BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS)

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

BAB 4 STUDI KELAYAKAN Langkah-langkah dalam studi kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS. untuk membandingkan performance saat ini dengan dengan performance

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Analisis Biaya Proyek

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

Entrepreneurship and Innovation Management

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

KUISIONER INTANGIBLE BENEFIT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai perhitungan Cost Benefit Analysis.

BAB IV. Analisis dan Hasil Penelitian

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISA DATA

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Project Charter & Business Case Transportation Company

Kuesioner Domain Bisnis

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

INPRO. Get More with Less. For your IT Solution. IN Integrated IT Solution

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

BAB II LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB 4 Analisis Dan Pembahasan

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

LAMPIRAN 1. Kuesioner KUESIONER PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu manajer dalam mengelola sebuah perusahaan. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

Transkripsi:

54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT. RST. Oleh karena itu, perhitungan biaya diperlukan untuk mengetahui seberapa besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya instalasi, upgrade, maintenance serta biaya lain-lain. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai biaya-biaya yang diperlukan. 4.1.1 Biaya Implementasi SAP (Investasi Awal Tahun 2007) Sistem SAP R/3 versi 4.6 diimplementasikan oleh perusahaan pada Maret 2007. Berikut ini adalah biaya implementasi awal sistem SAP R/3 versi 4.6 yang dikeluarkan oleh PT. RST pada tahun 2007. 54

55 Gambar 4.1 Biaya Investasi Awal Implementasi SAP A. Hardware: 1. Syslog server monitoring system activities $ 10,753 2. Jaringan / LAN $ 10,561.38 3. SAP Server $ 5,731.62 4. Windows Server $ 45.879 B. Software: 1. Software SAP $ 1,152,285,51 2. SAP/ New VAT Invoice Development $ 30,391.7 C. Installation $ 3,729 1$ = Rp 10.000 $ 1,213,498.089 TOTAL Rp 12.134.980.890 4.1.2 Biaya Berjalan/ On Going ( Periode Tahun 2008-2010) Biaya berjalan merupakan kisaran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi TI setiap tahunnya. Biaya berjalan ini mencakup adanya tambahan biaya untuk aplikasi software, listrik, upgrade dan maintenance. Berikut ini adalah rincian biaya berjalan yang

56 dikeluarkan PT. RST selama pengimplementasian sistem SAP R/3 versi 4.6 untuk tahun 2008-2010. 4.1.2.1 Biaya Berjalan untuk Upgrade dan Maintenance Berikut ini biaya upgrade dan maintenance yang dikeluarkan PT. RST selama pengimplementasian sistem SAP R/3 versi 4.6 untuk tahun 2008-2010. Tabel 4.1 Biaya Berjalan untuk Upgrade dan Maintenance Keterangan 2008 2009 2010 Maintenance $ 154,000 $ 154,000 $ 154,000 Upgrade $ 51,253.34 Asumsi : Tahun 2008 1$ = Rp 10.000 Tahun 2009 1$ = Rp 9.800 Tahun 2010 1$ = Rp 9.150 Total Biaya Upgrade dan Maintenance Rp 1.540.000.000 Rp 1.509.200.000 Rp 1.878.068.061

4.1.2.2 Biaya tambahan aplikasi Software Berikut ini biaya software yang dikeluarkan PT. RST selama pengimplementasian sistem SAP R/3 versi 4.6 untuk tahun 2008-2010. Tabel 4.2 Biaya Berjalan untuk Aplikasi Software Keterangan 2008 2009 2010 SAP/ New Invoice Layout $ 8,249.70 SAP/ Enhancement Development $ 54,226.22 SAP/ New Account : Promotion $ 4,429.39 SAP/ New VAT $ 7,087.02 SAP/ New Bank A/C $ 1,066.54 SAP/ New Enhancement Inter Office $ 938,56 Asumsi : Tahun 2008 1$ = Rp 10.000 Tahun 2009 1$ = Rp 9.800 Tahun 2010 1$ = Rp 9.150 Total Biaya Berjalan untuk aplikasi Rp 82.497.000 Rp 531.416.956 Rp 123.721.817 software 57

