ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN

dokumen-dokumen yang mirip
KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2)

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE III DAN PENYAKIT PADA PEMANGSA SUPER

Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey

ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA

ANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

Model Mangsa-Pemangsa dengan Dua Pemangsa dan Satu Mangsa di Lingkungan Beracun

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

MODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIFURKASI HOPF MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA NI NYOMAN SURYANI

MODEL PREDATOR-PREY MENGGUNAKAN RESPON FUNGSIONAL TIPE II DENGAN PREY BERSIMBIOSIS MUTUALISME

SKEMA NUMERIK PERSAMAAN LESLIE GOWER DENGAN PEMANENAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II DENGAN MANGSA YANG TERLINDUNG DAN ADANYA PEMANENAN POPULASI EKA PUJIYANTI

ANALISIS DINAMIK SISTEM PREDATOR-PREY MODEL LESLIE-GOWER DENGAN PEMANENAN SECARA KONSTAN TERHADAP PREDATOR

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Analisis Kestabilan Model Penurunan Sumber Daya Hutan Akibat Industri

Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM DAN SOLUSI MODEL INTERAKSI PEMANGSA-MANGSA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PREDATOR-PREY DENGAN PREY YANG TERINFEKSI SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

ANALISIS DINAMIK MODEL PREDATOR-PREY PADA POPULASI ECENG GONDOK DENGAN ADANYA IKAN GRASS CARP DAN PEMANENAN

ANALISA KESTABILAN DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PEMANENAN FITOPLANKTON-ZOOPLANKTON

II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract

IV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR

BIFURKASI HOPF PADA MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA DAN TINGKAT PEMANENAN KONSTAN LOLA OKTASARI

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

ANALISIS KESTABILAN MODEL INTERAKSI PEMANGSA DAN MANGSA PADA DUA HABITAT YANG BERBEDA ADE NELVIA

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

Model Matematika Jumlah Perokok dengan Nonlinear Incidence Rate dan Penerapan Denda

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

ANALISIS MODEL MATEMATIKA RANTAI MAKANAN TIGA TINGKAT DENGAN ADANYA MANGSA TERINFEKSI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT TUGAS AKHIR

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN ABSTRACT

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PERAN PENAMBAHAN MAKANAN DALAM SISTEM EKO-EPIDEMIOLOGI DENGAN PENYAKIT PADA PREY SKRIPSI

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

PENGARUH SCAVENGER (Pemakan Bangkai) TERHADAP KESTABILAN POPULASI MANGSA PEMANGSA PADA MODEL LOTKA VOLTERRA ELI WAHYUNI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

PENGARUH MAKANAN TAMBAHAN DALAM MODEL MANGSA PEMANGSA BEDDINGTON DEANGELIS

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

BIFURKASI HOPF PADA MODIFIKASI MODEL PREDATOR-PREY LESLIE GOWER DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, akan dibahas system predator-prey dengan respon fungsi tak

KONTROL OPTIMAL MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Aplikasi Prinsip Maksimum Pontryagin Pada Model Bioekonomi Mangsa-Pemangsa Dengan Waktu Tunda

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

ANALISIS STABILITAS DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PENANGKAPAN IKAN YANG BERINTERAKSI SECARA KANIBAL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

Transkripsi:

