dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

7 Manfaat Daun Singkong

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I LATAR BELAKANG

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOSIALISASI PEMANFAATAN UBI JALAR SEBAGAI MAKANAN JAJANAN SUMBER VITAMIN A PADA ANAK SEKOLAH. Abstrak

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

KUESIONER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga. Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 19 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 19 TAHUN 2007 TENTANG

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

GIZI KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

POLA KONSUMSI PANGAN

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal ZAT GIZI ( NUTRIEN ): Ikatan kimia yang dip

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

Bab 1.Pengenalan MP ASI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

Transkripsi:

MAKANAN BAGI ANAK SEKOLAH Oleh : Kokom Komariah, M.Pd Email: kokom@uny.ac.id ABSTRAK Membangun sektor pendidikan merupakan suatu proses yang dinamik sesuai dengan perubahan masyarakat serta kemajuan pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih dalam era informasi seperti sekarang ini, dimana keterbukaan telah menjadi karakteristik kehidupan yang demokratis. Perubahanperubahan tersebut membawa dampak cepat usangnya kebijakan pendidikan. Makanan sangat berperan dalam menunjang kelangsungan hidup maupun menunjang pencapaian tumbuh kembang secara optimal. Anak sekolah merupakan konsumer makanan yang telah aktif dan mandiri dalam menentukan makanan yang dikendakinya. Kecepatan pertumbuhan anak sekolah jika tidak dibarengi dengan zat gizi yang seimbang dikhawatirkan kesempatan tumbuh yang pesat tersebut terganggu. Dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas zat gizi diharapkan makanan yang dikonsumsi anak-anak dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. A. Pendahuluan : Membangun sektor pendidikan merupakan suatu proses yang dinamik sesuai dengan perubahan masyarakat serta kemajuan pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih dalam era informasi seperti sekarang ini, dimana keterbukaan telah menjadi karakteristik kehidupan yang demokratis. Perubahanperubahan tersebut membawa dampak cepat usangnya kebijakan pendidikan. Parameter kualitas pendidikan dilihat dari segi masukan, proses dan hasil pendidikan selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, pendidikan nasional secara terus-menerus perlu ditingkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas dilakukan melalui sebuah pembaharuan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik agar sektor pendidikan mampu mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai keunggulan kompetitif dalam tatanan kehidupan nasional dan global. 1

Tingkat kesehatan masyarakat juga masih buruk akibat tingkat ekonomi yang rendah. Kedua variabel tersebut ikut memperparah kesejahteraan masyarakat. Anak-anak sekolah khususnya daerah pegunungan sampai saat ini belum terpenuhi energi minimalnya untuk mendukung aktivitasnya di sekolah. Kekurangan energi protein (KEP) melanda sebagian anak Sekolah Dasar (SD). Hal ini terjadi akibat masukan energi dan protein tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga status gizi kurang. Kekurangan gizi pada anak (KEP) menyebabkan angka kesakitan meningkat dan berpengaruh pada tingkat absensi serta drop out. Kekurangan gizi pada anak sekolah merupakan bentuk ketidaksejahteraan suatu negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan status gizi anak-anak SD agar mereka memiliki kebutuhan energi minimal untuk menjalankan aktivitas berfikir dan belajar di sekolah. Terpenuhinya kebutuhan energi minimal anak-anak SD, setidaknya dapat mewujudkan kondisi tubuh yang sehat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini penting karena pendidikan dasar merupakan fondasi yang kokoh dalam membangun pendidikan di atasnya. Tanpa memberi landasan yang kokoh pada pendidikan dasar, maka robohlah pilar-pilar pendidikan di atasnya. Makanan sangat berperan dalam menunjang kelangsungan hidup maupun menunjang pencapaian tumbuh kembang secara optimal. Anak sekolah merupakan konsumer makanan yang telah aktif dan mandiri dalam menentukan makanan yang dikendakinya. Kecepatan pertumbuhan anak sekolah jika tidak dibarengi dengan zat gizi yang seimbang dikhawatirkan kesempatan tumbuh yang pesat tersebut terganggu. Dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas zat gizi diharapkan makanan yang dikonsumsi anak-anak dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Yuliati (1996) menunjukkan bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD) di desa-desa miskin atau tertinggal rata-rata hanya mengkonsumsi sekitar 70% dari kebutuhan energi minimal per hari. Dengan keadaan seperti itu apabila terjadi secara terus-menerus maka dapat menimbulkan masalah kesehatan pada anak yaitu terjadinya kurang energi protein (KEP). KEP yang berkepanjangan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak usia SD. 2