58 4.1.2.3 Biaya Berjalan untuk Listrik Selain biaya berjalan untuk hardware, software, upgrade dan maintenance adapun biaya listrik yang dikeluarkan selama pengimplementasian sistem SAP R/3 versi 4.6 oleh perusahaan. Berikut ini adalah biaya berjalan untuk listrik yang dikeluarkan PT. RST dari tahun 2008-2010. Tabel 4.3 Biaya Berjalan untuk Listrik Keterangan 2008 2009 2010 Listrik $ 4,596 $ 7,038 $ 6,816 Asumsi : Tahun 2008 1$ = Rp 10.000 Tahun 2009 1$ = Rp 9.800 Tahun 2010 1$ = Rp 9.150 Total Biaya Berjalan Rp 45.960.000 Rp 68.972.400 Rp 62.366.400 untuk Listrik

59 4.1.2.4 Total Biaya Berjalan Tabel 4.4 Total Biaya Berjalan dari tahun 2008 sampai 2010 Keterangan Biaya Tahun 2008 2009 2010 Tambahan Rp 82.497.000 Rp 531.416.956 Rp 141.934.800 aplikasi Software Maintenance dan upgrade Rp 1.540.000.000 Rp 1.509.200.000 Rp 1.878.068.061 Listrik Rp45.960.000 Rp 68.972.400 Rp 62.366.400 Total Biaya Rp 1.668.457.000 Rp 2.109.589.356 Rp 2.064.156.278 4.2 Analisa Manfaat Suatu investasi yang dilakukan perusahaan pasti akan menghasilkan sesuatu yaitu manfaat, implementasi sistem SAP yang dilakukan PT. RST sekarang ini tentu saja akan memperoleh manfaat juga, baik yang dapat diukur dan langsung (tangible), manfaat yang sulit diukur dan tidak langsung (intangible). Untuk

60 mengklasifikasikan apa saja manfaat yang diperoleh perusahaan adalah dengan menggunakan Gap Analysis. Untuk mengklasifikasi manfaat yang tangible maupun intangible dengan Gap Analysis, diperlukan pengukuran terhadap kepuasan user karena user yang menggunakan sistem tersebut sehingga user yang menilai manfaat atau benefit apa yang diperoleh perusahaan ketika mengimplementasikan sistem SAP modul Financial Accounting. Langkah langkah dari Gap analysis, yaitu : 1) Tentukan benefit yang mungkin muncul ketika sistem SAP modul Financial Accounting diimplementasikan. Ada 13 benefit yang mungkin muncul ketika sistem SAP modul Financial Accounting diimplementasikan, yaitu : A. Kemampuan sistem dalam meningkatkan peluang pertumbuhan usaha melalui sumber pendapatan baru yang ditargetkan dalam rencana bisnis perusahaan. B. Kemampuan sistem dalam memperbaiki kualitas informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan C. Kemampuan sistem dalam meningkatkan produktivitas karyawan D. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kapasitas volume dan frekuensi transaksi usaha

61 E. Kemampuan sistem dalam mengurangi kesalahan yang sering terjadi selama proses bisnis perusahaan berjalan F. Kemampuan sistem dalam menciptakan keunggulan kompetitif usaha dengan para pesaing perusahaan G. Kemampuan sistem dalam mengejar ketinggalan dalam persaingan dengan para kompetitornya H. Kemampuan sistem dalam memperbaiki kualitas kontrol atau pengawasan kepada para user atau pemakai sistem I. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kinerja produktivitas manajemen untuk mendukung dalam pengambilan keputusan oleh manajemen J. Kemampuan sistem dalam memperbaiki moral dan etika karyawan selama menggunakan sistem K. Kemampuan sistem dalam meningkatkan citra perusahaan L. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan M. Kemampuan sistem dalam memperbaiki relasi atau hubungan antar client/seller. 2) Menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh para user, yaitu : 1. a = Domain Manager TI dan General Manager Accounting Coordination 2. b = Domain pengelola / staf Divisi TI

62 3. c = Domain pengguna / staf Divisi Accounting Coordination Tabel 4.5 Hasil Ekspektasi 1 2 3 Pertanyaan untuk Intangible Benefit Buruk Sedang Bagus 1. Kemampuan sistem dalam meningkatkan peluang pertumbuhan usaha melalui sumber pendapatan baru yang ditargetkan b c a dalam rencana bisnis perusahaan 2. Kemampuan sistem dalam memperbaiki kualitas informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan a b c 3. Kemampuan sistem dalam meningkatkan a b c produktivitas karyawan 4. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kapasitas volume dan frekuensi transaksi usaha a b c 5. Kemampuan sistem dalam mengurangi kesalahan yang sering terjadi selama proses bisnis perusahaan berjalan b a c

