BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2010. Penelitian ini menggunakan metode kausal komparatif. Metode kausal komparatif adalah suatu metode di dalam penelitian yang menyelidiki pengaruh dua variabel atau lebih yaitu variabel independen terhadap variabel dependen, serta untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel tersebut (Indriantoro dan Supomo : 1999). Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah likuiditas, profitabilitas, besaran KAP, dan opini audit tahun sebelumnya untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap penerbitan unqualified opinion with explanatory paragraph going concern yang berperan sebagai variabel dependen. III.2. Desain Penelitian III.2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang terdapat di dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan secara tidak langsung yang menggunakan BEI sebagai perantara di dalam mendapatkan data tersebut (Susanto : 2009). Data sekunder tersebut adalah berupa laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan yang dapat berisi mengenai kinerja manajemen di dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaannya serta laporan 23
audit independen yang diterbitkan dari Kantor Akuntan Publik (KAP). Data tersebut dapat dikumpulkan dari website dengan link www.idx.co.id III.2.2. Penentuan Jumlah Sampel Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Unit analisis pada penelitian ini adalah tingkat perusahaan. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang diambil dari populasi secara tidak acak yaitu dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling dengan pemilihan sampel menggunakan judgment sampling yaitu dengan pertimbangan (Indriantoro dan Supomo 1999 : 131). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara tidak acak dari suatu populasi. Sampel yang diambil secara tidak acak ini diambil dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI dari tahun 2007-2010. 2. Perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak yang negatif sekurang-kurangnya 2 tahun selama periode penelitian (tahun 2007-2010). 3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang berakhir pada periode 31 Desember. 4. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah di dalam penyusunan laporan keuangannya. 5. Perusahaan yang memiliki laporan auditor independen. 24
III.2.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari dokumendokumen serta mencatat data tertulis yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 2. Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literature yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga pengumpulan data dengan membaca buku dan sumber bacaan yang relevan. III.2.4. Metode Analisis Data III.2.4.1.Statistik Deskriptif Statistik deskriptif di dalam suatu penelitian adalah suatu proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga data yang akan diolah tersebut menjadi mudah untuk dimengerti serta mudah untuk menginterpretasikannya dengan baik. Statistik deskriptif banyak digunakan oleh para peneliti dalam menyampaikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti di dalam penelitiannya serta data demografi responden jika ada (Indriantoro dan Supomo :1999). Tujuan dari statistik deskriptif adalah untuk mengukur nilai Tendensi Sentral yang dapat dinyatakan dalam tiga ukuran yaitu rata-rata (mean), median, dan modus. Untuk mengetahui nilai maksimun dan nilai minimum serta standar deviasi dari sampel yang telah dipilih (Indriantoro dan Supomo : 1999). 25
III.2.4.2.Overall Model Fit Menurut (Ghozali :2006) di dalam regresi logistik terdapat beberapa langkah yaitu langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan overall model fit terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik -2LogL kadang-kadang disebut likelihood rasio χ2 (Chi Square) statistik, dimana χ2 distribusi dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam model. Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukan konstanta dan kedua adalah untuk model dengan konstanta dan variabel bebas. Statistik -2LogL dapat digunakan untuk menentukan jika terdapat penambahan variabel bebas ke dalam model apakah secara signifikan dapat memperbaiki model yang fit. Selisih -2LogL untuk model dengan konstanta saja dan -2LogL untuk model dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai χ 2 dengan df (selisih df kedua model tersebut). Jika output SPSS menunjukan selisih kedua -2Likelihood lebih besar dari tabel maka dapat dikatakan bahwa selisih -2LogL signifikan. Hal ini bearti bahwa penambahan variabel bebas kedalam model memperbaiki model fit (Ghozali :2006). III.2.4.3.Hosmer dan Lemeshow s Goodness of Fit Test Hosmer dan Lemeshow s Goodness of Fit Test dilakukan untuk menguji data yang digunakan baik atau tidak untuk penelitian. Untuk menguji hipotesis awal (nol) bahwa data empiris cocok dan sesuai dengan model yaitu bila tidak terdapat perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dinyatakan fit. Jika hasil dari Hosmer 26
dan Goodness-of-fit test sama dengan atau kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan hipotesis awal (nol) ditolak dan menerima hipotesis alternatif yang berarti bahwa terdapat perbedaan antara model dengan nilai observasinya sehingga model tidak baik untuk digunakan karena tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai observasinya. Kemudian, jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan itu berarti model mampu untuk memprediksi nilai observasinya atau dapat juga dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali : 2006). III.2.4.4.Nagelkerke s R Square Nagelkerke s R Square digunakan untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai pada Nagelkerke s R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 di dalam multiple regression. Hasil dari nilai Nagelkerke s R 2 merupakan hasil yang menyatakan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali :2006). III.2.4.5.Tingkat Ketepatan Prediksi Model Uji ketepatan prediksi ini dilakukan setelah menilai model fit atau tidak. Hasil dari ketepatan model prediksi ini dapat dilihat dari tabel klasifikasi. Menurut Ghozali (2006) Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika model logistik mempunyai homoskedastisitas, maka presentase yang benar (correct) akan sama untuk kedua barisnya. Terdapat dua tipe kesalahan yaitu: 27
