Sistem Manajemen Kualitas Internasional Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas Ketiadaan komitmen dari manajemen Ketiadaan pengetahuan atau kekurangpahaman tentang manajemen kualitas Ketidakmampuan mengubah kultur perusahaan Ketidaktepatan perencanaan kualitas Ketiadaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan(terus menerus) Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas Ketidakmampuanmembangun suatu learning organization yang memberikan perbaikan terus menerus Ketidakcocokan struktur organisasi serta departemen dan individu yang terisolasi Ketidakcukupan sumberdaya Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi karyawan Ketidaktepatan mengadopsi prinsip-prinsip manajemen kualitas ke dalam organisasi 1
Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas Ketidakefektifan teknik-teknik pengukuran dan ketiadaan akses ke data dan hasil-hasil Berfokus jangka pendek dan menginginkan hasil yang cepat Ketidaktepatan dalam memberikan perhatian pada pelanggan internal dan eksternal Ketidakcocokan kondisi untuk implementasi manajemen kualitas Ketidaktepatan menggunakan empowerment dan teamwork ISO 9001 ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. Prinsip-prinsip: 1. Fokus pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan orang 4. Pendekatan proses 5. Pendekatan sistem terhadap manajemen 6. Peningkatan terus-menerus 7. Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan 8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan ISO 9001 Langkah-langkah peningkatan terus menerus berdasarkan pendekatan proses: 1. Identifikasi proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen kualitas dan aplikasi pada organisasi 2. Menentukan sekuens (urutan) dan interaksi dari proses 3. Menentukan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin efektivitas operasional dan pengendalian dari proses 4. Menjamin ketersediaan sumber-sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasional dan pemantauan proses 5. Mengukur, memantau dan menganalisis proses 6. Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasilhasil yang direncanakan dan peningkatan terus-menerus dari proses dan sistem manajemen kualitas ISO 9001 2
Metode Metode peningkatan kualitas terus menerus yang digunakan adalah pendekatan USE-PDSA U = Understand improvement needs S = State the problem (s) E = Evaluate the root cause (s) P = Plan the solution (s) D = Do or implement the solution (s) S = Study the solution (s) results A = Act to standardize the solution (s) 6 alasan mengapa organisasi lokal atau kelas dunia memilih MBCfPE sebagai kerangka kerja dari sistem manajemen mereka: 1. MBCfPE mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kesempatan-kesempatanuntuk perbaikan dari berbagai area dalam organisasi. 2. MBCfPE memberikan kerangka kerja untuk peningkatan menuju keunggulan kinerja melalui memberikan kebebasan kepada manajemen untuk melaksanakan strategi-strategi bisnis mandiri dan program-program peningkatan keunggulan kinerja. 3. MBCfPE merupakan kerangka kerja manajemen terintegrasi, mencakup semua faktor yang mendefinisikanorganisasi, proses-proses operasional dan hasil-hasil kinerja yang jelas dan terukur. 4. MBCfPE berfokus pada persyaratan-persyaratan untuk mencapai keunggulan kinerja, bukan sekedar aplikasi prosedur-prosedur, alat-alat atau teknik-teknik. 5. MBCfPE mudah beradaptasi dengan lingkungan bisnis, dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi lokal yang hanya beroperasi di suatu negara maupun kelas dunia yang beroperasi di banyak negara 6. MBCfPE telah terbukti merupakan praktek-praktek manajemen global yang valid untuk meningkatkan keunggulan kinerja organisasi. 3
MBCfPE dibangun berdasarkan landasan dari 11 nilai inti dan konsep berikut: 1. Visionary Leadership 2. Customer-driven excellence 3. Organizational and Personal Learning 4. Valuing Employees and Partners 5. Agility 6. Focus on the future 7. Managing for innovation 8. Management by fact 9. Social responsibility 10. Focus on results and creating value 11. Systems perspective Pendekatan implementasi MBCfPE adalah ADLI. A = Approach (Pendekatan) D = Deployment (Penyebarluasan) L = Learning (Pembelajaran) I = Integration (Integrasi) Skor MBCfPE dan Kategori Organisasi No Interval Skor Kategori Organisasi 1 0 275 Early Development 2 276 375 Early Result 3 376 475 Early Improvement 4 476 575 Good Performance 5 576 675 Emerging Organization Leader 6 676 775 Organization Leader 7 776 875 Benchmark Leader 8 876-1000 World Leader 4
Lean Six Sigma Merupakan kombinasi antara Lean dan Six Sigma. Fokus Lean Pemborosan material, waktu, aktivitas dll Fokus Six Sigma Variasi proses Menyeimbangkan aliran dalam proses Identifikasi akar-akar penyebab dari (value stream) masalah Reduksi cycle time Menciptakan output proses yang seragam bebas cacat Sangatpenting untuk meningkatkan produktivitas Sangatpenting untuk meningkatkan kapabilitas proses dan kualitas produk Lean Six Sigma Pendekatan: Prinsip 5 P 1. Profits 2. Products 3. Processess 4. Projects 5. People Lean Six Sigma membutuhkan kepemimpinan organisasi yang kuat disertai dengan corporate master improvement story yang SMART Implementasi Lean Six Sigma dalam Industri Jasa 1. Jasa hospitality 2. Komunikasi 3. Jasa kesehatan 4. Pemeliharaan 5. Utilitas 6. Perdagangan 7. Keuangan 8. Profesional 9. Administrasi 10. Teknikal 11. Pembelian 12. Keilmuan 5
Pendekatan dalam Lean Six Sigma Pendekatan DMAIC D = Define M = Measure A = Analyze I = Improve C = Control 6