BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2. Kondisi Awal Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan subjek penelitian yang adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 dalam menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas penerapan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Gambaran kondisi awal diperoleh dengan memberi penilaian kepada setiap siswa dengan memperhatikan indikator ketarmpilan menulis pantun. Hasil penilain kemampuan siswa dalam menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas dapat dilihat dalam tabel berikut : Rentang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus Kategori Pra siklus Frekuensi Persen Keterangan 84-100 Tinggi 10 19.23% 67-83 Sedang 10 19.23% Tuntas 50-66 Rendah 22 42.30% Tidak 33-49 Sangat rendah 10 19.23% tuntas Total 52 100% Nilai maksimal 95 Nilai minimum 62 Rata-rata 65.25 KKM 67 Gambaran data pada tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang tuntas dalam keterampilan menulis pantun sebelum dilakukan tindakan sebanyak 20 siswa 38.46%. sementara banyak siswa yang tidak tuntas berjumlah 32 siswa 61.53%. 42

43 4.3. Hasil Penelitian Siklus I 4.3.1. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I Penelitian pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan menerapkan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan pertama dengan materi pokok adalah keterampilan menulis pantun, alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus I yaitu : 1. Kegiatan Perencanaan Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian yang terdiri dari : a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara lain: a. Pembukaan 1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi. 2. Menanyakan kabar siswa hari ini. 3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. 4. Membangun pandangan awal tentang keterampilan menulis.

44 5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau pendapat. 6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). b. Pengembangan Aktifitas pengembangan merupakan tahapan dimana guru memberikan penjelasan secara garis besar. Aktivitas pada kegiatan pengembangan dimulai dengan guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang menulis untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan. Guru melakukan pertanyaan tentang ciri-ciri pantun yang diketahui siswa, selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa untk menyebutkan ciri-ciri pantun. Aktifitas pengembangan diakhiri dengan siswa diminta untuk mendengarkan temannya menyebutkan ciri-ciri pantun. c. Belajar Kelompok Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Setiap kelompokmenempati meja kelompok berdasarkan nomor kelompok yang ditentukan oleh guru. Tahapan belajar kelompok dilanjutkan dengan siswa mendengarkan aturan permainan yang dijelaskan guru. Selanjutnya dilanjutkan dengan siswa mendengrakan aturan permainan yang dijelaskan oleh guru, siswa diminta untuk menyusun pantun yang diacak hingga menjadi pantun yang padu. Setelah menyusun pantun. Aktifitas akhir pada tahapan belajar kelompok adalah siswa diminta bekerja sama dalam satu kelompok dalam membuat pantun.

45 d. Validitas Kelas Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat pantun. e. Turnamen Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 3, kelompok 2 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalasbalasan dengan kelompok 7, kelompok 6 berbalas-balasan dengan kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masingmasing kelompok dalam kelompok. f. Penghargaan Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah piagam penghargaan. 3. Kegiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV. 4.3.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II Pertemuan II siklus I menggunakan materi pokok dan alokasi waktu yang sama dengan pertemua I Siklus I yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah

46 Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan II siklus I yaitu : 1. Kegiatan Perencanaan Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian yang terdiri dari : a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II b. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam menulis pantun. c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara lain: a. Pembukaan 1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi. 2. Menanyakan kabar siswa hari ini. 3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. 4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I tentang keterampilan menulis pantun. 5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau pendapat.

47 6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan dilangsungkan. b. Pelaksanaan 1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari. Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam pelaksanaan tes formatif. 2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item, jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal selama 40 menit. 3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan. c. Kegiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV. 4.3.3. Hasil Pengamatan Siklus I 4.3.3.1. Hasil Analisis Observasi Guru Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk pantun anak (Menulis). Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

