PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR
|
|
- Susanti Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR Oleh: Roza Yulida dan Jumi'aty Yusri Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian rozayu I i da falg in ai I. c o in ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik internal dan ekstemal petani petani kelapa sawit, serta persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dimana data diambil dengan melakukan wawancara menggunakan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan. Sampel penelitian ini adalah petani kelapa sawit pola swadaya yang diambil dengan menggunakan metode simpel random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik intemal, petani umumnya termasuk usia produktif, namun tingkat pendidikan mereka umumnya rendah. Jumlah tanggungan keluarga relative kecil, dengan luas lahan usahatani umumnya 2-3 Ha. Tingkat pendapatan petani antara Rp ,- s.d Rp ,- dengan pengalaman bemsahatani yang rata-rata sudah relative lama yaitu 8 s.d 19 tahun. Tingkat kekosmopolitan petani responden masih rendah. Dilihat dari karakteristik ekstemalnya, kondisi lingkungan menumt petani sangat mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit. Petani masih kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi dan harga sarana produksipun dirasakan petani masih mahal. Di Desa Senama Nenek tidak ada penyuluhan usahatani kelapa sawit. Sumber informasi tentang usahatani kelapa sawit hanya didapatkan petani dari teman sesama petani dan tetangga mereka. Persepsi petani tentang usahatani kelapa sawit, bahwa usahtani kelapa sawit menguntungkan dan cukup mudah untuk diusahakan. Petani juga berpendapat bahwa usahatani kelapa sawit tidak memsak lingkungan. Sikap positif ditunjukkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar yaitu berupa dukungan terhadap usahatani kelapa sawit yang diusahakan petani responden. Kata kunci: karakteristik internal, karakteristik eksternal, persepsi, sikap 1. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit tentu saja akan berdampak pada semua pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan usaha tersebut, mulai dari industri hulu sampai pada industri hilir. Namun sebenamya pelaku utama perkebunan 1
2 kelapa sawit yang sekaligus perlu terus menjadi perhatian semua pihak adalah para petaninya. Perkembangan perekonomian suatu daerali tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya manfaat bagian dari pembangunan tersebut yang dapat dirasakan oleh masyarakatnya. Begitu juga halnya dengan perkembangan pembangunan perkebunan kelapa sawit, sangatlah perlu yang menjadi fokus perhatian utama adalah para petaninya. -v:. -L,-..;,.^.. Keberhasilan para petani akan ditentukan oleh kemampuan petani tersebut mengelola usahataninya, sehingga dapat menjadi usahtani yang menguntungkan, sehingga dapat mencapai kesejahteraan keluarga petani tersebut. Kemampuan petani akan dipengaruhi oleh karakteristik intemal dan ekstemal petani tersebut. Karakteristik intemal dan ekstemal petani akan menggambarkan bagaimanakah profil dari petani tersebut. Karakteristik intemal mempakan segala sesuatu yang menjadi ciri anggota yang meliputi umur, pendidikan, penguasaan lahan, pengalaman berusahatani, masa keanggotaan, kekosmopolitan dan motivasi bemsahatani atau berkelompok. Karakteristik ekstemal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri responden dan berhubungan dengan pengelolaan usahatani petani kelapa sawit, yang meliputi: ketersediaan sarana dan prasarana usahatani, pembinaan usahatani atau kegiatan penyuluhan penyuluhan, kemampuan petani mengakses sumber informasi dan permodalan, legitimasi masyarakat dan sarana dan prasarana pendukung lainnya yang dapat mendukung kegiatan usahatani petani kelapa sawit. 2
3 Tujuan penelitian profil petani kelapa sawit ini adalah Mengetahui karakteristik intemal dan ekstemal petani petani kelapa sawit, serta persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit. 2. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah selumh petani kelapa sawit yang berada wilayah yang sama. Teknik Pengambilan Responden dilakukan dengan metoda simpel random sampling yaitu diambil sebanyak 30 orang petani sebagai responden. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif Dimana akan memberikan gambaran yang jelas, rinci dan sistematis tentang kondisi atau profil petani kelapa sawit lokasi penelitian. :,, - ' ;.> 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil petani kelapa sawit merupakan gambaran kondisi petani kelapa sawit di lokasi penelitian yang dideskripsikan dari karakteristik intemal dan ekstemal petani, persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit yang mereka usahakan. 3