B. Gizi Sumber dan Fungsinya : 1. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi. Kelebihan karbohidrat dapat diubah menjadi lemak. Beberapa karbohidrat merupakan sumber fiber untuk memperlancar buang air besar. Karbohidrat terdapat dalam padi-padian, umbiumbian, biji-bijian, jagung dan gula. 2. Lemak Lemak mensuplay energi dan sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K. Lemak terdapat daging, unggas, ikan dan hasil olahannya, telur, minyak, shortening, dan salad dressing. 3. Protein Protein sebagai zat pembangun, suplay energi membantu pembuatan hormon dan enzim. Sumber protein terdapat dalam daging, unggas, ikan, susu, keju, telur, biji-bijian dan kacang polong. 4. Vitamin A Vitamin A membantu dalam memelihara kulit dan membantu melawan infeksi, membantu dalam kesehatan mata, dan memungkinan mata dapat melihat dengan jelas pada malam hari 5. Thiamin (Vit B1) Bersama-sama dengan karbohidrat untuk menghasilkan energi. Menimbulkan nafsu makan. Sistim saraf yang sehat, mencegah beri-beri. Thiamin ada dalam acang-kacangan yang utuh, polong dan sayuran hijau. 3

6. Riboflavin (Vit B2) Diperlukan untuk dimanfaatan oleh karbohidrat dan gizi lainnya, membantu kesehatan kulit dan mata. Vitamin B2 terdapat dalam organ-organ hewan, produk susu, dan kacang-kacangan. 7. Vitamin B 12 Membantu kesehatan darah dan sistim saraf. Sumber vitamin B 12 sebagian besar dari binatang dan hasil olahannya. 8. Vitamin C Vitamin C menguatkan jaringan, membantu penyembuhan daya tahan terhadap infeksi, mencegah penyakit borok. Sumber vitamin C terdapat dalam buah jeruk, semangka, tomat, kentang, sayuran hijau tua dan yang berdaun banyak. C. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah : Anak sekolah berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan, karena itu anak usia sekolah sangat membutuhkan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya energi dan protein. Di samping itu anak sekolah merupakan konsumen yang aktif dan mandiri dalam menentukan makanan yang dikehendakinya. Kecepatan pertumbuhan bila tidak diimbangi dengan dengan zat gizi yang seimbang dikhawatirkan kesempatan tumbuh yang pesat tersebut terganggu. Dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas zat gizi diharapkan makanan yang dikonsumsi anak-anak dapat menunang pertumbuhan dan perkembangannya.dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Suhardjo (1991) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Bahan pokok sumber energi mutlak harus dipenuhi, baik yang berasal dari makanan pokok, penggunaan minyak atau lainnya dari gula; 2). Gunakan gabungan sumber protein hewani dan nabati terutama kacang-kacangan atau hasil olahannya seperti tempe dan tahu; 3). Manfaatkan bahan makanan sumber protein hewani setempat yang ada dan mungkin didapat. 4

