METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

dokumen-dokumen yang mirip
Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

Modal Sosial Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Tanah Sareal Dan Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor) 1

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Bagan Kerangka Pemikiran "##

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

BAB III METODE PENELITIAN

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 )

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik sosio demografi, karakteristik ekonomi, modal sosial, ketahanan pangan rumah tangga, kualitas pengasuhan balita, dan status gizi balita pada rumah tangga dan komunitas miskin yang diteliti, dalam sekali waktu pengukuran. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Bogor yaitu di Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal dan Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Penetapan kedua kelurahan tersebut sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive yang didasarkan pada jumlah penduduk miskin dan insiden status gizi kurang maupun buruk pada balita (Gambar 5). Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan pada bulan April sampai Agustus 2006. Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga miskin di Kota Bogor. Unit analisis terkecil dilakukan pada rumah tangga untuk variabel-variabel karakteristik sosio demografi, karakteristik ekonomi, modal sosial, ketahanan pangan rumah tangga, dan kualitas pengasuhan balita. Sementara itu unit analisis untuk variabel status gizi balita dilakukan pada tingkat individu balita anggota rumah tangga responden. Rumah tangga miskin yang digunakan sebagai populasi penelitian ini adalah rumah tangga miskin di Kota Bogor yang didata oleh BPS Kota Bogor yang digunakan sebagai data dasar untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi rumah tangga miskin. Pendataan rumah tangga miskin memang selalu menimbulkan pro dan kontra, begitu juga pendataan yang dilakukan oleh BPS terkait dengan peluncuran dana BLT oleh pemerintah. Beberapa kasus memang muncul, beberapa rumah tangga yang sebenarnya tidak layak memperoleh BLT namun karena human error (kolusi dan nepotisme) akhirnya dapat memperoleh BLT. Sebaliknya, rumah tangga yang jauh lebih layak memperoleh dana BLT banyak yang tidak memperolehnya. Meskipun begitu,

44 secara ilmiah penulis menilai bahwa variabel-variabel yang digunakan sebagai indikator rumah tangga miskin sebagai penerima BLT telah cukup lengkap, mulai dari pengukuran kondisi tempat tinggal, sumber air minum, sumber penerangan, bahan bakar untuk memasak sehari-hari, konsumsi makanan sumber protein hewani, kemampuan membeli pakaian, kemampuan berobat, lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga hingga kepemilikan tabungan. Berdasarkan alasan tersebut, rumah tangga miskin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rumah tangga hasil pendataan BPS yang digunakan untuk menentukan rumah tangga miskin penerima BLT. Di Kota Bogor, pencairan dana BLT Tahap I dilakukan pada bulan Oktober 2005. Oleh karenanya, data rumah tangga miskin yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pendataan rumah tangga miskin pada awal tahun 2005 di Kota Bogor yang digunakan sebagai data acuan daftar penerima dana BLT Tahap I tahun 2005. Pada pencarian data awal yang dilakukan, tidak diperoleh nama-nama keluarga dan penduduk miskin serta balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk secara lengkap. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan pencatatan data pada instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, penarikan contoh dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Cluster sampling merupakan teknik penarikan contoh yang bermanfaat ketika daftar secara lengkap tidak tersedia dari populasi (Agresti & Finlay 1997). Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, dua kelurahan yang diambil sebagai lokasi penelitian mewakili dua cluster dengan karakteristik berbeda. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal mewakili cluster dengan karakteristik persentase keluarga dan penduduk miskin relatif rendah namun insiden gizi kurang dan buruk relatif tinggi. Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur mewakili cluster dengan karakteristik persentase keluarga dan penduduk miskin relatif tinggi namun status gizi kurang dan buruk rendah. Kecamatan Tanah Sareal dipilih sebagai representasi dari bagian utara Kota Bogor dan Kecamatan Bogor Timur dipilih sebagai representasi dari bagian selatan Kota Bogor Keluarga miskin yang ada di masing-masing cluster dipilih secara acak untuk menentukan contoh terpilih penelitian ini berdasarkan data keluarga miskin