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN Armin 1) Syamsuddin Toaha 2) Kasbawati 3) 1)2)3) Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Jln Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar 1) armindhoery@gmailcom 2) syamsuddint@yahoocom 3) kasbawati@gmailcom Abstrak Pada artikel ini dikaji suatu dinamika populasi dua mangsa dan satu pemangsa dengan usaha pemanenan konstan dan persaingan antar mangsa Dinamika itu dinyatakan dalam bentuk sistem persamaan differensial autonomus Fungsi predasi yang diberikan dalam sistem diasumsikan sama untuk kedua mangsa yaitu fungsi respon Holling tipe I Pada model tersebut diberikan syarat kewujudan titik keseimbangan non negatif serta kestabilannya dan pengaruh pemanenan pada kestabilan titik keseimbangan yang stabil Analisis kestabilan dilakukan dengan menggunakan metode linearisasi nilai eigen dan uji kestabilan Routh- Hurwitz Dari analisis diperoleh suatu kondisi di mana wujud suatu titik keseimbangan yang berada pada oktan pertama dan stabil secara asimptothal ini menunjukkan bahwa dengan suatu nilai parameter tertentu dan nilai usaha pemanenan tertentu diperoleh suatu titik keseimbangan yang stabilhal ini berarti bahwa ketiga populasi tersebut dapat hidup bersama dan lestari untuk jangka waktu yang panjang meskipun ketiga populasi dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstanplot trayektori untuk ketiga populasi diberikan untuk melihat dinamika populasi terhadap waktu Kata Kunci Model mangsa-pemangsa Fungsi respon Holling Pemanenan Kestabilan I PENDAHULUAN Proses kelangsungan hidup suatu populasi di alam tidak terlepas dari dinamika hal ini disebabkan karena adanya interaksi yang terjadi antar populasi Salah satu interaksi yang terjadi sering terjadi adalah interaksi antara populasi mangsa dan pemangsa yang dikenal dengan dinamika model populasipredator-preydalam model predator-prey juga terdapat interaksi intraspesifik atau interaksi yang terjadi antar individu dalam populasi mangsa atau interaksi yang terjadi antar populasi pemangsa dan interaksi interspesifik yaitu interaksi yang terjadi dalam populasi mangsa ataupun pada pemangsadampak yang terjadi dari interaksi tersebut dapat memberikan keuntungan atau kerugian terhadap suatu populasiuntuk menjaga kelestarian suatu populasi diperlukan adanya campur tangan manusia dalam hal ini dinamika suatu populasi dikontrol sehingga diperoleh populasi seimbang yang stabil untuk jangka waktu yang lamadisamping kelestarian yang terjaga diharapkan populasi yang dieksploitasi juga dapat memberikan keuntungan secara ekonomis kepada manusiauntuk memperoleh keuntungan dari populasi dilakukan suatu usaha pemanenan pada populasi dengan berbagai metode Dalam melakukan pemanenan kepada populasi dinamika populasi dinyatakan dalam bentuk model matematika sehingga kelestarian populasi mangsa dan pemangsa yang dikaji dapat diamati melalui pendekatan matematika II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang terkait dengan dinamika populasi mangsa dan pemangsa dilakukan oleh beberapa penulis sebelumnyaagrawal dan Pathak (2012) melakukan penelitian dinamika populasi mengenaipengaruh pemanenan dan pajak dalam menganalisis kebijakan pemanenan optimaldaga dkk(2014a)melakukan penelitian mengenai model dua mangsa satu pemangsa dan mengkaji kestabilan lokal dan global serta persistensi sistemdaga dkk(2014b) melakukan penelitian tentang model mangsa pemangsa dengan fungsi respon tipe Holling III serta menganalisis kestabilan titik keseimbangan secara lokalgakkhar dan Naji (2002) mengkaji dinamika dua populasi mangsa dan satu populasi pemangsa dan menganalisis kemungkinan terjadinya kondisi kacau (chaos) dari sistemhntsa dan Magesha (2016) mengkaji model dinamika satu mangsa dengan dua pemangsa yang berkompetisi dan menganalisis kestabilan titik keseimbangankar dan Chauduri (2002) melakukan penelitian mengenai kestabilam dua mangsa satu pemangsa dengan fungsi respon Holling tipe I dan pemanenan pada mangsakar dan Batabyal (2010) mengkaji dinamika populasi dua mangsa dan satu pemangsa dan menganalisis kestabilan globalrao dan Rasappan (2015) melakukan penelitian mengenai dinamika populasi mangsa yang rentan kena penyakit mangsa yang terinfeksi dengan 104

