Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

NAIBAHO /IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

Artikel Penelitian. Abstrak

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Jurnal Kesehatan Masyarakat

TESIS OLEH NURHAYATI KAMAL /IKM

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BUKIT KECIL KOTA PALEMBANG

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

JURNAL ILMU LINGKUNGAN

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) BAGI AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS JAILOLO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT STRES ORANG TUA PADA ANAKYANG DI RAWAT DI RUANGAN PERINATOLOGI

TESIS. Oleh ELVIPSON SINAGA /IKM

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO. Julia Angkow Fredna Robot Franly Onibala

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang terus meningkat dan sumber daya alam yang tidak

PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM:

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK PADA PESERTA KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, hukum, adatistiadat

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Karakteristik Tempat Perindukan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

PENGARUH UNMET NEED KB TERHADAP KEHAMILAN DI PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 TESIS. Oleh ELSARIKA DAMANIK /IKM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT The fullfillment of reroductive rights in family lanning among women of reroductive age coules includes the fullfillment of the rights in the number of children, birth interval, and the selection of contracetive. Indonesian oulation census in 2010 and the Indonesian Demograhy Health Survey (IDHS) reliminary reort in 2012 indicated the existence of gas in this fullfillment. This study aimed to analyze the factors influenced the fullfillment of reroductive rights in family lanning among women of reroductive age coules who worked at Materna general hositals in 2013. The design of the study was cross sectional study. The oulation of this study were the women of reroductive age coules and samles consisted of 61 eole. The results showed that only 28(45.9%) resondents were fullfilled their reroductive rights in family lanning. There were relationshi between knowledge ( = 0.030), attitude ( = 0.0001), income level ( = 0.023), husband's suort ( = 0.013), social suort ( = 0.001) with the fullfillment of reroductive rights in family lanning excet status of women in the family ( = 0.274). Simultaneously variables that significantly influenced on the fullfillment of women's reroductive rights in family lanning were the attitude ( = 0.017) and social suort ( = 0.029). It is exected that the women of reroductive age coules worked at the Materna general hosital should be more increase the concern and the resonsibility along with her husband and family in order to imlement the reroductive function. Key word : Reroductive Rights in Family Planning, Women of Reroductive Age Coules, Materna Pendahuluan Saat ini kesehatan reroduksi mendaat erhatian khusus secara (International Conference of Poulation and Develoment, ICPD) di Kairo, Mesir ada tahun 1994. Hal enting dalam konferensi tersebut adalah diseakatinya erubahan aradigma dalam engelolaan global sejak dibahas dalam Konferensi Internasional tentang Keendudukan dan Pembangunan masalah keendudukan dan embangunan dari endekatan engendalian oulasi dan enurunan fertilitas menjadi endekatan yang terfokus ada kesehatan reroduksi serta uaya 1

