PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DESTILASI TERHADAP KONSENTRASI FLUORIDA PADA PENJERNIHAN AIR LIMBAH LABORATORIUM DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

MATERI DAN METODE. Materi

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif


Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Transkripsi:

Pengaruh Perbedaan Waktu Destilasi Terhadap Konsentrasi Fluorida Pada Penjernihan Air Limbah Laboratorium Dengan Proses Destilasi Sederhana Ayu Kurniasih, Ismiyati PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DESTILASI TERHADAP KONSENTRASI FLUORIDA PADA PENJERNIHAN AIR LIMBAH LABORATORIUM DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA Ayu Kurniasih 1), Ismiyati 2) 1) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta ismiyati_umj@yahoo.com ABSTRAK. Air limbah banyak mengandung senyawa kimia yang beracun. Ada beberapa parameter yang harus diuji. Salah satu parameter uji dalam analisa air Iimbah adalah Fluorida. Fluorida dalam kandungan yang besar dalam air dapat menyebabkan beberapa masalah serius terhadap kesehatan. Untuk itu Fluorida menjadi salah salah satu parameter penting dalam pengujian air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimum destilasi pada suhu 180 C. Destilasi yang dilakukan dengan variasi waktu, 20, 30, 40, 50, 60, 70 dan 80 menit. Dengan variasi yang digunakan, dapat diketahui hasil proses penjernihan (destilat), dimana selanjutnya destilat akan digunakan pada analisa kadar fluorida metode SPADNS. Penelitian ini dilakukan Environmental Laboratory - PT. Sucofindo, yang berlokasi di Jl. Arteri Tol Cibitung No.l Cibitung - Bekasi. Metode analisa yang digunakan adalah metode kolorimetri dengan larutan SPADNS sehingga banyak disebut dengan metode spands. Hasil dari destilasi (destilat) yang jernih diukur dengan spektrofometer, dengan terlebih dahulu diberikan larutan SPADNS untuk memberikan penurunan warna merah. Nilai optimal yang dihasilkan adalah pada waktu destilasi 60 menit. Korelasi antara konsentrasi flourida dengan waktu destilasi. menghasilkan persamaan Y= -1,140417 + 0,0602722 x - (-0,000524 x 2 ) Kata Kunci: Air limbah, destilasi, fluorida, metode kolorimetri, metode SPADNS 17

