BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p250), hirarki data adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Database

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

PERANCANGAN BASIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA KESISWAAN BERBASISKAN WEB PADA SMP ISLAM AL-IKHLAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori teori umum Sistem Basis data. A. Data. Menurut O Brien ( 2005, p206 ), data adalah sumber daya

BAB 2 LANDASAN TEORI

LINGKUNGAN BASIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006 / 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Basis Data Pengertian Basis Data. Menurut Connolly (2002, p14), Basis data adalah suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493)

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 LANDASAN TEORI

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan pemahaman arti keseluruhan. adalah suatu proses / kegiatan merencanakan segala sesuatu.

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan untuk

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

DATABASE LINGKUNGAN DATABASE

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

Bab 2. Landasan Teori

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan hal-hal yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. (Whitten&Bentley&Dittman,2004, p27) 2.1.1 Hierarki Data Menurut Mcleod (2001, p250), hirarki data adalah : 1. File. File adalah suatu kumpulan catatan data (data record) yang berhubungan dengan suatu subjek tertentu. Semua catatan yang sejenis disusun menjadi satu file. 2. Catatan (record). Sebuah record terdiri dari semua elemen data yang berhubungan dengan suatu objek atau kegiatan tertentu. 3. Elemen data. Elemen data (data element) adalah suatu unit data terkecil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang berarti. 2.2 Definisi Basis-data Menurut Whitten & Bentley & Dittman (2004, p548), basis-data adalah sebuah koleksi dari file-file yang saling berhubungan. Yang dimaksud adalah 6

sebuah basis-data yang tidak hanya memilki sebuah koleksi file saja. Akan tetapi record dalam setiap file harus memperbolehkan hubungan (sebagai pointer) dengan record yang terdapat di dalam file lain. Basis-data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan dan merupakan deskripsi dari data tersebut, yang didesain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan (Connoly&Begg,2002,p14). Selain itu basis-data merupakan sebuah media yang besar untuk penyimpanan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh berbagai departemen dan pengguna. Menurut Mcleod (2001,p258), tujuan utama dari konsep basis-data adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data (data redudancy) adalah duplikasi data yang berarti data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahaan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data. Keuntungan dari basis-data menurut Date(2000,p15), adalah : 1. Compactness. 2. Kecepatan (speed). 3. Mengurangi pekerjaan (less drudgery). 4. Currency. 2.2.1 Database Management System (DBMS) DBMS adalah sebuah piranti lunak yang digunakan sebagai perantara antara program aplikasi dan sistem operasi dan memperluas kemampuan sistem operasi untuk mengorganisir data (Valacich&George&Hoffer,1999,p666). 7

Menurut Whitten&Bentley&Dittman (2004,p550), DBMS adalah piranti lunak khusus yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol dan mengatur sebuah basis-data. Sedangkan menurut Connolly&Begg (2002,p16), DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis-data. 2.2.1.1 Komponen DBMS Menurut Connolly&Begg (2002,p18), terdapat 5 komponen utama yang terdapat dalam lingkungan DBMS, yaitu : a. Perangkat Keras. Perangkat keras dapat berupa sebuah personal computer, single mainframe, hingga jaringan komputer. Perangkat keras yang digunakan tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu. b. Perangkat Lunak. Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi bersama dengan sistem operasi termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan. c. Data. Data merupakan komponen terpenting dari DBMS, terutama dari sudut pandang end-user. Data merupakan penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis-data memiliki data operasional dan meta-data (deskripsi dari data, disebut juga kamus data atau system katalog). 8

d. Prosedur (Procedure). Prosedur mengacu pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang mengatur desain dan penggunaan dari basis-data. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis-data memerlukan dokumentasi prosedur (documented procedures) mengenai cara untuk menggunakan atau menjalankan program. e. Pengguna Komponen terakhir adalah pengguna yang terlibat dalam sistem. Dalam DBMS terdapat 4 tipe pengguna, yaitu : 1. Data and Database Administrators. Data Administrator (DA) bertanggung jawab atas pengaturan sumber data termasuk perencanaan basis-data, pengembangan dan pemeliharaan standar, aturan dan prosedur, dan konseptual/logikal desain basis-data. Database Administrator (DBA) bertanggung jawab atas realisasi fisikal dari basis-data, termasuk desain basis-data dan implementasi, keamanan dan intergritas kontrol, pemeliharaan dari sistem operasional, dan menjamin performa dari aplikasi yang dapat memuaskan pengguna. 2. Perancang Basis-data (Database Designer) Ada 2 tipe dari database designer, yaitu : i. Logical Database Designer. Logical Database Designer mengarah pada indentfikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data, dan batasan-batasan (constraint) data yang akan disimpan dalam basis-data. 9

ii. Physical Database Designer. Physical Database Designer menentukan bagaimana desain logikal dari basis-data untuk direalisasikan dalam bentuk fisikal. 3. Pengembang Aplikasi (Application Developer). Pengembang aplikasi bertanggung untuk mengimplementasikan aplikasi program yang memenuhi kebutuhan end-user. 4. End-User. End-user merupakan klien dari basis-data yang telah didesain, diimplementasikan, dan dipelihara untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. End-User dapat diklarifikasikan berdasarkan cara menggunakan sistem, yaitu : i. Naive user. Naive user adalah pengguna yang tidak mengerti mengenai basisdata dan DBMS. Naive user menggunakan basis-data dengan memasukkan perintah sederhana atau memilih dari menu. ii. Sophisticated user. Sophisticated user adalah pengguna yang sudah mengerti mengenai basis-data dan DBMS. Sophisticated user menggunakan high-level query language seperti SQL untuk menampilkan kebutuhan operasi. 2.2.1.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS 2.2.1.2.1 Keuntungan DBMS a. Kontrol atas redundansi data. 10

