Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

dokumen-dokumen yang mirip
Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1.

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Bagan Kerangka Pemikiran "##

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB III METODE PENELITIAN A.

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Transkripsi:

22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal untuk menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Pemenuhan zat gizi yang baik dan cukup akan mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan pada tingkat yang optimal. Masalah gizi yang muncul sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, salah satunya timbul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumahtangga, yaitu kemampuan rumahtangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Ketahanan pangan di tingkat rumahtangga selain dipengaruhi oleh penyediaan (produksi) pangan dan distribusi pangan, juga berhubungan erat dengan kondisi ekonomi keluarga untuk memenuhi konsumsi pangannya, yang akan berdampak pada status gizi tiap anggota keluarga, salah satunya adalah anak. Menurut kerangka pikir UNICEF (1998) faktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi adalah asupan pangan dan adanya penyakit. Pencapaian konsumsi pangan anak dipengaruhi oleh karakterisitik sosial ekonomi keluarga yang dilihat dari besar keluarga, penghasilan yang diperoleh keluarga, dan alokasi pengeluarannya, sebesar apa prioritasnya untuk pangan. Suatu penyakit muncul akibat tidak seimbangnya berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan (environment). Kondisi lingkungan yang tidak bersih dapat memicu timbulnya berbagai penyakit yang turut mempengaruhi asupan pangan seseorang, karena umumnya orang yang sakit kebutuhan akan zat gizinya lebih tinggi sedangkan selera makannya rendah yang akhirnya akan berdampak pada status gizinya.

23 Kondisi lingkungan Karakteristik sosial ekonomi keluarga Besar keluarga Pendidikan orang tua Pendapatan keluarga Alokasi pengeluaran pangan, non-pangan Sanitasi dan kesehatan lingkungan fisik Keadaan rumah Pembuangan sampah Pembuangan tinja/kepemilikan MCK Akses air bersih Akses pelayanan kesehatan Tingkat Ketahanan Pangan Pengetahuan gizi ibu Konsumsi pangan anak balita Tingkat kesakitan (morbidity) Status Gizi Anak Balita Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti = Hubungan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbiditas dengan status gizi anak balita pada rumahtangga yang tinggal di daerah rawan pangan dan merupakan bagian dari studi Kajian Ketahanan Pangan dan Alokasi Sumberdaya Keluarga serta Keterkaitannya dengan Status Gizi dan Perkembangan Anak di Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, kerjasama Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor dengan Neys-van Hooghstraten Foundation (NHF) Belanda. Penelitian dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah yang telah dipilih secara purposive sampling. Pemilihan tempat ini karena Kabupaten Banjarnegara pernah mengalami sejarah kurang pangan. Sampai tahun 2006, Banjarnegara masih termasuk dalam wilayah yang rumahtangganya dikategorikan beresiko tinggi defisit konsumsi energi dan protein (Deptan 2008). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2009. Teknik Pengambilan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah balita usia 2 sampai 5 tahun pada keluarga dengan ayah, ibu dan anak tinggal dalam rumahtangga yang sama. Survei pendahuluan dilakukan untuk melakukan sampling, yang akan mengelompokkan keluarga yang memiliki balita. Sampel di setiap desa berjumlah 50 rumahtangga yang terdiri dari keluarga yang memiliki balita. Pemilihan sampel dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dilakukan untuk memilih sampel dari kerangka sampling. Total ukuran sampel pada studi ini adalah 300 rumahtangga (6 desa). Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, dari kecamatan tersebut dipilih dua kecamatan yang termasuk dalam wilayah berisiko rawan pangan yaitu Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Punggelan. Setiap kecamatan, diambil tiga desa yang sesuai dengan kondisi umum kecamatan. Sampel di setiap desa berjumlah 50 rumahtangga. Jumlah ini diambil karena sesuai dengan jumlah data yang dapat dianalisis secara statistik, yaitu 30 sampel. Selain itu setiap desa memiliki tingkat keragaman yang rendah sehingga persentase sampel yang diambil dari populasi balita di tiap desa sudah bisa mewakili kondisi balita secara umum di desa tersebut.