48 No Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Aspek pengamatan Pertemuan 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan alat serta media pembelajaran 2 Guru memeriksa kesiapan siswa 3 Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 5 Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil 6 Guru menjelaskan secara singkat hal penting dalam materi pelajaran 7 Guru menyampaikan kesepakatan dalam pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) pada siswa. 8 Guru membagikan materi dan media pembelajaran pada masing-masing kelompok 9 Guru membimbing kelompok secara merata dalam kegitan turnamen. 10 Guru memberi kesempatan kelompok melakukan kegiatan tournament 11 Guru memotivasi kelompok untuk membangun kreatifitas dan partisipasi siswa dalam kelompok 12 Guru membimbing siswa dalam menyusun rangkuman materi pelajaran 13 Guru melakukan refleksi bersama siswa memperbaiki penyimpangan terhadap materi 14 Guru memberi umpan balik, adanya hubungan timbal balik 15 Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran 16 Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa merapikan peralatan tulis. Jumlah 10 6 16 Total skor 54 64 Rata-rata 3.37 4 Kategori Baik Sangat Baik

49 Data pada tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 54 skor rata-rata 3.37 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 64 skor rata-rata 4 kategori sangat baik. 4.3.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Siswa Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama dua pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan No Aspek pengamatan 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran. 2 Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3 Memperhatikan dengan baik ketika dijelaskan materi pembelajaran. 4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. 5 Adanya interaksi positif antara siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan. 6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan lembar kegiatan turnamen. 7 Siswa bertanggung jawab dengan baik saat kegiatan turnamen. 8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 9 Siswa secara aktif ketika merangkum materi pelajaran. 10 Siswa merespon secara positif ketika diadakan evaluasi. Jumlah 8 2 2 8 Total skor 32 38 Rata-rata 3.2 3.8 Kategori Baik Baik

50 Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama dua pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 32 dengan skor rata-rata 3.2 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 38 skor rata-rata 3.8 kategori baik. 4.3.4. Hasil Belajar Siklus I Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan siklus I dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut: Rentang Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I Kategori Siklsu I Frekuensi Persen Keterangan 84-100 Tinggi 10 19.23% 67-83 Sedang 27 51.92% Tuntas 50-66 Rendah 11 21.15% Tidak 33-49 Sangat rendah 4 7.69% tuntas Total 52 100% Nilai maksimal 90 Nilai minimum 45 Rata-rata 72.5 KKM 67 Data pada tabel 4.5 di atas mengambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 27 siswa 51.92%. jadi total keseluruhan berjumlah 37 siswa 71.15%. sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan kategorikan rendan sebanyak 11 siswa 21.15%, kategori sangat rendah sebanyak 4 siswa 7.69%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 28.84%. Tidak Tuntas 28.84% Tuntas 71.15% Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siklus I

51 4.3.5. Refleksi Siklus I Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus I dengan lama pelaksanaan dua pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: seru! Saya sangat semangat dan ingin menjadi kelompok yang juara (D.P, Mei 2016) ada nasehatnya, jadi belajar lebih semangat (G.Ly, Mei 2016) Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas pantun.selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). sulit untuk tentukan temanya bu guru,, membingungkan dalam isi pantun dan temannya (SAL, Mei 2016). menentukan sampiran dan isi sangat sulit, berbeda-beda pendapat dalam kelompok bu! (ZHR, Mei 2016) Penerapan model pembelajaran juga memberikan kesulitan tersendiri bagi siswa dimana setiap siswa dalam kelompok harus bisa menemukan pilihan kata yang tepat dalam menulis pantun yang terdiri dari sampiran dan isi. Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa, terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut

52 didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa yang tuntas berjumlah 37 siswa 71.15%, dan tidak tuntas sebanyak 28.84%. 4.4. Hasil Penelitian Siklus II 4.4.1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I Penelitian pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan menerapkan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan pertama dengan materi pokok adalah keterampilan menulis pantun (pantun rumpang, pantun berbalas), alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu : 1. Kegiatan Perencanaan Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian yang terdiri dari : a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) untuk siklus II pertemuan I dan pertemuan II b. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk mengukur keaktifan dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

53 a. Pembukaan 1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi. 2. Menanyakan kabar siswa hari ini. 3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. 4. Guru melakukan apresiasi dengan menanyakan siswa tentang keterampilan menulis pantun yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. b. Pengembangan Aktifitas pengembangan pada pertemuan I siklus II adalah guru memberikan contoh pantun rumpang, berharap siswa melengkapi pantun.guru meminta salah satu siswa menuliskan pantun sebagai contoh di depan kelas, guru melakukan tanya jawab tentang contoh pantun yang ditulis oleh siswa tersebut dan guru memberikan contoh pantun yang berbalas-balasan. c. Belajar Kelompok Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Penentuan anggota kelompok pada siklus II dilakukan dengan mengacak anggota kelompok sehingga setiap siswa memiliki teman kelompok yang berbeda dari siklus I. d. Validitas Kelas Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat pantun. e. Turnamen Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor

54 kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 2, kelompok 3 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalasbalasan dengan kelompok 6, kelompok 7 berbalas-balasan dengan kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masingmasing kelompok dalam kelompok. f. Penghargaan Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah piagam penghargaan. 3. Kegiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan dilakukan oleh guru kelas IV. 4.4.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II Kegiatan pertemuan II siklus II menggunakan materi pokok dan alokasi waktu yang sama dengan pertemua I Siklus II yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu : 1. Kegiatan Perencanaan Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian yang terdiri dari : d. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II

55 e. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam menulis pantun. f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara lain: a. Pembukaan 1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi. 2. Menanyakan kabar siswa hari ini. 3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. 4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I tentang keterampilan menulis pantun. 5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau pendapat. 6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan dilangsungkan. b. Pelaksanaan 1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari. Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam pelaksanaan tes formatif.

56 2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item, jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal selama 40 menit. 3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan. 3. Kegiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV. 4.4.3. Hasil Pengamatan Siklus II 4.4.3.1. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Mengajar Guru Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk pantun anak (Menulis). Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 55 skor, rata-rata 3.66 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 64 skor, rata-rata 4 kategori sangat baik.

57 No Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Aspek pengamatan Pertemuan 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan alat serta media pembelajaran 2 Guru memeriksa kesiapan siswa 3 Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 5 Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil 6 Guru menjelaskan secara singkat hal penting dalam materi pelajaran 7 Guru menyampaikan kesepakatan dalam pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) pada siswa. 8 Guru membagikan materi dan media pembelajaran pada masing-masing kelompok 9 Guru membimbing kelompok secara merata dalam kegitan turnamen. 10 Guru memberi kesempatan kelompok melakukan kegiatan tournament 11 Guru memotivasi kelompok untuk membangun kreatifitas dan partisipasi siswa dalam kelompok 12 Guru membimbing siswa dalam menyusun rangkuman materi pelajaran 13 Guru melakukan refleksi bersama siswa memperbaiki penyimpangan terhadap materi 14 Guru memberi umpan balik, adanya hubungan timbal balik 15 Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran 16 Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa merapikan peralatan tulis. Jumlah 10 5 16 Total skor 55 64 Rata-rata 3.66 4 Kategori Baik Sangat baik

58 4.4.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Belajar Siswa. Analisis data hasil kegiatan belajar siswa dalam dua pertemuan pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Aspek pengamatan 1 Kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran. 2 Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3 Memperhatikan dengan baik ketika dijelaskan materi pembelajaran. 4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. 5 Adanya interaksi positif antara siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan. 6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan lembar kegiatan turnamen. 7 Siswa bertanggung jawab dengan baik saat kegiatan turnamen. 8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 9 Siswa secara aktif ketika merangkum materi pelajaran. 10 Siswa merespon secara positif ketika diadakan evaluasi. Pertemuan 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah 2 8 10 Total skor 38 40 Rata-rata 3.8 4 Kategori Baik Sangat baik Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama dua pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 38 dengan skor ratarata 3.8 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 40 skor rata-rata 4 kategori sangat baik.

59 4.4.4. Hasil Belajar Siklus II Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan siklus II dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut: Rentang Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II Kategori Siklsu II Frekuensi Persen Keterangan 84-100 Tinggi 10 19.23% 67-83 Sedang 36 69.23% Tuntas 50-66 Rendah 6 11.53% Tidak 33-49 Sangat rendah 0 0.00% tuntas Total 52 100% Nilai maksimal 90 Nilai minimum 55 Rata-rata 73.73 KKM 67 Data pada tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa, banyaknya siswa yang tuntas pada kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 36 siswa 69.23%. jadi total keseluruhan berjumlah 46 siswa 88.46%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 6 siswa 11.53%, selanjutnya pada kategori sangat rendah 0%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 11.53%. Tidak Tuntas 11.53% Tuntas 88.46% Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus II