63 6. Kemampuan sistem dalam menciptakan keunggulan kompetitif usaha dengan para pesaing perusahaan 7. Kemampuan sistem dalam mengejar ketinggalan dalam persaingan dengan para kompetitornya 8. Kemampuan sistem dalam memperbaiki kualitas kontrol atau pengawasan kepada para user atau pemakai sistem 9. Kemampuan sistem dalam meningkatkan C a c b b a b a c kinerja produktivitas manajemen untuk mendukung dalam pengambilan a b c keputusan oleh manajemen 10. Kemampuan sistem dalam memperbaiki moral dan etika karyawan selama menggunakan sistem a b c 11. Kemampuan sistem dalam meningkatkan citra perusahaan b c a 12. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan A b c

64 13. Kemampuan sistem dalam memperbaiki relasi atau hubungan antar client/seller. b a c Dari 13 pertanyaan diatas, dapat kami kelompokkan dalam 3 bagian, yaitu : a) Untuk pertanyaan nomor 1, 4, 6, 7 dan 11 masuk ke dalam kemampuan untuk bersaing. b) Untuk pertanyaan nomor 3, 5, 8 dan 10 masuk ke dalam peningkatan kinerja karyawan. c) Untuk pertanyaan nomor 2 dan 9 masuk ke dalam peningkatan kualitas manajemen. d) Untuk pertanyaan nomor 12 dan 13 masuk ke dalam peningkatan hubungan dengan pihak eksternal. 3) Setelah diisi, dibuatlah simpulan berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh para user yang berhubungan langsung dengan sistem. Kesimpulan dari Gap analysis yang telah dibuat yaitu berdasarkan kuesioner yang diisi oleh para user, dapat disimpulkan bahwa sistem yang diimplementasikan (sistem SAP modul Financial Accounting) telah berhasil memenuhi 3 harapan atau ekspektasi perusahaan, yaitu masing-masing dalam hal :

65 1. Kemampuan sistem dalam memperbaiki kualitas informasi. Sebelum pengimplementasian sistem baru, PT. RST mengalami kesulitan yaitu dalam proses pertukaran data/informasi antar divisi dan proses pengiriman tagihan ke pelanggan. Karena kesulitan tersebut, perusahaan harus mengeluarkan budget lebih untuk biaya kertas dan tinta. Setelah pengimplementasian sistem SAP modul Financial Accounting ini, proses pengiriman tagihan ke pelanggan dan proses pengiriman data ke tiap divisi dipermudah sehingga biaya operasional untuk biaya tinta dan kertas dapat dikurangi. Pengurangan biaya berjalan periode dari tahun 2008 sampai tahun 2010, yaitu : a) Pengurangan biaya kertas Setiap tahun PT. RST bisa menghemat pemakaian kertas sebanyak 100 rim. Penghematan pemakaian kertas ini setelah adanya penggunaan sistem SAP R/3 versi 4.6 yaitu dengan asumsi 1 rim kertas adalah Rp. 27.000, maka penghematan kertas pada tahun pertama adalah 100 x Rp 27.000 = Rp.2.700.000, diasumsikan terjadi kenaikan harga kertas untuk tahun berikutnya sebesar 5%. Penghematan kertas ini terjadi karena dalam melakukan penagihan invoice ke pelanggan bisa dikirim melalui fax, jadi tidak perlu repot untuk mencetak invoice terlebih dahulu dan mengirimnya lewat ekspedisi sehingga biaya untuk pembayaran kertas

66 dapat dikurangi dan ketika adanya tukar menukar informasi antar divisi, tidak perlu lagi print untuk pertukaran informasi tersebut. Tabel 4.6 Manfaat Pengurangan Biaya Kertas Keterangan 2007 2008 2009 2010 Total Pengurangan Biaya Kertas 0 Rp 2.700.000 Rp 2.835.000 Rp 2.970.000 Rp 8.505.000 b) Pengurangan biaya tinta Penghematan biaya tinta printer setelah digunakanya sistem SAP oleh PT. RST adalah tinta catridge untuk printer laser. Sebelum menggunakan sistem SAP, perusahaan memakai 55 cartridge dalam setahun dengan kisaran harga Rp 765.000/cartridge yang mengeluarkan biaya sebesar Rp 765.000 x 55 = 42.075.000. Setelah memakai sistem SAP terjadi penghematan 12 cartridge selama 1 tahun dengan perhitungan 765.000 x 12 = 9.180.000, diasumsikan terjadi kenaikan harga tinta printer untuk tahun berikutnya sebesar 5%. Penghematan biaya tinta printer ini berhubungan dengan penghematan kertas yang terjadi di perusahaan, karena apabila biaya kertas berkurang maka tinta printer untuk mencetak kertas juga ikut berkurang.