Redundansi data yang lebih terkontrol adalah pendekatan basis-data yang berusaha untuk mengurangi duplikasi dengan mengintegrasikan file-file sehingga salinan data yang sama tidak akan disimpan. b. Kekonsistensi Data. Resiko atas data yang tidak konsisten dapat dikurangi dengan mengontrol atau mengurangi duplikasi. c. More information from the same amount of data. Dengan integritas dari data operasional, memungkinkan organisasi untuk menurunkan informasi tambahan dari data yang sama. d. Sharing of data. Basis-data dimiliki oleh keseluruhan perusahaan dan dapat digunakan secara bersamaan oleh semua user yang berhak. e. Integritas data yang lebih baik. Integritas basis-data mengacu pada validitas dan konsistensi dari data yang tersimpan. Integritas umumnya digunakan sebagai konstrain atau batasan, yang merupakan aturan yang konsisten bahwa basis-data tidak diperbolehkan untuk diubah. f. Keamanan yang lebih baik. Keamanan basis-data adalah proteksi basis-data dari pengguna yang tidak terotorisasi. Tanpa ukuran keamanan yang cocok, integrasi membuat data menjadi lebih rapuh dibandingkan sistem berbasis file. g. Enforcement of standards. Integrasi memperbolehkan DBA untuk mendefinisikan dan melaksanakan kebutuhan standar. 11

h. Economy of scale. Menyatukan seluruh data operasional organisasi kedalam satu basis-data dan menciptakan satu set aplikasi yang bekerja pada satu sumber data, dan dapat mengurangi pengeluaran. i. Balance of conflicting requirements. Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dengan kebutuhan dari pengguna yang lain. j. Improved data accessbility and responsiveness. Sebagai hasil dari intergrasi data yang melewati batasan-batasan departemental dapat diakses secara langsung oleh end user. k. Meningkatkan produktivitas. DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang dapat memudahkan programmer. l. Improved maintenance through data independence. DBMS memisahkan deskipsi data dari aplikasi sehingga membuat aplikasi tidak dapat merubah deskripsi data. Hal ini disebut data independence. m. Konkurensi lebih baik. DBMS mengatur akses basis-data yang secara terus menerus dan memastikan permasalahan tidak terjadi. n. Improved back up and recovery services. DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalkan jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan. 12

2.2.1.2.2 Kerugian DBMS a. Kompleksitas. b. Ukuran. c. Cost of DBMSs. d. Biaya tambahan untuk perangkat keras. e. Cost of conversion. f. Performance. g. High impact of a failure. 2.2.1.3 Karakteristik dari DBMS dan Basis-data Menurut Atzeni (2003,p4), DBMS dan basis-data memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Basis-data dapat berukuran besar. Basis-data dapat mengandung ribuan hingga jutaan bytes, secara umum, lebih besar daripada memori utama yang tersedia. Sebagai hasilnya, DBMS harus mengatur data dalam secondary memory. b. Basis-data dapat digunakan bersama-sama. Berbagai aplikasi dan user harus dapat mendapatkan akses ke data yang bersifat yang umum. c. Database are persistent. Basis-data memiliki waktu hidup yang tidak terbatas untuk menjalankan sebuah program yang digunakan. 13

d. DBMSs ensure reliability. Kapasitas dari sistem berguna untuk melestarikan isi dari basis-data. Dalam kasus ini kegagalan perangkat keras dan lunak. e. DBMS menjamin kerahasiaan data. Setiap user yang mengatur dengan menggunakan username yang spesifik, pengguna tersebut dapat mengakses ke DBMS. f. DBMS memperhatikan keefisienan. Kapasitas untuk membawa dengan mengunakan operasional yang sesuai dengan sumbernya untuk setiap user. g. DBMS meningkatkan kefektifan. Kapasitas dari basis-data dapat membuat aktifitas user lebih produktif disetiap waktu. 2.2.1.4 Fungsi-fungsi dari DBMS Menurut Codd (1982), DBMS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Data storage, retrieval, and update. Sebuah DBMS harus dapat melayani pengguna dengan kemampuan untuk menyimpan, mengambil, mengambil, dan meng-update data dalam basis-data. b. User accessible catalog. Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah katalog yang mendeskripsikan data yang dapat disimpan dan yang dapat diakses oleh user. c. Mendukung transaksi. Sebuah DBMS harus melayani mekanisme transaksi yang dilakukan oleh pengguna atau aplikasi dalam mengakses dan mengubah isi dari basis-data. 14

d. Concurrency control service. Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa basis-data di-update dengan benar ketika multiple user meng-update basis-data secara bersamaan. e. Pelayanan recovery. Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk perbaikan basis-data pada saat kejadian yang memungkinkan basis-data menjadi rusak. f. Authorization service. Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki hak untuk mengakses basis-data. g. Mendukung komunikasi data. Sebuah DBMS harus berintregasi dengan komunikasi perangkat lunak. 2.2.1.5 Multi User DBMS Architectures 2.2.1.5.1 Teleprocessing Teleprocessing adalah sebuah arsitektur tradisional untuk sistem multiuser, dimana sebuah CPU terhubung dengan beberapa workstastion. 15

Berikut adalah topologi dari teleprocessing : Gambar 2.1 Teleprocessing Topology ( Sumber : Connolly, 2002, p56) 2.2.1.5.2 File-Server File-server dihubungkan dengan beberapa workstation melaui jaringan (network). Basis-data diletakkan pada file-server, DBMS dan aplikasi dijalankan pada masing-masing workstation. Namun file-server memiliki beberapa kerugian sebagai berikut : 1. Jaringan yang padat. 2. Diperlukan copy DBMS pada setiap workstation. 3. Kontrol concurrency, recovery, dan integrity yang lebih rumit. 16