(Hanim, 2013). Akan tetai belum terenuhinya hak reroduksi ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Bawah Lima Tahun, selain itu jumlah enduduk yang terus melaju daat kita lihat dalam hasil encacahan Sensus Penduduk 2010 jumlah enduduk Indonesia adalah sebesar 237.556.363 jiwa, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 eremuan. Beberaa hasil enelitian seerti Suyoto (2003) di Kabuaten Bengkulu Utara menggambarkan engetahuan masyarakat suku Rejang tentang hakhak reroduksi wanita masih ada tingkat sedang sebanyak 41,7%, sika baik sebanyak 76%, dan tindakan kurang baik sebanyak 39,6%, dari 90 resonden 53,1% memiliki jumlah anak 3-4 orang dan 57,3% memunyai jarak kelahiran dibawah 3 tahun. Selanjutnya enelitian yang dilakukan Hia (2010) tentang hak kesehatan reroduksi wanita di Kabuaten Nias Barat menyatakan bahwa enentuan jumlah dan jarak anak tidak daat ditentukan oleh wanita tetai tergantung suami dan mertua. Kemudian enelitian oleh Naibaho (2012) yaitu engetahuan resonden (ibu asangan usia subur yang datang berkunjung ke Rumah Sakit TK II DAM I/BB untuk memeriksakan kehamilan, melahirkan, dan mengunjungi klinik KB) mayoritas dengan engetahuan baik sebesar 56,7%, sika mayoritas dengan sika baik sebesar 60,0%, nilai atau aturan baik sebesar 58,9%, keercayaan baik sebesar 66,7%, menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih elayanan kesehatan mayoritas dengan kategori terenuhi 51,1%, terdaat engaruh sosio budaya (engetahuan, sika dan nilai atau aturan) terhada emenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan mendaat elayanan kesehatan dan tidak terdaat engaruh sosio budaya (keercayaan) terhada emenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan mendaat elayanan kesehatan. Banyak enelitian tentang wanita ada masyarakat umum terkhusus ibu rumah tangga tetai belum ada yang meneliti ada wanita yang bekerja di unit elayanan kesehatan seerti Rumah Sakit mauun Puskesmas, adahal ara wanita ini diharakan mamu untuk menerakan hak-hak reroduksinya sendiri sebelum mereka memberikan elayanan kesehatan keada orang lain terkhusus kesehatan reroduksi. Karena asek yang diangga enting tentang kesehatan eremuan adalah kesehatan reroduksinya yang didalamnya terkandung hak reroduksi antara lain : hak semua asangan dan individu untuk memutuskan dan bertanggungjawab terhada jumlah, jarak serta hak akan elayanan kesehatan reroduksi agar eremuan daat memunyai engalaman kehiduan seksual yang sehat, terbebas dari enyakit, dari tindak kekerasan, dari ketidakmamuan, ketakutan, kesakitan, atau dari kematian yang berhubungan dengan reroduksi dan seksualitasnya (Sadli, 2002). Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi emenuhan hakhak wanita asangan usia subur yang 2

bekerja di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2013. Manfaat enelitian 1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi egawai Rumah Sakit Umum Materna Medan yang sekaligus sebagai tenaga kesehatan untuk meningkatkan romosi tentang kesehatan reroduksi dan hak-hak wanita terutama tentang menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan emilihan alat kontrasesi. 2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam merumuskan kebijakan kesehatan reroduksi dalam uaya eningkatan dalam ber-kb ada wanita asangan usia subur. 3. Sebagai bahan informasi dan masukkan bagi eneliti berikutnya yang meneliti berkaitan dengan hak-hak wanita asangan usia subur. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan rancangan enelitian cross sectional. Poulasi adalah seluruh egawai wanita asangan usia subur yang bekerja di Rumah Sakit Umum Materna Medan dan dijadikan samel yaitu sebanyak 61 orang. Hasil dan Pembahasan Faktor-faktor yang memengaruhi dalam ber-kb ada wanita asangan usia subur terdiri dari variabel engetahuan, sika, tingkat endaatan, status wanita dalam keluarga, dukungan suami dan dukungan sosial. Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Jumlah Pengetahuan Terenuhi Tidak Terenuhi Baik 18 60,0 12 40,0 30 100,0 0,030 Tidak Baik 10 32,3 21 67,7 31 100,0 Dari Tabel 1 menunjukkan ada hubungan engetahuan dengan dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,030). Hal ini dikarenakan oleh engetahuan yang tergolong masih rendah tentang adanya hak dalam enentuan jumlah anak, jarak anak dan emilihan alat kontrasesi ada resonden sendiri. 3