67 Tabel 4.7 Manfaat Pengurangan Biaya Tinta Printer Keterangan 2007 2008 2009 2010 Total Pengurangan Biaya Tinta 0 Rp 9.180.000 Rp 9.639.000 Rp 10.120.950 Rp 28.939.950 Printer 2. Kemampuan sistem dalam meningkatkan produktivitas karyawan dalam menjalankan kinerja perusahaan yaitu dalam hal peningkatkan reporting process. Sebelum pengimplementasian sistem SAP, PT. RST memiliki permasalahan dalam penyusunan laporan. Karena kesulitan tersebut, para karyawan harus melakukan lembur setiap harinya agar schedule laporan tepat waktu. Dengan diimplementasikan sistem SAP modul Financial Accounting ini, penyusunan laporan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif dan berdampak pada berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar karyawan untuk lembur, andaikan lembur pun tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunan laporan. Ketika sistem lama berjalan, karyawan melakukan lembur kurang lebih antara dua sampai tiga jam. Hal ini dikarenakan banyaknya laporan dan transaksi yang harus dibuat dan sistem ini kurang efisien dalam

68 pembuatan laporan. Dengan diimplementasikannya sistem SAP modul Financial Accounting, waktu yang diperlukan untuk membuat laporan dapat diminimalisasi sehingga karyawan tidak perlu lembur kecuali ketika awal tahun implementasi (yaitu tahun 2008) untuk penyesuaian oleh user terhadap sistem tersebut sekitar satu sampai dua jam. Karyawan divisi Accounting Coordination pada PT. RST yang terdiri dari 13 orang memperoleh gaji pokok rata-rata sekitar Rp 3.500.000,00. PT. RST mengikuti peraturan dari Depnaker mengenai biaya lembur karyawannya dan tidak memiliki kebijakan sendiri. Menurut peraturan Depnaker, rumus untuk menghitung biaya lembur adalah : 1/173 x Gaji Pokok x kuota Keterangan kuota : Jumlah jam lembur x 1,5 => 1 jam pertama dikali 1,5. Jumlah jam lembur x 2 => 2 jam sampai 3 jam dikali dengan 2. Minimal jam lembur 2 sampai 3 jam. Ketika jam lembur lebih dari 3 jam maka tetap dihitung dengan dikali 2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur, yaitu :

69 Pasal 8 (1) Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan. (2) Cara menghitung upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan. Pasal 11 Cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut : Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja, yaitu : a.1. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam; a.2. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali upah sejam. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3(tiga) kali upah sejam dan jam kesepuluh dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam. Pengurangan biaya lembur tahun 2008 Berikut perhitungan biaya lembur selama 1 bulan untuk hari biasa, yaitu : 1/173 x Rp 3.500.000,00 x 2 x 5 hari kerja x 4 minggu = Rp 809.248,5

70 Ada 13 karyawan, maka : 13 orang x Rp 809.248,5 = Rp 10.520.230,5 Perhitungan biaya lembur selama 1 tahun, yaitu : 12 bulan x Rp 10.520.230,5 = Rp 126.242.766,00 Sekitar 3 bulan (ada 60 hari kerja), karyawan divisi Accounting Coordination melakukan lembur untuk penyesuaian terhadap sistem SAP sekitar satu sampai dua jam. Perhitungan untuk biaya lembur tersebut, yaitu : 1/173 x Rp 3.500.000,00 x 1.5 x 60 hari x 13 karyawan = Rp 23.670.520 (pembulatan) Jadi perhitungan untuk pengurangan biaya lembur untuk awal tahun implementasi (tahun 2008), yaitu : (Rp 126.242.766,00 - Rp 23.670.520,00 = Rp 102.572.246) Menurut kebijakan dari PT. RST bahwa karyawan akan memperoleh kenaikan gaji tiap tahunnya sebesar 10%. Pengurangan biaya lembur tahun 2009 Berikut perhitungan biaya lembur selama 1 bulan untuk hari biasa, yaitu :

