9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010. http://telaga-golf.com/ diakses 15 Februari 2011
10 Magang ini dilaksanakan pada bagian Divisi Staff Landscape yang dipimpin oleh Divisi Estate Management, dalam kurun waktu selama 3 bulan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011, dengan prosedur jam kerja magang selama 7 jam per hari. 3.2 Metode Magang Kegiatan magang meliputi kegiatan pada Bagian Staff Landscape. Metode kerja untuk kegiatan manajemen lanskap di permukiman Telaga Golf Sawangan meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Partisipasi aktif dalam kegiatan administrasi kantor manajemen Telaga Golf Sawangan. Pekerjaan kantor yang dilaksanakan meliputi pembuatan rencana-rencana pemeliharaan, surat perjanjian kerja dan anggaran biaya pemeliharaan terhadap lanskap permukiman, seperti berbagai fasilitas publik, taman, dan ruang terbuka hijau. Kegiatan ini ditujukan untuk mempertahankan keberlanjutan lanskap permukiman Telaga Golf Sawangan. 2. Pengamatan dan pekerjaan langsung di lapangan Pengamatan dan pengawasan langsung pada setiap pekerjaan pemeliharaan di lapangan, serta melakukan evaluasi langsung terhadap pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik lanskap, yang disertai dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner dengan penghuni dan karyawan perusahaan. Setelah hasil data terkumpul dilakukan analisis hasil data yang dibahas secara kualitatif dan kuantitatif. 3.3 Tahapan Magang Pelaksanaan studi terdiri dari beberapa tahapan proses magang, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap sintesis. Tahapan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, menganalisisnya hingga akhirnya mendapatkan hasil atau output yang diinginkan sesuai dengan tujuan magang.
11 1. Tahap Persiapan Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap guna mendukung penyusunan skripsi dengan mencari studi pustaka yang berkaitan dengan lanskap permukiman. Untuk menghasilkan data yang lengkap dan akurat, aspek yang perlu diperhatikan adalah kondisi permukiman Telaga Golf Sawangan, dengan melakukan kunjungan awal lokasi. Tahapan persiapan ini diawali dengan pembuatan proposal dan perolehan izin kegiatan magang kepada pihak pengelola. 2. Tahap Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei yang meliputi data aspek biofisik, aspek manajemen lanskap (struktur organisasi, pemeliharaan dan pelaksanaannya, aspek faktor internal dan eksternal, dan data administratif). Data primer juga dapat diperoleh dari data sosial ekonomi berdasarkan penyebaran kuisioner (Lampiran 1) dan wawancara terhadap pihak pengembang dan penghuninya. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan proses pemeliharaan dan pelaksanaan lanskap, data dari perusahaan dan dinas serta perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap (Tabel 1). Waktu pengumpulan data sekunder disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan pada saat magang berlangsung. Pengambilan sampel responden kuisioner dalam kegiatan magang dilakukan dengan menggunakan metode non-probability sampling yang pemilihan elemen populasinya dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu dengan kategori judgement sampling. Kategori judgement sampling dilakukan dengan pengambilan sampel dengan sengaja sesuai dengan tujuan awal yaitu manajemen lanskap permukiman. Untuk mengetahui hasil dari proses manajemen lanskap permukiman Telaga Golf Sawangan, Estate Manager, karyawan, dan penghuni digunakan sebagai sampel penyebaran kuisioner karena dianggap memiliki banyak informasi mengenai manajemen lanskap yang berlangsung di kawasan. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan menggunakan 40 responden yang terdiri dari 30 penghuni dan 10 karyawan di kantor teknik untuk mengetahui proses manajemen lanskap yang berlangsung di permukiman. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mendatangi rumah warga bersama dengan staff
lanskap Ibu Wuri, sehingga penghuni tidak merasa hal canggung ataupun takut akan perizinan dari pihak pengelola. Tabel 1 Jenis Data, Sumber, Cara Pengambilan Data, dan Analisis No. Jenis Data Sumber Cara Pengambilan Analisis A. Fisik dan Biofisik 1. Letak, Aksessibilitas Lapangan Studi Pustaka, Kualitatif (deskriptif) Survei 2. Tanah Dan Topografi Lapangan Studi Pustaka, Kualitatif (deskriptif) Survei 3. Iklim BMKG Studi Pustaka, Kualitatif (deskriptif) Survei 4. Vegetasi Lapangan Studi Pustaka, Kualitatif (deskriptif) Survei, Wawancara 5. Sirkulasi, Utilitas, Lapangan Studi Pustaka, Kualitatif (deskriptif) Fasilitas Survei, Wawancara B Sosial Ekonomi 1. Penghuni kawasan Lapangan Wawancara, Kuisioner Kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (kuisioner) C. Manajemen Pemeliharaan Fisik 1. Hard material Lapangan Survei, Wawancara Kualitatif (deskriptif) 2. Soft material Lapangan Survei, Wawancara Kualitatif (deskriptif) Pengelolaan Lanskap 1. Struktur organisasi pengelola Lapangan Survei, Wawancara Kualitatif (deskriptif) 2. Tenaga kerja Lapangan Survei, Wawancara, Kuisioner Pelaksanaan Administrasi 1. SPK Lapangan Studi Pustaka, Wawancara 2. Anggaran biaya Lapangan Studi Pustaka, Wawancara Faktor Internal dan Eksternal TGS 1. Internal (strength dan Lapangan Studi Pustaka, weakness) Survei, Wawancara 2. Eksternal (opportunity dan threat) Keterangan: BMKG= Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika SWOT = Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat TGS Lapangan Studi Pustaka, Survei, Wawancara = Telaga Golf Sawangan 12 Kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (kapasitas, HOK, dan kuisioner) Kualitatif (deskriptif) Kualitatif (deskriptif) Kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (SWOT) Kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (SWOT)