60 4.4.5. Refleksi Siklus II Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus II dengan lama pelaksanaan dua pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: senang dengan belajar kelompok karena kita saling berlomba mau jadi yang terbaik (A.P, Mei 2016) Berbalas-balas pantun bikin belajar jadi asik (M.D, Mei 2016) Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas pantun. Selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Ada kesulitan Bu, kita kadang susah mencari kata yang cocok untuk disusun menjadi pantun (SAL, Mei 2016). Susahnya di pemilihan kata biar bisa pas sama rima ab-ab, atau aa-bb. (ZHR, Mei 2016) Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa, terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa yang tuntas sebanyak 46 siswa 88.46%, dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa 11.53%. Ketidak tuntasan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh

61 kekeliruan siswa pada saat memberi jawababan pada soal tes, sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai nilai minimal atau KKM yang ditetapkan. 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu dari tahap awal penelitian melalui observasi sebelum melakukan tindakan (pra siklus) hingga dilaksanakan tindakan (siklus I dan siklus II), sehingga diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Rentang Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Fn Persen Fn Persen Fn Persen Keterangan 84-100 Tinggi 10 19.23% 10 19.23% 10 19.23% 67-83 Sedang 10 19.23% 27 51.92% 36 69.23% Tuntas 50-66 Rendah 22 42.30% 11 21.15% 6 11.53% Tidak 33-49 Sangat rendah 10 19.23% 4 7.69% 0 0.00% Tuntas Total 52 100% 52 52 52 100% Nilai Maksimal 95 90 90 Nilai Minimum 62 45 55 Rata-rata 65.25 72.5 73.73 KKM 67 67 67 Data pada tabel 4.9 di atas meunjukan tuntas dan tidak tuntasnya siswa dalam belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan. Banyaknya siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 20 siswa 38.46%, tidak tuntas sebanyak 32 siswa 61.53%. Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas, sebanyak 37 siswa 71.15% tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh adalah sebanyak 46 siswa 88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas.

62 4.6. Pembahasan Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian tindakan kelas, yang difokuskan untuk membuktikan apakah melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) mampu meningkatkan keterampilan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan, siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 masih terdapat siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran keterampilan menulis pantun. Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi penyebab permasalahan yang dihadapi siswa adalah guru lebih cenderung menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga, mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam belajar keterampilan menulis pantun. Hasil belajar Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 yang diperoleh setelah dilakukan tindakan melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) mengalami peningkatan. Rekapitulasi hasil belajar siswa berdasarkan kegiatan pra siklus hingga siklus I dan Siklus II sudah terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan berdasarkan hasil perentasi tingkat ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada kategori tinggi dengan rentang (84-10) pra siklus, siklus I, dan siklus II memperoleh nilai yang sama namun dengan siswa yang berbeda yaitu sebesar 19.23% atau 10 siswa. Kategori sedang dentang nilai (67-83) pra siklus sebanyak 19.23% 10 siswa, siklus I sebanyak 51.92% 27 siswa, dan siklus II meningkat sebanyak 69.23% 36 siswa.

63 Ketidak tuntasan siswa dalam belajar keterampilan menulis pantun kategori rendah dengan rentang nilai (50-66) pra siklus sebanyak 42.30% 22 siswa, siklus I sebanyak 21.15% 11 siswa, dan siklus II sebanyak 11.53% 6 siswa. Sedangkan pada kategori sangat rendah dengan rentang (33-49) pra siklus sebanyak 19.23% 10 siswa, siklus I sebanyak 7.69% 4 siswa, dan siklus II sebanyak 0.00% artinya tidak terdapat siswa pada kategori nilai sangat rendah. Nilai maksimal yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 95, nilai minimal 62 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65.25. pelaksanaan siklus I nilai maksimal perolehan siswa sebesar 90, nilai minimal 45 dan nilai rata-rata kelas sebesar 72.5. pada siklus II nilai maksimal siswa adalah sebesar 90, nilai minimal 55 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73.73. Perbedaan nilai maksimal dan nilai minimal dari pra siklus dan pada pelaksanaan siklus I dan siklus II adalah terdapat pada jenis soal yang digunakan. Pada pra siklus soal yang digunakan adalah esai, sementara pada pelaksanaan siklus I dan siklus II soal yang digunakan adalah pilihan gandan sebanyak 20 item soal. Hasil kegiatan siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas, sebanyak 37 siswa 71.15% tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh adalah sebanyak 46 siswa 88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas. Ketidak berhasilan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh ketidak telitian siswa dalam memberi jawaban pada setiap item soal yang disediakan, adanya ketidak telitian tersebut mengakibatkan nilai yang diperoleh belum mencapai nilai minimal atau KKM yang ditetapkan. Adanya ketidak tuntasan pelaksanaan siklus II yaitu terdapat 11.53% siswa belum mencapai KKM 67, namun penelitian telah dinyatakan berhasil dikarenakan persentasi pencapaian KKM sudah melampaui indikator keberhasil yang ditentukan yaitu sebesar 85%.