Tabel 2. Hubungan Sika dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber-kb ada Wanita PUS Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Sika Tidak Terenuhi Jumlah Terenuhi Baik 27 58,7 19 41,3 46 100,0 0,0001 Tidak baik 1 6,7 14 93,3 15 100,0 Dari Tabel 2 menunjukkan ada hubungan sika dengan emenuhan hak-hak reroduksi dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,0001). Persetujuan sika sebagai tanda bahwa adanya enerimaan dari resonden (reson) tetai masih tertutu tentang emenuhan hak-hak dalam ber-kb. Tabel 3. Hubungan Tingkat Pendaatan dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Tingkat Jumlah Terenuhi Tidak Pendaatan Terenuhi Baik 26 53,1 23 46,9 49 100,0 0,023 Kurang 2 16,7 10 83,3 12 100,0 Dari Tabel 3 menunjukkan ada hubungan tingkat endaatan dengan dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,023). Hal ini sejalan dengan enelitian yang dilakukan oleh Pardosi (2005) yang memeroleh hubungan bermakna antara tingkat endaatan dengan tingkat kemandirian aksetor KB Aktif dalam emanfaatan rogram KB Mandiri. Tabel 4. Hubungan Status Wanita dalam Keluarga dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Status Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Wanita Jumlah Dalam Terenuhi Tidak Terenuhi Keluarga Baik 27 45,0 33 55,0 60 100,0 0,274 Tidak Baik 1 100 0 0,0 1 100,0 Dari Tabel 4 menunjukkan tidak ada hubungan status wanita dalam keluarga dengan emenuhan hak-hak wanita PUS ( = 0,274). Hal ini tidak sejalan dengan enelitian yang dilakukan oleh Atikah (2012) yang memeroleh adanya ola relasi gender yang masih timang dikarenakan eremuan masih 4

dijadikan objek dalam rogram KB, resonden tidak mendaatkan hak untuk berendaat tentang kehiduan reroduksi. Tabel 5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber-kb Dukungan Suami ada Wanita PUS Jumlah Terenuhi Tidak Terenuhi Mendukung 27 52,9 24 47,1 51 100,0 Tidak Mendukung 1 10,0 9 90,0 10 100,0 0,013 Dari Tabel 5 menunjukkan ada hubungan dukungan suami dengan dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,013). Orang yang secara langsung ikut terlibat adalah asangan sehingga dukungan suami meruakan hal yang seharusnya didaat oleh resonden dalam hal ini istri, agar didalam engambilan keutusan daat dilakukan secara bersama-sama. Sesuai dengan wawancara awal yang menyatakan bahwa masih terdaat keluhan suami terhada enggunaan alat kontrasesi IUD, sehingga walauun ada awalnya mereka seakat untuk memilih IUD sebagai alat kontrasesi tetai dalam erjalanannya masih ada suami yang mengeluhkannya. Dalam hal ini beberaa suami mengeluhkan ketidak nyamanan dalam berhubungan seksual dengan istri. Tabel 6. Hubungan Dukungan Sosial dengan Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Dukungan Jumlah Sosial Terenuhi Tidak Terenuhi Mendukung 27 57,4 20 42,6 47 100,0 Tidak Mendukung 1 7,1 13 92,9 14 100,0 0,001 Dari Tabel 6 menunjukkan ada hubungan dukungan sosial dengan dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,001). Dukungan orang sekitar seerti keluarga/lingkungan/teman sekerja adalah sebagai masukkan yang berarti bagi resonden dalam emenuhan hak-hak ber-kb. Adanya adat istiadat seerti mengharuskan jenis kelamin tertentu menjadi salah satu enghambat didalam emenuhan hak-hak ber-kb.selain itu sebagai ekerja, adanya ertanggungan biaya ersalinan lebih dari 2 orang anak menjadikan erencanaan yang ada awalnya telah diseakati bersama 5

