BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VII KARAKTERISTIK INTERNAL, KARAKTERISTIK EKSTERNAL, DAN KARAKTERSTIK INOVASI PRIMA TANI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) OLEH PETANI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

V. KARAKTERISTIK PETANI. Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii. I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 5 Tujuan... 6 Manfaat...

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

PENDAHULUAN Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir. kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

Pengembangan Kapasitas Subak CuculanSebagai Wahana Belajar Petani di Desa Pemogan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

SKRIPSI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENCARIAN INFORMASI, PENILAIAN PELANGGAN DAN MEMORI IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI PRODUK BARU

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo

BAB VI PEMBAHASAN. itu sendiri. Karakter-karakter tersebut yang membedakan tipe perilaku petani pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

KEMANDIRIAN PETANI DALAM MENGADOPSI VARIETAS PADI IPB 3S DI GAMPONG MEUNASAH PULO, SAWANG, Gampong Meunasah Pulo, Sawang, Aceh Utara)

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Respon Petani dan Hasilnya

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN DI DESA RASI KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

,.., .. Kabupaten Cianjur khususnjra. Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung memiliki

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

Agriekonomika, ISSN Volume 3, Nomor 1 PERSEPSI DAN TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH

METODOLOGI PENELITIAN

Latar Belakang PENDAHULUAN

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dasar deksriptif. Metode deskriptif artinya

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

KUESIONER. No. Responden :

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

Transkripsi:

19 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Prima Tani merupakan salah satu program Badan Litbang Pertanian yang di dalamnya terdapat unsur inovasi. Sebagai suatu inovasi, Prima Tani diperkenalkan kepada petani melalui penyuluhan. Setelah mengikuti penyuluhan, petani diharapkan mengalami perubahan perilaku baik dalam aspek pengetahun, aspek sikap, dan aspek keterampilan. Lebih dari itu, petani diharapkan mau menerapkan Prima Tani dalam usahataninya dan menyebarkannya kepada petani lain. Suatu inovasi yang diperkenalkan kepada petani tidak dengan serta merta diterima dan dipraktekkan oleh petani, melainkan melewati tahapan-tahapan tertentu. Petani memerlukan dasar-dasar pertimbangan yang dianggap benar, baik dan layak, baik yang telah dimiliki maupun yang berada di lingkungan sekitarnya. Pengambilan keputusan oleh petani untuk menerima dan selanjutnya menerapkan atau menolak suatu inovasi teknologi pertanian dipengaruhi secara umum oleh tiga faktor, yaitu karakteristik internal petani, karakteristik eksternal petani, dan karakteristik inovasi. Dalam penelitian ini, faktor karakteristik internal petani yang diteliti adalah umur, pendidikan formal, dan luas lahan garapan. Faktor karakteristik eksternal petani yang diteliti adalah peranan penyuluhan dan peranan kelompok tani, serta ketersedian sarana produksi pertanian. Peranan penyuluhan dan kelompok tani meliputi intensitas petani menghadiri penyuluhan, persepsi petani

20 terhadap kemampuan penyuluh, persepsi petani terhadap peranan penyuluh dan tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani. Ketersedian sarana produksi pertanian meliputi tingkat kemudahan petani mendapatkan benih, tingkat kemudahan petani mendapatkan pupuk, tingkat kemudahan petani mendapatkan obat-obatan-obatan. Faktor karakteristik inovasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, tingkat kemudahan dicoba, dan tingkat kemudahan diamati. Kerangka pemikiran di atas, disajikan dalam Gambar 1.

21 Karakteriktik Internal Petani (X 1 ) Umur (X 1.1 ) Pendidikan formal (X 1.2 ) Luas lahan garapan (X 1.3 ) Karakteristik Eksternal Petani (X 2 ) Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Intensitas petani menghadiri penyuluhan (X 2.1 ) Persepsi petani terhadap kemampuan penyuluh (X 2.2 ) Persepsi petani terhadap peranan penyuluh (X 2.3 ) Tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani (X 2.4 ) Pengambilan Keputusan Inovasi oleh Petani (Y) Ketersedian Sarana Produksi Pertanian Tingkat kemudahan petani mendapatkan benih/bibit (X 2.5 ) Tingkat kemudahan petani mendapatkan pupuk (X 2.6 ) Tingkat kemudahan petani mendapatkan obat-obatan (X 2.7 ) Karakteristik Inovasi (X 3 ) Tingkat keuntungan relatif (X 3.1 ) Tingkat kesesuaian (X 3.2 ) Tingkat kerumitan (X 3.3 ) Tingkat kemudahan dicoba (X 3.4 ) Tingkat kemudahan untuk diamati (X 3.5 ) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengambilan Keputusan Inovasi oleh Petani