64 Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 diatasi melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan dilakukan pada dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan pengamatan yaitu melalui lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan oleh guru kelas IV yaitu Ibu Restu Ari Nurpratiwi, S.Pd. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 skor perolehan berjumlah 54 dengan skor rata-rata 3.37 dikategorikan baik. Pertemuan 2 jumlah skor 64 rata-rata skor 4 kategori sangat baik. Siklus II pertemuan 1 skor perolehan berjumlah 55 skor rata-rata 3.66 dikategorikan baik. Skor perolehan pada pertemuan 2 jumlah skor 64 skor rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Selanjutnya adalah hasil observasi kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil siklus I pertemuan 1 jumlah skor 32 dengan rata-rata 3.2 kategori baik, pertemuan 2 jumlah skor 38 dengan rata-rata 3.8 kategori baik. Hasil siklus II jumlah skor 38 dengan rata-rata 3.8 kategori baik. Pertemuan 2 jumlah skor 40 dengan rata-rata 4 kategori sangat baik. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh: 1. Penelitian oleh Silvi Wahyu Setiana (2013), pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 47,61% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 83,33%. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 58,96% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 91,67%. Aktivitas siswa pada siklus I menunjukan persentase sebesar 50,08 % dan pada siklus II naik menjadi 86,9%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams, games, and tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi penjumlahan bilangan pecahan.

65 2. Penelitian oleh Sri Wilujeng (2013), Hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I yaitu: (1) rata-rata kelas 67,29; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 70,83%; (3) rata-rata aktivitas siswa 73,19%; (4) nilai performansi guru 83,80%. Hasil belajar pada siklus II yaitu : (1) rata-rata kelas 77,27; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 90,90%; (3) rata-rata aktivitas siswa 79,65%; (4) nilai performansi guru 90,60%. 3. Penelitian F. Herwanti (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk proses belajar mengalami penigkatan yaitu penerimaan siswa terhadap perbedaan individu mengalami peningkatan dari 80,56% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II dan pengembangan ketrampilan sosial siswa mengalami peningkatan dari 77,78% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Sedangkan hasil evaluasi juga mengalami peningkatan yaitu 66,67% pada siklus I kemudian menjadi 100% pada siklus II. Model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) menurut Salvin, (2010) terdapat lima komponen yaitu, persentasi kelas, tim, games, turnamen, rekognisi tim. Dari kelima komponen tersebut merukan suatu rangkaian yang mampu membangkitkan keinginan siswa dalam belajar. Pada tingkatan usia anak Sekolah Dasar, merupakan tingkatan usia yang bermain adalah hal yang dominan, sehingga apabila dalam belajar sambil bermain anak akan lebih aktif dan mampu mengikuti pelajaran dengan sebaik mungkin. Sehingga terbukti bahwa, dalam penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) pada SD Negeri Sidorejo Lor 07, mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok menulis pantun.

66 Melalui hasil penelitian dan teori mengenai Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) terdahulu, maka dapat dipaparan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Pada penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) siswa dituntut untuk bekerja mandiri, saling mendukung dalam kelompok, hal tersebut akan membangun rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa juga dituntut untuk mampu mempertanggung jawabkan apa yang mejadi beban dalam kelompoknya. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara bermain secara tidak secara langsung disadari bahwa, pengimplikasian model pembelajaran tersebut menanamkan beberapa karakter kepada siswa misalnya saling menghargai, kerjasama, tekun, dan sebaginya.