dengan suami menjadi tidak terlaksana karena adanya fasilitas yang mendukung. Untuk melihat seberaa besar engaruh variabel indeenden terhada variabel deenden maka naja digunakan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda. Tabel 7. Hasil Uji Analisis Multivariat dengan Regresi Logistik Berganda Variabel B Sig Ex(B) 95% CI for Ex (OR) (B) Sika 2,692 0,017 14,76 1,62-134,65 Dukungan Sosial 2,486 0,029 12,02 1,28-112,56 Konstanta -0,939 0,012 0,39 Dari Tabel 7 daat dihitung nilai robabilitas wanita PUS yang dalam ber-kb terenuhi yaitu sebagai berikut : sehingga daat dibuat ramalan tentang robabilitas wanita PUS yang dalam ber-kb terenuhi. Pengaruh Pengetahuan terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Tidak ada engaruh engetahuan terhada emenuhan hak-hak wanita PUS ( = 0,289). Hal ini tidak sejalan dengan enelitian yang dilakukan oleh Naibaho (2012) yang mengatakan engetahuan berengaruh terhada wanita. Faktor engetahuan bukan berarti tidak enting dalam, mungkin variabel lain yang lebih dominan berengaruh terhada emenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan emilihan alat kontrasesi. Dalam enelitian ini banyak resonden sebenarnya tahu beraa jumlah anak ideal akan tetai karena jumlah anaknya sendiri lebih dari 2 orang, maka mereka berendaat jika jumlah anak ideal itu meruakan jumlah anak yang dimilikinya. Pengaruh Sika terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi Ada engaruh sika terhada dalam ber-kb ada wanita PUS ( = 0,017). Dari hasil enelitian didaat nilai Ex (B) = 14,76 yang daat diartikan bahwa resonden yang bersika tidak baik memunyai kemungkinan terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber-kb14 kali lebih kecil dari ada yang bersika baik. Daat disimulkan bahwa resonden yang bersika baik memiliki kemungkinan lebih besar terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber-kb jika dibandingkan dengan resonden yang berengetahuan tidak baik. Hal ini sejalan dengan enelitian yang dilakukan oleh Naibaho (2012) yang mengatakan sika berengaruh terhada wanita. 6

Pengaruh Tingkat Pendaatan terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber-kb ada Wanita PUS Tidak ada engaruh tingkat endaatan terhada emenuhan hakhak wanita PUS ( = 0,175). Dalam hal ini faktor lain mungkin lebih dominan sehingga untuk tingkat endaatan tidak ada engaruh terhada emenuhan hak-hak dalam ber-kb ada wanita PUS. Pengaruh Status Wanita dalam Keluarga Terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber- KB ada Wanita PUS Untuk variabel status wanita dalam keluarga tidak daat dilanjutkan kedalam analisis multivariat karena nilai > 0,25, karena tidak memenuhi syarat otensial untuk masuk dalam model analisis multivariat. Pengaruh Dukungan Suami terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber-kb ada Wanita PUS Tidak ada engaruh dukungan suami terhada emenuhan hak-hak wanita PUS ( = 0,066). Hal ini tidak sejalan dengan enelitian yang dilakukan oleh Manurung (2012) yang memeroleh dukungan suami memunyai kontribusi cuku besar sebagai endukung sekaligus menyarankan istri dalam menjatuhkan ilihan kontrasesi. Pengaruh Dukungan Sosial terhada Pemenuhan Hak-hak Reroduksi dalam ber-kb ada Wanita PUS Ada engaruh dukungan sosial terhada emenuhan hak-hak wanita PUS ( = 0,029). Dari hasil enelitian didaat nilai Ex (B) = 12,02 yang daat diartikan bahwa sosial resonden yang tidak mendukung memunyai kemungkinan terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber-kb 12,02 kali lebih kecil dari ada sosial resonden yang mendukung. Daat disimulkan bahwa sosial resonden yang mendukung memiliki kemungkinan lebih besar terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber-kb jika dibandingkan dengan sosial resonden yang tidak mendukung. Berdasarkan hasil akhir analisis multivariat regresi logistik ganda dieroleh variabel yang aling berengaruh signifikan terhada dalam ber-kb ada wanita PUS adalah variabel sika dan dukungan sosial. Dengan model ersamaan regresi dieroleh, maka ramalan tentang robabilitas wanita PUS yang dalam ber-kb terenuhidaat dihitung jika wanita PUS memiliki nilai variabel rediktor sebagai berikut : 1. Bila wanita PUS yang bersika baik dan dukungan sosial mendukung maka 98,58 % kemungkinan akan terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber- KB. 2. Sebaliknya wanita PUS yang bersika tidak baik dan dukungan sosial tidak mendukung maka hanya 28,11 % kemungkinan akan terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber- KB. Resonden yang memunyai sika yang baik dan mendaat dukungan sosial akan terenuhi hak-hak reroduksi dalam ber-kb karena 7