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga populasi pemangsa yang mengkaji kestabilan lokal dan global dari sistemsrilatha danravindra (2014) melakukan penelitian mengenai analisis kestabilan model tiga populasi yang bersifat mutualisme dan mengkaji pengaruh pemanenan dan kebijakan pemanenan optimal Toaha dkk (2014) mengkaji dinamika populasi mangsa dan pemangsa dengan pemanenan dan dianalisis kemungkinan diperoleh keuntungan maksimal Yeni dkk(2016) melakukan penelitian mengenai kestabilan model mangsa pemangsa dengan fungsi respon Holling tipe II dan pemanenan Penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian tersebut adalah model dua mangsa-satu pemangsa dengan fungsi respon Holling I dan pemanenan pada mangsa yang pernah dikaji oleh Kar dan Chaudri (2002) dengan persamaan ( 1 ) ( 1 ) ( ) Simbol berturut-turut menyatakan ukuran populasi mangsa pertama pada waktu t ukuran populasi mangsa kedua pada waktu t dan ukuran populasi pemangsa pada waktu t Dalam model tersebut fungsi respon yang digunakan adalah fungsi respon Holling tipe I dan pemanenan yang diberikan pada populasi mangsa pertama dan mangsa kedua III METODE PENELITIAN A Tahap Studi Literatur Untuk mengidentifikasi masalah maka dilakukan studi literatur tentang model dinamika populasi titik keseimbangan model kestabilan titik keseimbangan secara lokal dan pemanenan optimal B Tahap Analisis Model Analisis model dilakukan dengan menentukan syarat kewujudan titik keseimbangan model yang bernilai non negatif dan kestabilannya dengan metode linearisasi dan metode nilai eigen dari matriks Jacobian yang diperoleh dari model atupun dengan metode uji kestabilan Routh- Hurwitz Titik keseimbangan interior yang stabil dihubungkan dengan persoalan pemanenan optimaldari fungsi keuntungan yang terbentuk ditentukan titik kritis dari usaha pemanenan yang memberikan keuntungan maksimumnilai-nilai usaha pemanenan selanjutnya digunakan untuk menentukan titik keseimbangan untuk model dengan pemanenanselanjutnya dianalisis kewujudan dan kestabilan titik keseimbangan interior untuk model dengan pemanenan C Tahap Simulasi Model Simulasi terhadap model dilakukan untuk melihat titik keseimbangan kestabilan dan kurva solusi dari model IV HASIL DAN PEMBAHASAN A Model Beberapa asumsi yang digunakan dalam model dua mangsa-satu pemangsa dengan fungsi respon Holling tipe I dan usaha pemanenan konstan adalah: 1 Laju pertumbuhan mangsamengikuti laju pertumbuhan logistik 2 Fungsi respon yang digunakan pada model diasumsikan menggunakan fungsi respon Holling tipe I 3 Terdapat interaksi interspesifik antar mangsa pertama dan mangsa kedua 4 Usaha pemanenan diasumsikan sama untuk mangsa pertama dan mangsa kedua 5 Pemanenan dilakukan pada ketiga populasi Param eter c r s 6 TABEL 1 DEFINISI PARAMETER Definisi Ukuran populasi mangsa pertama Ukuran populasi mangsa kedua Ukuran populasi pemangsa Daya dukung lingkungan mangsa pertama Daya dukung lingkungan mangsa kedua Koefisien interaksi kompetisi interspesifik mangsa pertama dan kedua Koefisien interaksi kompetisi interspesifik mangsa pertama dan keduajacobian Efisiensi pencarian mangsa pertama Efisiensi pencarian mangsa kedua Tingkat efisiensi pemangsaan akibat memangsa mangsa pertama Tingkatefisiensi pemangsaan akibat memangsa mangsa kedua Laju ketertangkapan mangsa pertama Laju ketertangkapan mangsa kedua Laju ketertangkapan pemangsa Usaha pemanenan pada mangsa pertama dan mangsa kedua Usaha pemanenan pada pemangsa Laju kematian pemangsa Laju pertumbuhan intrinsik mangsa pertama Laju pertumbuhan intrinsik mangsa kedua Model dua mangsa-satu pemangsa dengan fungsi respon Holling tipe I tanpa pemanenan diberikan pada sistem berikut 1 1 (1) Model dua mangsa-satu pemangsa dengan fungsi respon Holling tipe I dan pemanenan diberikan pada sistem berikut 1 105

