19 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Prima Tani merupakan salah satu program Badan Litbang Pertanian yang di dalamnya terdapat unsur inovasi. Sebagai suatu inovasi, Prima Tani diperkenalkan kepada petani melalui penyuluhan. Setelah mengikuti penyuluhan, petani diharapkan mengalami perubahan perilaku baik dalam aspek pengetahun, aspek sikap, dan aspek keterampilan. Lebih dari itu, petani diharapkan mau menerapkan Prima Tani dalam usahataninya dan menyebarkannya kepada petani lain. Suatu inovasi yang diperkenalkan kepada petani tidak dengan serta merta diterima dan dipraktekkan oleh petani, melainkan melewati tahapan-tahapan tertentu. Petani memerlukan dasar-dasar pertimbangan yang dianggap benar, baik dan layak, baik yang telah dimiliki maupun yang berada di lingkungan sekitarnya. Pengambilan keputusan oleh petani untuk menerima dan selanjutnya menerapkan atau menolak suatu inovasi teknologi pertanian dipengaruhi secara umum oleh tiga faktor, yaitu karakteristik internal petani, karakteristik eksternal petani, dan karakteristik inovasi. Dalam penelitian ini, faktor karakteristik internal petani yang diteliti adalah umur, pendidikan formal, dan luas lahan garapan. Faktor karakteristik eksternal petani yang diteliti adalah peranan penyuluhan dan peranan kelompok tani, serta ketersedian sarana produksi pertanian. Peranan penyuluhan dan kelompok tani meliputi intensitas petani menghadiri penyuluhan, persepsi petani
20 terhadap kemampuan penyuluh, persepsi petani terhadap peranan penyuluh dan tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani. Ketersedian sarana produksi pertanian meliputi tingkat kemudahan petani mendapatkan benih, tingkat kemudahan petani mendapatkan pupuk, tingkat kemudahan petani mendapatkan obat-obatan-obatan. Faktor karakteristik inovasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, tingkat kemudahan dicoba, dan tingkat kemudahan diamati. Kerangka pemikiran di atas, disajikan dalam Gambar 1.
21 Karakteriktik Internal Petani (X 1 ) Umur (X 1.1 ) Pendidikan formal (X 1.2 ) Luas lahan garapan (X 1.3 ) Karakteristik Eksternal Petani (X 2 ) Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Intensitas petani menghadiri penyuluhan (X 2.1 ) Persepsi petani terhadap kemampuan penyuluh (X 2.2 ) Persepsi petani terhadap peranan penyuluh (X 2.3 ) Tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani (X 2.4 ) Pengambilan Keputusan Inovasi oleh Petani (Y) Ketersedian Sarana Produksi Pertanian Tingkat kemudahan petani mendapatkan benih/bibit (X 2.5 ) Tingkat kemudahan petani mendapatkan pupuk (X 2.6 ) Tingkat kemudahan petani mendapatkan obat-obatan (X 2.7 ) Karakteristik Inovasi (X 3 ) Tingkat keuntungan relatif (X 3.1 ) Tingkat kesesuaian (X 3.2 ) Tingkat kerumitan (X 3.3 ) Tingkat kemudahan dicoba (X 3.4 ) Tingkat kemudahan untuk diamati (X 3.5 ) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengambilan Keputusan Inovasi oleh Petani
22 3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian ini adalah: (1) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik internal petani dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. (2) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik eksternal petani dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. (3) Terdapat hubungan nyata antara karakteristik inovasi dengan pengambilan keputusan inovasi Prima Tani oleh Petani. 3.3 Definisi Operasional Variabel-variabel dalam penelitian ini diberi batasan atau didefinisioperasionalkan agar dapat ditentukan indikator pengukurannya dan batasan-batasan yang digunakan dalam memperoleh data dan menganalisisnya sehubungan dengan penarikan kesimpulan. Definisi operasional dari variabelvariabel tersebut adalah: (1) Karakteristik internal petani adalah gambaran tentang sifat-sifat atau ciriciri pribadi yang dimiliki petani dan mempengaruhi peran dan kinerja petani tersebut meliputi: a. umur tingkat usia biologis petani pada saat penelitian dilaksanakan. Pembulatan umur dilakukan apabila kurang dari enam bulan ditiadakan dan apabila lebih dari enam bulan dibulatkan satu tahun. Umur dihitung dalam satuan tahun dan pengukurannya dengan menggunakan skala ordinal. Dalam penelitian umur petani responden diklasifikasikan dalam
