BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

Bab 3 Desain Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel Terikat. keterlambatan (withdrawal behavior).

BAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada 30 November sampai 15 Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2011:215). Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah wanita yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter yang dimaksud adalah

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku maupun karakteristik individu (Suharsaputra, 2012). Hipotesis merupakan penjelasan tentatif (jawaban sementara) yang perlu diverifikasi oleh fakta-fakta di lapangan yang akan dikumpulkan menjadi data penelitian untuk kemudian dianalisis (Suharsaputra, 2012). 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Dimensi Kompetensi Interpersonal Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan. Kedua variabel memiliki definisi operasional yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan dimensi, indikator dan item penelitian (Suharsaputra, 2012). Kompetensi interpersonal adalah kemampuan untuk memulai hubungan interpersonal (Burhmester, 1988). Burhmester (1988) mengemukakan lima dimensi yang ada pada kompetensi interpersonal: 1. Initiation Kemampuan untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain, atau dengan lingkungan sosial yang lebih besar. Kemampuan ini digambarkan dalam skor dimensi kompetensi 1

interpersonal pada alat ukur Interpersonal Competence Questionare, Burhmester (1988). 2. Negative Assertion Asertif adalah kemampuan dan kesediaan individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas dan dapat mempertahankan hak-haknya dengan tegas. Dalam berperilaku asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat, dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan, atau merugikan pihak lain. Kemampuan ini digambarkan dalam skor dimensi kompetensi interpersonal pada alat ukur Interpersonal Competence Questionare, Burhmester (1988). 3. Self Disclosure Kemampuan menyampaikan informasi yang bersifat pribadi terhadap orang lain. Menurut Sadarjoen (2005) mengatakan bahwa luasnya keterbukaan dan ketulusan dalam relasi yang intim ternyata memberikan efek yang signifikan pada tingkat kepuasan kedua pasangan dalam relasi mereka. Kemampuan ini digambarkan dalam skor dimensi kompetensi interpersonal pada alat ukur Interpersonal Competence Questionare, Burhmester (1988). 4. Emotional Support Merupakan kemampuan untuk memberi dukungan kepada orang lain. Seperti contoh memberi dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain 2

ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Kemampuan ini lahir dari adanya empati dalam diri seseorang. Kemampuan ini digambarkan dalam skor dimensi kompetensi interpersonal pada alat ukur Interpersonal Competence Questionare, Burhmester (1988). 5. Conflit Management Merupakan kemampuan untuk mengelola konflik, yaitu meliputi sikapsikap untuk menyusun strategi penyelesaian masalah, mempertimbangkan kembali penilaian atau suatu masalah dan mengembangkan konsep harga diri yang baru. Menyusun strategi penyelesaian masalah adalah bagaimana individu yang bersangkutan merumuskan cara untuk menyelesaikan konflik dengan sebaikbaiknya. Kemampuan ini digambarkan dalam skor dimensi kompetensi interpersonal pada alat ukur Intepersonal Competence Questionare, Burhmester (1988). 3.1.1.2 Penyesuaian Pernikahan Menurut Spanier (1976) penyesuaian dalam pernikahan mencakup kebahagiaan dan kepuasan dalam pernikahan. Penyesuaian pernikahan memiliki empat dimensi, yaitu: 1. Dyadic Consensus yaitu penyesuaian antar pasangan suami istri dalam menangani masalah-masalah penting seputar pernikahan seperti mengatur keuangan, membuat keputusan penting, rekreasi, permasalahan keagamaan, pertemanan, perilaku yang dianggap patut, pandangan hidup, berhubungan dengan orang tua dan mertua, kesepakatan dalam tujuan dan 3

target-target, pembagian tugas rumah tangga, waktu senggang, dan keputusan dalm karir. 2. Dyadic Cohesion. Merupakan penyesuaian yang dilakukan pasangan suami istri yang ditunjukkan lewat aktifitas yang dilakukan secara bersama-sama seperti bertukar pikiran, bekerjasama dalam suatu kegiatan, dan lain sebagainya. 3. Affectional Expressions. Penyesuaian yang dilakukan pasangan suami istri dalam menunjukkan rasa kasih sayang, perhatian atau yang berkaitan dengan aktivitas seksual. 4. Dyadic Satisfaction adalah penyesuaian pada pasangan dalam suatu hubungan dilihat dari nyaman atau tidaknya suatu hubungan yang dirasakan oleh pasangan. Penyesuaian pernikahan ini tergambar dalam skor total DAS (Dyadic Adjustment Scale) yang terdiri dari empat dimensi di atas. 3.1.2 Hipotesis Penelitian ini memiliki dua hipotesis yaitu hipotesis ilmiah dan hipotesis statistika. Hipotesis ilmiah dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan di wilayah Jabodetabek. Berikut ini merupakan hipotesis statistika yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Ho : Tidak ada hubungan antara Initiation dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. Ha : Ada hubungan antara Initiation dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama usia pernikahan diwilayah Jabodetabek. 4