KONVERSI Vol. 1 No.2 Oktober 2012 ISSN 2252-7311 PENDAHULUAN Air merupakan banyak dibutuhkan untuk hajat hidup orang banyak dan semua makhluk hidup. Fungsi air tidak tergantikan oleh senyawa lain. Maka, air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik. Air dapat tercemar menjadi limbah karena adanya mikroorganisme, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air menurun. Suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sangat tergantung pada analisa laboratoium guna mengefektifkan dan mengefisienkan pengolahan sebelum limbah dibuang ke lingkungan. Hasil analisa laboratorium yang valid menjadi panduan rangkaian kerja dari tahapan proses agar kualitas limbah buangan tidak mengganggu ekosistem yang hidup di dalam lingkungan (Habibi, 2012) Salah satu parameter uji dalam analisa air limbah adalah fluorida karena kandungannya yang besar dalam air dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sejumlah kecil fluorida terbukti menguntungkan bagi pencegahan kerusakan gigi, akan tetapi konsentrasi yang melebihi kisaran 1,7 mg/l dapat menyebabkan pewarnaan pada enamel gigi, yang dikenal dengan istilah mottling. Kadar yang berlebihan juga dapat berimplikasi terhadap kerusakan pada tulang. Beberapa metode penetapan fluorida diantaranya metode gravimetri, fluorida dapat ditetapkan dengan pemisahan sebagai kalsium fluorida (CaF 2 ), timah kloro fluorida, dan litium fluorida. Dengan metode titrimetri, fluorida dapat ditetapkan. Dengan metode spektrofotometri, fluorida feetapkan dengan menggunakan metode alizarin fluorine blue, zirconium - mcchrome cyanide R, zirconium - SPANDS, zirconium alizarin red S, dan dbronilates. Dengan metode elektroanalitik, fluorida dapat ditetapkan dengan meiode elektroda selektif ion. Selain itu, fluorida dapat ditetapkan dengan metode katalitik, metode termometrik, dan sebagainya. Pada penelitian ini fluorida ditetapkan secara spektrofotometri yaitu dengan metode zirconium-spadns (natrium 2 - parasulfofenylazo20-1,8 - dihidroksi-3,6-naftalene disulfanat). Metode kolorimetri SPADNS berdasarkan reaksi antara ion fluorida dengan larutan zat warna zirconium yang berwarna merah. Campuran fluorida dengan zirconium membentuk suatu senyawa kompleks yang tidak berwarna (ZrF 2-6 ), warna merah yang menurun secara proposional menunjukkan konsentrasi fluorida. Semakin banyak jumlah fluorida, maka warna yang dihasilkan akan semakin menurun. Penetapan warna dilakukan secara fotometri, yaitu dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang maksimum 580 nm. Penetapan fluorida dengan menggunakan metode SPADNS dilakukan dengan mengukur absorbansi dan secara otomatis alat dapat memberikan data konsentrasi sampel. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Larutan SPADNS, aquadest, H 2 S0 4 p.a 98%, Larutan induk Fluorida (Larutkan 221 mg NaF anhidrat dengan Aquadest menjadi 1000 ml. 1,0 ml = 100 mg F). Alat destilasi, pipet volume ukuran 25 ml, labu ukur 50 ml dan 100 ml, Spektrofotometer Hitachi U 2900, pemanas, gelas ukur 25 ml dan 50 ml. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan proses destilasi langsung. Sampel air 18

Pengaruh Perbedaan Waktu Destilasi Terhadap Konsentrasi Fluorida Pada Penjernihan Air Limbah Laboratorium Dengan Proses Destilasi Sederhana Ayu Kurniasih, Ismiyati limbah keruh ditambahkan sejumlah katalis H 2 S0 4 ( P ) kemudian dikondisikan di dalam alat destilasi. Dengan menjaga suhu pemanasan tidak lebih dari 180 C. Destilat di tampung dalam labu ukur 100 ml. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui waktu optimum destilasi. Pada proses akan dilakukan variasi waktu destilasi yaitu 20, 30, 40, 50, 60, 70 dan 80 menit. Metode Penelitian Proses Distilasi Dimasukkan 100 ml contoh uji dalam labu destilasi dan masukkan pula sejumlah 50 ml H 2 S0 4 ( P ). Menggabungkan alat destilasi, termometer selalu diawasi selama destilasi berlangsung, jaga suhu agar tidak melebihi 180 C. Pemanasan dilakukan sesuai dengan waktu yang akan diuji yaitu 20, 30, 40, 50, 60, 70 dan 80 menit. Destilat kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu ditandabataskan dengan Aquadest. Pembuatan Larutan Standar Baku Disiapkan larutan baku dengan range antara 0-2,0 mg F7L, dengan melakukan pengenceran larutan baku fluorida. Dipipet 5 ml larutan SPADNS ke dalam setiap standar kemudian homogenkan. Dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm dan nolkan absorban menggunakan larutan blanko, kemudian baca larutan Standard. Dibuat kurva Standard dengan mg Fluorida sebagai sumbu X terhadap absorban sebagai sumbu Y. Pengujian Sample (Metode SPADNS) Dipipet 25 ml destilat (3.4.1.4) lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Dipipet 5 ml larutan SPADNS ke dalam tiap labu ukur kemudian dihomogenkan. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm, dan nolkan absorban menggunakan larutan blanko. Hasil Pengamatan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data - data sebagai berikut: Tabel 1.Deret Standar Fluorida No Abs Conc. mg/l 1 0.000 0.0 2-0.045 0.1 3-0.087 0.2 4-0.178 0.4 5-0.356 0.8 6-0.447 1.0 7-0.691 1.5 8-0.894 2.0 Tabel 2.Hasil Pengujian Sampel Dengan Penambahan Asam Sulfat 50 ml Waktu Penambahan Conc. Fluoride Asam Sulfat (mg/l) 20 menit 50 ml -0,140 30 menit 50 ml 0,199 40 menit 50 ml 0,430 50 menit 50 ml 0,550 60 menit 50 ml 0,590 70 menit 50 ml 0,516 80 menit 50 ml 0,330 Pembahasan Uji linearitas dilakukan dengan mengukur larutan standar fluorida dengan 8 konsentrasi yang berbeda yaitu 0,00; 0,10; 0,20; 0,40; 0,80; 1,00; 1,50 dan 2,00 mg/l. Untuk membuktikan linearitas hubungan antara kadar analit dengan respon instrumen maka uji yang paling mudah untuk memvisualisasikan data kalibrasi dalam grafik dan menghubungkan garis linear antar data yang ada. Dengan mengevaluasi secara visual garis yang terbentuk maka dapat dibuktikan linearitas suatu garis tersebut. kurva linearitas fluoride dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kurva kalibrasi Fluorida HASIL DAN PEMBAHASAN 19