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga 1 (2) Definisi parameter pada Eq1 dan Eq2 diberikan pada pada Tabel 1 B Analisis Titik Keseimbangan Untuk penyederhanaan pada Eq 2 dimisalkan β μ δ δ danδ 1 Analisis Titik Keseimbangan Model Tanpa Pemanenan Pada Eq1 terdapat tujuh titik keseimbangan yang mungkin yaitu: (000) ( 00) (0 0) ( ) (0 ) 0 dan ( ) dengan ( μ) (μ ) (β μ ) β μ (β ) ( β ) (β μ ) β μ Titik keseimbangan (000) ( 00) dan (0 0)tidak relevan dengan kondisi biologi sehingga tidak dianalisis Titik wujud jika > dan > Titik wujud jika μ > Titik wujud jika β > Titik wujud jika ( μ) < μ (β ) < β dan < s 2 Analisis titik keseimbangan model dengan pemanenan Pada Eq2 terdapat tujuh titik keseimbangan yang mungkin yaitu: (000) ( 00) (0 0) ( 0) (0 ) ( 0 )dan ( ) dengan 1 δ 2 1 δ 1 K 2 1 ( 2δ 1 2 δ 2 ) ( δ 1 ) 1 2 dan β βδ δ μ μδ β μ β μ μ δ β μδ βδ β μ β μ Titik keseimbangan (000) ( 00) dan (0 0)merupakan titik keseimbangan yang tidak relevan dengan kondisi biologi sehingga tidak dianalisis Titik wujud jika δ > δ δ > δ Titik wujud jika μ > δ δ μ Titik wujud jika β > δ δ β Titik wujud jika memenuhi μ δ δ μ < δ μ δ μ β δ β δ < δ β δ β dan β βδ δ μ μδ < μ δ β μδ βδ C Analisis Kestabilan Untuk penyederhanaan pada Eq 2 dimisalkanβ 1 1 µ 2 2 δ1 1 1 δ2 2 1 dan δ 1 Analisis kestabilan model tanpa pemanenan Dari model Eq1 diperoleh matriks Jacobian dengan 2 2 β μ dan β μ Teorema 1Titik keseimbangan ( 0) stabil asimptotik lokal jikamemenuhi kondisi β μ < (2 ) ( 2 ) > dan 4 2 2 > (2 ) ( 2 ) Bukti: Matriks Jacobi yang dievaluasi pada titik keseimbangan ( 0)dapat dinyatakan 0 0 dengan 2 2 dan μ det [ λi] 0 yaitu ( )[ ( ) 12 21 0 atau ( )[ ] 0 dengan 106

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga ( ) 2 2 4 2 2 2 2 Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan ( 0) stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 1 Teorema 2Titik keseimbangan (0 )stabil asimptotik lokal jika memenuhi kondisi < 2 > μ dan ( μ 2 ) > 2 keseimbangan (0 )dapat dinyatakan 0 0 dengan 2 β μ dan μ det[ λi] 0yaitu ( )[ ( ) 23 32 0 atau ( )[ ] 0 dengan ( ) 2 μ μ 2 2 Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan (0 ) stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 2 Teorema 3Titik keseimbangan ( 0 )stabil asimptotik lokal jika memenuhi kondisi s < β 2 > 2 dan2 > β keseimbangan ( 0 )dapat dinyatakan 0 0 dengan 2 β μ dan β det[ λi] 0yaitu ( )[ ( ) 13 31 0 atau ( )[ ] 0dengan ( ) 2 β dan β 2 2 Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan ( 0 ) stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 3 Teorema 4Titik keseimbangan ( )stabil asimptotik lokal jika memenuhi kondisi < 0 < 0 < 0 dan < 0 di mana ( ) ( 12 21 32 23 31 13 dan keseimbangan ( )dapat dinyatakan dengan 2 2 β μ dan β μ det[ λi] 0yaitu ( ) ( 22 33 11 33 12 21 32 23 31 13 13 22 31 11 23 32 12 21 33 12 22 33 12 23 31 13 21 32 0 atau 0dengan ( ) ( 12 21 32 23 31 13 Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan ( ) stabil asimptotik lokal jika < 0 < 0 < 0 dan < 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 4 2 Analisis kestabilan model dengan pemanenan Dari model Eq2 diperoleh matriksjacobian 107

