kerja bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan industri. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja harus sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan usaha (Susilo, 2007:27). 19

Hal ini tidak terlepas dari potensi tenaga kerja yang mendukung kelancaran usaha industri mebel tersebut. Dengan di dorong oleh faktor tingkat upah dan pengembangan teknologi mempengaruhi produktivitas kerja dan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan tenaga kerja di tingkat perusahaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, untuk membangun nilai ekonomi yang wajar dari pertumbuhan dan kenaikan upah. Peran pengusaha pada tingkat gaji dan kebijakan mengenai gaji pada tingkat perusahaan (Bastos, et. al, 2011). Menurut Mankiw (2000:46), semakin banyak output atau produk yang dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan tenaga kerja. Tingkat upah terendah biasanya merusak produktivitas pekerjaan mereka. Akibatnya, orang-orang yang berkualitas rendah dapat dikecualikan dari tenaga kerja yang bekerja hanya karena tidak ada pengusaha yang menguntungkan dapat mempekerjakan mereka (Erling, 2012). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh langsung tingkat upah dan teknologi terhadap produktivitas kerja pada industri mebel meja kayu di Kota Denpasar? 20

2) Bagaimana pengaruh langsung tingkat upah, teknologi dan produktivitas kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel meja kayu di Kota Denpasar? 3) Bagaimana pengaruh tidak langsung tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja melalui produktivitas kerja pada industri mebel meja kayu di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh langsung tingkat upah dan teknologi terhadap produktivitas kerja industri mebel meja kayu di Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh langsung tingkat upah, teknologi dan produktivitas kerja terhadap penyerapan tenaga kerja mebel meja kayu di Kota Denpasar. 3) Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja melalui produktivitas kerja pada industri mebel meja kayu di Kota Denpasar. 21

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memperkaya ragam penelitian serta membuktikan teori-teori selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, selain itu, kegunaan teoritisnya dapat mendukung jurnal dari penelitian sebelumnya menjadi referensi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah pengetahuan untuk membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan, khususnya pada sektor industri. 2) Kegunaan Praktis Dengan mengetahui adanya pengaruh tingkat upah dan teknologi terhadap produktivitas kerja untuk penyerapan tenaga kerja pada industri mebel meja kayu Kota Denpasar, diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran kepada pemerintah daerah setempat dalam membuat dan menentukan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan industri, produktivitas dan ketenagakerjaan. 1.5 Sistematika Penulisan 22

Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai teori ketenagakerjaan, konsep industri, industri kecil, industri mebel, konsep produktivitas kerja, konsep tingkat upah, konsep teknologi, konsep penyerapan tenga kerja serta hubungan-hubungan antara variabel. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 23

Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 24