2. Ho : Tidak ada hubungan antara Negative Assertion dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. Ha : Ada hubungan antara Negative Assertion dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. 3. Ho : Tidak ada hubungan antara Self Disclosure dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama usia pernikahan diwilayah Jabodetabek. Ha : Ada hubungan antara Self Disclosure dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. 4. Ho : Tidak ada hubungan antara Emotional Support dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. Ha : Ada hubungan antara Emotional Support dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. 5. Ho : Tidak ada hubungan antara Conflict Management dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. Ha : Ada hubungan antara Conflict Management dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan diwilayah Jabodetabek. 5

3.2 Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Penentuan subjek penelitian dan teknik sampling disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Peneliti ingin meneliti pasangan suami istri yang telah menikah antara 1-5 tahun pertama usia pernikahan sehingga peneliti menentukan karakteristik yang sesuai untuk penelitian. 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini memiliki beberapa karakateristik yang ditinjau dari: a) Wanita dan Pria berusia 20-40 tahun sudah menikah (rentang umur dewasa muda). b) Usia pernikahan yang telah dijalani antara 1-5 tahun pertama pernikahan. c) Berdomisili di Jabodetabek. 3.2.2 Teknik Sampling Populasi merupakan kesatuan yang memiliki karakteristik yang sama dimana sampel akan diambil untuk diteliti (Sarwono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan suami istri di wilayah Jabodetabek. Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi yang peneliti gunakan sebagai objek penelitian (Sarwono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah 50 pasang suami istri di wilayah Jabodetak. Teknik sampling merupakan tenik pengambilan sample dari populasi. Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang mengumpulkan data dari target penelitian yang mengumpulkan data dari target penelitian yang terbatas. Pengambilan sampel untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota 6

populasinya tidak diketahui (infinit) biasa dilakukan secara tidak acak atau nonprobability sampling (Sarwono, 2012). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya (Sarwono, 2012). 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Mujis sebagaimana dikutip oleh Suharsaputra (2012) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisa yang umumnya menggunakan statistik. Dalam penelitian kuantitatif, terdapat dua jenis penelitian, yaitu: penelitian eksperimental dan penelitian non eksperimental (Seniati, ddk, 2009). Penelitian ini menggunakan penelitian non eksperimental karena tidak ada observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan (Zimney dalam Christensen, 2001). Selanjutnya, penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan istilah umum yang 7

mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (Sarwono, 2012). Riset korelasional mencakup pengumpulan data untuk menentukan apakah ada hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif. Bila ada korelasi antara dua variabel, berarti skor pada rentang tertentu satu pengukuran berasosiasi dengan skor dalam rentang tertentu pengukuran lainnya. Kenyataan bahwa ada korelasi antar variabel-variabel tidak berarti satu menjadi penyebab yang lain. Makin tinggi korelasi antara dua variabel, makin akurat prediksi berdasarkan hubungan kedua variabel tersebut (Soetarlinah Sukadji, 2000). Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kompetensi interpersonal dengan penyesuaian pernikahan pada periode 5 tahun pertama usia pernikahan diwilayah Jabodetabek. 3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur penelitian dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, persepsi, keinginan, keyakinan dan lainnya secara tertulis (Suharsaputra, 2012). Pemberian kuesioner dilakukan secara langsung dengan responden. Responden diminta untuk mengisi seluruh pertanyaan yang tertera di dalam kuesioner. Pada umumnya pertanyaan berisi dua hal utama yaitu identitas responden dan pertanyaan-pertanyaan pokok terkait dengan permasalahan yang diteliti (Sarwono, 2012). 8