Arsitektur dari file-server adalah sebagai berikut : workstation 2 workstation 1 L workstation 3 request for data files returned file-server database Gambar 2.2 File-Server Architecture ( Sumber : Connolly, 2002, p57) 2.2.1.5.3 Client-server Client-server adalah sebuah server yang menangani basis-data dan DBMS. Client mengatur user interface dan menjalankan aplikasi. Beberapa keuntungan dari client-server : 1. Akses yang lebih luas terhadap basis-data. 2. Dapat meningkatkan performa. 3. Mengurangi biaya untuk perangkat keras. 4. Mengurangi biaya untuk komunikasi. 5. Dapat meningkatkan konsistensi. 17

Arsitektur dari client-server adalah sebagai berikut : client 2 LAN client 1 client 3 request for data selected data returned Server (with DBMS) database Gambar 2.3 Client-Server Architecture ( Sumber : Connolly, 2002, p58 ) 2.2.2 Database Languages 2.2.2.1 Data Definition Language (DDL) Data Definition Language (DDL) merupakan sebuah bahasa yang memungkinkan DBA maupun pengguna untuk menggambarkan dan menamai entity, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan pada aplikasi bersamaan dengan beberapa associated integrity dan batasan keamanan (Connolly, 2002, p40). Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data (Data Dictionary). 18

Menurut McLeod (1998, p308), Kamus Data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam basis-data. Kamus data ini dimaksudkan untuk melengkapi pembuatan model proses yang menggunakan diagram aliran data. Beberapa statement DDL (Connolly, 2002, p167 ) : 1. Create Table. Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom. 2. Alter Table. Untuk menambah atau membuang kolom dan constraint. 3. Drop Table. Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya. 4. Create Index. Untuk membuat indeks pada suatu tabel. 5. Drop Index. Untuk membuang atau menghapus indeks yang telah dibuat sebelumnya. 2.2.2.2 Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly (2002, p41), DML (Data Manipulation Language) adalah suatu bahasa yang menyediakan kumpulan operasi yang akan diinginkan untuk mendukung operasi manipulasi data utama pada data yang diperoleh dalam basis-data. Menyediakan operasi dasar manipulasi data pada data yang ada dalam basis-data, yaitu : 19

1. Penyisipan data baru ke dalam basis-data (insertion). 2. Mengubah atau modifikasi data yang disimpan di dalam basis-data (modify). 3. Pemanggilan data yang ada dalam basis-data (retrieve). 4. Menghapus data dari basis-data (delete). Menurut Connolly (2002, p41-42), kita dapat membedakan DML menjadi 2 tipe yang berbeda yaitu : a. Procedural DML Procedural DML adalah suatu bahasa yang memungkinkan pengguna (umumnya programmer) untuk memberi instruksi ke sistem mengenai data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pemanggilannya (retrieve). Artinya pengguna harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan dengan menggunakan prosedur yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. b. Non-Procedural DML Non-Procedural DML adalah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa men-spesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya. 2.2.2.3 Fourth Generation Language (4GL) Bahasa yang lebih dekat ke bahasa manusia dibandingkan dengan highlevel programming languages. Biasanya dipakai untuk mengakses basis-data. 4GL meliputi : 20

a. Query languages. Suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk memanipulasi data dalam suatu basis-data. b. Form Generators. Merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data dan tampilannya. Mendefinisikan desain tampilan, informasi apa yang akan disajikan, komponen warna pada layer dan karakteristik lainnya. c. Report Generators. Membuat laporan (report) yang datanya diambil dari basis-data. Memungkinkan user untuk mengambil data yang diperlukan untuk laporan. Lebih menekankan kepada rancangan hasil atau output, yaitu bagaimana suatu laporan akan disajikan. d. Graphics Generators. Digunakan untuk mengambil data dari basis-data, dan menampilkannya dalam bentuk grafik. e. Application Generators. Fasilitas untuk menghasilkan program yang berhubungan dengan data, menentukan bagaimana menampilkan fungsi-fungsi. 2.2.3 Siklus Hidup Aplikasi Basis-data (Database Application Lifecycle) Untuk merancang aplikasi sistem basis-data diperlukan beberapa tahapan terstruktur yang harus diikuti dan dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi Basis-data (Database Application Lifecycle) atau disingkat dengan DBLC. Dikarenakan sistem basis-data adalah komponen dasar dalam sistem informasi 21

organisasi yang lebih besar dan luas, daur hidup aplikasi basis-data berkembang terhubung dengan daur hidup sistem informasi. Adalah penting untuk mengetahui bahwa tahapan daur hidup sistem informasi tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui feed-back loops. 22

Berikut ini akan ditunjukkan tahapan daur hidup aplikasi basis-data pada gambar 2.4, yaitu : Gambar 2.4 Tahap - Tahap Siklus Hidup Aplikasi Basis Data ( Sumber : Connolly, 2002, p272 ) 23

Adapun penjelasan dari database application life cycle di atas : a. Database Planning Perencanaan basis-data (database planning) adalah aktivitas manajemen yang merencanakan tahapan dari siklus hidup sistem basis-data (database apllication life cycle) agar dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat tiga hal penting yang dalam merumuskan strategi sistem informasi dengan perencanaan basis-data, antara lain : 1. Pengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan sistem informasi yang diperlukan 2. Pengevaluasian sistem informasi yang sedang digunakan pada saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan 3. Penilaian tentang peluang teknologi informasi yang memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan yang kompetitif b. System Definition Pendefinisian sistem (system definition) adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis-data dan user view utama. Menurut Connolly and Begg (2002, p275) User View mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi basis-data dari sudut pandang pekerjaan tertentu atau area aplikasi perusahaan atau organisasi. c. Requirements Collection and Analysis Analisis dan pengumpulan kebutuhan (requirements collection and analysis) adalah proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis-data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem baru. 24

