PerBedaan TariF RIIL dengan TariF INA-CBG S Pasien Jkn rawat inap TYPHOID FEVER di rsud kabupaten sukoharjo TriWulan i TaHun 2014 septiana retno arimbi 1, antik Pujihastuti 2, Bambang Widjokongko 3 mahasiswa apikes mitra Husada karanganyar 1, dosen apikes mitra Husada karanganyar 2, 3 septianaretnoarimbi@rocketmail.com 1, att2a2000@yahoo.com 2 ABSTRACT Hospital Sukoharjo BPJS Health care package is based on a prospective payment in the form of casemix hospital where the primary diagnosis to be a reference to calculate the service charge. Typhoid fever was ranked number 1 on the top 10 disease hospitalizations in the irst quarter of 2014 Sukoharjo Hospital. In a preliminary survey of the 10 documents patient medical records JKN class inpatient claim 3 which has been calculated there is a difference between the actual cost of real rates with rates INA-CBG s. This research is analytic retrospective study design. Sampling technique in this study Saturated sampling. Large sample of 94 medical records document that has been calculated claims. Instrument in this study using observation and interview guidelines guidelines, the data collected by the method of observation and interview methods, data processing techniques of data collection, editing, classiication, and presentation of data entering the data, and then analyzed by Statistics Descriptive and bivariate. The results showed an average difference of real rates with INA-CBG s rate of patients hospitalized with typhoid fever JKN class 3 is USD 2.63413 million. The results obtained by the Wilcoxon test p = 0.000 (<0.05), so H0 is rejected and there is a difference between real rates with INA-CBG s rates JKN class 3 patients hospitalized with typhoid fever in the irst quarter of 2014 Sukoharjo hospitals, the difference in the fare difference supported by the Long treatment, diagnosis codes, medical services and drugs given rates. The rates real hospital based Bylaw No. 1 of 2009, article 13 and rates INA-CBG s based Permenkes number 69 in 2013 So you should maintain consistency in the delivery of patient care to the diagnosis of typhoid fever in accordance with the rates INA-CBG s that balance between rates favorable for both sides as well as the minimum service standards (SPM) on the management of patients with a diagnosis of typhoid fever, especially SPM longer cared about, the use of drugs, and the provision of medical services that are expected to cost between rates do not signiican differ much. Keyword : Difference rates, Real Rates, INA-CBG s Rates, Typhoid Fever Bibliography: 17 (2000-2013) abstrak RSUD Kabupaten Sukoharjo Pelayanan BPJS Kesehatan berdasarkan pembayaran paket prospektif rumah sakit dalam bentuk casemix dimana diagnosis utama menjadi acuan untuk menghitung biaya pelayanan. Typhoid fever menduduki peringkat nomor 1 pada 10 besar penyakit rawat inap triwulan I tahun 2014 di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Pada survey pendahuluan terhadap 10 dokumen rekam medis pasien JKN rawat inap kelas 3 yang telah dihitung klaimnya terdapat selisih biaya actual antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian retrospektif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara Sampling Jenuh. Besar sampel sebanyak 94 dokumen rekam medis yang telah dihitung klaimnya. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman obeservasi dan pedoman wawancara, cara pengumpulan data dengan metode observasi 105
dan metode wawancara, teknik pengolahan data yaitu pengumpulan data, editing, klasiikasi, memasukkan data dan penyajian data, kemudian dianalisis secara Statistic Deskriptif dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan rata-rata tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 adalah Rp 2.634.130. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 (< 0,05), sehingga H 0 ditolak dan terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN kelas 3 rawat inap typhoid fever triwulan I tahun 2014 di RSUD Kabupaten Sukoharjo, selisih perbedaan tarif tersebut didukung dengan adanya Lama dirawat, kode diagnosis, jasa medis dan tarif obat yang diberikan. Besaran tarif riil rumah sakit berdasarkan Perda nomor 1 tahun 2009 pasal 13 dan tarif INA-CBG s berdasarkan Permenkes nomor 69 tahun 2013. Maka sebaiknya menjaga konsistensi dalam pemberian pelayanan pasien diagnosis typhoid fever yang sesuai dengan tarif INA-CBG s sehingga keseimbangan antara tarif riil dengan tarif ina-cbg s menguntungkan untuk kedua belah pihak serta adanya standar pelayanan minimal (SPM) tentang penanganan pasien dengan diagnosis typhoid fever, khususnya SPM tentang lama dirawat, penggunaan jenis obat, dan pemberian jasa medis sehingga diharapkan selisih antar tarif riil dengan tarif INA-CBG s tidak terlalu signiikan. Kata Kunci: Perbedaan Tarif, Tarif Riil, Tarif INA-CBG s, Typhoid