Keunggulan dari pemberian kuesioner dilakukan secara langsung dengan responden adalah peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat dan secara langsung dari orang-orang yang dimintai informasi (Sarwono, 2012). Kuesioner ini memiliki skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan skala atau rentang yang digunakan untuk menilai obyek tertentu dalam hal ini variabel dengan mencakup kehadiran karakteristik tertentu yang ada dalam variabel tersebut dan menunjukkan adanya tingkatan serta jumlah yang berbeda (Sarwono, 2012). Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan kepada yang bersangkutan dalam suatu penelitian (Sarwono, 2012). 3.4.1.1 Alat Ukur Dimensi Kompetensi Interpersonal Pada penelitian ini untuk mengukur kompetensi komunikasi interpersonal, peneliti melakukan konstruk item berdasarkan sumber yang peneliti dapatkan menggunakan Interpersonal Competence Questionnare (ICQ), yang dikembangkan oleh Buhrmester, Furman, Wittenberg, and Reis (1988). ICQ mengukur lima kompetensi komunikasi interpersonal secara spesifik untuk membangun kemampuan melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain. Pada kompetensi interpersonal ini memakai skala Likert dan memiliki skor yang tergolong favorable terdiri dari 1=saya merasa sangat tidak nyaman dan tidak mampu menangani situasi ini, saya akan menghindarinya jika memungkinkan, 2=saya merasa hampir tidak nyaman dan banyak kesulitan menangani situasi ini, 3=saya merasa agak tidak nyaman dan memiliki kesulitan menangani situasi ini, 4=saya merasa cukup nyaman dan bisa menangani situasi ini, 5=saya merasa sangat nyaman dan bisa menangani situasi ini sangat baik. Subjek diminta untuk 9

menanggapi pertanyaan atau pernyataan sebanyak 40 yang menggambarkan situasi interpersonal dengan menunjukkan bagaimana rasa nyaman berada dalam situasi tertentu (tidak nyaman atau nyaman). Berikut ini merupakan dimensi yang mendasari alat ukur kompetensi interpersonal: Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Kompetensi Interpersonal Dimensi Indikator Jumlah Initiation Negative Assertion Self disclosure Emotional Support Conflict Management Kemampuan untuk memulai sebuah hubungan. (Nomor item: 1, 6, 11, 16, 21, 26, 32, 36) Kemampuan menegaskan ketidaksenangan kepada orang lain. (Nomor item: 2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37) Kemampuan untuk mengungkapkan informasi pribadi. (Nomor item: 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38) Kemampuan untuk memberi dukungan kepada orang lain. (Nomor item: 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39) Kemampuan untuk mengelola konflik. (Nomor item: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40) Total Item 40 8 8 8 8 8 3.4.1.2 Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan Pada penelitian ini alat ukur penyesuaian pernikahan yang digunakan adalah menggunakan Dyadic Adjustment Scale (DAS) yang diciptakan oleh Spanier (1976) dengan teori penyesuaian dalam pernikahan (marital adjustment). DAS 10

biasa digunakan untuk mengukur kepuasan pernikahan dan penyesuaian pernikahan (Sussman &Alexander, 1999). DAS terdiri dari 32 item dengan pengukuran berbagai format yang dikembangkan untuk mengukur penyesuaian dyadic. Berikut ini merupakan dimensi yang mendasari pembuatan alat ukur penyesuaian pernikahan: Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Penyesuaian Pernikahan Dimensi Indikator Jumlah Dyadic Consensus Penyesuaian antar pasangan dalam menangani masalah-masalah penting seputar pernikahan seperti mengatur keuangan, membuat keputusan penting, rekreasi, permasalahan keagamaan, pertemanan, perilaku yang dianggap patut, pandangan hidup. 13 Dyadic Cohesion (Nomor item: 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15) Penyesuaian pada pasangan yang terlibat dalam aktivitas bersama-sama. 5 (Nomor item: 24, 25, 26, 27, 28) Affectional Expression Penyesuaian pada pasangan mengungkapkan rasa kasih sayang dan perhatian kepada pasangan. 4 Dyadic Satisfaction (Nomor item: 4, 6, 29, 30) Penyesuaian yang dilakukan pasangan dilihat dari nyaman atau tidak yang dirasakan oleh masing-masing pasangan. (Nomor item: 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 31, 32) 10 Total Item 32 11