71 1/173 x Rp 3.850.000,00 x 2 x 5 hari kerja x 4 minggu = Rp 890.173 (pembulatan) Ada 13 karyawan, maka : 13 orang x Rp 890.173 = Rp 11.572.249 Jadi perhitungan pengurangan biaya lembur selama 1 tahun (tahun 2009), yaitu: (12 bulan x Rp 13.225.433 = Rp 138.866.988) Pengurangan biaya lembur tahun 2010 Berikut perhitungan biaya lembur selama 1 bulan untuk hari biasa, yaitu : 1/173 x Rp 4.235.000,00 x 2 x 5 hari kerja x 4 minggu = Rp 979.190 (pembulatan) Ada 13 karyawan, maka : 13 orang x Rp 979.190 = Rp 12.729.470 (pembulatan) Jadi perhitungan pengurangan biaya lembur selama 1 tahun (tahun 2010), yaitu: (12 bulan x Rp 12.729.470 = Rp 152.753.640)

72 Dampak dari tidak adanya lagi biaya lembur yang harus dikeluarkan perusahaan yaitu biaya uang makan karena berdasarkan policy perusahaan, setiap karyawan yang lembur akan diberikan uang makan. Uang makan tersebut yaitu Rp 25.000,00 per orangnya. Pengurangan biaya uang makan tahun 2008 Perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 bulan, yaitu : 13 orang x Rp 25.000 x 5 hari x 4 minggu = Rp 6.500.000 Perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 tahun, yaitu : 12 bulan x Rp 6.500.000 = Rp 78.000.000 Ada 3 bulan lembur karyawan untuk penyesuaian user terhadap sistem SAP Perhitungan biaya uang makan untuk 3 bulan lembur, yaitu : 13 orang x Rp 25.000 x 60 hari = Rp 19.500.000 Jadi perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk awal tahun implementasi (tahun 2008), yaitu : Rp 78.000.000 - Rp 19.500.000 = Rp 58.500.000 Menurut kebijakan dari PT. RST bahwa karyawan akan mendapatkan kenaikan uang makan tiap tahunnya sebesar 12.5%

73 Pengurangan biaya uang makan tahun 2009 Perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 bulan, yaitu : 13 orang x Rp 28.125 x 5 hari x 4 minggu = Rp 7.312.500 Jadi perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 tahun, yaitu : 12 bulan x Rp 7.312.500 = Rp 87.750.000 Pengurangan biaya uang makan tahun 2010 Perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 bulan, yaitu : 13 orang x Rp 31.640 x 5 hari x 4 minggu = Rp 8.226.400 Rp 31.640 (pembulatan) Jadi perhitungan pengurangan biaya uang makan untuk 1 tahun, yaitu : 12 bulan x Rp 8.226.400 = Rp 98.716.800

74 Tabel 4.8 Pengurangan Biaya Lembur dan Uang Makan Keterangan 2007 2008 2009 2010 Pengurangan biaya 0 Rp 102.572.246 Rp 138.866.988 Rp 152.753.640 lembur karyawan Pengurangan biaya 0 Rp 58.500.000 Rp 87.750.000 Rp 98.716.800 uang makan Total manfaat 0 Rp 161.072.246 Rp 226.616.988 Rp 251.470.440 Tabel 4.9 Total Manfaat Pengurangan Biaya Operasional Keterangan 2007 2008 2009 2010 Pengurangan Biaya Kertas 0 Rp 2.700.000 Rp 2.835.000 Rp 2.970.000 Pengurangan Biaya Tinta Printer 0 Rp 9.180.000 Rp 9.639.000 Rp 10.120.950 Pengurangan biaya lembur karyawan Pengurangan biaya uang makan 0 Rp 102.572.246 Rp 138.866.988 Rp 152.753.640 0 Rp 58.500.000 Rp 87.750.000 Rp 98.716.800 Total manfaat 0 Rp 172.952.246 Rp 239.090.988 Rp 264.561.390