25 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan personal terhadap responden sedangkan data sekunder akan dikumpulkan dari aparat/kantor pemerintah kabupaten dan desa berupa keadaan umum wilayah Banjarnegara.. Data primer terdiri dari karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga dan pengeluaran pangan dan non pangan keluarga), kondisi sanitasi dan lingkungan fisik, konsumsi pangan anak balita, status kesehatan dan gizi anak balita. Tabel 4 merangkum semua variabel dan indikator yang diteliti. Tabel 4 Variabel dan indikator penelitian No Variabel Indikator Cara Pengumpulan Data 1. 2 3. Karakteristik Keluarga Sanitasi dan kesehatan lingkungan Penggunaan Pangan - Besar keluarga - Pendidikan orang tua - Pendapatan keluarga - Pengeluaran pangan dan non pangan - Keadaan Rumah: Kepadatan hunian, jenis lantai, dinding, pencahayaan, ventilasi, keberadaan kandang ternak - Pembuangan sampah - Kepemilikan MCK - Akses air bersih - Konsumsi Makanan Anak Balita Energi dan protein yang dikonsumsi oleh sasaran yang ditampilkan dalam persen tingkat kecukupan (% to RDA) 4. Kesehatan Angka Kesakitan 3 bulan terakhir 5. Tingkat ketahanan pangan 6. Status Gizi Kecukupan konsumsi energi rumahtangga Status gizi menggunakan antropometri (BB,TB) Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara dan pengamatan Recall 2 x 24 jam Wawancara menggunakan kuesioner Frekuensi pangan rumahtangga Pengkuran BB dengan timbangan dan TB dengan micro-toise Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan diolah secara manual maupun komputer yang sebelumnya akan melalui tahap editing, coding, entry dan cleaning. Data yang telah dikumpulkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dan statistika menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows versi 13.0.

26 Analisis secara deskriptif meliputi tingkat ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbiditas, konsumsi dan status gizi balita di tabulasi silang dengan kecamatan didaerah penelitian. Analisis statistik korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable yang dianalisis, yaitu karakteristik kelurga (jumlah anggota keluarga, pendapatan, pengeluaran pangan dan non-pangan), sanitasi dan kesehatan keluarga, morbidity anak balita, dengan tingkat konsumsi pangan anak balita dan status gizi anak balita. Sedangkan Analisis statistik korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel karakteristik keluarga (pendidikan ayah dan ibu) dengan tingkat konsumsi pangan anak balita dan status gizi anak balita. Analisis perbandingan juga digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok sampel data dengan menggunakan independent-sample T test. Besar keluarga. Data yang diperoleh mengenai jumlah anggota keluarga, kemudian dikelompokkan menjadi keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar ( 8 orang) (Hurlock 1998 diacu oleh Gabriel 2008). Pendidikan orang tua. Data tingkat pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD/sederajat, tamat SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, dan perguruan tinggi. Pendapatan keluarga. Data pendapatan keluarga yang diperoleh dari pendekatan total pengeluaran kemudian akan dikelompokkan menjadi kelompok miskin dan tidak miskin, berdasarkan BPS 2007 garis kemiskinan untuk Kabupaten Banjarnegara yaitu sebesar Rp 146.531 /kapita/bulan. Sedangkan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Bank Dunia $ 1 atau $ 2 per kapita per hari memungkinkan bagi setiap negara untuk membandingkan posisinya dengan negara-negara lain (Khomsan 2009). Berdasarkan nilai beli USD per tanggal 30 Maret 2009 (Bank Indonesia) adalah Rp 11.472. Aloksi pengeluaran rumahtangga. Data pengeluaran keluarga dibagi menjadi pengeluaran pangan dan non pangan yang dihitung dalam rupiah/kapita/bulan. Sanitasi dan kesehatan lingkungan fisik. Data di nilai dengan skor atas pertanyaan. Skor 0 diberikan untuk kondisi kurang, 1 untuk kondisi sedang, dan 2 untuk kondisi baik. Berdasarkan indeks total skor yang diperoleh, sanitasi dan kesehatan lingkungan fisik selanjutnya diubah dalam bentuk persen sehingga

27 skor maksimalnya menjadi 100 lalu digolongkan dalam tiga kategori, yaitu baik (>80%), cukup (60-80%), dan kurang (<60%) (Martianto et al 2008). Morbiditas. Data dikelompokkan berdasarkan lama sakit menjadi tidak pernah, 1-3 hari, 4-7 hari, dan > 7 hari, serta dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit yang pernah diderita. Konsumsi pangan anak balita. Data meliputi jenis dan jumlah pangan. Kemudian dikonversikan kedalam kandungan gizi, yaitu energi dan protein. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi adalah (Hardinsyah & Briawan 1994) : Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : KGij = Penjumlahan zat gizi i dari setiap bahan makanan/pangan yang dikonsumsi Bj = Berat bahan makanan j (gram) Gij = Kandungan zat gizi i dari bahan makanan j BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dimakan Kemudian dihitung tingkat kecukupan zat gizinya dengan rumus: Konsumsi Zat Gizi Aktual Tingkat kecukupan zat gizi = x 100% Angka Kecukupan Gizi (AKG) Untuk menentukan AKG individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap berat badan, dengan rumus: Berat Badan Aktual Sehat (kg) AKG Koreksi = x AKG Berat Badan Dalam daftar AKG Tingkat konsumsi energi dan protein dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : defisit berat (<70%), defisit sedang (70-90%), dan cukup (90%) (Martianto et al 2008). Tingkat ketahanan pangan. Data dikelompokkan berdasarkan tingkat defisit energi dari konsumsi pangan rumahtangga. Menurut Riyadi (2006), untuk menghitung kecukupan energi rumahtangga dapat digunakan dengan cara pendugaan kecukupan individu, tetapi sebelumnya didata dahulu jumlah anggota rumahtangganya beserta umur, jenis kelamin, dan berat badan masing-masing anggota rumahtangga. Dari data tersebut,kemudian dilihat kecukupan masingmasing individu dengan menggunakan Angka Kecukupan Energi yang dianjurkan untuk orang Indonesia AKEI = BB x AKE/kgBB