23 tiga kategori, yaitu: 1= muda 30 tahun; 2= 31 sedang 45 tahun; dan 3= tua > 45 tahun, b. pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah dijalani atau diikuti petani secara formal. Tingkat pendidikan formal petani diukur dengan skala ordinal dan diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah untuk SD; 2= sedang untuk SMP; dan 3= tinggi untuk SMA, Diploma, PT. c. luas lahan garapan adalah lahan yang digarap oleh responden dan dinyatakan dalam satuan hektar. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dan diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: 1= sempit 0,5 hektar; 2= 0,6 sedang 1 hektar; dan 3= luas > 1 hektar. (2) Karakteristik eksternal petani adalah gambaran sifat-sifat atau ciri-ciri di luar pribadi petani yang berkaitan dengan pengambilan keputusan inovasi meliputi: a. Peranan penyuluhan dan kelompok tani adalah pengaruh penyuluhan dan kelompok tani dalam adopsi petani terhadap Prima Tani yang terdiri dari: a1. intensitas petani menghadiri penyuluhan adalah berapa kali petani menghadiri pertemuan dengan penyuluh, petak percontohan, dan temu lapang selama tahun 2008. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=tidak pernah; 2=jarang; 3=sering; 4=selalu,
24 a2. persepsi petani terhadap kemampuan penyuluh adalah pandangan petani terhadap kemampuan penyuluh terkait dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah; 2= sedang; 3= tinggi. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-17; kategori 2= 18-34; dan kategori 3= 35-52, a3. persepsi petani terhadap peranan penyuluh adalah pandangan petani terhadap peranan penyuluh dalam adopsi Prima Tani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2= kurang setuju; 3= setuju; 4= sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= rendah; 2= sedang; 3= tinggi. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-10; kategori 2= 11-21; kategori 3= 22-32, a4. tingkat aktifitas petani dalam kelompok tani adalah intensitas petani dalam melakukan hubungan kerjasama dengan kelompok tani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=tidak pernah; 2=jarang; 3=sering.
25 b. Ketersedian sarana produksi pertanian adalah tingkat kemudahan petani dalam mendapatkan benih/bibit, pupuk, dan obat-obatan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= sangat sulit; 2= sulit; 3= mudah; 4= sangat mudah. (3) Karakteristik inovasi adalah sifat-sifat inovasi Prima Tani yang diperkenalkan Badan Litbang Pertanian menurut pendapat petani. Sifatsifat inovasi tersebut meliputi: a. tingkat keuntungan relatif (relative advantage) adalah perbandingan keuntungan relatif antara teknologi Prima Tani (inovasi baru) dengan teknologi sebelumnya (lokal). Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih merugikan; 2= sama saja; dan 3= lebih menguntungkan. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-6; kategori 2= 7-13; dan kategori 3= 14-20, b. tingkat kesesuaian (compatibility) adalah sesuai atau tidaknya teknologi Prima Tani dengan nilai-nilai atau kebiasaan yang telah ada sebelumnya di dalam masyarakat, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan petani. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= tidak sesuai; 2= sama saja; dan 3= sesuai. Skor untuk setiap kategori
26 didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12, c. tingkat kerumitan (complexity) adalah rumit atau tidaknya teknologi Prima Tani untuk dilaksanakan. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih rumit; 2= sama saja; dan 3= lebih sederhana. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12, d. tingkat kemudahan untuk dicoba (triability) adalah mudah atau tidaknya teknologi Prima Tani dicoba pada kondisi yang ada. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1= tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih sulit, 2= sama saja; dan 3= lebih mudah. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-2; kategori 2= 3-5; dan kategori 3= 6-8, e. tingkat kemudahan untuk diamati (observability) adalah ada atau tidaknya hasil yang dapat dengan mudah dilihat atau diamati. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu: 1=
27 tidak setuju; 2=kurang setuju; 3=setuju; 4=sangat setuju. Hasil pengukuran kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1= lebih sulit; 2= sama saja; dan 3= lebih mudah. Skor untuk setiap kategori didapatkan dari mengalikan jumlah pernyataan dengan nilai skala yang tertinggi kemudian dibagi dengan jumlah kategori yang diinginkan. Skor untuk kategori 1= 1-4; kategori 2= 5-8; dan kategori 3= 9-12. (4) Pengambilan keputusan inovasi oleh petani, adalah pemilihan petani untuk menerima atau menolak inovasi. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala nominal, yaitu 0= tidak (tidak adopsi); 1= ya (adopsi).