Mempertimbangkan nilai gizi merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun menu. Pengetahuan tentang nutrisi harus dimiliki oleh seorang perencana dan pelaksana menu, sebab tubuh manusia memerlukan berbagai jenis makanan untuk memenuhi fungsi di dalam tubuh dan untuk kesehatan. Gizi merupakan komponen kimia yang ada di dalam makanan yang memenuhi salah satu atau lebih fungsi yaitu : (1) memberi tenaga ; (2) membangun dan memperbaiki sel jaringan tubuh yang rusak; (3) menjaga keteraturan proses dalam tubuh. Dalam hal ini ada 5 kategori nutrisi yaitu (1) karbohidrat, (2) protein, (3) lemak, (4) vitamin dan mineral. Di samping itu ada dua substansi lain yang ada dalam makanan yang mempunyai fungsi untuk menjaga kesehatan yaitu (7) air dan (8) fiber. Gizi yang baik merupakan salah satu faktor dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Anak sekolah berada pada masa pertumbuhan, karena itu anak usia sekolah sangat membutuhkan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya energi dan protein. Energi adalah suatu zat yang dibutuhkan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Dalam ilmu gizi satuan makanan yang digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dibutuhkan tubuh adalah kalori atau biasa disebut kilo kalori (Kkal). Menurut Syahmien Muhyi (1984) kecukupan energi protein dalam satu hari bagi anak anak usia 5-6 tahun masing-masing energi 1400 kalori dan protein 40 gr, untuk anak usia 8-9 tahun energi 1600 kalori dan protein sebesar 50 gram. Dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Suhardjo (1991) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Bahan pokok sumber energi mutlak harus dipenuhi, baik yang berasal dari makanan pokok, penggunaan minyak atau lainnya dari gula; 2). Gunakan gabungan sumber protein hewani dan nabati terutama kacang-kacangan atau hasil olahannya seperti tempe dan tahu; 3). Manfaatkan bahan makanan sumber protein hewani setempat yang ada dan mungkin didapat 5

D. Kebutuhan Energi dan Protein Energi adalah zat yang dibutuhkan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Dalam ilmu gizi satuan makanan yang digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dibutuhkan tubuh adalah kalori atau bias disebut kilo kalori (Kkal). Komponen utama untuk menentukan kebutuhan energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB) atay Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas fisik. Yuliati (1996) menunjukkan bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD) di desa-desa miskin atau tertinggal rata-rata hanya mengkonsumsi sekitar 70% dari kebu-tuhan energi minimal per hari. Dengan keadaan seperti itu apabila terjadi secara terus-menerus maka dapat menimbulkan masalah kesehatan pada anak yaitu terjadinya kurang energi protein (KEP). KEP yang berkepanjangan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak usia SD. Salah satu cara untuk menentukan AMB dapat mengacu pada table berikut: Tabel 1: Energi Basal untuk Berbagai Golongan Umur dan Jenis Kelamin Umur (tahun) 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 Sumber : FAO/UNU Pria Kal/kg. BB/hari 37,7 35,5 33,4 31,4 29,9 28,7 27,9 27,5 Wanita Kal/kg.BB/hari 34,3 31,5 29,1 27,5 26,7 26,0 26,0 26,0 Energi diperlukan untuk melakukan kegiatan fisik didapat daya empiris masing-masing kegiatan. Cara mendapatkan angka kebutuhan energi untuk masing-masing kegiatan fisik ialah dengan mengukur konsumsi oksigen selama mengikuti kegiatan. Kegiatan dapat dikelompokan ke dalam kegiatan berat, sedang dan ringan. Sebagai gambaran perhitungan energi basal untuk melakukan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut: 6

- Kegiatan sangat ringan ( misalnya menulis) : 1,4 x EB - Kegiatan ringan (mengetik) : 1,6 x EB - Kegiatan sedang ( berjalan) : 2,5 x EB - Kegiatan Berat ( mengayuh) : 6,0 x EB Dengan memperhitungkan proporsi dari kegiatan yang dilakukan setiap hari, seseorang dapat dikategorikan bekerja ringan, sedang atau berat. Walaupun demikian factor tersebut bukanlah hal yang mutlak, karena masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan kembali, misalnya wanita hamil, menyusui. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas dapat diperkirakan seperti tabel yang tercantum di bawah ini : Tabel 2: Kecukupan Energi Berbagai Golongan Umur, Jenis Kelamin dan Kegiatan Jenis Kelamin Golongan Umur (tahun) Berat badan (kg) Jenis Kerja Energi 0,5 1 1-3 4-6 7-9 8,0 11,5 16,5 23,0 870 1.210 1.600 1.900 Pria Wanita 10-12 13-15 16-19 20-59 * lebih 60 10-12 13-15 16-19 20-59 lebih 60 30,0 40,0 53,0 55,0 * 55,0 32,0 42,0 45,0 47,0 47,0 1.950 2.100 2.500 2.380 (b. ringan) 2.650 (b. sedang) 3.200 (b. berat) 2.100 1.750 1.900 1.950 1.800 (b. ringan) 2.150(b. sedang) 2.600(b. berat) 1.710 7