4 Karakteristik Internal "rc'iv- - ^ - --s: Karakteristik intemal mempakan segala sesuatu yang menjadi ciri anggota yang meliputi umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman bemsahatani dan kekosmopolitan. :,, 1. Umur. Umur dapat menunjukkan kemampuan seseorang dari aspek fisik dan psikis. Ada kecendemngan bahwa seseorang yang berumur muda cendemng lebih kuat secara fisik dari pada yang bemmur muda, namun secara psikis yang bemmur lebih tua lebih matang dalam pemikiran dari pada yang bemmur muda. Pada kisaran umur tertentu seseorang berada pada usia produktif. Umur responden antara tahun, dimana sebagian besar (88%) termasuk kategori usia produktif (usia tahun). Ini menunjukkan bahwa dari segi sumberdaya manusia, petani kelapa sawit di desa ini memiliki potensi untuk mengusahakan usahatani kelapa sawit. Bemsahatani membutuhkan kekuatan secara fisik dan jika didukung juga didukung oleh kekuatan psikisnya, tentu saja produktivitas kelapa sawit dapat ditingkatkan. 2. Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan jumlah orang yang menjadi beban ekonomi sebuah rumah tangga. Jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini adalah terdiri dari anak dan kerabat yang tinggal menetap dengan petani responden. Jika dillihat dari jumlah tanggimgan keluarga responden, cenderung tidak terlalu besar dengan jumlah tanggungan antara 4
5 1-6 orang. Dimana 95% jumlah tanggungan keluarga responen adalah antara 1-^ orang dan 5% jumlah tanggungan keluarga 6 orang. ;, 3. Pendidikan Formal ''" <-: Tingkat pendidikan formal responden pada umumnya (76%) adalah tamat SD, ada yang tidak pemah sekolah, namun ada juga responden yang tamat SMP dan SMA. Dilihat dari tingkat pendidikan petani responden secara umum adalah rendah., apalagi ada responden yang tidak sekolah (12,5%). Hal ini menujukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikarmya, kualitas sumberdaya manusianya masih tergolong rendah. 4. Luas Lahap Garapan ' < :«> :vv< - i;:; j Sebagian petani responden dahulunya mempakan petani plasma, dengan luas lahan rata-rata sekitar 2 ha. Saat penelitian ini dilakukan luas lahan responden antara 2-5 ha, dimana umumnya (66%) luas lahan responden adalah antara 2-3. Sebagian responden sudah dapat mengembangkan usahatani kelapa sawit dengan memperluas lahan garapannya yang mencapai 5 ha. ' 5. Pendapatan -ik-s-it^s a^-;-; ^ Pendapatan mempakan tujuan utama yang ingin diperoleh petani melakukan usahatani. Tingkat pendapatan responden antara Rp Rp /bulan, dengan rata-rata pendapatan sekitar Rp ,-. Petani responden berharap mereka masih dapat meningkatkan pendapatan, dengan terns meningkatkan produktifitas lahan. Salah satu cara untuk 5
6 meningkatkan produktivitas lahan adalah dengan terus melakukan inovasiinovasi pada usahatani yang dilakukan. Salah satu cara petani mendapatkan inovasi adalah dari kegiatan penyuluhan, hanya sangat disayang di lokasi penelitian tidak ada penyuluhan. Petani responden biasanya mendapatkan informasi tentang usahatani kelapa sawit dari teman sesama petani yang. mendapatkan informasi baik dari pelatihan dari salah satu lembaga maupun informasi dari luar desa yang mereka dapatkan sewaktu bepergian. 6. Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani kelapa sawit responden umumnya sudah cukup. lama yaitu antara 8-19 tahun, walaupun ada satu orang responden yang memiliki pengalaman usahatani kelapa sawit baru 2 tahvm, tetapi pendapatan responden tersebut dapat mencapai sama dengan petani lain yang memiliki pengalaman usahatani 10 tahun. Hal ini didukung ojeh keaktifan responden (kekosmopolitan) untuk mencari informasi tentang usahatani kelapa sawit ke luar dari daerahnya. 7. Kekosmopolitan J ; ^ > c ; ' \' Kekosmopolitan merupakan aktivitas dari seseorang bepergian ke luar dari desanya untuk mendapatkan informasi tentang usaha yang sedang dilakukan. Hal ini juga dapat menunjukkan keaktifan dari seseorang untuk mencari informasi dan keterbukaannya terhadap suatu inovasi. Di lihat dari tingkat kekosmopolitannya hanya 6% responden yang pemah mencari informasi tentang usahatani kelapa sawit. Masih sedikitnya petani responden yang 6
