BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI LINE BALANCING

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Universitas Bina Nusantara

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

BAB V ANALISIS HASIL

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEIMBANGAN LINTASAN PADA PERAKITAN TRANSFORMATOR DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN COMSOAL PADA PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang selanjutnya dinamakan sebagai stasiun kerja. Waktu yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional, sektor industri manufaktur dan jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini engolahan data Gambar 4.1 Skema Metodologi Penelitian

79 A Perancangan Keseimbangan Lini Metode Region Approach Metode COMSOAL Pemilihan Metode untuk Pengoptimalan (trial & error) Perbandingan Metode & Analisa Hasil Perbandingan Metode Pendefinisian Komponen SPK yang diusulkan Persiapan Perancangan Sistem Merancang Sistem Pendukung Keputusan Keseimbangan Lini Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.2 Skema Metodologi Penelitian (Lanjutan)

80 Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian terhadap obyek yang ada. Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan metodologi pemecahan masalah yang digunakan seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 di atas : 1. Penelitian Pendahuluan Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam suatu penelitian. Penelitian pendahuluan ini merupakan titik tolak yang mengarahkan untuk tahapan penelitian berikutnya. Tujuan dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengidentifikasikan masalah yang tengah dihadapi oleh perusahaan. Dalam tahap ini kita mencoba untuk mempelajari situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Cara-cara yang penulis gunakan adalah melakukan pengamatan pada lantai produksi (sesuai dengan batasan awal pada bab pendahuluan) dan wawancara pada beberapa pihak yang terkait, seperti pada beberapa operator atau karyawan, kepala bagian trolly dan kepala bagian produksi. 2. Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan dan wawancara diatas maka penulis melihat adanya kondisi yang sangat merugikan bagi perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat dimana pada jam kerja atau waktu kerja beberapa operator atau pekerja tidak melakukan pekerjaan apapun atau dapat dikatakan menganggur untuk menunggu barang datang dari operasi yang lain disamping itu juga terjadi penumpukan barang antara operasi ke operasi yang lain. Akibatnya efisiensi dan produktivitas perusahaan belum optimal. Untuk mengatasinya kepala bagian trolly telah mengatur posisi tiap-tiap operasi atau pengerjaan dimana operasi yang saling

81 berkaitan ditempatkan saling berdekatan. Hal ini memang dapat mengurangi delay, karena jarak antar operasi yang berkurang. Tetapi masalah menganggurnya operator atau pekerja karena menunggu barang dari operasi sebelumnya masih belum dapat diatasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penyeimbangan lini produksi untuk menyeimbangkan beban kerja di setiap stasiun kerja sehingga setiap stasiun kerja dapat menjadi lebih efisien. Penyeimbangan lini tersebut dilakukan dengan metode keseimbangan lini yang kemudian akan dibuat menjadi suatu SPK sederhana, yang dirasakan perlu khususnya bagi perusahaan make to order dengan jumlah permintaan yang fluktuatif sehingga dapat membantu perancangan lini produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien. 3. Studi Kepustakaan Setelah mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya adalah mencari data-data yang telah tersedia yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan penelaahan terhadap buku-buku yang relevan dengan metode keseimbangan lini tersebut. Dengan mengadakan survei terhadap data yang telah ada, penulis dapat menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang yang bersangkutan, mencari metode-metode serta teknik-teknik yang dapat dipakai baik dalam pengumpulan data maupun dalam menganalisa data. Hal ini sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai metode yang akan digunakan dan data apa saja yang diperlukan. Selain itu penulis dapat memperoleh orientasi-orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih. Mencari bahan di perpustakaan

82 merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti. 4. Tujuan Penelitian Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan penelitian agar penelitian lebih terarah pada permasalahan yang telah teridentifikasi dan usaha untuk memperbaikinya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: PT. Hanmax dapat menerapkan lini produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien. PT. Hanmax dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Dengan sistem pendukung keputusan dapat menghasilkan beberapa alternatif lini produksi dengan keseimbangan lini yang baik sesuai dengan keadaan perusahaan. 5. Pengumpulan Data Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mempermudah mengelola WB pada lantai produksi. Dalam mengumpulkan data, cara yang digunakan adalah dengan menggunakan stopwatch sebagai alat bantu pencatatan waktu. Adapun data-data yang dikumpulkan adalah: Data umum perusahaan Data umum perusahaan didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait di perusahaan yang dalam hal ini adalah PT. Hanmax. Data proses produksi secara keseluruhan Data proses produksi didapatkan dari pengamatan secara langsung di lantai