3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ini menggunakan program Statistical Product Service Solution (SPSS) 21.0 for Windows untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat ukur berupa kuesioner yang diadaptasi dari teori oleh peneliti. Peneliti melakukan uji coba alat ukur terlebih dahulu agar memperoleh nilai validitas dan reliabilitas yang baik. Uji coba melibatkan 15 pasang suami istri di wilayah Jabodetabek. Setelah uji coba dilakukan, peneliti mengambil data dari subjek penelitian berjumlah 50 pasang suami istri di wilayah Jabodetabek. 3.4.2.1 Validitas Alat Ukur Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrument (alat ukur) mengukur apa yang harus diukur (Sarwono, 2012). Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan mendekati kebenaran (Sarwono, 2012). Validitas merupakan korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor kriteria, apabila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,2 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Nisfianoor, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument yang memiliki validitas diatas 0.2 berarti memiliki validitas yang baik. Pengujian validitas dilakukan pada dua alat ukur penelitian yaitu kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan. Penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu face validity dan content validity. 1. Face validity Face validity menunjukkan apakah alat ukur atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur (Sarwono, 2012). Validitas 12

ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan alat ukur. Penelitian ini mengukur kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan. Format alat ukur didesain formal agar terlihat sistematis, rapi dan komprehensif. 2. Content validity Content Validity berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Sarwono, 2012). Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Isi dari alat ukur mengandung pernyataan dan pertanyaan mengenai kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan. Dari segi isi alat ukur, peneliti berkonsultasi kepada expert judgment guna mengetahui item mana saja yang sudah sesuai atau yang belum sesuai untuk menggali informasi penelitian ini. Expert judgment dalam penelitian ini adalah Esther Widi Andangsari, M.Psi, Psi, Pingkan C.B. Rumondor, M.Psi., Psikolog. 3.4.2.2 Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas berarti keajegan suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama (Sarwono, 2012). Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap. Berbagai metode dapat digunakan untuk menguji reliabiltas hingga menghasilkan indeks reliabilitas. Indeks reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan hanya mempunyai arti untuk memaknai reliabilitas instrumen apabila dihubungkan dengan kriteria uji coba. 13

Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach s Alpha untuk melihat konsistensi internal dan cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala (Sarwono, 2012). Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach s Alpha dengan ketentuan bahwa satu butir pernyataan mempunyai reliabilitas yang baik (Sarwono, 2012): 1. Nilai Cronbach s Alpha positif dan tidak boleh negatif. 2. Nilai Cronbach s Alpha hasil perhitungan sama atau lebih besar dari 0,80. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas, reliabilitas dan item yang tidak valid pada alat ukur kompetensi interpersonal: Tabel 3.3 Reliabilitas Alat Ukur Kompetensi Interpersonal Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Kompetensi 1 Cronbach's N of Items Alpha,856 40 Tabel 3.4 Reliabilitas Alat Ukur Kompetensi Interpersonal Setelah dilakukan Penghapusan Item Kompetensi 2 Cronbach's N of Items Alpha,888 31 14

Tabel 3.5 Nilai Item Total Correlation Dimensi Item Total Correlation Initiation 0,097 0,563 Negative assertion -0,175 0,674 Self disclosure 0,13 0,470 Emotional Support 0,199 0,524 Conflict management 0,12 0,693 Tabel 3.6 Alat Ukur Kompetensi Interpersonal Setelah Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Initiation Negative Assertion Self Disclosure Emotional Support Conflict Management Kemampuan untuk memulai sebuah hubungan. Kemampuan menegaskan ketidaksenangan kepada orang lain. Kemampuan mengungkapkan informasi pribadi. Kemampuan untuk memberi dukungan kepada orang lain. Kemampuan untuk mengelola konflik. 1, 16, 26, 32 12, 17, 22, 27, 32, 37 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33 4, 14, 19, 24, 29, 34, 39 5, 10, 20, 25, 30, 35, 40 Total Item 31 Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas, reliabilitas dan item tidak valid pada alat ukur penyesuaian pernikahan: 15

Tabel 3.7 Reliabilitas Alat Ukur Penyesuian Pernikahan Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Penyesuaian 1 Cronbach's Alpha N of Items,849 32 Tabel 3.8 Reliabilitas Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan Setelah Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid Penyesuaian Pernikahan 2 Cronbach's Alpha N of Items,869 27 Tabel 3.9 Nilai Item Total Correlation Dimensi Item Total Correlation Dyadic Consensus -0,016 0,698 Dyadic Cohesion 0,269 0,578 Affectional Expression 0,200 0,635 Dyadic Satisfaction 0,020 0,506 Tabel 3.10 Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan Setelah Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Dyadic Consensus Penyesuaian antar pasangan dalam menangani masalah-masalah penting seputar pernikahan seperti mengatur keuangan, membuat keputusan penting, rekreasi, permasalahan keagamaan, pertemanan, perilaku yang dianggap patut, pandangan hidup. 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16