7 terbiasa bepergian ke luar desanya untuk mendapatkan informasi tentang usahatani yang sedang dilakukannya, menunjukkan bahwa tingkat kekosmopolitan petani responden masih rendah. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap produktivitas usahatani petani responden. B. Karakteristik Eksternal Karakteristik ekstemal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri petani yang berhubungan dengan aktivitas petani dalam bemsahatani kelapa sawit. Karakteristik ekstemal yang dikaji dalam penelitian ini meliputi; kondisi lingkungan, ketersediaan sarana produksi, keterjangkauan harga sarana produksi, kegiatan penyuluhan dan sumber informasi usahatani. r 1. Kondisi lingkungan menumt responden mendukung bahkan sangat mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit, namun umumnya responden beranggapan bahwa lingkungan mereka kurang mendukung untuk melakukan usahatani lain. 2. Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Melakukan usahatani kelapa sawit menumt responden cukup mudah untuk dilakukan, namun untuk mendapatkan sarana produksi kadang-kadang responden masih mengalami kesulitan, karena tempat membeli sarana produksi yang cukup jauh dan kadang-kadang tidak tersedia pada saat dibutuhkan. 3. Keterjangkauan harga sarana produksi. Responden harga sarana produksi (saprodi) dirasakan responden mahal sehingga walaupun sebagian besar 7
8 responden dapat membeli saprodi dengan cara tunai, namun sebagian lainnya membeli saprodi dengan cara mengutang atau kredit. Hal ini juga yang menyebabkan responden belum dapat melakukan usahatani sesuai dengan anjuran. 4. Petani merasakan pentingnya kegiatan penyuluhan, terutama materi penyuluhan tentang meningkatkan produktivitas usahatani kelapa sawit, namun di Desa Senama nenek tidak ada kegiatan penyuluhan kepada petani kelapa sawit. 5. Sumber informasi. Umumnya informasi yang didapatkan petani adalah dari teman sesama petani dan dari tetangga, ada sebagian kecil petani yang pemah mengikuti pelatihan atau mendapatkan informasi dari instansi terkait seperti PTPN 5. Persepsi dan Sikap 1. Persepsi mempakan pandangan seseorang terhadap sesuatu objek atau peristiwa dengan menyimpulkan informasi. Persepsi petani responden yang dilihat pada penelitian ini adalah persepsi tentang usahatani kelapa sawit dan dampaknya terhadap lingkungan. a. Persepsi responden terhadap usahatani kelapa sawit adalah menguntungkan walaupun harga saprodi dirasakan cukup mahal. Namun usahatani kelapa sawit mempakan usahatani yang cukup mudah untuk dilakukan dan pendapatan yang diperoleh juga cukup besar. Hal ini 8
9 menyebabkan responden umumnya tidak mengusahakan usahatani lain atau menanam komoditi lainnya. b. Responden menganggap bahwa usahatani kelapa sawit tidak berpengaruh atau tidak merusak lingkungan. Bahkan responden merasakan bahwa komoditi kelapa sawit sangat cocok untuk di tanam di lingkungan atau di lahanmereka. m--.;'- AUC--./':. "O-,-.;.'i.irt-.v 2. Sikap adalah kecendemngan seseorang untuk berbuat. Menumt responden, keluarga dan lingkungan sekitar mereka mendukung dilakukannya usahatani kelapa sawit. Dukungan anggota keluarga dan masyarakat sekitar diberikan dalam bentuk keterlibatan dan sikap positif mereka terhadap aktivitas usahatani yang dilakukan oleh petani. Seperti keterlibatan dalam melakukan aktivitas budidaya dan saling berbagi informasi dengan sesama petani kelapa sawit lainnya. -y^-'' 4. KESIMPULAN DAN SAR\N Profil petani kelapa sawit di Desa Senama Nenek dilihat dari karakteristik intemal menunjukkan, petani umumnya termasuk usia produktif, namun tingkat pendidikan mereka imiumnya rendah. Jumlah tanggungan keluarga relative kecil, dengan luas lahan usahatani umumnya 2-3 ha. Tingkat pendapatani petani antara Rp ,- s/d Rp ,- dengan pengalaman bemsahatani yang rata-rata sudah relatif lama yaitu 8 s/d 19 tahun. Tingkat kekosmopolitan petani responden masih 9