28 Keterangan: AKEI BB AKE/kgBB = Angka kecukupan energi individu = Berat badan Individu (kg) = Angka kecukupan energi per kilogram berat badan Kemudian, jumlahkan kecukupan masing-masing anggota rumahtangga. Angka penjumlahan yang didapatkan merupakan angka kecukupan energi rumahtangga tersebut. Angka kecukupan energi dapat dihitung dengan rumus (Hardinsyah & Martianto 1992): Keterangan: AKERK AKEI n AKERK = AKEI / n = Angka kecukupan energi rata-rata rumahtangga (Kal/kap/hr) = Angka kecukupan energi individu = Jumlah anggota rumahtangga Tingkat kecukupan energi dihitung dengan membandingkan konsumsi dan kecukupan yang dianjurkan dengan menggunakan rumus: TKE = rata-rata konsumsi energi aktual rumahtangga X 100% rata-rata angka kecukupan energi rumahtangga Kemudian data dikelompokkan menjadi defisit sangat rawan pangan (<70%), rawan pangan (70%-90%) dan tahan pangan (> 90%) (Zeitlin & Broown 1990 dalam Purlika 2004). Status gizi anak balita. Penilaian status gizi sasaran diperoleh dengan pendekatan antropometri berdasarkan standar deviasi unit disebut juga Z-skor yang kemudian dibandingkan dengan baku WHO-NCHS. Tabel 5 Kategori status gizi pada berbagai ukuran antropometri BB/U TB/U BB/TB Gizi lebih (>2,0 SD) Gizi baik (-2,0 SD s/d +2,0 SD) Gizi kurang (<-2,0 SD) Gizi buruk (<-3,0 SD) Normal (Normal -2,0 SD) Pendek/ stunted (<-2,0 SD) (Sumber : baku WHO-NCHS diacu oleh Riyadi 2004) Gemuk (>2,0 SD) Normal (-2,0 SD s/d +2,0 SD) Kurus/ wasted (<-2,0 SD s/d -3,0 SD) Sangat kurus (<-3,0 SD)

29 Definisi Operasional Anak Balita adalah anak usia 2 sampai 5 tahun laki-laki atau perempuan dengan ayah, ibu dan anak tinggal dalam rumahtangga yang sama. Besar Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dibawah satu atap atau dalam satu bangunan yang mempunyai dapur dan anggaran rumahtangga yang sama. Kesehatan adalah tingkat kesakitan (morbidity) anak balita berdasarkan jenis penyakit yang penah diderita, lama dan frekuensinya selama 3 bulan terakhir. Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga, dibagi jumlah seluruh anggota keluarga dalam satuan Rp/kapita/bulan. Pendidikan Orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh orang tua dengan memperhitungkan lamanya tahun pendidikan yang pernah diikuti. Pengeluaran Pangan dan Non-pangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan semua anggota keluarga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota keluarga (selama satu tahun terakhir). Penggunaan Pangan adalah konsumsi pangan dalam jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi anak balita yang diukur dengan metode recall selama 2 x 24 jam. Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Fisik adalah kondisi lingkungan fisik sekitar rumah yang melipti keadaan perumahan, pembuangan tinja, pembuangan sampah, dan akses terhadap air bersih. Status Gizi adalah keadaan tubuh anak balita yang diukur dengan cara atropometri dengan menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB yang dibandingkan dengan baku WHO-NCHS. Tingkat Ketahanan Pangan Rumahtangga adalah diukur bedasarkan tingkat kecukupan konsumsi energi rumahtangga yang digolongkan dalam defisit tingkat rendah, defisit tingkat sedang, dan defisit tingkat berat.