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga dengan r 2 δ s 2 δ β μ dan β μ δ Teorema 5Titik keseimbangan ( 0)stabil asimptotik lokal jika memenuhi syarat β μ < δ ( ) ( ) δ δ > dan 4 (2 δ δ 2 ) (2 δ δ 2 ) δ δ > 2 2 δ δ keseimbangan ( 0)dapat dinyatakan 0 0 dengan 2 δ 2 δ dan β μ δ det[ λi] 0 yaitu ( )[ ( ) 12 21 0 atau ( )[ ] 0 di mana ( ) ( ) ( ) δ δ dan 2 δ 2 4 (2 δ δ 2 ) (2 δ δ 2 ) δ δ δ Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan ( 0)stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 5 Teorema 6Titik keseimbangan (0 ) stabil asimptotik lokal jika memenuhi syarat r < δ 2 δ δ > μ dan μ 2 2 ( δ ) δ ( δ ) > 2 μδ δ keseimbangan (0 )dapat dinyatakan 0 0 dengan δ 2 δ β μ dan μ δ det[ λi] 0yaitu ( )[ ( ) 23 32 0 atau ( )[ dengan ] 0 ( ) 2 δ δ μ μ 2 2 δ δ δ δ 2 δ μδ Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan (0 )stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 6 Teorema 7Titik keseimbangan ( 0 ) stabil asimptotik lokal jika memenuhi syarat s < δ 2 δ δ > β ( β 2 2 δ ) ( δ ) δ ( δ ) > δ (2 βδ ) keseimbangan ( 0 )dapat dinyatakan 0 0 dengan 2 δ δ β μ dan β δ det[ λi] 0yaitu ( )[ ( ) 13 31 0atau ( )[ ] 0di mana ( ) 2 δ δ β dan β 2 2 δ δ δ δ δ δ 2 βδ 108