Menurut Morgan dalam Mahar Mardjono (1998) energi berguna untuk melakukan aktivitas yang sangat dibutuhkan anak, sedangkan protein untuk perkembangan kecerdasannya. Protein sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan sel-sel baru, pembentukan neurotransmitter enzim-enzim dan hormon. Pemberian makanan kepada anak sedemikian rupa sehingga masingmasing menyumbangkan zat gizi yang esensial merupakan hal penting agar anak dapat memperoleh persediaan yang cukup dari semua zat gizi yang dibutuhkan ( Harper: 1984). Berdasarkan pendapat tersebut bahan pangan yang baik sebagai sumber protein merupakan hal penting pada usia anak-anak, walaupun pada masa anak-anak pertumbuhan badan tidak secepat waktu bayi. Namun demikian sebanding dengan ukuran perut kebutuhan gizi selama anak-anak relatif tinggi. Protein dikenal sebagai zat pembangun. Bahan makanan yan mengandung protein dapat digolongkan menjadi protein hewani dan protein nabati. Umumnya protein hewani lebih tinggi nilainya dari protein nabati, karena hewani mengandung lebih banyak asam amino esensial. Akan tetapi bukan berarti bahan makanan hewani yang terpenting dalam memenuhi kebutuhan kalori dan protein, jenis padi-padian, gandum, akar dan umbi-umbian menyediakan banyak kalori dan protein. Protein sangat penting bagi tubuh bagi tubuh karena berfungsi sebagai pembangun struktur tubuh, meningkatkan metabolisme da daya tahan tubuh, berperan dalam proses pencernaan, pembawa sifat keturunan dan dapat memuaskan dan menghilangkan lapar psikologis. ( Sri Handayani: 1994). Tabel 3: Kecukupan Protein yang Dianjurkan Jenis Kelamin Golongan Umur (tahun) 0-1 bulan 1-3 tahun 4-6 7-9 Berat Badan (kg) 8,0 11,5 16,5 23,0 Protein per orang (g/orang/hari) 20 23 29 36 Penderita KKP & penyakit (gr/orang/hari) 27 29 32 40 Pria 10-12 13-15 30,0 40,0 46 56 52 61 8

16-19 20-59 lebih dari 60 Wanita 10-12 13-15 16-19 20-59 lebih 60 53,0 55,0 55,0 32,0 42,0 45,0 47,0 47,0 58 49 49 49 56 46 41 41 61 55 55 55 60 50 47 47 E. Makanan Tambahan Anak Sekolah Beberapa saat yang lalu ada Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Program ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh untuk mengatasi kekurangan gizi. Hasil pengamatan beberapa sekolah di Yogyakarta dengan adanya PMT-AS menunjukkan jumlah siswa yang tidak hadir di sekolah menurun atau minat belajar di kelas naik, Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan konsumsi kalori dan protein yang dapat menyebabkan ketahanan fisik anak membaik. Program ini di beberapa sekolah masih berjalan dengan baik karena adanya partisipasi dari masyarakat dan stakeholder, namun banyak juga sekolah-sekolah yangsudah tidak menyelenggarakan lagi karena dana dari pemerintah sudah tidak ada lagi. Apapun kenyataannnya, sesungguhnya program ini sangat baik apabila dilanjutkan. Hal-hal yang sudah merupakan kesepakatan dalam PMT-AS sebaiknya terus dibenahi, misalnya bentuk makanan PMT-AS dapat berupa makanan jajanan terutama berupa sumber hidrat arang untuk meningkatkan gizi anak, yang biasa diperkaya dengan menambahkan antara lain: a. bentuk gula dengan tujuan meningkatkan kadar energi seperti gula, sirup dan saus; b. sumber lemak dengan tujuan meningkatkan kadar lemak, seperti minyak dan santan; c. kacang-kacangan dengan tujuan meningkatkan kadar protein nabati seperti tempe; d. sayuran hijau dan buah dengan tujuan meningkatkan kadar kadar vitamin dan mineral; e. telur dan ikan dengan tujuan meningkatkan kadar protein hewani. Selain itu tidak diperkenankan menggunakan produk seperti mie instant, kue-kue produk pabrik dan susu kaleng. Selain itu bentuk makanannya tidak berupa makanan lengkap seperti nasi dan lauk pauknya, tetapi berupa makanan kecil atau kudapan. 9