Dyadic Cohesion Affectional Expression Dyadic Satisfaction Penyesuaian pada pasangan yang terlibat dalam aktivitas bersama-sama. Penyesuaian pada pasangan mengungkapkan rasa kasih sayang dan perhatian kepada pasangan. Penyesuaian yang dilakukan pasangan dilihat dari nyaman atau tidak yang dirasakan oleh masingmasing pasangan. 24, 25, 26, 27, 28 4, 6, 29, 30 18, 19, 20, 21, 22, 31 Total Item 27 Tabel 3.11 Reliabilitas Tiap Dimensi Kompetensi Interpersonal Dimensi Cronbach s Alpha N Initiation 0,703 8 Negative Assertion 0,722 8 Self disclosure 0,643 8 Emotional Support 0,825 8 Conflict Management 0,726 8 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi aktivitas persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan teknik pengolahan data. 3.5.1 Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut: 17

1. Peneliti memilih topik penelitian yang sesuai dengan minat peneliti dalam bidang Psikologi. Peneliti memiliki keinginan yang kuat untuk meneliti seputar kehidupan pernikahan. Kemudian peneliti mencari dan membaca beberapa referensi terkait pernikahan. Akhirnya, peneliti menemukan beberapa fenomena yang menjadi latar belakang penelitian dan menentukan judul penelitian, yaitu: hubungan antara dimensi kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan pada pasangan 5 tahun pertama pernikahan di wilayah Jabodetabek. 2. Setelah peneliti menentukan judul penelitian yang menarik untuk diteliti, peneliti merumuskan masalah, tujuan, manfaat, teori, kerangka berfikir, definisi operasional, hipotesis, karakteristik subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, validitas alat ukur, reliabilitas alat ukur dan teknik pengolahan data dalam penelitian ini. Seluruh komponen tersebut dibuat dalam bentuk proposal skripsi. 3. Peneliti mulai mencari target subjek yang sesuai dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian, yaitu pasangan suami istri yang telah menjalani pernikahan antara 1-5 tahun pertama usia pernikahan, pasangan suami istri berada pada usia 20-40 tahun dimana pada usia tersebut merupakan usia dewasa muda, dan berdomisili di wilayah Jabodetabek. 18

4. Peneliti menyiapkan alat ukur berupa kuesioner yang dikonstruk sendiri oleh peneliti. Kuesioner ini mengandung konstruk kompetensi interpersonal dan penyesuaian pernikahan. Dalam pembuatan kuesioner, peneliti dibantu oleh dua orang expert judgement yaitu Esther Widhi Andangsari, S.Psi., M.Psi dan Pingkan C.B. Rumondor, M.Psi., Psikolog. Expert judgment menilai item-item yang peneliti buat, apakah sudah baik atau masih perlu dilakukan perbaikan. Expert judgment memberi saran agar peneliti menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden mengingat responden penelitian merupakan pasangan suami istri. Kuesioner yang sudah siap diuji coba kepada 15 pasang suami istri yang berada di wilayah Jabodetabek. 5. Mengetik ulang dan mengadaptasi alat ukur yang sudah direvisi tersebut dalam bentuk kuisioner. 6. Uji coba dilaksanakan pada hari Senin, 24 Juni 2013 di Tangerang. Peneliti mengambil data uji coba dengan sistem keliling dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal tersebut karena subjek penelitian yang berada di wilayah Jabodetabek. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut: 19

1. Peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Kuesioner ini diberikan kepada subjek penelitian, yaitu 50 pasang suami istri di wilayah Jabodetabek. 2. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 Juli 2013 22 Juli 2013 dengan membagikan kuesioner kepada subjek penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti. 3. Untuk membangun suasana penelitian yang hangat dan bersahabat, peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, menyampaikan informed consent penelitian, menerangkan prosedur pengisian alat ukur berupa kuesioner kepada subjek penelitian. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan Statistical Product Service Solution (SPSS) 21.0 For Windows untuk mengolah data penelitian. Peneliti menggunakan teknik analisa data korelasi Pearson Product Moment. Dalam analisa korelasi Pearson Product Moment, signifikansi perlu diperhatikan. Signifikansi memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Secara umum, peneliti menggunakan angka signifikansi sebesar 0,05 dimana terdapat tingkat kepercayaan atau keakuratan sebesar 95% (Suharsaputra, 2012). Pengujian korelasi dengan SPSS menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Jika angka signifikansi hasil penelitian lebih kecil dari 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. 20

2. Jika angka signifikansi hasil penelitian lebih besar dari 0,05 makan hubungan kedua variabel tidak signifikan. 21