Gambar 3. Kurva nilai fluorida terhadap waktu destilasi KONVERSI Vol. 1 No.2 Oktober 2012 ISSN 2252-7311 sampel. Asam sulfat pun digunakan sebagai katalis dan untuk membentuk asam fluorida (HF). Kurva kalibrasi/standar yang linear menunjukkan hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorban berbanding lurus dan memiliki nilai korelasi positif sempurna (r = 1), intercept (a = 0) dan kemiringan / slope (b = 1). Berdasarkan kurva standar fluoride, diperoleh nilai intercept (a) dan slope (b) yaitu 0,0015 dan - 0,451 dan didapat koefisien regresi linear sebesar 0,999 Berdasarkan konsep statistik Pearson, pengukuran deret larutan kerja pada 8 level konsentrasi dianggap linear bila regresi kurva > 0,95 sedangkan pada konsep kimia analitik, kurva kalibrasi dinyatakan linear bila regresi kurva > 0,9950. Berdasarkan hasil pengujian linearitas nilai koefisien korelasi dikategorikan memenuhi syarat dan masuk dalam kisaran kerja yang linear karena mempunyai tingkat kepercayaan tinggi. Secara teori nilai intercept adalah nol karena ketika blanko/air bebas analit (analyte free water or blank) diukur maka diharapkan tidak ada respon instrumen. Namun pada praktek telah terjadi bias karena adanya kesalahan sistematika {error systematic) yaitu blanko memiliki respon instrumen yang disebabkan adanya interaksi, interferensi, kebisingan (noise), kontaminasi atau sumber - sumber bias lainnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode analisis menghasilkan data analisis yang proporsional dengan konsentrasi analit dalam contoh pada kisaran 0,00-2,00 fig/l. Asam sulfat digunakan untuk mendestruksi senyawa organik dalam Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat dibuat grafik yang menunjukkan trend nilai fluorida dari setiap pengulangan berdasarkan penggunaan variasi waktu destilasi pada penambahan 50 ml H 2 S04( P ). Trend nilai Fluoride pada penambahan 50 ml H 2 SO 4 Gambar 2. Trend nilaifluorida terhadap waktu destilasi Dari hasil di atas, sangat jelas bahwa sampel yang didestilasi dengan waktu 60 menit memberikan hasil uji yang cenderung stabil dari tiap penggulangan pembacaan analisa. Dari nilai data yang diperoleh dari pengulangan memiliki nilai range pada konsentrasi 0,567-0,605 mg/l F -. Sedangkan sampel yang didestilasi selama 20, 30, 40, dan 50 menit memberikan hasil uji yang kurang stabil dari tiap penggulangan pembacaan analisa. Dari kurva yang ditunjukkan pada Gambar 3, diperoleh hasil bahwa sampel yang didestilasi selama 20 menit memberikan konsentrasi F - yang sangat rendah (Tabel 20

