BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan UU 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi perlindungan kesehatan supaya peserta mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada setiap warga masyarakat yang telah membayar iur atau dibiayai oleh pemerintah. Sedangkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelanggarakan program Jaminan Kesehatan. (1) Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, dan JKN yang dituangkan juga dalam Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. (2) Dalam Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam penjelasan pasal 24 telah digariskan langkah-langkah menjamin Dana Amanat JKN hemat/efisien. Dokter/fasilitas kesehatan

2 2 dibayar secara borongan atau sama saja dengan sistem pembayaran prospektif secara kapitasi, Casemix Based Group (CBG) atau budget tertentu. Dalam Perpres 111/2013 ditetapkan dua cara pembayaran yaitu kapitasi dan Casemix Based Group (CBG). Cara pembayaran retrospektif merupakan cara pembayaran yang sejak awal pelayanan kesehatan dikelola secara bisnis, artinya pihak fasilitas kesehatan menetapkan tarif pelayanan. Pengertian Casemix Based Group (CBG) adalah pembayaran biaya satuan per diagnosis, bukan jumlah biaya per jenis pelayanan medis maupun non medis yang diberikan kepada pasien dalam penyembuhan penyakit. (3) Berdasarkan Kepmenkes Nomor 377 tahun2007 mengenai standar kompetensi utama profesi perekam medis dan informasi kesehatan yaitu pemberian kode diagnosa dalam penentuan tarif INA-CBG s. Petugas koder rekam medis mampu meneliti pada setiap isi lembar dokumen rekam medis sebelum menentukan kode diagnosis serta tindakan terkait masalah kesehatan. Kelengkapan isi dokumen rekam medis akan berpengaruh terhadap penentuan kode diagnosis. (4) Rumah sakit menurut SK No.983/Menkes/SKI/IX/1992 mempunyai tugas dan fungsi utama sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, selain itu rumah sakit dapat digunakan sebagai pelayanan rujukan medis spesialistik yang mempunyai fungsi utama yaitu menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan kesehatan, serta berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian. Salah satu faktor yang ikut mendukung dalam upaya tersebut

3 3 yaitu melalui penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. (5) RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang merupakan rumah sakit provinsi dengan melayani pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), Umum, Jamkesda, JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), Jasa Raharja dan lain-lain dalam upaya terlaksananya peningkatan mutu pelayanan. Menurut penelitian tahun 2015 di klinik interne RS Bethesda menunjukkan bahwa ada pengaruh kecepatan pemberkasan rekam medis elektronik dengan ketepatan waktu pengumpulan berkas JKN dengan risiko ketidaktepatan kecil (PR<1) dan ada pengaruh kecepatan pemberkasan rekam medis manual dengan ketepatan waktu pengumpulan berkas JKN dengan risiko ketidaktepatan tinggi (PR>1). (6) Hasil penelitian tahun 2015 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano menyatakan bahwa Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai tindak lanjut dari pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk pembiayaan kesehatan. Untuk itu, dalam rangka memahami dengan jelas dan lengkap sistem kesehatan maka perlu dipahami pula tentang sub sistem pembiayaan kesehatan. Namun kenyataanya hal ini masih kurang dimengerti dan dipahami sepenuhnya dimana masih terdapat permasalahan antara pelayanan kesehatan yang diterima dengan tuntutan pengajuan klaim dan rumah sakit, yaitu pengajuan klaim tidak sesuai dengan prosedur dan tarif dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) sehingga menimbulkan masalah bagi RSUD Dr.Sam Ratulangi Tondano. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa masalah dalam koordinasi

4 4 dan kerja tim serta keterlambatan penyerahan dan tidak lengkapnya dokumen serta belum adanya billing system menyebabkan terhambatnya pembayaran klaim BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Sam Ratulangi Tondano. (7) Keterlambatan briging INA-CBG s pasien BPJS rawat inap akan mempengaruhi percepatan klaim dan berdampak langsung terhadap pengusulan pengajuan klaim fasilitas kesehatan ke BPJS Kesehatan. Tarif INA-CBG s digunakan sebagai pembayaran untuk pelayanan pasien Jamkesmas, Jamsostek, Askes PNS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatandi Indonesia. (8) Berdasarkan survei awal pada bulan September 2016 ditemukan data keterlambatan briging INA-CBG s pasien penjaminan BPJS rawat inap mencapai 712 berkas. Dari hasil observasi gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun 2017 adalah faktor presdisposisi seperti pengetahuan, pendidikan, jenis kelamin, lama bekerja. Faktor pendukung yang memfasilitasi dalam melakukan grouping INA-CBG s yaitu sarana dan prasarana. Faktor pendorong yaitu adanya sikap dan perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s, yaitu peran dukungan pengawasan pimpinan, jumlah tugas rangkap, perolehan pelatihan, dan keberadaan intensif yang diperoleh. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk meneliti tentang Gambaran Perilaku Petugas Koder Rekam Medis Dalam Melakukan Grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2017.