83 produksi trolly ditambah dengan penjelasan langsung dari kepala bagaian trolly. Pengukuran waktu siklus setiap operasi yang ada pada produk trolly. Data waktu siklus diperoleh dari pengukuran secara langsung yang dilakukan dengan menggunakan stopwacth, dengan jumlah pengambilan data tiap-tiap operasi sebanyak 30 data. 6. Pengolahan Data Setelah dilakukan pengumpulan data, maka data-data yang didapat tersebut diolah menjadi waktu baku tiap-tiap operasi. Pengolahan data tersebut meliputi: Uji kecukupan data Pengujian tingkat kecukupan data bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah sampel data yang diambil sudah cukup mewakili populasi data. Untuk melakukan pengujian tersebut, digunakan tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5% yang berarti bahwa rata-rata hasil pengukuran hanya boleh menyimpang sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Jika jumlah pengukuran data yang diperlukan masih lebih besar dari jumlah pengukuran data yang telah dilakukan maka harus dilakukan pengukuran ulang terhadap data waktu siklus sampai jumlah pengukuran yang diperlukan dapat mewakili populasi data keseluruhan.

84 Uji kenormalan data Dari hasil data waktu observasi yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya akan diuji apakah data tersebut sudah terdistribusi normal atau belum. Untuk mengetahui bahwa data telah terdistribusi normal adalah dengan membandingkan hasil perhitungan λ 2 dengan λ 2 tabel. Apabila λ 2 perhitungan lebih kecil dari λ 2 tabel berarti data sudah terdistribusi normal. Sedangkan jika data belum terdistribusi normal, maka harus dilakukan pengukuran ulang terhadap data waktu observasi sampai data tersebut terdistribusi normal. Uji keseragaman data Pengujian tingkat keseragaman data bertujuan untuk mendapatkan data yang seragam, dalam arti data waktu observasi tersebut masih berada dalam batasbatas kontrol. Perhitungan waktu normal Untuk mendapatkan waktu normal dari tiap-tiap operasi, maka harus diperhitungkan faktor-faktor penyesuaian. Dalam hal ini, metode yang digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian adalah metode Westinghouse hal tersebut dikarenakan metode Westinghouse merupakan metode penyesuaian yang dinilai paling obyektif serta memberikan penjelasan yang cukup jelas pada setiap faktor-faktor yang terkandung didalamnya. Metode ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja antara lain ketrampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penentuan besar nilai

85 masing-masing faktor tersebut dilakukan dengan pengamatan dan diskusi dengan kepala bagian trolly secara langsung dan berpedoman pada tabel Westinghouse. Perhitungan waktu baku Langkah selanjutnya setelah diperoleh waktu normal adalah perhitungan waktu baku. Pada perhitungan waktu baku disertakan faktor kelonggaran atas waktu normal yang telah didapatkan. Besarnya nilai kelonggaran didapatkan dari hasil penjumlahan persentase faktor-faktor yang berpengaruh yang terdapat pada tabel kelonggaran. Perhitungan waktu baku ini dilakukan untuk masing-masing operasi dalam pembuatan produk trolly. Perhitungan performansi lini produksi saat ini Untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan saat ini, maka dilakukan perhitungan performansi pada lini produksi saat ini dengan menghitung Line Efficiency, Station Efficiency, Balance Delay, Delay Time, Smoothness Index serta Production Output. Perhitungan Cycle Time Setelah itu, maka tahap selanjutnya adalah menetapkan waktu siklus berdasarkan target produksi yang diharapkan dapat memenuhi jumlah permintaan tertentu. Waktu siklus ini akan digunakan sebagai batas waktu maksimum untuk pengelompokkan operasi ke dalam workstation. 7. Perancangan Keseimbangan Lini Perancangan keseimbangan lini menggunakan dua metode keseimbangan lini

86 yaitu metode Region Approach dan COMSOAL dimana metode tersebut dinilai merupakan metode yang sesuai dengan kondisi lantai produksi trolly, dimana pada kedua metode mengacu pada wilayah dalam diagram pendahulu (precedence diagram). Hal tersebut dirasakan perlu karena dengan metode tersebut maka kemungkinan atau dampak terhadap naiknya biaya transportasi dalam alur produksinya akan teratasi. Hal tersebut dirasakan penting karena beberapa alasan tertentu seperti luas lantai produksi trolly yang dapat dikatakan tidak terlalu besar, ukuran beberapa bagian produk yang cukup besar serta ruang gerak yang tidak begitu besar dan lokasi beberapa peralatan yang tidak dapat diubah-ubah. Dengan alasan tersebut maka apabila urutan dalam wilayah sesuai diagram pendahulu tidak diperhatikan maka akan timbul arus bolak-balik ataupun aliran produk setengah jadi yang tidak seharusnya antar operasi yang satu dengan operasi yang lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan waktu akibat aliran barang setengah jadi yang rumit. Selain itu akan muncul biaya material handling yang diperlukan karena banyaknya arus bolak-balik dari bahan setengah jadi tersebut. 8. Pengoptimalan Kembali Metode Keseimbangan Lini Untuk memperoleh hasil yang lebih optimum maka dapat dilakukan pengelompokkan kembali untuk diperoleh hasil yang lebih baik atau lebih optimal selama tidak melanggar syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan yang berlaku..