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga Menurut uji kestabilan Routh-Hurwitz titik keseimbangan ( 0 )stabil asimptotik lokal jika < 0 > 0 dan > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 7 Teorema 8Titik keseimbangan ( )stabil asimptotik lokal jika memenuhi syaratγ > 0 γ > 0 γ > 0 dan γ γ γ > 0dimanaγ γ γ adalah koefisen dari persamaan karakteristik yang terbentuk dari matriks Jacobian yang bersesuaian dengan titik ( ) yaitu γ γ γ keseimbangan ( )dapat dinyatakan dengan 2 δ 2 δ β μ dan β μ δ det( ) 0 yaitu ( ) ( 22 33 11 33 12 21 32 23 31 13 13 22 31 11 23 32 12 21 33 12 22 33 12 23 31 13 21 32 0atau γ γ γ 0dengan γ ( ) γ ( 32 23 31 13 dan γ Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz persamaan karakteristikmempunyai nilai eigen dengan bagian real negatifjikaγ > 0 γ > 0 γ > 0 dan γ γ γ > 0 Syarat tersebut memenuhi Teorema 8 Dengan demikian titik keseimbangan stabil asimptotik lokal D Usaha Pemanenan pada Populasi Dengan asumsi bahwa populasi stok memberikan manfaat maka populasi dieksploitasi Dalam usaha ekploitasi tersebut diperlukan biaya dan hasil eksploitasi memberikan penerimaan dan keuntungan secara ekonomi Titik keseimbangan interior yang stabil dihubungkan dengan persoalan keuntungan maksimum Fungsi biaya total diberikan dan fungsi penerimaan total diberikan Dengan demikian diperoleh fungsi keuntungan Untuk memperoleh keuntungan maksimal diperlukan syarat 0 0 dan diselesaikan secara simultan untuk mendapat titik kritis ( ) Diperoleh titik kritis ( )dimana 2 2 2 2 h 2 2 2 4 4 ( h ) ( h ) h 2 2 ( 2 2 2 4 4 ) dengan ( ) β μ β μ ( μ μ ) β μ β μ h dan Dengan nilai titik kritis usaha pemanenan tersebut selanjutnya diperoleh titik keseimbangan dan dianalisis kestabilannya E Simulasi Numerik 1 Simulasi untukmodel tanpa Pemanenan Untuk melakukan simulasi diberikan nilai parameter 3000 3000 003 003 0008 0009 209 207 009 000065 dan 00006 Dengan demikian diperoleh titik keseimbangan interior (25210084 10924369 6144537) Matriks Jacobianyang bersesuaian dengan titik adalah 017563 016386 756302 006554 007537 327731 001474 001659 1 10 yang dibentuk dari 0251008 016840 000181 dan diperoleh nilai eigen 012004 038906 012004 038906 dan 001093Dengan itu titik keseimbangan stabil asimptotik lokal 109

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga Dengan menggunakan nilai awal (0) 200 (0) 100 (0) 50 maka diperoleh kurva solusi dari Eq 2 adalah berikut Sehingga diperoleh titik kritis 014558 dan 089444 dengan keuntungan maksimal 1349437307 Plot permukaan fungsi keuntungan diberikan pada Gambar 4 Gambar 1 Plot trayektori populasi mangsa pertama tanpa pemanenan Gambar 4 Plot permukaan fungsi keuntungan Gambar 2 Plot trayektori populasi mangsa kedua tanpa pemanenan Gambar 3 Plot trayektori populasi pemangsa tanpa pemanenan Dari Gambar 1 Gambar 2 dan Gambar 3 diketahui bahwa dengan nilai awal populasi awal yang diberikan maka populasi mangsa pertama pemangsa kedua dan pemangsa akan konvergen ke titik keseimbangannya Hal ini berarti bahwa ketiga populasi akan tetap lestari 2 Simulasi Model dengan Pemanenan Nilai parameter yang digunakan dalam simulasi untuk model Eq2 adalah 3000 3000 003 003 0008 0009 209 207 009 000065 00006 100 100 900 50 50 100 06 01 dan 05 Dengan itu diperoleh titik keseimbangan ( ) dengan 3781512 1 560224 3 252101 10924 3361344 1 135387 3 5014 1 42343 3 61445 Fungsi keuntungan diberikan oleh 1932773110 10 (4489589169 1611848740 1 1905462185 32 2755042017 Dengan usaha pemanenan yang diberikan terhadap ketiga populasi sebesar 014558 dan 089444diperoleh titik keseimbangan interior (2026697 18095526 228416) Matriks Jacobianuntuk adalah 014119 013173 608009 108573 124859 5428658 000548 000617 1 10 Persamaan karakteristik yang dari adalah 138978 040139 000897 dengan nilai eigen 002437 099571 dan 036969 Dengan menggunakan nilai awal (0) 200 (0) 1700 dan (0) 50 maka diperoleh kurva solusi dari Eq 2 adalah berikut Gambar 5 Plot trayektori populasi mangsa pertama Gambar 6 Plot trayektori populasi mangsa kedua Gambar 7 Plot trayektori populasi pemangsa 110