75 3. Kemampuan sistem dalam meningkatkan kinerja produktivitas manajemen untuk mendukung dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan diimplementasikan sistem SAP modul Financial Accounting, manajemen dapat diuntungkan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik seperti : a) Peningkatan dalam monitoring A/P (Account Payable) Manajemen dapat melihat kapan utang akan jatuh tempo sehingga perusahaan dapat melunasi utang tersebut tepat waktu. b) Peningkatan dalam monitoring A/R (Account Receivable) Manajemen dapat diuntungkan dengan piutang perusahaan dapat dipantau dan dikendalikan dengan jelas sehingga dapat diketahui piutang yang belum, akan dan sudah jatuh tempo. Dalam pengklasifikasian customer juga dapat dilakukan berdasarkan history pembayaran piutang yang pernah ada. c) Peningkatan dalam hal pengawasan terhadap financial management perusahaan. Adanya pengawasan terhadap financial management perusahaan diharapkan dapat meningkat jika laporan laba rugi dan neraca menggambarkan keseluruhan keadaan keuangan perusahaan. d) Meminimalisasi exchange rate risk Exchange rate risk adalah resiko pertukaran mata uang asing yang merupakan dampak dari pergantian terus menerus pasokan pasar di

76 dunia dan demand balance dalam sebuah posisi pertukaran mata uang yang sangat baik. Hal ini menyebabkan ketidakpastian hasil karena nilai mata uang asing yang terus berubah. e) Adanya pengurangan terhadap potential lost pada revenue Potential lost pada revenue adalah kemungkinan berkurangnya pendapatan perusahaan yang diakibatkan adanya faktor-faktor tertentu. Masalah pada perusahaan ini adalah pada A/R dan sewaktu-waktu mata uang akan terus berubah nilainya. Dengan adanya SAP dapat dilakukan pengecekan terhadap perubahan exchange rate dan memasukkan mata uang baru serta tanggal pergantiannya. PT. RST mengalami masalah dalam pembayaran bertahapnya (A/R). SAP dapat menangani masalah pembayaran bertahap sehingga perusahaan dapat memperkirakan dan mengambil tindakan terhadap piutang tak tertagih yang berakibat pada potential lost tersebut. f) Penentuan perencanaan strategik perusahaan yang lebih baik Dengan direncanakannya suatu perencanaan strategik agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Adanya peningkatan terhadap financial management, perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangannya sehingga perusahaan dapat merencanakan strategi yang baik bagi perusahaannya dengan kondisi keuangan yang dimilikinya.

77 Ketika sistem SAP dapat meningkatkan pengambilan keputusan oleh managemen seperti dengan berkurangnya potential lost, diharapkan pendapatan meningkat sehingga berpengaruh pada peningkatan laba perusahaan. Berikut ini adalah history atau data pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan yaitu data pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan sebelum dan sesudah pengimplementasian sistem SAP yaitu periode tahun 2007 sampai tahun 2010. Ditampilkan data pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pertumbuhan sebelum dan sesudah pengimplementasian sistem SAP adalah untuk mengevaluasi apakah keputusan managemen untuk mengganti sistem lama dengan yang baru yaitu sistem SAP merupakan keputusan yang baik untuk lebih meningkatkan laba perusahaan atau sebaliknya.

78 Berikut adalah tabel kenaikan laba perusahaan tiap tahunnya, yaitu : Tabel 4.10 Proyeksi Kenaikan Laba Bersih (dalam rupiah) Tahun Pendapatan Laba Bersih Selisih Kenaikan Laba Bersih 2007 Rp 783.469.560.000 Rp 32.719,244.000 N/A 2008 Rp 983,435,860,000 Rp 39.296.120.000 Rp 6.576.876.000 2009 Rp 1,130,849,440,000 Rp 44.162.916.000 Rp 4.866.796.000 2010 Rp 1,536,959,876,400 Rp 51.667.606.950 Rp 7.504.690.950 Dari selisih kenaikan pertumbuhan tiap tahunnya, dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapatkan perusahaan dalam hal peningkatan laba bersih tiap tahunnya, yaitu Tabel 4.11 Manfaat Peningkatan Laba Perusahaan Benefit 2008 2009 2010 Peningkatan Laba Perusahaan Rp 6.576.876.000 Rp 4.866.796.000 Rp 7.504.690.950

79 Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat tangible adalah : 1) Pada peningkatan laba perusahaan yaitu pengurangan potential lost pada revenue. 2) Pada pengurangan biaya operasional perusahaan, yaitu pengurangan biaya kertas dan pengurangan biaya tinta serta pengurangan biaya lembur dan uang makan. Dan yang merupakan manfaat intangible adalah : 1. Pada peningkatan laba perusahaan, yaitu proses monitoring A/R dan A/P menjadi lebih baik, peningkatan pengawasan terhadap financial management serta penentuan strategic planning yang semakin baik.