10 rendah, yang menunjukkan responden belum masih jarang melakukan usaha mencari informasi tentang usahatani kelapa sawit keluar dari desanya. Dilihat dari karakteristik ekstemalnya, kondisi lingkungan menurut petani sangat mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit dibandingkan dengan komoditi lainnya. Namun kadang petani masih kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi dan harga sarana produksipun dirasakan petani masih mahal. Petani sangat mengharapkan adanya kegiatan penyuluhan, namun di Desa Senama Nenek tidak ada penyuluh untuk usahatani kelapa sawit. Sumber informasi tentang usahatani kelapa sawit hanya didapatkan petani dari teman sesama petani dan tetangga mereka. Persepsi petani tentang usahatani kelapa sawit, petani merasakan bahwa usahtani kelapa sawit menguntimgkan dan cukup mudah untuk diusahakan. Petani juga berpendapat bahwa usahatani kelapa sawit tidak memsak lingkungan. Sikap positif ditunjukkan oleh keluarga responden dan masyarakat sekitar yaitu berupa dukungan terhadap usahatani kelapa sawit yang diusahakan petani responden. Disarankan kepada pemerintah atau pihak terkait agar dapat memfasilitasi petani untuk mendapatkan kemudahan mendapatkan sarana produksi dengan harga yang terjangkau. Selain itu kegiatan Penyuluhan tentang meningkatkan produktivitas usahatani kelapa sawit seperti yang sangat diharapkan oleh petani responden juga perlu dilakukan, mengingat Desa Senama Nenek memilki potensi untuk dikembangkan usahatani kelapa sawit. 10
11 5. DAFTAR PUSTAKA Mardikanto, T Pen>ailuhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta. Rahmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Yulida, Roza Persepsi Petani Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat (Kasus Pada Petani Peserta Program Sistem Pertanian Terpadu (SPT) di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Jumal Sorot Vol. 4 No. 1, ISSN Penerbit Lembaga Penelitian Universitas Riau 11
ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR
ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR Oleh: Eri Sayamar dan Arifudin V Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN
PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN Susy Edwina, Evy Maharani, Yusmini, Joko Saputra Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Kecamatan Tapung, Tapung Hulu, dan Tapung Hilir. Lokasi ini secara sengaja dipilih dengan
Lebih terperinciHerman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA
JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2005, Vol. 1, No.1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA USAHATANI SAYURAN DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR Rini Sri Damihartini dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak
Lebih terperinciIndonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)
Volume 3, Nomor 2, Desember 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) KAAKEISTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETANI KELAPA SAWIT AKYAT TENTANG PEMUPUKAN DI KECAMATAN TANAH PUTIH
Lebih terperinciMOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN BENIH PADI HIBRIDA PADA KECAMATAN NATAR DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh: Indah Listiana *) Abstrak
MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN BENIH PADI HIBRIDA PADA KECAMATAN NATAR DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh: Indah Listiana *) Abstrak Penelitian ini dilakukan pada petani padi yang menggunakan benih padi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
19 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Prima Tani merupakan salah satu program Badan Litbang Pertanian yang di dalamnya terdapat unsur inovasi. Sebagai suatu inovasi, Prima Tani diperkenalkan
Lebih terperinciDAMPAK KEBERADAAN PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN -,uum KAMPAR ;..:n ^
DAMPAK KEBERADAAN PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN -,uum KAMPAR ;..:n ^ Oleh: Cepriadi dan Kausar Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian ; kausar_oke@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH
67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii. I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 5 Tujuan... 6 Manfaat...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 5 Tujuan... 6 Manfaat... 6 II. III. IV. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis... 8 2.1.1. Pertanian
Lebih terperinciPERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU
15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinci5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian
41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu
Lebih terperinciPENGARUH PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI KELAPA DI KECAMATAN OBA KOTA TIDORE KEPULAUAN