1. Kesalahan prediksi tipe 1 Yaitu, Jika perusahaan menerima opini audit dengan paragraf going concern diprediksi menerima penerbitan opini audit dengan paragraf non going concern. 2. Kesalahan prediksi tipe 2 Yaitu, jika perusahaan menerima opini audit dengan paragraf non going concern diprediksi menerima opini audit dengan paragraf going concern. III.2.4.6. Estimasi Parameter dan Interpretasinya Uji Hipotesis adalah proses dimana membuat suatu keputusan dapat ditentukan yaitu menolak atau mendukung serta tidak mungkin lepas dari adanya kesalahan. Menurut (Indriantoro dan Supomo :1999) terdapat dua buah terjadinya kemungkinan kesalahan: 1. Keputusan dari peneliti menolak hipotesis awal (nol), padahal pada kenyataannya hipotesis awal (nol) pada kenyataannya adalah benar. Kesalahan tersebut dapat disebut dengan kesalahan tipe 1. 2. Keputusan dari peneliti menerima hipotesis awal (nol), padahal pada kenyataannya hipotesis awal (nol) adalah salah. Kesalahan tersebut dapat disebut dengan kesalahan tipe 2. Estimasi maksimum parameter dari sebuah model regresi hipotesis dapat dilihat dari nilai sig yang terdapat dalam tampilan output SPSS variable in the equation. Dalam penelitian dan meneliti data dengan menggunakan SPSS terdapat tingkat signifikan yaitu sebesar 0,05 yang dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan biasa disebut dengan alpha (Ghozali : 2006). Jika nilai signifikan suatu variabel lebih besar 28
samadengan alpha maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan, atau berarti variabel tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (Ha tidak terdukung). Tetapi jika nilai signifikan suatu variabel tersebut lebih kecil dari alpha maka variabel tersebut dinyatakan signifikan (Ha terdukung). III.2.4.7. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis bermanfaat untuk menguji suatu penyataan yang masih harus diuji kebenarannya. Apakah Hipotesis yang peneliti gunakan ditolak atau diterima dapat menggunakan regresi logistik yang digunakan untuk variabel dummy, serta untuk menjelaskan pengaruh dari variabel independen di dalam penelitian ini yaitu likuiditas, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap variabel dependen yaitu penerbitan unqualified opinion with explanatory paragraph going concern. Model yang digunakan untuk penelitian ini adalah Binary Logistic Regression, berikut ini adalah persamaan regresi di dalam penelitian ini : P Ln = a +b1x1 + b2x2 + b3x3+ b4x4 +e 1-p Keterangan : Ln a X 1 X 2 X 3 X 4 P 1-P variabel dummy opini audit dengan paragraf Going Concern Konstanta Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas Kualitas Audit Opini Audit Tahun Sebelumnya 29
b 1 -b 4 Koefesien Variabel Independen E Error III.2.5. Metode Penyajian Data Data hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk tabel beserta keteranganketerangan yang akan memperjelas maksud dari tabel yang disajikan. III.2.6. Operasionalisasi Variabel Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang lain yaitu variabel dependen. Variabel independen yang memberi pengaruh di dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, besaran KAP, dan opini audit tahun sebelumnya. Variabel dependen yang dipengaruhi pada penelitian ini adalah opini audit dengan paragraf going concern. III.2.6.1. Variabel Dependen Variabel dependen opini audit dengan paragraf going concern ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang berskala kategoris atau nominal dimana nilai kategori yang diwakili hanya 2 jenis, yaitu 0 dan 1. Kategori 1 untuk perusahaan manufaktur yang menerima penerbitan opini audit dengan paragraf going concerndan 0 untuk perusahaan manufaktur yang tidak menerima penerbitan opini dengan paragraf going concern (Santosa dan Wedari : 2007). 30
III.2.6.2. Variabel Independen Definisi operasional serta pengukuran dari variabel independen adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo segera (kewajiban jangka pendek) (Komalasari :2004). Likuiditas sebagai salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan dapat diukur dengan menggunakan quick ratio, yaitu suatu rasio keuangan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya dengan asset yang dimilikinya. Rumus Quick Ratio adalah current asset dikurang inventory dibagi dengan current liabilities. Makin kecil quick ratio, perusahaan menjadi kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para krediturnya. Variabel dalam skala pengukuran ini adalah skala rasio. Quick Ratio = Cash + marketable securities + Receivables (net) Current Liabilities Gibson (2011:225) 2. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini juga untuk mengetahui hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada neraca perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur 31
efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Variabel dalam skala pengukuran ini adalah skala rasio. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Assset (ROA) yang merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan. Return On Asset adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap tahunnya dengan cara menghitung keuntungan atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh Asset yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Kieso (2010) ROA dihitung dengan cara: Net Income Return On Asset = Average Total Asset Kieso (2010:209) 3. Besaran KAP Opini yang diterbitkan oleh seorang auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai pedoman penting di dalam melakukan pengambilan keputusan dan bahwa hanya auditor yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkannya reliable dan dapat dipercaya (Wijaya et. al., : 2009). Besaran KAP sebagai variabel independen pada penelitian ini dapat di proksikan dengan menggunakan skala auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Variabel kualitas audit ini diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu 1 untuk auditor yang berskala besar dan kuat seperti KAP Big Four dan 0 untuk auditor yang berskala 32
kecil seperti KAP Non Big Four (Santosa dan Wedari : 2007). Variabel dalam skala pengukuran ini adalah skala nominal. 4. Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan menjadi faktor pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Nogler (1995) dalam Carcello dan Neal (2000) memberikan bukti bahwa setelah auditor mengeluarkan opini going concern, perusahaan harus menunjukkan peningkatan keuangan yang signifikan untuk memperoleh opini bersih pada tahun berikutnya. Variabel independen opini audit tahun sebelumnya dapat diukur dengan variabel dummy yaitu unqualified opinion with explanatory paragraph going concernakan diberi kode 1, sedangkan untuk unqualified opinion, qualified opinion, adverse opinion, and disclaimer opinion diberi kode 0. Untuk mengukur apakah perusahaan menerima opini audit dengan paragraf going concern pada tahun yang sedang berjalan (Santosa dan Wedari :2007). Variabel dalam skala pengukuran ini adalah skala nominal. 33