Ada banyak cara yang digunakan untuk memperoleh informasi. Teknik ini disebut Fact Finding Techniques (Connolly dan Begg, 2002, p276). Terdapat lima teknik Fact Finding yang umum digunakan : 1. Mengevaluasi dokumen 2. Wawancara 3. Mengobservasi jalannya kegiatan kerja perusahaan 4. Penelitian 5. Kuesioner Informasi yang diambil dari tiap user view antara lain : Deskripsi tentang bagaimana data digunakan atau dibuat Detil dari bagaimana data akan digunakan atau dibuat Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis-data baru d. Database Design Desain basis-data (database design) adalah proses pembuatan desain suatu basis-data yang akan mendukung operasi dan tujuan suatu perusahaan. Pendekatan dalam desain basis-data yang paling sering digunakan : Pendekatan top-down Pendekatan top-down diawali dengan perkembangan model data yang mengandung beberapa entiti level tinggi dan relasi dan lalu turun untuk mengidentifikasi entiti level rendah, relasi dan atribut yang berhubungan. Pendekatan bottom-up 25

Pendekatan bottom-up diawali dengan level atribut dasar dimana melalui analisis atribut yang berhubungan, yang dikelompokkan kedalam relasi yang merepresentasi tipe entiti dan relasi antar entiti. Desain basis-data dibuat dalam tiga fase utama, yaitu : Desain konseptual basis-data (conceptual database design) Proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise, terbebas dari semua pertimbangan fisik Desain logikal basis-data (logical database design) Proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise berdasarkan sebuah data model spesifik, tetapi terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Desain fisikal basis-data (physical database design) Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi basis-data dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan (security). e. DBMS selection Pemilihan DBMS (DBMS selection) adalah penyeleksian terhadap penggunaan DBMS yang mendukung aplikasi basis-data. Pertimbangan dalam pemilihan DBMS dipengaruhi beberapa faktor : Kemudahan penggunaan (Ease of Use) Kehandalan (Reliability) 26

DBMS sebaiknya mampu mengamankan data apabila terjadi kegagalan piranti lunak atau keras serta kineja yang baik dalam penanganan transaksi peyimpanan data. Biaya (Cost) Tidak melebihi anggaran yang diperkirakan dan ditetapkan oleh perusahaan. Keamanan (Security) Memiliki mekanisme kontrol akses data oleh user dan DBMS dapat membedakan pengguna dari segi hak akses. Kompatibel (Compatibility) DBMS dapat bekerja dengan komponen piranti keras dan lunak Stabilitas vendor (Vendor Stability) Vendor memiliki kredibilitas yang bagus di bidang DBMS dan menyediakan support yang baik terhadap pemakai produk. Pengembangan (Development) Mudah disesuaikan untuk pengembangan lebih lanjut, misalnya perubahan peraturan dan prosedur Kebutuhan sistem (System Requirement) Harus sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah ditetapkan perusahaan f. Application Design Desain aplikasi (application design) yaitu rancangan tampilan pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis-data. Desain aplikasi dibagi menjadi dua aspek penting, yaitu : 27

Desain transaksi (transaction design) Menurut Connolly and Begg (2002, p.551), transaksi dapat juga diartikan sebagai sebuah atau rangkaian aksi, yang dilakukan oleh seorang pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis-data. Terdapat tiga tipe utama transaksi, antara lain: o Retrieval Transaction, digunakan untuk penarikan data yang sudah ada untuk ditampilkan, contohnya operasi untuk mencari detil data properti. o Update Transaction, digunakan untuk memasukan record baru, menghapus atau mengubah record yang sudah ada dalam basis-data, contohnya operasi untuk menampilkan data properti kemudian mengupdate nilainya. o Mixed Transaction, gabungan antara Retrieval Transaction dan Update Transaction, contohnya operasi untuk mencari detil data properti, menampilkannya dan kemudian mengupdate nilainya Desain Antarmuka (user interface design) g. Prototyping Prototyping adalah proses membangun sebuah model kerja (working model) dari aplikasi basis-data. Tujuan utama dari membangun prototype aplikasi basis-data adalah Untuk mengidentifikasi feature dari sistem yang berjalan dengan baik atau tidak. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan feature baru. Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna. 28

Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain sistem khusus. h. implementation Implementasi (implementation) adalah realisasi fisik dari basis-data dan desain aplikasi. i. Data Conversion and Loading Konversi dan pembawaan data (data conversion and loading) adalah mentransfer semua data yang ada ke dalam basis-data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang ada untuk dijalankan di basis-data yang baru. Tahap ini dibutuhkan ketika sistem basis-data baru menggantikan sistem yang lama. j. Testing Pengujian (testing) adalah proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan k. Operational Maintenance Perawatan operasional (operasional maintenance) adalah proses memonitor dan merawat sistem setelah dilakukan instalasi. Pada tahap maintenance (perawatan) ini melibatkan beberapa aktivitas : Memonitor performa sistem. Apabila performa sistem sudah berada di level bawah, maka dibutuhkan tuning atau reorganisasi basis-data Pemeliharaan dan pembaruan (upgrade) aplikasi basis-data (apabila dibutuhkan). Kapanpun dibutuhkan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan ke dalam aplikasi basis-data melalui tahapan-tahapan daur hidup sebelumnya. 29

2.2.4 Entity Relationship Modeling 2.2.4.1 Tipe-tipe Entity Konsep dasar dari model ER adalah Entity Types yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise mempunyai eksistensi yang independen. Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak. Entity occurence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entity. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan property-nya. 2.2.4.2 Tipe-tipe Relasi. ada Kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas yang 2.2.4.3 Derajat Relasi. Yaitu jumlah entitas yang berpatisipasi dalam suatu relationship. Derajat relasi terdiri dari : a. Binary Relationship. Keterhubungan antar 2 tipe entitas. b. Ternary Relationship. Keterhubungan antar 3 tipe entitas. c. Quaternary Relationship. Keterhubungan antar 4 tipe entitas. d. Unary Relationship. 30