fever Kapustakaan: 17 (2000-2013) PendaHuluan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pelayanan BPJS Kesehatan yang berlaku di RSUD Kabupaten Sukoharjo telah dijalankan berdasarkan sistem pembayaran paket prospektif rumah sakit dalam bentuk casemix dimana diagnosis utama menjadi acuan untuk menghitung biaya pelayanan. Penentuan pembiayaan rumah sakit dibedakan antara tarif riil dan tarif paket INA-CBG s (Indonesian Case Base Groups). Pembiayaan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap berdasarkan grouper tarif paket INA-CBG s sedangkan untuk tarif riil rumah sakit berdasarkan peraturan daerah setempat. Berdasarkan laporan Menteri Kesehatan tahun 2010 Typhoid fever berada diurutan ketiga daftar 10 besar penyakit rawat inap rumah sakit, sedangkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo pada Triwulan I tahun 2014 typhoid fever berada pada urutan pertama daftar 10 besar penyakit rawat inap, untuk kasus pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 yaitu sebanyak 94 kasus. Survei pendahuluan yang dilakukan pada 10 dokumen rekam medis pasien JKN typhoid fever kelas 3 yang sudah dihitung klaimnya dapat dilihat adanya selisih biaya aktual antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014. metode Jenis penelitian ini adalah analitik adalah penelitian yang membandingkan antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo triwulan I tahun 2014 dengan rancangan penelitian retrospektif. Sampel penelitian ini yaitu sampling jenuh adalah 106 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono. 2013) Sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi yaitu 94 dokumen rekam medis pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 yang sudah dihitung klaimnya di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi yaitu dokumen rekam medis pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014 dan pedoman wawancara yaitu berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada petugas koding dalam penentuan tarif riil dan tarif INA-CBG s pasien JKN rawatb inap dengan diagnosis typhoid fever. Sedangkan cara pengumpulan data dengan metode observasi dan metode wawancara. Observasi dilakukan dengan untuk mendapatkan data sekunder berupa data tarif riil dengan tarif INA-CBG s sedangkan metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data primer berupa penentuan besaran tarif riil dengan tarif INA-CBG s pada dokumen rekam medis pasien JKN rawat inap typhoid fever di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014. Analisis data penelitian menggunakan analisis statistik deskriptive dan bivariat untuk mengetahui perbedaan antara tarif riil dengan tarif inacbg s pasien JKN rawat inap typhoid fever di RSUD kabupaten sukoharjo triwulan I tahun 2014. Hasil 1. Besaran Tarif Riil dan Tarif INA-CBG s Pasien Jkn rawat inap Typhoid fever kelas 3 di rsud kabupaten sukoharjo Triwulan i Tahun 2014 Tabel 4.1 data Tarif Riil dan Tarif INA-CBG s Pasien Jkn rawat inap Typhoid fever kelas 3 di rsud kabupaten sukoharjo Triwulan i Tahun 2014 Tarif Besaran Biaya kelas 3 Tarif Riil Rp 575.578 Tarif INA-CBG s Rp 3.209.708 Selisih Rp 2.634.130 Sumber data: hasil pengolahan data pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 triwulan I tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan besaran biaya tarif riil pasien JKN rawat inap typhoid fever CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 adalah Rp 3.209.708, Dari data tarif riil dan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 didapat selisih sebanyak Rp 2.634.130. 2. Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien Jkn rawat inap Typhoid fever kelas 3 di rsud kabupaten sukoharjo Triwulan i Tahun 2014 a. Distribusi Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever Kelas 3 Triwulan I Tahun 2014 Tabel 4.2 distribusi Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien Jkn rawat inap Typhoid Fever kelas 3 Triwulan i Tahun 2014 untuk kelas 3 adalah Rp 575.578 dan Tarif INA- sistem Tarif descriptive Tarif no Tarif riil inastatistic CBG s 1 Minimum 255.744 3.051. 914 2 Maximum 1.858.225 4.497. 3 Mean 575. 4 Std. Deviation 578,5 304.856, 738 3.209. 801 979 5 Sampel (N) 94 94 708,5 350.670, selisih 1.602. 481 1.445. 824 2.634. 130 45.814, 178 Sumber data : hasil pengolahan data pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 triwulan I tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 94 data tarif riil dan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 triwulan I tahun 2014 terdapat selisih perbedaan rata-rata (mean) tarif riil dengan tarif INA-CBG s sebanyak Rp 2.634.130. Selain itu terdapat selisih perbedaan 107