Pengaruh Perbedaan Waktu Destilasi Terhadap Konsentrasi Fluorida Pada Penjernihan Air Limbah Laboratorium Dengan Proses Destilasi Sederhana Ayu Kurniasih, Ismiyati 4.2). Hal ini terjadi karena uap air di dalam-sampel belum sepenuhnya teruapkan. Sedangkan pada waktu destilasi selama 30, 40, 50, dan 60 kurva menunjukkan proses peningkatan konsentrasi F - serta didapatkan hasil konsentrasi F - tertinggi pada waktu destilasi selama 60 menit. Pada kondisi 70 dan 80 menit, menurut hukum anorganik terlalu lamanya waktu destilasi menyebabkan asam sulfat terurai menjadi uap SO 2 dan tidak terbentuk HF. Ketika asam sulfat bertindak sebagai asam, ion H + nya yang akan berfungsi. Namun dalam hal ini asam sulfat bertindak sebagai oksidator, sehingga bilangan oksidasi S tentunya turun. Pada saat menangkap elektron dari F -, terbentuklah gas SO 2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Untuk menjernihkan sampel air limbah keruh pada analisa fluorida metode SPADNS menggunakan cara destilasi menggunakan H 2 SO 4 ( P ). Semakin bertambahnya waktu destilasi memang mempengaruhi konsentrasi fluorida dalam destilat tetapi didapatkan konsentrasi tertinggi tidak lebih dari waktu 60 menit, karena pada waktu destilasi 70 dan 80 menit mengalami penurunan konsentrasi F -. Kondisi waktu optimum pada proses destilasi adalah selama 60 menit dengan suhu destilasi 180 C. Konsentrasi fluorida dalam sampel air limbah adalah 0,590 mg/l. Korelasi antara konsentrasi flourida dengan variasi waktu, menghasilkan persamaan Y = -1,140417 + 0,0602722 x - (-0,000524 x 2 ) dengan persen ralat sebesar 0,4224% Saran Setelah didapatkan waktu optimum destilasi yaitu 60 menit dengan penambahan asam sulfat sebanyak 50mL dan suhu 180 C, maka perlakuan ini dapat diberlakukan di dalam SOP laboratorium. Sehingga dapat dipergunakan dalam analisa fluorida metode SPADNS untuk sampel air limbah. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan baik dengan variasi konsentrasi asam sulfat ataupun pengaruh suhu yang digunakan sebagai variabel. DAFTAR PUSTAKA American Public Health Association, American Water Work Association and Water Environment Fédération. 2005. Standard Method For The Examination of Water and Waste Water, 2l s ' Ed. Apha. Washinton D.C. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Yogyakarta: Kanisius. Habibi, I. 2012. TINJAUAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PT. SUKUN TEKSTIL KUDUS. JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kementerian Lingkungan Hidup. 2006. Himpunan Peraturan Perundang- Undangan di Bidang Pengolahan Lingkungan Hidup. Jakarta. Siti Djenar, Nancy dkk. 2001. Kimia Analitik Instrumentasi. Bandung : Politeknik Negeri Bandung. Uhum, Helma Ramot. 2005. Validasi dan Estimasi Ketidakpastian Penetapan Fluorida Dalam Air Bersih Dengan Metode SPADNS. Bogor : Akademi Kimia Analisis Bogor. 21

KONVERSI Vol. 1 No.2 Oktober 2012 ISSN 2252-7311 Vogel I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro edisi ke lima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka. 22