BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah setempat. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai dengan perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2004:11). Suatu perekonomian dikatakan relatif stabil dari sudut ketenagakerjaan apabila jumlah pengangguran tidak lebih dari 4 persen dari jumlah pencari kerja, dengan kata lain pembangunan ekonomi harus dapat menekan angka pengangguran (Sri Budhi, 2008:2). Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari aspek ekonomi maupun sosial dalam suatu negara dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sasaran dari pembangunan ekonomi ialah untuk menciptakan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya agar tenaga kerja dapat terserap dalam kegiatan perekonomian. Tingkat upah yang rendah dapat pula menjadi masalah ketenagakerjaan di Bali karena pertambahan tenaga kerja jauh lebih besar dibandingkan pertambahan lapangan kerja yang tersedia. Penetapan tingkat upah yang dilakukan oleh pemerintah akan berpengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran di suatu 1

2 daerah. Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan oleh pemerintah, maka akan semakin sedikit jumlah orang yang bekerja (Kaufman dan Hotchkiss, 1999 dalam Alghofari, 2009:5). Penetapan tingkat upah minimum merupakan kewenangan dari pemerintah yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran suatu daerah atau wilayah. Upah juga merupakan kompensasi yang diterima oleh tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepada tenaga kerja. Upah merupakan salah satu faktor produksi yang harus diperhatikan karena tingkat upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran karena naiknya upah akan mengurangi permintaan tenaga kerja yang akan menimbulkan pengangguran (Mankiw, 2000:140). Jumlah investasi memiliki peranan yang sangat penting terhadap tingkat pengangguran suatu wilayah karena investasi sangat terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Dengan meningkatnya investasi akan berpengaruh pada kapasitas produksi yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas untuk menghasilkan output dan nilai tambah (value added). Untuk meningkatkan produktivitas, maka diperlukan para pekerja sehingga dalam hal ini, tenaga kerja yang tersedia mampu terserap dan jumlah pengangguran akan berkurang. Adanya investasi yang tinggi diharapkan mampu menekan angka pengangguran, sehingga permasalahan pengangguran bisa dikurangi. Masalah ketenagakerjaan atau pengangguran adalah masalah yang sering dihadapi oleh semua negara di dunia termasuk Indonesia. Jumlah penduduk yang besar menimbulkan permasalahan ketenagakerjaan, salah satunya adalah 2

3 pengangguran. Pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja akan menambah jumlah pengangguran di masyarakat, serta perkembangan sektor pariwisata di Bali tidak juga menjadikan Provinsi Bali bebas dari pengangguran. Pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berbagai cara untuk mengatasi permasalahan ini sudah ditempuh oleh pemerintah, namun belum juga mampu untuk diselesaikan. Pengangguran muncul karena adanya ketidaksesuaian antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja. Pulau Bali sudah terkenal dipenjuru dunia dengan keindahan objek wisata yang menjadikan Pulau Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia yang digemari, apalagi ditambah dengan beragam adat istiadat dan kebudayaannya yang kental dan sangat unik. Namun sektor pariwisata yang berkembang di Pulau Bali tidak juga menyelesaikan masalah ketenagakerjaan yaitu pengangguran. Pengangguran masih menjadi masalah serius yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi segenap Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota. Negara manapun di dunia ini baik yang dikategorikan negara maju maupun negara sedang berkembang senantiasa menghadapi masalah pengangguran, perbedaannya yaitu negara berkembang tidak mampu memberikan tunjangan kepada warga negaranya yang menganggur, sedangkan negara maju mampu memberikan jaminan berupa tunjangan (Sri Budhi, 2008:82). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali Tahun dapat dilihat pada Tabel

4 Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun (dalam %) Kabupaten/Kota Tahun Jembrana 2,23 2,54 2,17 2,77 3,39 Tabanan 2,73 1,07 1,80 6,07 0,79 Badung 3,20 1,25 2,30 5,09 0,77 Gianyar 2,91 2,36 2,16 4,71 2,16 Klungkung 3,73 3,59 1,78 2,07 2,12 Bangli 1,42 0,65 1,00 1,39 0,75 Karangasem 3,32 2,82 1,99 3,34 1,34 Buleleng 2,34 3,26 1,97 11,53 2,13 Denpasar 5,19 6,57 3,69 10,35 2,64 BALI 3,13 3,06 2,32 2,04 1,79 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa secara total tingkat pengangguran di Provinsi Bali di bawah 4 persen dan menurun setiap tahunnya. Tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Bali terdapat pada tahun 2009 sebesar 3,13 persen dan terendah terdapat pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,79 persen. Akan tetapi, tingkat pengangguran antar kabupaten/kota di Provinsi Bali berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2009 Kota Denpasar memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi yaitu sebesar 5,19 persen disusul oleh Kabupaten Klungkung yaitu sebesar 3,73 persen kemudian Kabupaten Karangasem yaitu sebesar 3,32 persen dan Kabupaten Badung yaitu sebesar 3,20 persen. Pada tahun 2009 Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung menduduki tingkat pengangguran di atas rata-rata pengangguran Provinsi Bali yaitu sebesar 3,13 persen, sementara Kabupaten lain memiliki tingkat pengangguran yang relatif rendah yaitu di bawah 4