Program PMT-AS mensyaratkan penggunaan bahan makanan yang ada di sekitar sekolah, maka muncul pertanyaan apakah cukup tersedia energi protein yang dipersyaratkan pemerintah yaitu 300 kalori dan 5 gram protein. Studi yang dilakukan oleh Kokom Komariah dan Badraningsih (1999) di Yogyakarta identifikasi jenis makanan yang disajikan pada program PMT-AS di daerah Sleman ada 18 jenis, di daerah Bantul ada 17 jenis, di Kulon Progo 17 jenis dan di Gunung Kidul ada 22 jenis. Dari semua jenis makanan tersebut yang cukup dominan adalah penggunaan bahan dasar singkong yaitu 28,81%, beras/tepung beras 18,64%; ketan/tepung ketan 13,56%; tahu 10,17%; tempe 8,48%; terigu 5,09% dan lain-lain 13,56%. Namun hanya beberapa saja yang memenuhi standar yang ditentukan. F. PMT-AS Alternatif Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa program PMT- AS yang biayanya trilyunan rupiah itu harus dikaji ulang dengan membuat makanan alternatif yang mudah dibuat, terdapat di daerah sekitar, bergizi tinggi, disukai oleh semua anak dalam beraktivitas. Beberapa jenis makanan telah diujikan yaitu Bolu Kukus Ayam Cerdas Terang bulan terang di sekolah dan Dadar Casava Pintar. Bahan-bahan dasar jenis makanan tersebut menggunakan bahan yang ada di sekitar, dengan bahan dasar Casava. Hasil pengujian ragam makanan tersebut menunjukkan kandungan gizi yang tinggi pada setiap 100 gram makanan, yaitu sebagai berikut: Tabel 4. Kandungan Gizi Kudapan PMT-AS yang telah diuji Nama Hidangan Kandungan Hasil Analisis Jumlah Kalori/Metabolisme Bolu Kukus ayam Cerdas Air Abu Lemak Protein Serat Karbohidrat 49,5% 0,31% 1,24% 8,47% 4,21% 36,12% 371,177 kal Terang Bulan Terang di sekolah Air Abu Lemak Protein Serat Karbohidrat 51,36% 0,60% 0,66% 5,26% 3,96% 41,86% 190,6475 kal Dadar Cassava Air 59,31% 175,6799 kal 10

Pintar Abu Lemak Protein Serat Karbohidrat 0,31% 1,24% 8,21% 4,26% 36,12% Dari ragam makanan yang sudah diujikan, ternyata bolu kukus ayam cerdas merupakan suplement PMT-AS yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Mengandung energi dan protein yang tinggi setiap 100 gram makanan mengandung 371,18 kalori; (b). Mudah dibuat dengan alat-alat sederhana; (c). Menggunakan teknik olah yang aman karena penggunan teknis mengukus lebih baik dari teknik olah lainnya; d. Menggunakan bahan dasar yang ada di sekitar atau lokal yaitu tepung cassava yang mudah didapatkan di daerah Indonesia. Daftar Pustaka: Darwin Karyadi dan Muhilal (1985). Kecukupan energi yang dianjurkan: Jakarta: PT Gramedia. Kokom Komariah dan Badraningsih. (1999). Identifikasi Makanan Tradisional pada Program PMT-AS di Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta UNY Sri Handayani. (1994). Gizi dan Kesehatan. Makalah, Bogor: IPB Suhardjo. (1991). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB Sunita Almatsier. (editor) (2005). Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Assosiasi Dietisien Indonesia. Penuntut Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Yuliati. (1996) Program Tambahan Gizi Murid SD. Tantangan dan Peluang Menghidupkan Produksi Makanan Lokal. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta : Lembaga Pengabdian Masyarakat. 11