87 9. Perbandingan Metode dan Analisa Hasil Dari perbandingan metode maka dapat terlihat dengan jelas metode yang menghasilkan tingkat performansi lini, serta kapasitas produksi dan tenaga kerja yang diperlukan. Dari perbandingan tersebut diharapkan dapat dipilih satu metode terbaik yang akan diterapkan pada suatu lantai produksi, dalam kasus ini adalah lantai produksi trolly. 10. Pendefinisian Komponen SPK yang Diusulkan Sistem pendukung keputusan diharapkan dapat membantu kepala produksi untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap metode keseimbangan lini yang akan diterapkan. Dalam perancangannya SPK Keseimbangan Lini haruslah mudah dimengerti, dapat digunakan dengan mudah (user friendly) dan jelas sehingga tidak diperlukan proses pembelajaran yang panjang. Berdasarkan atas kondisi perusahaan tersebut maka dibuatlah suatu usulan sistem pendukung keputusan untuk menyediakan rekomendasi berbagai pilihan keputusan yang dapat digunakan oleh kepala produksi dalam memilih metode keseimbangan lini. SPK yang diusulkan tersebut terdiri dari 3 komponen seperti subsistem basisdata, subsistem model dan subsistem antar muka. 11. Persiapan Perancangan Sistem Menyiapkan rancangan sistem berarti menyiapkan elemen-elemen pembuatan perangkat lunak.

88 12. Merancang Sistem Pendukung Keputusan Perancangan dilakukan berdasarkan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Dengan menggunakan komponen SPK. Maka dilakukan perancangan pada komponenkomponen tersebut. 13. Kesimpulan dan Saran Tahap akhir adalah membuat kesimpulan dari hasil perhitungan yang didapat, dan selanjutnya memberikan saran yang berguna bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. 4.2 Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam suatu penelitian maupun penuliusan karya ilmiah. Beberapa teknik dilakukan penulis untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini. Dengan pengumpulan data penulis memperoleh informasi tentang seluk beluk perusahaan baik secara umum maupun dalam lingkup yang lebih kecil. Dalam lingkup umum maka penulis memperoleh informasi tentang sejarah perusahaan serta sifat dan jenis usaha yang dijalankannya. Sedangkan pada lingkup yang lebih kecil penulis memperoleh informasi dan data pada departemen atau lantai produksi yang diamati. Selain itu penulis juga perlu untuk mempelajari teori secara lebih dalam tentang topik yang akan dibahas. Adapun teknik pengumpulan data tersebut mencakup, a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh teori pendukung yang menjelaskan topik yang sedang dibahas sehingga penulis mempunyai dasar-dasar

89 yang kuat dalam melakukan penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, artikel, dan informasi dari internet, yang relevan dengan topik. b. Pengamatan Langsung Pengamatan terhadap objek yang diamati, dalam hal ini adalah PT.Hanmax dilakukan secara langsung atau observasi langsung di lapangan untuk mengetahui seluruh kegiatan operasional perusahaan baik dalam aspek produksi maupun non-produksi. Pada aspek produksi, survey keliling pabrik dilakukan penulis dengan berkeliling pada tiap-tiap lantai produksi dengan dibimbing oleh kepala bagian produksi sebagai pemandu yang menceritakan gambaran tentang operasi dan peralatan yang digunakan di tiap-tiap lantai produksi. Pertama-tama penulis melakukan pengamatan pada seluruh kegiatan produksi di PT. Hanmax kemudian penulis melakukan pengamatan secara lebih mendalam pada proses produksi trolly. Sedangkan pada aspek non-produksi penulis melakukan pengamatan pada departemen-departemen seperti sumber daya manusia, pemasaran, dan lain-lain. c. Wawancara Selain dari pengumpulan data dengan cara pengamatan, maka data juga dapat diperoleh dengan melakukan wawancara. Dalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh secara langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap. Wawancara dilakukan oleh penulis dengan beberapa orang untuk memperoleh informasi atau untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh oleh penulis. Pada penulisan skripsi ini penulis melakukan wawancara dengan kepala produksi Pt. Hanmax, Bapak David Wiyono dan

90 kepala bagian trolly, Bapak Purwanto serta penulis melakukan wawancara dengan beberapa operator di bagian produksi trolly.