Keterhubungan antar 1 tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari 1 kali dengan peran yang berbeda. 2.2.4.4 Atribut Merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau tipe relasi. Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk 1 atau lebih atribut. Macammacam atribut adalah a. Simple Attribute. Yaitu attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independent yang tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. b. Composite Attribute. Yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing masing komponen memiliki keberadaan yang independent. c. Single-Valued Attribute. Yaitu atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian. d. Multi-Valued Attribute. Yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. e. Derived Attribute. Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas. 2.2.4.5 Key Yaitu yang digunakan untuk menentukan suatu entitas secara. unik, dan descriptor. Jenis-jenis key adalah sebagai berikut : 31

a. Candidate Key. Yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian atau record secara unik. b. Primary Key. Yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi atau record dari suatu entitas secara unik. c. Composite key. Yaitu candidate key yang terdiri dari 2 atau lebih atribut. 2.2.4.6 Strong and Weak Entity Types Tipe entitas terbagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Strong Entity. Yaitu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada entitas lain, tipe entitas ini biasa disebut dengan parent, owner dominant. b. Weak Entity. Yaitu entitas yang keberadaanya tergantung pada entitas lainnya, type entitas ini biasa disebut dengan child, dependent, subordinate. 2.2.4.7 Structural Constraints Batasan utama pada relasi disebut multiplicity, yaitu jumlah atau range, dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi. Relasi yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship adalah sebagai berikut : 32

Tabel 2.1 Tipe Binary Relationship Entity 1 Entity 2 Tipe Binary Relationship a. 1..1 1..1 One-to-one Relationship b. 1..* 1..* One-to-Many Relationship c. *..* *..* Many-to-Many Relationship 2.2.4.8 Multiplicity for Complex Relationship Merupakan jumlah atau range dari kejadian yang mungkin dari suatu entitas dalam relasi n-ary ketika nilai entitas yang lain (n-1) diketahui. Multiplicity dibentuk dari 2 macam batasan pada relasi, yaitu : a. Kardinalitas. Menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi didalam relasi tersebut. b. Participation. Yaitu menetapkan apakah seluruh atau sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi. 2.2.5 Normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik analisis data yang mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas yang non-redundan, stabil, fleksibel, dan mudah beradaptasi. Normalisasi merupakan teknik atau langkah yang menempatkan model data menjadi first normal form (1NF), second normal form (2NF), third normal form (3NF), Boyce-Codd Normal Form (BCNF), dan seterusnya. 33

Berikut ini merupakan pengertian dari setiap tahapan normalisasi : 1. First Normal Form (1NF). Secara sederhana sebuah entitas berada dalam kondisi first normal form (1NF) jika tidak ada atribut yang dapat memiliki lebih dari satu nilai untuk contoh entitas tunggal. Atribut yang dapat memiliki banyak nilai sebenarnya mendeskripsikan entitas terpisah, mungkin sebuah entitas dan hubungan. 2. Second Normal Form (2NF). Sebuah entitas berada dalam kondisi second normal form (2NF) jika sudah berada dalam 1NF dan jika nilai semua atribut nonprimary-key tergantung pada primary-key lengkap bukan hanya sebagian. Atribut non-key yang hanya tergantung pada sebagian primary key seharusnya dipindahkan ke entitas lain dimana partial key tersebut sebenarnya merupakan full key. 3. Third Normal Form (3NF). Entitas berada dalam third normal form (3NF) jika telah berada dalam 2NF dan jika nilai atribut nonprimary-key nya tidak tergantung pada atribut nonprimary-key lainnya. Atribut nonkey yang tergantung pada atribut nonkey lainnya harus dipindahkan atau dihapus. 4. Boyce-Codd Normal Form (BCNF). Menurut Connolly (2002, p398) BCNF adalah sebuah relasi dimana setiap penentu atau determinan adalah candidate key. Untuk menguji apakah suatu relasi sudah dalam bentuk BCNF, dilakukan identifikasi semua determinan dan memastikan bahwa determinan tersebut adalah candidate key. Determinan adalah sebuah atribut, atau kumpulan atribut, dimana beberapa atribut yang lain masih bergantung penuh secara fungsional (full functional dependency). 34

Perbedaan antara 3NF dan BCNF dalam hal functional dependency. A B, 3NF mengizinkan ketergantungan ini dalam sebuah relasi jika B adalah atribut primary key dan A bukan candidate key. Sedangkan dalam BCNF ketergantungan ini tetap ada di dalam sebuah relasi, dimana A harus sebuah candidate key. 5. Fourth Normal Form (4NF). Menurut Connolly dan Begg (2002, p407), normalisasi keempat dilakukan untuk menghilangkan multi-valued dependency. 6. Fifth Normal Form (5NF). Menurut Connolly dan Begg (2002, p407), normalisasi kelima menyebabkan relasi tidak mempuyai join dependency. 2.2.6 Fase Rancangan Basis-data 2.2.6.1 Perancangan Basis-data Konseptual. Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan secara independent dari seluruh pertimbangan fisikal. 2.2.6.2 Perancangan Basis-data Logikal. Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak tergantung kebutuhan DBMS dan pertimbangan fisikal. 2.2.6.3 Perancangan Basis-data Fisikal. Proses memproduksi penjelasan implementasi basis-data pada secondary storage; menguraikan basis relasi, organisasi file, rancangan index agar akses 35