PENGARUH PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI KELAPA DI KECAMATAN OBA KOTA TIDORE KEPULAUAN Abd Gani Fardanan Pascasarjana Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
69 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini dimulai dengan pendapat Spencer dan Spencer (1993:9-10) menyatakan bahwa setiap kompetensi tampak pada individu dalam
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis
Lebih terperinciPERANAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR. Kata Kunci : Peranan, penyuluhan, dan kelapa sawit
PERANAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR Rosnita 1 dan Eri Sayamar 1 1 Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT Data Statistik Perkebunan Provinsi
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di
63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR AN ANALYSIS ON THE DYNAMICS OF RUBBER FARMER GROUPS (Hevea brasiliensis) IN XIII KOTO KAMPAR, KAMPAR
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU THE ROLE AND EMPOWERMENT INDEPENNDENT SMALL HOLDER FARMERS OF RUBBER IN KELAYANG SUB-DISTRICT INDRAGIRI
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
Lebih terperinciPERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan
Lebih terperinciMOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU
MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Usahatani Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih,
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI DAN PEMELIHARAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT
MANAJEMEN PRODUKSI DAN PEMELIHARAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT Latifa Siswati 1 Resolinda Harly 2, Afrijon³ 1).Universitas Lancang Kuning Pekanbaru 2)Sekolah Tinggi Pertanian Haji Agus Salim Bukittinggi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan {Developmental Research). Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan
Lebih terperinciADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR
ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR Albi Akandri Hasibuan, Susy Edwina, Roza Yulida Agriculture faculty
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan
Lebih terperinciBAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI
62 BAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI 8.1 Hubungan Partisipasi dengan Sikap Petani terhadap Sistem Pertanian Organik Sikap seringkali mempengaruhi tingkah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode
36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2).
Lebih terperinciHubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)
Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA
Lebih terperinciVII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG
78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI PESERTA TERaADAP PROGRAM SISTEM PERTANIAN TERPADU (SPT) Wsus Desa Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan Propinsi Riau)
PARTISIPASI PETANI PESERTA TERaADAP PROGRAM SISTEM PERTANIAN TERPADU (SPT) Wsus Desa Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan Propinsi Riau). OLEH : ROZA YULIDA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao memegang peranan penting dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara, pengadaan lapangan
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan
Lebih terperinciTINGKAT KEAKTIFAN ANGGOTA KELOMPOKTANI DI KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA
TINGKAT KEAKTIFAN ANGGOTA KELOMPOKTANI DI KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA Erwandi dan Ramainas Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan Jl. Binjai Km 10 Tromol Pos 18 Medan 20002 ABSTRACT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (elaeis guineensis) menurut para ahli secara umum berasal dari Afrika. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk
Lebih terperinciSemakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali. dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam bidang pertanian
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan
Lebih terperinciHubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP
Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
55 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Sebagai badan, suatu peran tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri tanpa adanya partisipasi masyarakat. Selain sebagai institusi ekonomi, peran juga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan penghasilan dari usahatani karet (PS, 2008).