minimum tarif riil dengan tarif INA-CBG s yaitu sebanyak Rp 1.602.481 dan selisih perbedaan maximum tarif riil dengan tarif INA-CBG s yaitu Rp 1.445.824. b. Uji Normalitas (kolmogorov smirnov test) Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever Triwulan I Tahun 2014 Tabel 4.3One-sample kolmogorov-smirnov Test trf_rill trf_inac bgs N 94 94 Normal Mean 575578.5 320970 Parameters a Most Extreme Differences Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Std. Deviation 304856. 801 8.5 350670. 979 Absolute.189.509 Positive.189.509 Negative -.138 -.342 1.837 4.931.002.000 Sumber data : hasil pengolahan data Statistical Product and Service Solution (SPSS) triwulan I tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal maka digunakan uji Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil bahwa pada tarif riil probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) atau nilai p = 0,002 dan pada tarif INA-CBG s probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) atau nilai p = 0,000. Dari kedua hasil tersebut diketahui bahwa probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) atau nilai p < 0,05 maka data tarif riil dan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 berdistribusi tidak norma c. Uji Hipotesis (Wilcoxon) Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever Kelas 3 Triwulan I Tahun 2014 Tabel 4.4 Test statistics b Z trf_inacbgs - trf_rill -8.419 a Asymp. Sig. (2-tailed).000 Sumber data : hasil pengolahan data Statistical Product and Service Solution (SPSS) triwulan I tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) atau nilai p = 0,000 maka nilai p < 0,05 (Ho ditolak), sehingga terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif INA- CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014. PemBaHasan Berdasarkan análisis statistik terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s pada pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo (p = 0.000). Selain itu, juga terdapat perbedaan rata-rata (mean) tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 sebanyak Rp 2.634.130. Selisih biaya rata-rata antara tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo didukung oleh lama dirawat, kode diagnosis, jasa medis, dan tarif obat yang digunakan oleh pasien. Hasil ini didukung juga oleh penelitian Musarovah (2012) yang membuktikan bahwa perbedaan rata- rata tarif riil dengan tarif paket jamkesmas diperoleh nilai p = 0,007 (< 0,05), sehingga H 0 ditolak dan terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien diabetes mellitus triwulan Iv tahun 2011 di RSUD Dr. Moewardi. 108 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014
Dari aspek keuangan rumah sakit, jelas terlihat bahwa semakin lama pasien dirawat juga akan berpengaruh terhadap jasa medis, sehingga akan memperbesar biaya tarif pelayanan yang dikeluarkan oleh pasien atau pihak yang bertanggung jawab terhadap pasien. Tarif riil rumah sakit untuk jasa medis diberikan berbeda-beda sesuai dengan kelas perawatan seperti jasa pelayanan yang meliputi pengobatan, rehabilitasi medik,kebidanan dan asuhan keperawatan, gigi dan mulut, konsultasi, visite dokter maupun jasa sarana seperti fasilitas rumah sakit, obat-obatan dan bahan alat kesehatan habis pakai. Hal ini sudah ditentukan dalam peraturan daerah Nomor 1 tahun 2009 pasal 13. Sedangkan untuk tarif INA-CBG s, jasa medis ditentukan berdasarkan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokkan diagnosis penyakit dan tindakan. Pemberlakuan klaim di RSUD Kabupaten Sukoharjo hanya dilakukan 1 x klaim pelayanan yang dipengaruhi oleh lama dirawat suatu pasien, sehingga akan mempengaruhi besaran tarif riil rumah sakit yang mengakibatkan kerugian oleh pihak rumah sakit. Akan tetapi, pada diagnosis tertentu rumah sakit akan mendapatkan keuntungan sehingga ada sistem keseimbangan pembiayaan yang akan menutupi kerugian dari diagnosis lainnya. Hal ini sesuai dengan PerMenKes Nomor 69 tahun 2013 tentang standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas tingkat pertama dan fasilitas tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional dan didukung oleh penelitian Sendika Trias Naitasari, Eni Mahawati, (2012) yang membuktikan bahwa Nilai LOS riil > LOS INA-CBG s berakibat pada inancial rumah sakit. Namun demikian, hasil penelitian ini tidak relevan dengan Sudra (2010) yang menyebutkan bahwa dari aspek medis semakin panjang lama perawatan maka kualitas kerja medis di rumah sakit tersebut kurang baik atau sebaliknya jika lama perawatan pendek, kualitas kerja medis semakin baik. Selain itu, perbedaan tarif riil dengan tarif INA- CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever di RSUD Kabupaten Sukoharjo didukung dengan adanya penetapan kode diagnosis yang sesuai dengan tingkat keparahan pada masing-masing diagnosis. Dalam grouper INA-CBG s, typhoid fever termaksud dalam kategori penyakit infeksi bakteri dan parasit lainnya yang tingkat keparahan atau severity level terbagi menjadi ringan, sedang dan