5 5 B. Perumusan Masalah Apa saja gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun 2017? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan faktor-faktor presdisposisi yaitu karakteristik petugas koder mencakup pengetahuan petugas, pendidikan petugas, jenis kelamin, lama bekerja sebagai petugas koder. b. Mendeskripsikan faktor pendukung dalam melakukan grouping INA- CBG S yaitu ketersedian sarana dan prasarana. c. Mendeskripsikan faktor pendorong yaitu dukungan pimpinan.

6 6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan tentang gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun Bagi Akademik Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan serta evaluasi kebijakan tentang gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA- CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun 2017.

7 7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Data keaslian penelitian Nama No Peneliti 1. Haryani Octaria, 2015 Judul Metode Hasil Peningkatkan Kualitas Pengkodean Pada Ketepatan Dan Kecepatan Pengkodean Penyakit Untuk Penagihan Klaim BPJS Di RSUD Petala Bumi Pekanbaru Jenis penelitian adalah kuantitatif analitik dengan pre post test. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji marginal homogeneity. 2. Vidya Pengaruh Metode penelitian ini Widowati, Kecepatan menggunakan studi Pemberkasan observasional analitik Rekam Medis dengan rancangan Elektronik cross sectional. Dan Rekam Populasi penelitian ini Medis Manual adalah 536 berkas Rawat Jalan JKN Klinik Interne. Terhadap Ketepatan Pemilihan pengambilan sampel Waktu menggunakan teknik Pengumpulan sampling jenuh. Uji Berkas statistik menggunakan Jkn Di Klinik Chi Square dan Interne RS regresi logistik Bethesda sederhana dengan menggunakan program statistik komputer. Lanjut ke halaman berikutnya Hasil penelitian ada perbedaan (kehandalan) (P=0.000), validity (keakuratan) kode (P=0.002), completeness (kelengkapan) diagnosa (P= 0.000), ketepatan dan kecepatan pengkodean penyakit (P=0.000) sebelum dan setelah pelatihan di RSUD Petala Bumi Pekanbaru. Sedangkan RSUD Bangkinang (Kontrol) tidak ada perbedaan pada (kehandalan) (P=0.083), validity (keakuratan) (P=0,180), completenss (kelengkapan) (P=0,083), ketepatan dan kecepatan (P=0,083) pada penilaian I dan II tanpa pelatihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kecepatan pemberkasan rekam medis elektronik dengan ketepatan waktu pengumpulan berkas JKN dengan risiko ketidaktepatan kecil (PR<1) dan ada pengaruh kecepatan pemberkasan rekam medis manual dengan ketepatan waktu pengumpulan berkas JKN dengan risiko ketidaktepatan tinggi (PR>1).

8 8 Nama No Peneliti 3. Wahyu Manggala Putra, 2014 Judul Metode Hasil Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data primer berupa hasil wawancara mendalam serta data sekunder berupa telah dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik teknik analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di RSU Kota Tangerang Selatan belum maksimal dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal pencairan klaim yang masih terlambat, nilai tarif pelayanan yang berbeda dengan paket INA-CBGs, teknologi informasi yang belum maksimal, serta SDM non-medis yang masih kurang mencukupi. Perbedaan Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang adalah : 1. Penelitian Haryani Octaria meneliti Peningkatkan Kualitas Pengkodean Pada Ketepatan Dan Kecepatan Pengkodean Penyakit Untuk Penagihan Klaim BPJS di RSUD Petala Bumi Pekanbaru. 2. Peneliti Vidya Widowati meneliti pengaruh kecepatan pemberkasan rekam medis elektronik dan rekam medis manual rawat jalan terhadap ketepatan waktu pengumpulan berkas JKN di Klinik Interne RS Bethesda. 3. Peneliti ketiga bernama Wahyu Manggala Putra meneliti Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun Penelitian yang sekarang meneliti gambaran perilaku petugas koder rekam medis dalam melakukan grouping INA-CBG s di Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang tahun 2017.

9 9 F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian ini termasuk lingkup ilmu Administrasi Kebijakan Kesehatan. 2. Lingkup Materi Lingkup materi dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan manajemen. 3. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian adalah bagian bangsal RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang. 4. Lingkup Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasi dan pendekatan desain cross sectional. 5. Lingkup Obyek Lingkup obyek penelitian ini adalah Dokumen rekam medis Rawat Inap. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2017.