data menjadi efisien, dan segala hal yang berhubungan dengan batasan integritas, dan ukuran keamanan. 2.2.6.4 Faktor Kesuksesan Rancangan Basis-data 1. Kemungkinan bekerja secara interaktif dengan users. 2. Mengikuti metodologi yang telah terstruktur terhadap seluruh proses pembangunan model data. 3. Penggunaan pendekatan data-driven. 4. Pertimbangan struktur perusahaan dan kendala integritas ke dalam model data. 5. Pengkombinasian konseptualisasi, normalisasi, dan teknik validasi transaksi ke dalam metodologi pemodelan data. 6. Menggunakan diagram untuk merepresentasikan model data sebanyak mungkin. 7. Menggunakan Database Design Language (DBDL) untuk menunjukkan data semantik tambahan yang tidak dapat dengan mudah ditunjukkan dalam bentuk diagram. 8. Membangun kamus data untuk menambah diagram model data dan DBDL. 9. Berkeinginan untuk mengulangi langkah-langkah yang telah dilakukan. 36

2.2.6.5 Garis Besar Metodologi Perancangan Basis-data 2.2.6.5.1 Membangun Model Konseptual Data Lokal Untuk Setiap User View Perancangan basis-data konseptual adalah sebuah proses konstruksi sebuah model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan, tidak tergantung terhadap semua perbandingan fisikal. Memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Identifikasi tipe entity. Mengindentifikasi tipe utama entity yang dibutuhkan oleh view. 2. Identifikasi tipe relasi. Mengindentifikasi hubungan utama yang terdapat diantara tipe-tipe entity yang telah diidentifikasi. Langkah-langkah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : a. Menggunakan Entity-Relationship (ER) diagram. b. Menentukan multiplicity constraint dari tipe relasi. c. Memeriksa fan dan chasm trap. d. Memeriksa setiap entity mempunyai relasi minimal satu. 3. Identifikasi tipe dan menggabungkan attribut-atribut pada tiap entity. Menghubungkan atribut-atribut dengan entity atau tipe relasi yang cocok. 4. Menentukan atribut domain. Menentukan domain-domain untuk atribut dalam model data konseptual. 5. Menentukan attribute dari candidate dan primary key. 37

Mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entity. Jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka akan dipilih salah satu untuk menjadi primary key dari entity tersebut. 6. Mempertimbangkan konsep pemodelan enhanced (optional step). Menentukan penggunaan konsep pemodelan yang lebih baik, seperti specialization/ generalization, aggregation, dan composition. 7. Cek model terhadap redundancy. Mengecek apakah terdapat redundancy pada model. 8. Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi user. Untuk memastikan model konseptual lokal menyediakan transaksi yang dibutuhkan oleh view. 9. Meninjau ulang model konseptual data lokal terhadap user. Untuk meninjau ulang model konseptual data lokal terhadap user untuk memastikan model merupakan representasi yang sebenarnya dari view. 2.2.6.5.2 Membangun dan Memvalidasi Model Logikal Data Lokal Untuk Setiap View Bertujuan untuk membangun model data logikal lokal dari data model konseptual data lokal yang mewakili view tertentu dari perusahaan dan kemudian memvalidasi model guna memastikan model tersebut benar secara struktur (menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan model pendukung transaksi yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan tahapan dalam membuat model logikal data lokal : 38

1. Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasi (optional step). Untuk memperbaiki model konseptual data lokal dengan menghilangkan fitur-fitur yang tidak cocok dengan model relasional. Meliputi : a. Menghilangkan tipe relasi binary many-to-many (*:*). b. Menghilangkan tipe relasi recursive many-to many (*:*). c. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks. d. Menghilangkan tipe atribut multi-valued. 2. Menentukan relasi untuk model logikal data lokal. Terdapat tiga stuktur yang terdapat dalam model data setelah relasi ditentukan, yaitu : a. Strong Entity Types b. Weak Entity types c. One-to-many (1:*) binary relationship types d. One-to-one (1:1) binary relationship types Menentukan bagaimana membuat relasi untuk menunjukkan keikutsertaan dari batasan-batasan berikut ; 1. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Dua Sisi. Relasinya disatukan seperti terlihat di bawah ini : Client (clientno, fname, lname, telno, preftype, maxrent, staffno) Primary Key clientno Foreign key staffno references Staff(staffNo) 39

2. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Satu Sisi. Relasinya dirancang dengan menggunakan identifikasi entity parent dan child. Untuk relasi mandatory satu sisi Primary pada entity parent dijadikan Primary Key pada entity child Client (clientno, fname, lname, telno, staffno) Primary Key clientno Foreign key staffno references Staff(staffNo) Preferences (clientno, preftype, maxrent) Primary Key clientno Foreign key clientno references Client(clientNo) Gambar 2.5 Tipe Relasi Mandatory Satu Sisi 3. Tipe relasi One to One Partisipasi Optional Dua Sisi. Untuk relasi One to One partisipasi Optional dua sisi tidak dapat digabung seperti pada mandatory dua sisi dalam satu relasi sehingga penanganannya seperti pada relasi One to One Partisipasi Satu Sisi. Taruh Primary Key StaffNo kedalam attribute Client untuk relasi 1:* Staff (StaffNo, fname, lname, Sex, Position, DOB ) Client (clientno, fname, lname, telno, staffno) Primary Key (ClientNo) Gambar 2.6 Tipe relasi One to One Partisipasi Optional Dua Sisi 40

e. One-to-one (1:1) recursive relationship types Penanganan relasi seperti ini mengikuti aturan relasi One- to-one. f. Superclass/subclass relationship types Mengidentifikasi superclass entity sebagai parent entity dan subclass entity sebagai child entity. Pedoman untuk menunjukkan hubungan adalah merupakan sebuah hubungan superclass/subclass berdasarkan pada participation dan disjoint constraint, seperti yang ditunjukkan pada table berikut. Tabel 2.2 Superclass/Subclass Relationship Types Participation Constraint Disjoint Constraint Relasi Yang Dibutuhkan Mandatory Nondisjoint { AND } Satu relasi Optional Nondisjoint { AND } Dua relasi : satu relasi untuk superclass dan satu lagi untuk semua subclass yang dihubungkan dengan foreign key. Mandatory Disjoint { OR } Banyak relasi dimana setiap kombinasi superclass dan subclass mempunyai satu relasi tanpa dihubungkan dgn foreign key. Optional Disjoint { OR } Banyak relasi satu untuk superclass dan setiap subclass mempunyai satu relasi yang dihubungkan dgn foreign key. 3. Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi Melakukan validasi relasi model logikal data lokal dengan menggunakan teknik normalisasi. 41