berat, sehingga akan mempengaruhi pembiayaan tarif pelayanan pada masing-masing kategori tingkat keparahan untuk pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 sedangkan pada kasus typhoid fever di RSUD Kabupaten Sukoharjo kategori severity level/tingkat keparahan yang sering terjadi adalah kategori ringan (I). Pada grouper INA-CBG s penetapan diagnosis dengan tingkat keparahan atau severity level yang sedang dan berat akan mempengaruhi pembiayaan tarif pelayanan. Akan tetapi, apabila diagnosis sekunder masih dalam severity level ringan atau masih tergolong diagnosis utama tidak mempengaruhi pembiayaan tarif pelayanan. Berdasarkan Hal ini sesuai dengan PerMenKes Nomor 69 tahun 2013 tentang standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas tingkat pertama dan fasilitas tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional. Perbedaan tarif riil dengan tarif INA-CBG s pasien JKN rawat inap typhoid fever di RSUD Kabupaten Sukoharjo juga didukung dengan tarif obat yang digunakan pasein selama perawatan. Semakin lama pasien dirawat, maka kebutuhan obat yang digunakan akan semakin meningkat. Meningkatnya tarif obat juga dipengaruhi oleh kelompok umur pasien, kerena dengan berbedanya umur pasien maka dosis obat yang digunakan juga akan berbeda, sehingga akan mempengaruhi besaran tarif biaya yang dikeluarkan. Tarif riil obat di RSUD Kabupaten Sukoharjo kecenderungan menggunakan obat paten untuk pasien membuat biaya tarif riil menjadi lebih tinggi. Sedangkan pada tarif paket INA-CBG s untuk pelayanan obat diwajibkan menggunakan obat generik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Keputusan Menteri 109
Kesehatan Nomor Hk.2.02/ Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan pemerintah. simpulan 1. Besaran Tarif Riil Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo berdasarkan peraturan daerah nomor 1 tahun 2009 pasal 13 sedangkan untuk Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2013. 2. Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif INA-CBG s Pasien JKN Rawat Inap Typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I Tahun 2014 rata-rata (mean) adalah Rp 2.634.130. Nilai p pada tarif riil dan tarif ina-cbg s = 0,000 maka terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif inacbg s pasien JKN rawat inap typhoid fever kelas 3 di RSUD Kabupaten Sukoharjo Triwulan I tahun 2014. Selisih biaya tarif tersebut didukung oleh lama dirawat, kode diagnosis, jasa medis dan tarif obat. daftar PusTaka Bastian I. 2010. Akutansi Kesehatan. Jakarta : Erlangga. Hal: 250-251 Hatta G. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia : Jakarta. Hal: 77-81 Departemen Kesehatan RI. 2007. PerMenKes RI Nomor 1165/MENKES/AK/X/ 2007. Pola Tarif Rumah Sakit. www.ppjk.depkes.go.id. Diunduh tanggal 18 Maret 2014. 2008. PerMenKes RI No.269/MENKES/PER/III/ 2008. Rekam Medis Menteri Kesehatan Indonesia : Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2011. PerMenKes Nomor 903/MENKES/PER/v/ 2011. Pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat: Jakarta. www.ppjk.depkes.go id. Diunduh tanggal 18 Maret 2014. 2013. PerMenKes Nomor 69 tahun 2013. Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan : Jakarta. www.ppjk.depkes. go. id. Diunduh tanggal 18 Maret 2014. 2013. PerMenKes Nomor 71 tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional : Jakarta www. ppjk.depkes.go.id. Diunduh tanggal 17 Mei 2014 Notoatmodjo S. 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal: 21, 24-27, 115, 120, 131-145.. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal: 172-178. Mansjoer A dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 421-425 Musarovah. 2012. Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif Paket Jamkesmas Pasien R a w a t Inap Diabetes Mellitus di RSUD Dr.Moewardi Triwulan I Tahun 2011. (Karya Tulis Ilmiah). Karanganyar: APIKES Mitra Husada. Naitasari ST dan Mahawati E. 2012. Analisis Lama Perawatan (LOS) Partus caesarea pada PAsien Jamkesmas Rawat Inap Berdasarkan Ina-cbg s di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2010. Dalam Rimawati E (ed). Prosiding 110 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014
Forum Informatika Kesehatan Indonesia. Semarang 22-24 April 2013. Semarang: Universitas Dian Nusantara. Sudra RI. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal: 45 46. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Hal: 124, 207-208. 2004. UU Nomor 40 tahun 2004. Sistem Jaminan Sosial Nasional: Jakarta. www.ppjk.depkes.go.id. Diunduh tanggal 22 April 2014. 2011. UU Nomor 24 tahun 2011. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial : Jakarta www.ppjk.depkes.go.id. Diunduh tanggal 18 Maret 2014 Undang-Undang RI. 2004. UU Nomor 29 tahun 2004. Praktik kedokteran: Jakarta www.ppjk. depkes. go.id. Diunduh tanggal 22 April 2014 111