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan Model dinamika populasi pada dua mangsasatu pemangsa dengan fungsi respon Holling I danusaha pemanenan konstan pada ketiga populasi memiliki tujuh titik keseimbangan yang stabil apabila memenuhi syarat-syarat tertentu Untuk model tanpa pemanenan dengan syarat tertentu titik keseimbangan interior stabil asimptotik lokal Hal ini bermakna bahwa ketiga populasi dapat hidup bersama secara berkelanjutan Untuk model dengan usaha pemanenan konstan populasi mangsa pertama dan kedua dieksploitasi dengan usaha pemanenan yang sama dan populasi pemangsa juga dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan tetapi usaha pemanenan yang digunakan berbeda dengan usaha pemanenan yang dikenakan pada populasi pemangsa Titik keseimbangan interior dihubungkan dengan persoalan keuntungan maksimal Dari hasil analisis untuk model dengan pemanenan diperoleh suatu nilai kritis usaha pemanenan yang membuat titik keseimbangan interior tetap stabil dan juga memberikan keuntungan maksimum yang berkelanjutan Hal ini bermakna bahwa ketiga populasi mangsa dan pemangsa dapat dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan yang memberikan keuntungan maksimal dan ketiga populasi tidak akan punah B Saran Dalam mengkaji dinamika populasi mangsa pemangsa dengan pemanenan beberapa jenis fungsi pemanenan dapat dipertimbangkan dalam model Misalnya fungsi pemanenan dengan laju bergantung pada waktu pemanenan atau pemanenan kuota konstan Demikian fungsi respon predasi dapat dipertimbangkan fungsi respon Holling tipe II Holling Tipe III maupun Holling tipe IV UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti atas bantuan hibah Kompetisi Penelitian Tim Pascasarjana melalui LP2M UNHAS dengan nomor kontrak: 2569/UN421/LK23/2017 DAFTAR PUSTAKA Argawal M dan Pathak R 2012 Persistence and Optimal Harvesting of Prey-Predator Model with HollingType III Functional Response International Journal of Engineering Science and Technology Vol 4 No 3 p 78-96 Daga N Singh B Jain S dan Ujjainkar G2014a Analysis of a Prey-Predator System with Modified Transmission Function American Journal of Engineering Research (AJER) e-issn: 2320-0847 p-issn : 2320-0936 Vol 3 Issue-9 p 194-202 Daga N Singh B Jain S dan Ujjainkar G 2014b Prey Predator Model with Persistence of Stability International Journal of Latest Research in Science and TechnologyVol 3 Issue 4p171-175 Gakhar S dan Naji RK 2002 Existence of Chaos in Two Prey-One-Predator System Chaos Solitons and Fractals 17 p 639 649 Hntsa KHdan Magesha ZT 2016 Mathematical Modelling of Three Species Food Web with Lotka Volterra Interaction and Intraspecific Competition Mathematical Theory and Modeling ISSN: 2225-0522 Vol6 No11 p 2224-5804 Kar TKdan Batabyal A 2010 Persistence and Stability of a Two Prey One Predator System International Journal of Engineering Science and Technology Vol 2 No 2 p 174-190 Kar TKdan Chaudhuri KS 2002 Harvesting in a TwoPrey OnePredator Fishery a Bioeconomic Model ANZ1AMJp 443-456 Rao VLGMdanRasappan S 2015 Dynamic and Complexities of a Two Prey-One Predator System Involving Competition with Nonlinear Feed Back Control International Journal of Fharm Tech Research ISSN:0974-4304 Vol8 No9 p 180-197 Srilatha R dan Ravindra BR 2014 Stability Analysis of Three Species Model in Series Mutualism with Bionomic and Optimal Harvesting of Two Terminal Species International Journal of Scientific and Innovative Mathematical Research (IJSIMR) Vol 2 Issue 12 p 1043-1052 Toaha S Kusuma J Khaeruddin dan Bahri M 2014 Stability Analysis and Optimal Harvesting Policy of Prey-Predator Model with Stage Structure for Predator J Applied Mathematical Sciences Vol 8 No 159 p 7923-7934 Yeni A Gunawan Gdan Sukarsih I 2016 Simulasi Kestabilan Model Predator-Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 p 31 36 111