5 3 persen. Kota Denpasar memiliki tingkat pengangguran tertinggi disebabkan karena Kota Denpasar sebagai pusat industri dan perdagangan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pencari kerja. Pada tahun 2013 Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi yaitu sebesar 3,39 persen yang disusul oleh Kota Denpasar yaitu sebesar 2,64 persen, Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 2,16 persen Kabupaten Buleleng yaitu sebesar 2,13 persen, dan Kabupaten Klungkung yaitu sebesar 2,12 persen. Pada tahun 2013 Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Klungkung menduduki tingkat pengangguran di atas rata-rata pengangguran Provinsi Bali yaitu sebesar 1,79 persen, sementara kabupaten lainnya memiliki tingkat pengangguran yang lebih rendah dari rata-rata pengangguran provinsi Bali yaitu diantaranya Kabupaten Tabanan sebesar 0,79 persen, Kabupaten Badung sebesar 0,77 persen, Kabupaten Bangli sebesar 0,75 persen, dan Kabupaten Karangasem sebesar 1,34 persen. Secara umum tingkat pengangguran tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan sektor-sektor perekonomian dalam penyerapan tenaga kerja, akan tetapi juga akibat pergeseran status dari angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja serta perpindahan penduduk penganggur. Penganggur biasanya bersifat mobile, dimana para pencari kerja cenderung akan mengikuti permintaan kesempatan kerja. Hal ini berakibat terhadap terjadinya pergeseran pengangguran antar daerah terutama ke daerah yang dianggap memberikan peluang kerja yang lebih besar misalnya daerah perkotaan (BPS Provinsi Bali, 2014:7). 5

6 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran antar kabupaten/kota di Provinsi Bali tidak merata, hal tersebut disebabkan oleh tidak berimbangnya perkembangan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di suatu daerah dengan jumlah angkatan kerja didalam suatu daerah tersebut sehingga terjadi ketidakmerataan tingkat pengangguran antar masing-masing kabupaten/kota. Ketidakmerataan tersebut biasanya terjadi akibat adanya perbedaan kondisi demografis serta potensi sumber daya alam daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Daerah yang memiliki kondisi demografi yang baik akan menghasilkan produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga akan mendorong peningkatan investasi di suatu daerah. Peningkatan investasi (padat karya) akan mampu menyerap tenaga kerja yang tersedia sehingga tingkat pengangguran berkurang. Dari beberapa pengertian dan pemahaman diatas, pengangguran memang menjadi pembahasan yang selalu diperbincangkan serta menarik untuk dibahas, karena berkaitan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Masalah pengangguran sangat penting untuk diperhatikan karena pengangguran sangat berpotensi menimbulkan terjadinya berbagai tindakan kriminal serta dapat menimbulkan gejolak sosial, politik dan kemiskinan (Cang dan Wu, 2012:4). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat upah minimum serta jumlah investasi. 6

7 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh secara langsung pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali? 2) Bagaimanakah pengaruh secara langsung pertumbuhan ekonomi, tingkat upah dan jumlah investasi terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali? 3) Apakah ada pengaruh secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran melalui mediasi jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh secara langsung pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 2) Untuk mengetahui pengaruh secara langsung pertumbuhan ekonomi, tingkat upah dan jumlah investasi terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 7

8 3) Untuk mengetahui pengaruh secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran melalui mediasi jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat berguna serta memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik secara teoritis maupun praktis meliputi. 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memahami mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi, tingkat upah dan jumlah investasi terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat berguna sebagai referensi tambahan dalam penelitian-penelitian sejenis berikutnya. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah tentang bagaimana pencapaian untuk kebijakan pertumbuhan ekonomi dan jumlah investasi serta mengoptimalkan tingkat upah antar daerah karena ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 8

9 1.5 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah dari penelitian ini yang kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, juga dibahas mengenai tujuan dan kegunaan penelitian serta pada akhir bab ini dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab II menguraikan mengenai konsep pertumbuhan ekonomi, tingkat upah, jumlah investasi, dan tingkat pengangguran dan hubungan yang terkait antar variabel terikat, variabel bebas dan variabel intervening serta teori lainnya yang mendasari masalah dalam penelitian ini yang diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya, dan disajikan juga mengenai dugaan sementara dari pokok permasalahan. Bab III : Metode Penelitian Bab III disajikan mengenai metode penelitian yang mencakup berbagai hal, seperti desain penelitian, lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan yang akan dipergunakan dalam membahas permasalahan yang diteliti. 9

10 Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab IV menyajikan pembahasan berupa gambaran umum wilayah penelitian dan pembahasan hasil dari model yang digunakan yang sekaligus merupakan jawaban dari permasalahan yang ada. Bab V : Simpulan dan Saran Bab V menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan permasalahan serta saran yang dapat diberikan berdasarkan atas hasil penelitian. 10