13 3. Tahap Analisis Pada tahap analisis ini akan dilakukan pendekatan analisis kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (SWOT). a. Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan penghuni, dan pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek teknis, yaitu program manajemen lanskap yang sudah ada di permukiman Telaga Golf Sawangan. a. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan stategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT juga merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah di permukiman berdasarkan faktor internal strengths, weaknesses dan faktor eksternal opportunities dan threats. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis SWOT secara kualitatif adalah analisis deskriptif yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berguna untuk menjawab perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus dihadapinya. Analisis secara kuantitatif yaitu dalam SWOT adalah dengan melakukan pemberian bobot dan rating sehingga menghasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan empat strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah (a) SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; (b) ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman, (c) WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan
14 yang ada, (d) WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Langkah-langkah dalam menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut. a. Analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal Penilaian faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang yang ada (David, 2008). b. Penentuan bobot setiap variabel Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada tapak. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan dahulu tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Internal Simbol Faktor Internal Tingkat kepentingan Kekuatan S1 Kekuatan sangat besar S2 Kekuatan besar S3 Kekuatan sedang Sn Kelemahan Tingkat kepentingan W1 Kelemahan kurang berarti W2 Kelemahan yang berarti W3 Kelemahan sangat berarti Wn
15 Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat kepentingan Peluang O1 Peluang yang sangat tinggi O2 Peluang yang tinggi O3 Peluang sedang On Ancaman T1 Ancaman kurang berarti T2 Ancaman sedang T3 Ancaman sangat berarti Tn Pembobotan terhadap tingkat kepentingan faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4: skala 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal; skala 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal; skala 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal; skala 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal. Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis Internal/Eksternal A B C D Total Bobot A χ₁ α₁ B χ₂ α₂ C χ₃ α₃ D χ₄ α₄ TOTAL Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)
16 Bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991): a i = x i n i1 x i dengan αi = bobot variabel ke-i; xi = nilai variabel ke-i; i = 1,2,3,,n; n = jumlah variabel. c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal Menurut Rangkuti (1997), penentuan peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1 4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman). Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4 (Tabel 5). Tabel 5 Skala Penilaian Peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Nilai peringkat 1 2 3 4 Matriks IFE Matriks EFE Strengths (S) Weakness (W) Opportunities (O) Threats (T) Kekuatan sangat kecil Kekuatan sedang Kekuatan yang besar Kekuatan sangat besar Kelemahan sangat berarti Kelemahan yang berarti Kelemahan kurang berarti Kelemahan tidak berarti Peluang rendah, respon kurang Peluang sedang, respon rata-rata Peluang tinggi, respon diatas rata-rata Peluang sangat tinggi, respon superior Ancaman sangat besar Ancaman besar Ancaman sedang Ancaman sedikit Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan (Tabel 6).
17 Tabel 6 Formulir Skor Pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Kekuatan (Strength) Bobot Rating Skor (Bobot x Peringkat) S1 S2 Sn Faktor Kelemahan (Weakness) W1 W2 Wn TOTAL Sumber: Rangkuti (1997) Tabel 7 Formulir Skor Pembobotan External Factor Evaluation (EFE) Faktor Peluang ( Opportunity) Bobot Rating Skor (Bobot x Peringkat) O1 O2 On Faktor Ancaman (Threat) T1 T2 Tn TOTAL Sumber: Rangkuti (1997) Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan diatas, akan diketahui kondisi internal dan eksternal Telaga Golf Sawangan berada pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 3). Total Skor IFE Tinggi Rata-rata Lemah 4 3 2 1 TOTAL SKOR EFE Tinggi I II III Sedang 3 IV V VI Rendah 2 VII VIII IX Sumber: David (2008) Gambar 3 Matriks Total Skor (IFE dan EFE)
18 Gambar tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi yang harus dilakukan, tetapi kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu a) Kuadran I, II, dan IV dengan grow and build strategy yang merupakan upaya intensif perusahaan itu sendiri atau upaya diversifikasi; b) Kuadran III, V, dan VII dengan hold and maintain strategy, yaitu strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan; c) Kuadran VI, VIII, dan IX dengan harvest or divest strategy, yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang telah dijalankan. c. Penentuan Alternatif Strategi Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT (Tabel 8). Hubungan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman) digambarkan dalam matriks tersebut. Matriks ini menghasilkan beberapa alternatif strategi sehingga kekuatan dan peluang dapat ditingkatkan serta kelemahan dan ancaman dapat diatasi. Tabel 8 Matriks SWOT Matriks SWOT Eksternal Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman) Internal Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Sumber: Rangkuti (1997) Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada. Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan. Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. e. Pembuatan Tabel Rangking Analisis Strategi Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan akan menetukan rangking prioritas strategi (Tabel 9). Jumlah skor ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai
19 terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha memaksimumkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) serta meminimumkan ancaman (threats) dan kelemahan (weaknesses). Tabel 9 Rangking Alternatif Strategi No Alternatif strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Rangking SO1 SO2 SOn WO1 WO2 WOn ST1 ST2 STn WT1 WT2 WTn Sumber: Rangkuti (1997) 4. Tahap Sintesis Pada tahap sintesis dilakukan penyusunan alternatif dari pemecahan masalah, yang bertujuan memberikan rekomendasi yang baik mengenai strategi manajemen lanskap di permukiman Telaga Golf Sawangan 3.4 Batasan Studi Ruang lingkup dari kegiatan magang ini meliputi pengelolaan pelaksanaan pemeliharaan pada lanskap permukiman Telaga Golf Sawangan. Setiap kegiatan magang yang dilaksanakan berada di bawah pengawasan Divisi Staff Landscape.