22 3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian ini adalah: (1) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik internal petani dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. (2) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik eksternal petani dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. (3) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik inovasi dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. 3.3 Definisi Operasional Variabel-variabel dalam penelitian ini diberi batasan atau didefinisioperasionalkan agar dapat ditentukan indikator pengukurannya dan batasan-batasan yang digunakan dalam memperoleh data dan menganalisisnya sehubungan dengan penarikan kesimpulan. Definisi operasional dari variabelvariabel tersebut adalah: (1) Karakteristik internal petani adalah gambaran tentang sifat-sifat atau ciriciri pribadi yang dimiliki petani dan mempengaruhi peran dan kinerja petani tersebut meliputi: a. umur tingkat usia biologis petani pada saat penelitian dilaksanakan. Pembulatan umur dilakukan apabila kurang dari enam bulan ditiadakan dan apabila lebih dari enam bulan dibulatkan satu tahun. Umur dihitung dalam satuan tahun dan pengukurannya dengan menggunakan skala ordinal. Dalam penelitian umur petani responden diklasifikasikan dalam

23 tiga kategori, yaitu: 1= muda 30 tahun; 2= 31 sedang 45 tahun; dan 3= tua > 45 tahun, b. pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah dijalani atau diikuti petani secara formal. Tingkat pendidikan formal petani diukur dengan skala ordinal dan diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah untuk SD; 2= sedang untuk SMP; dan 3= tinggi untuk SMA, Diploma, PT. c. luas lahan garapan adalah lahan yang digarap oleh responden dan dinyatakan dalam satuan hektar. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dan diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: 1= sempit 0,5 hektar; 2= 0,6 sedang 1 hektar; dan 3= luas > 1 hektar. (2) Karakteristik eksternal petani adalah gambaran sifat-sifat atau ciri-ciri di luar pribadi petani yang berkaitan dengan pengambilan keputusan inovasi meliputi: a. Peranan penyuluhan dan kelompok tani adalah pengaruh penyuluhan dan kelompok tani dalam adopsi petani terhadap Prima Tani yang terdiri dari: a1. intensitas petani menghadiri penyuluhan adalah berapa kali petani menghadiri pertemuan dengan penyuluh, petak percontohan, dan temu lapang selama tahun 2008. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=tidak pernah; 2=jarang; 3=sering; 4=selalu,

24 a2. persepsi petani terhadap kemampuan penyuluh adalah pandangan petani terhadap kemampuan penyuluh terkait dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah; 2= sedang; 3= tinggi. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-17; kategori 2= 18-34; dan kategori 3= 35-52, a3. persepsi petani terhadap peranan penyuluh adalah pandangan petani terhadap peranan penyuluh dalam adopsi Prima Tani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2= kurang setuju; 3= setuju; 4= sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah; 2= sedang; 3= tinggi. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-10; kategori 2= 11-21; kategori 3= 22-32, a4. tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani adalah intensitas petani dalam melakukan hubungan kerjasama dengan kelompok tani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=tidak pernah; 2=jarang; 3=sering.

25 b. Ketersedian sarana produksi pertanian adalah tingkat kemudahan petani dalam mendapatkan benih/bibit, pupuk, dan obat-obatan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= sangat sulit; 2= sulit; 3= mudah; 4= sangat mudah. (3) Karakteristik inovasi adalah sifat-sifat inovasi Prima Tani yang diperkenalkan Badan Litbang Pertanian menurut pendapat petani. Sifatsifat inovasi tersebut meliputi: a. tingkat keuntungan relatif (relative advantage) adalah perbandingan keuntungan relatif antara teknologi Prima Tani (inovasi baru) dengan teknologi sebelumnya (lokal). Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih merugikan; 2= sama saja; dan 3= lebih menguntungkan. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-6; kategori 2= 7-13; dan kategori 3= 14-20, b. tingkat kesesuaian (compatibility) adalah sesuai atau tidaknya teknologi Prima Tani dengan nilai-nilai atau kebiasaan yang telah ada sebelumnya di dalam masyarakat, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan petani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= tidak sesuai; 2= sama saja; dan 3= sesuai. Skor untuk setiap kategori

26 didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12, c. tingkat kerumitan (complexity) adalah rumit atau tidaknya teknologi Prima Tani untuk dilaksanakan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih rumit; 2= sama saja; dan 3= lebih sederhana. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12, d. tingkat kemudahan untuk dicoba (triability) adalah mudah atau tidaknya teknologi Prima Tani dicoba pada kondisi yang ada. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih sulit, 2= sama saja; dan 3= lebih mudah. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-2; kategori 2= 3-5; dan kategori 3= 6-8, e. tingkat kemudahan untuk diamati (observability) adalah ada atau tidaknya hasil yang dapat dengan mudah dilihat atau diamati. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=

27 tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih sulit; 2= sama saja; dan 3= lebih mudah. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12. (4) Pengambilan keputusan inovasi oleh petani, adalah pemilihan petani untuk menerima atau menolak inovasi. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala nominal, yaitu 0= tidak (tidak adopsi); 1= ya (adopsi).