81 4.3 Evaluasi Biaya dan Manfaat 4.3.1 Return on Investment (ROI) Dilihat dari gambar 4.2, dapat diketahui bahwa nilai ROI atau pengembalian investasi yang diperoleh sebesar 37,9% 4.3.2 Net Present Value (NPV) Berdasarkan perhitungan arus kas bersih dilihat dari gambar 4.2, Net Present Value yang telah ditetapkan perusahaan setelah dikurangi diskonto / suku bunga sebesar 6,5% (berdasarkan suku bunga Bank Indonesia), sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : NPV= = + 4.771.240.606,57 + Rp 2.641.713.621,19 + Rp 4.722.958.593,57 = Rp 931.931,26

82 4.3.3 Payback Period Berdasarkan perhitungan arus kas bersih dilihat dari gambar 4.2, perhitungan Payback adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Tabel Payback Tahun Biaya Cash Inflows Payback 2007 Rp 12.134.980.890 (Rp 12.134.980.890) 2008 Rp 5.081.371.246 (Rp 7.053.609.644) 2009 Rp 2.996.297.632 (Rp 4.057.312.012) 2010 Rp 5.705.096.062 Rp 1.647.784.050 = 2, 71117330329 = 2 tahun + (0, 71117330329 x 12 bulan)

83 = 2 tahun + 8,53407963948 = 2 tahun 8 bulan Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembalian dana yang akan didapatkan setelah investasi pada proyek implementasi kelayakan diperoleh dalam 2 tahun 8 bulan. 4.4 Langkah-langkah Analisa dan Evaluasi Berdasarkan dari hasil analisa dan evaluasi terhadap sistem SAP R/3 versi 4.6 modul Financial Accounting dapat dijabarkan langkah-langkahnya, yaitu : 1) Tahap pertama yaitu melakukan analisa biaya dan manfaat. a) Analisa biaya Menganalisa seberapa besar biaya yang dikeluarkan PT. RST untuk investasi TI yaitu sistem SAP R/3 versi 4.6 modul Financial Accounting periode Maret 2007 Oktober 2010. b) Analisa manfaat Untuk menganalisa manfaat, digunakanlah metode gap analysis untuk mengetahui manfaat apa yang diperoleh oleh user ketika pengimplementasian sistem tersebut sehingga dalam hal pencapaian target dapat terpenuhi ketika sistem tersebut diimplementasikan.

Gambar 4.2 Dampak dari Proyek Implementasi SAP A. Biaya Pengembangan Sistem Rp 12.134.980.890 B. Arus Kas Tahunan Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Total Peningkatan Laba Rp 6.576.876.000 Rp 4.866.796.000 Rp 7.504.690.950 Pengurangan Biaya Rp 172.952.246 Rp 239.090.988 Rp 264.561.390 = Perolehan Rp 6.749.828.246 Rp 5.105.886.988 Rp 7.769.252.340 (-) Biaya Berjalan Rp 1.668.457.000 Rp 2.109.589.356 Rp 2.064.156.278 = Arus Kas Bersih Rp 5.081.371.246 Rp 2.996.297.632 Rp 5.705.096.062 Rp 13.782.764.940 C. Simple ROI (b/tahun/a) 37,9% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 Zero or Less 1 1% - 299% 2 300% - 499% 3 500% - 699% 4 700% - 899% 5 over 80

84 2) Tahap kedua adalah dilakukan suatu perhitungan dengan metode cost benefit analysis dan metode ROI untuk mengevaluasi pengimplementasian sistem SAP. Pada metode ROI maupun CBA, dilakukan analisa terhadap waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh pengembalian dana yang akan didapatkan setelah investasi TI tersebut. Pada analisa ini, disimpulkan bahwa nilai/ persentase pengembalian investasi yang akan didapat dan waktu yang dibutuhkan oleh PT. RST dalam hal pengembalian dana dalam pengimplementasian sistem SAP R/3 versi 4.6 modul Financial Accounting adalah sebesar 37,9% dan 2 tahun 8 bulan. Berdasarkan pada hasil-hasil pengukuran dan analisa-analisa yang telah dilakukan, maka keputusan manajemen mengganti sistem lama dengan yang baru (sistem SAP R/3 versi 4.6 modul Financial Accounting) merupakan keputusan yang benar.