4. Validasi relasi terhadap transactions user Penjaminan relasi pada model logikal data lokal menyokong semua kebutuhan user view. 5. Mendefinisikan batasan-batasan integritas Menentukan batasan integritas yang diberikan oleh user view, yaitu : a. kebutuhan data. b. integritas entity. c. integritas referensial. d. attribute domain constraint. e. batasan perusahaan. 6. Meninjau ulang model logikal data lokal terhadap NEED user Bertujuan untuk memastikan model logikal data lokal dan mendukung dokumentasi yang menjelaskan model tersebut sebagai representasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2.2.6.5.3 Membangun dan Memvalidasi Model Logikal Data Global Tujuannya adalah mengkombinasikan suatu model logikal data lokal individual ke dalam sebuah model logikal data global yang merepresentasikan suatu perusahaan. Memiliki tahapan sebagai berikut : 1. Menggabungkan model logikal data lokal kedalam model logikal data global. Bertujuan untuk menggabungkan suatu model logikal data lokal ke dalam suatu global data model dari suatu perusahaan. Beberapa tugas dari pendekatan ini adalah sebagai berikut : 42

a. Meninjau ulang nama dan isi dari suatu entity atau relasi dan candidate key. b. Meninjau ulang nama dan isi dari relasi atau foreign key. c. Menggabungkan entity atau relasi dari model data lokal. d. Memasukkan (tanpa penggabungan) entity atau relasi yang unik pada setiap model data lokal. e. Menggabungkan relasi atau foreign key dari model data lokal. f. Memasukkan (tanpa penggabungan) relasi atau foreign key yang unik pada setiap model data lokal. g. Periksa untuk entity, relasi, foreign key yang hilang. h. Periksa foreign key. i. Memeriksa batasan integritas. j. Membuat ER global atau diagram relasi. k. Meng-update dokumentasi. 2. Memvalidasi model logikal data global Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari model logikal data global dengan menggunakan teknik normalisasi dan juga memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi. 3. Memeriksa model untuk pengembangan di masa yang akan datang. Menentukan bagian mana yang akan berubah di masa yang akan dating dan juga memperhatikan supaya model logikal data global dapat mengakomodasi perubahan tersebut. 43

4. Meninjau ulang model logikal data global dengan user. Memastikan model data global merepresentasikan kebutuhan perusahaan yang sebenarnya. 2.2.6.5.4 Menerjemahkan Model Logikal Data Global Menjadi Target DBMS Untuk memproduksi sebuah skema relasional basis-data dari model logikal data global yang dapat diimplementasikan sebgai target DBMS. Memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Merancang basis relasi Bertujuan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan base relation yag diidentifikasi dalam model logikal data global pada DBMS yang digunakan. 2. Merancang representasi derived data Bertujuan untuk menentukan bagaimana merepresentasikan suatu data turunan pada model logikal data global pada target DBMS. 3. Merancang enterprise constraint Merancang batasan perusahaan untuk target DBMS. 2.2.6.5.5 Merancang Representasi Fisikal. Menentukan file organization yang optimal untuk menyimpan base relation dan index yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima,cara dimana relasi dan tuple akan ditempatkan pada secondary storage. Tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 44

1. Analisis Transaksi Bertujuan unut mengerti fungsi dari suatu transaksi yang akan dijalankan pada basis-data dan untuk menganalisis transaksi yang penting. 2. Memilih organisasi file Menentukan organisasi file yang paling efisien untuk masing-masing base relation. 3. Pemilihan indeks Menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan kinerja dari suatu sistem. 4. Memperkirakan kebutuhan kapasitas penyimpanan Memperkirakan disk space yang diperlukan untuk basis-data. 2.2.6.5.6 Perancangan User View Merancang user view yang telah diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisis tingkat siklus hidup aplikasi basis-data relasional. 2.2.6.5.7 Perancangan Mekanisme Security Bertujuan untuk merancang tingkat keamanan untuk basis-data yang dispesifikan oleh user. Ada 2 tipe keamanan basis-data : a. Keamanan sistem, yaitu keamanan system mencakup akses dan penggunaan basis-data pada tingkatan sistem, seperti username dan password. 45

b. Keamanan data, yaitu menangani akses dan penggunaan objek basis-data (seperti relasi dan tampilan) dan tindakan yang user dapat diperoleh pada objek. 2.3 Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram atau diagram aliran data adalah merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sinonimnya antara lain bagan bubble atau grafik transformasi. Data flow diagram memiliki beberapa simbol, antara lain : Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Simbol tersebut digambarkan dalam warna proses dari kerangka kerja sistem informasi. Persegi empat menyatakan agen eksternal batasan sistem tersebut. Simbol tersebut digambarkan dengan warna interface dari kerangka kerja sistem informasi. 46

Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau basis-data. Simbol tersebut digambarkan dengan warna data dari kerangka kerja sistem informasi. Simbol aliran data, di atas tanda panah dituliskan nama aliran data. 2.4 State Transition Diagram (STD) Menurut Whitten (Whitten, 2004, p673), state transition diagram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. 1. State, disimbolkan dengan segi empat. Simbol state : 2. Transition state atau state perubahan disimbolkan dengan panah berarah. Simbol transition state : 3. State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu atau kondisi tertentu. Contohnya adalah menunggu user mengisi password, menunggu instruksi berikutnya, menunggu nada panggilan dan sebagainya. 4. Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem. Contohnya adalah sebuah sinyal, interrupt, atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke state menunggu Y atau memindahkan aktifitas X ke aktifitas Y. 47

5. Action adalah yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran atau tampilan. 6. Display pada layar (screen) akan menghasilkan kalkulasi dan sebagainya. Condition State 1 Action State 2 Gambar 2.7 Condition dan Action 2.5 Arsitektur Sistem Basis-data Menurut Connoly (2002, p34), Arsitektur Basis-data (Three-Level ANSI- SPARC Architecture ): 1. External level Merupakan tingkatan user setiap grup user mempunyai view-nya masingmasing tergantung pada kebutuhan informasi tiap grup. 2. Conceptual level Menggambarkan data apa saja yang tersimpan di dalam basis-data dan hubungan antar data tersebut. 3. Internal level Representasi fisik dari basis-data, pada level ini dijelaskan bagaimana data disimpan dalam basis-data. Tujuan dari Three-Level ANSI-SPARC Architecture adalah untuk menghasilkan data independence. Data independence artinya basis-data mempunyai identitas yang terpisah dari aplikasi yang menggunakannya (seperti 48

program komputer, formulir, dan laporan). Pemisahan identitas tersebut memungkinkan untuk mengubah basis-data yang telah didefinisikan tanpa mempengaruhi aplikasi terkait. 2.6 Perancangan Basis-data Berbasiskan Web. Terdapat 2 hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang web database (Eaglestone,2002,p262): 1. Desain web-page. a. Menampilkan web-data; mengambil dari basis-data atau inputan dari user. b. Kumpulan web-data; desain hubungan untuk petunjuk didalam maupun diantara web pages. c. Desain antarmuka web; merancang fitur-fitur antarmuka dari web. 2. Desain hubungan antara web-page dan basis-data. a. Web database logical mapping Definisi pemetaan antara data yang ditampilkan dalam halaman web dan data yang tersimpan dalam basis-data. b. Web database physical Implementasi mekanisme dimana data dilakukan diantara web pages dan basis-data dengan kinerja cepat dan bebas kesalahan. 2.6.1 Struktur Pada Basis-data Berbasiskan Web Struktur ditampilkan berdasarkan tingkatan abstraksi yang mirip dengan basis-data secara konvensional, yaitu : 1. Model data web konseptual 49

Memperlihatkan susunan informasi yang ditampilkan oleh halaman web. 2. Model data web logikal Memperlihatkan struktur konseptual halaman web yang akan ditampilkan. 3. Model data web fisikal Memperlihatkan implementasi dari model logikal pada halaman web. Berikut ini akan ditunjukkan design basis-data pada gambar 2.8, yaitu : The Organization Requirement Analysis Description of The Organizations and System Requirement Logical Web-Database Design Data Analysis Web Data Analysis Conceptual Data Model Conceptual Web Data Model Logical Database Design Logical Web Database Design Logical Data Model Logical Web Data Model Physical Web- Database Design Physical Database Design Physical Web Database Design Physical Web Data Model Gambar 2.8 Web-Database Design 2.6.2 Teknologi Web Menurut Abdul Kadir (2005), dari sisi teknologi yang digunakan untuk membentuk web dinamis, terdapat 2 macam pengelompokkan, yaitu : 50

a. Teknologi pada sisi klien Teknologi web pada sisi klien diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dan HTML ke klien. Kelemahan pendekatan ini adalah terdapat kemungkinan bahwa browser pada klien tidak mendukung fitur kode perluasan HTML. Kelebihannya yaitu memungkinkan penampilan yang bersifat dinamis. b. Teknologi pada sisi server Teknologi web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode di dalam server sehinga kode yang sampai pada pemakai berbeda dengan kode asli pada server. Beberapa keuntungan pada sisi server, yaitu : a. Mengurangi lalu lintas jaringan dengan cara menghindari percakapan bolak-balik antara antara klien dan server. b. Mencegah masalah yang tidak kompatibel. c. Klien dapat berinteraksi dengan data yang ada pada server. d. Mencegah klien mengetahui rahasia kode. 2.6.3 Metode Analisis Data 1. Bottom-up data analysis. 2. Top-down data analysis. 2.7 Informasi Menurut McLeod (2001,p15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti. 51

2.8 Sistem Menurut McLeod (2001,p.11), sistem didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. 2.9 Akademik Menurut situs online ceritadk.blogspot.com, pengertian akademik yang disimpulkan secara bahasa, yaitu hal yang berhubungan dengan teori, persekolahan, perkuliahan, belajar (di sekolah dan sejenisnya). 2.10 Administrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004, p9), administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. Menurut situs online Wikipedia.org, administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi memiliki pengertian sebagai berikut: Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil. Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama. Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama. 52

Pengertian Administrasi dalam bahasa Indonesia ada dua: 1. Administrasi berasal dari bahasa Belanda, Administratie yang merupakan pengertian administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works. 2. Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris, Administration, yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orangorang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan. 2.11 Internet Menurut Eaglestone (2001), merupakan kumpulan sedunia seluruh jaringan komputer yang saling berhubungan. Internet terbagi menjadi dua yaitu : a. Intranet Situs web atau grup dari situs yang dimiliki oleh suatu organisasi, hanya dapat diakses oleh anggota-anggota organisasi terdekat. 53