dengan endaat yang terbuka dan dukungan dari lingkungan kerja/keluarga/teman maka akan memiliki jaringan sosial yang kuat yang memungkinkan eremuan mamu melakukan tawar menawar dalam berbagai tindakan yang merugikan dalam hal ini tentang dalam ber-kb. Hal ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan Hia (2010) yang menyatakan bahwa enentuan jumlah dan jarak anak tidak seenuhnya ditentukan sendiri oleh eremuan. Peremuan dituntut untuk memberikan enerus keturunan bagi keluarga suaminya. Peremuan memunyai fungsi roduksi dan reroduksi dalam keluarganya. Kesimulan dan Saran Kesimulan Dari 61 resonden hanya 28 orang (45,9%) yang emenuhan hakhak reroduksi dalam ber-kb (menentukan jumlah 2 orang anak, jarak anak 2 tahun dan emilihan alat kontrasesi yang diseakati bersama dengan suami) ada wanita PUS terenuhi. Dari 6 variabel sebanyak 5 variabel memunyai hubungan yang bermakna yaitu : engetahuan, sika, tingkat endaatan, dukungan suami, dukungan sosial dengan emenuhan hak-hak reroduksi dalam ber-kb ada wanita PUS. Variabel yang berengaruh aling signifikan adalah variabel sika dan variabel dukungan sosial terhada emenuhan hak-hak wanita PUS. Saran 1. Seluruh egawai wanita PUS yang bekerja di RSU Materna Medan agar menerima endaat, mereson, menghargai, dan bertanggungjawab bersama suami beserta keluarga terhada hak-hak reroduksi dalam ber- KB ada wanita sehingga daat melaksanakan fungsi reroduksi secara sehat dan aman. 2. Keada ihak RSU Materna Medan agar membuat eraturan mengenai hal ertanggungan biaya hanya 2 orang anak saja. 3. Keada Dinas Kesehatan Kota Medan khususnya bidang KB, emberdayaan eremuan membuat kebijakan kesehatan reroduksi wanita dalam uaya romosi eningkatan emenuhan hak-hak reroduksi dalam ber- KB ada wanita PUS. Daftar Pustaka Atikah, P, 2012. Pola Relasi Gender dan Hak Reroduksi Wanita ada Keluarga dalam Melaksanakan Program KB. Srisi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Hanim, dkk, 2013. Konseling, Informasi dan Edukasi Kesehatan Reroduksi. Manual Field Lab Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Hia, R, S, 2010. Hak Kesehatan Reroduksi Peremuan di Kecamatan Mandrehe Kabuaten Nias Barat Tahun 2010. Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Manurung, P, M, 2012. Analisis Faktor yang Memengaruhi Aksetor KB dalam 8

Memilih Alat Kontrasesi IUD di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabuaten Deli Serdang Tahun 2012. Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Naibaho, E, 2012. Pengaruh Sosial Budaya terhada Pemenuhan Hak-Hak Reroduksi Wanita ada Pasangan Usia Subur di Rumah Sakit Tingkat II DAM I/BB di Kota Medan Tahun 2012. Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Pardosi, T, I, 2005. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Aksetor KB Aktif dalam Pemanfaatan Program KB Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kodya Medan Tahun 2005. Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Sadli, 2002. Peremuan dan Hak Kesehatan Reroduksi. YLKI, Forum Kesehatan Peremuan dan Ford Foundation. Suyoto, 2003. Gambaran Pengetahuan, Sika dan Tindakan Suami Masyarakat Suku Rejang tentang Hak-Hak Reroduksi Wanita di Desa Karang Anyar I Kecamatan Arga Makmur Kabuaten Bengkulu Utara Tahun 2003. Skrisi Fakultas Kesehatan Masyarakat 9