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Petani Karet Rakyat Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. petani karet merupakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON
PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON Risyat Alberth Far-Far Staf Pengajar Prodi Agribisnis FAPERTA UNPATI-AMBON, e-mail: - ABSTRAK Perilaku pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN STASUS SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DENGAN PERILAKU MENABUNG DI LEMBAGA KEUANGAN
HUBUNGAN STASUS SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DENGAN PERILAKU MENABUNG DI LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus Nasabah BRI Desa Negeri Baru Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung) Anita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal tebu yang tidak kurang dari 400.000 ha, industri gula nasional pada saat ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan
Lebih terperinciBAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA
59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima
Lebih terperinciKELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA DESA BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN
KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA DESA BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN Wahyuning K. Sejati dan Herman Supriadi PENDAHULUAN Kelembagaan merupakan organisasi atau kaidah baik formal maupun informal yang mengatur
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam realisasi pembangunan khususnya yang berbentuk fisik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat memasuki era globalisasi diperlukan sarana dan prasarana penunjang untuk mendukung pelaksanan pembangunan nasional, salah satu hal penting untuk di perhatikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah eksplanatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyoroti
30 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah eksplanatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyoroti hubungan antarvariabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut data statistik Kementrian Perkebunan tahun 2012, produksi perkebunan karet rakyat (49.172 ton/tahun)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan. Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Secara umum posisi sektor perkebunan dalam perekonomian nasional
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan
TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan
Lebih terperincidiharapkan) yang diberi skor 3 hingga pemyataan negatif (Jawaban yang tidak diharapkan) yang diberi skor 1 seperti pada Tabel 1.
27 KEMAMPUAN KELOMPOKTANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN Di KOTA PEKANBARU Rosnita, Roza Yulida, Alhafis Laboratorium Komuniltasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau RosnitaJta@yahoo.co.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta
TINJAUAN PUSTAKA Monokultur Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh: Tri Ratna Saridewi 1 dan Amelia Nani Siregar 2 1 Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Mina Padi 1. Umur Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir petani dalam melaksanakan usaha taninya, hal tersebut juga berkaitan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING MOTIVATION FARMER TO INCREASE
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO
IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK
PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sangat penting artinya bagi Indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciBAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA
BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA 5.1 Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani Peran produksi kelembagaan Kelompok Tani yang dikaji dalam penelitian ini ialah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti
Lebih terperinciPERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KABUPATEN KAMPAR
1 PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KABUPATEN KAMPAR THE ROLE OF EXTENSION ON EMPOWERING OIL PALM INDEPENDEN SMALLHOLDER FARMERS IN KAMPAR DISTRICT Karim Sirait, Rosnita,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis
A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada
Lebih terperinciPERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA KABUPATEN ROKAN HULU
1 PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA KABUPATEN ROKAN HULU THE ROLE OF EXTENSION ON EMPOWERING INDEPENDENT SMALLHOLDER FARMERS OF PALM OIL IN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Padi Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kasryno dan Pasandaran (2004), beras serta tanaman pangan umumnya berperan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode deskriptif (Descriptive Research). T-ujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan secara sistimatis, faktual
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan usahatani. Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya.
Lebih terperinciEvaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta
Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan untuk sumber pangan, pakan ternak, sampai untuk bahan baku berbagai industri manufaktur dan
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3
Lebih terperinci