45 yang tersedia. Jumlah contoh rumah tangga dalam penelitian ini adalah 61 rumah tangga. Sebelum pengumpulan data dilakukan, sebenarnya telah dipilih secara acak masing-masing 34 rumah tangga penerima BLT dari dua RW yang ditetapkan di masing-masing kelurahan contoh sebagai rumah tangga contoh penelitian. Jumlah ini diambil untuk berjaga-jaga bila dalam proses pengumpulan data terdapat rumah tangga contoh yang drop out. Dikarenakan ada beberapa rumah tangga terpilih yang tidak bersedia menjadi contoh penelitian, maka jumlah akhir rumah tangga yang menjadi contoh penelitian ini adalah 33 rumah tangga dari Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal dan 28 rumah tangga dari Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur sehingga keseluruhan sampel berjumlah 61 rumah tangga miskin. Alur penetapan lokasi dan contoh penelitian disajikan pada Gambar 5. Kecamatan terpilih Pendataan jumlah keluarga dan penduduk miskin di kecamatan terpilih Tahun 2005 Pendataan persentase status gizi balita di kecamatan terpilih Tahun 2005 Ditentukan kelurahan dengan karakteristik : 1. persentase keluarga dan penduduk miskin relatif tinggi namun status gizi relatif kurang dan buruk rendah dibandingkan kelurahan yang lain (Kelurahan Tajur) 2. persentase keluarga dan penduduk miskin relatif rendah namun status gizi kurang dan buruk relatif tinggi (Kelurahan Kedung Jaya) Pengambilan contoh rumah tangga secara acak pada masing-masing kelurahan terpilih Gambar 5 Alur penetapan lokasi dan contoh penelitian. Jenis dan Cara Pengambilan Data Dalam pengumpulan data, penelitian yang dilakukan ini menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang ditujukan untuk menggali informasi dari responden tingkat rumah tangga. Sementara itu, metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dengan menggunakan panduan wawancara

46 yang lebih difokuskan untuk menggali informasi dari responden (indepth interview). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan berbagai cara yaitu melalui : 1. Wawancara dengan kepala rumah tangga (suami dan istri) dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk mengidentifikasi karakteristik sosio demografi dan karakteristik ekonomi rumah tangga, modal sosial, ketahanan pangan rumah tangga, dan kualitas pengasuhan balita. 2. Wawancara mendalam (indepth interview) terhadap beberapa rumah tangga terpilih. 3. Pengamatan lokasi penelitian untuk mengidentifikasi tempat pembelian kebutuhan pangan rumah tangga dan mengetahui harga bahan pangan di sekitar rumah tangga responden. 4. Pengukuran berat badan dan tinggi badan balita anggota rumah tangga contoh. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari instansi-instansi terkait untuk menunjang analisa data primer yang dihasilkan dalam penelitian ini. Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual dan kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini maka beberapa variabel (peubah) digunakan sebagai instrumen pengukuran. Peubah-peubah tersebut disusun untuk dapat menjawab tujuan penelitian yang dilakukan (Tabel 2). Tabel 2. Variabel penelitian Variabel Ukuran Responden INDIKATOR UNTUK ARAS KOMUNITAS Modal sosial Kepercayaan : 1. Kepercayaan diri rumah tangga dalam menjalin hubungan sosial Kepala Rumah Tangga 2. Kepercayaan rumah tangga untuk menjalin (suami dan kerjasama tanpa rasa saling curiga istri) 3. Kepercayaan rumah tangga bahwa kerjasama yang dibangun dengan rumah tangga lain dapat membantu pemenuhan kebutuhan pangan

47 Variabel Ukuran Responden 4. Kepercayaan rumah tangga bahwa kerjasama yang dibangun dengan rumah tangga lain dapat membantu dalam pengasuhan balita 5. Kepercayaan rumah tangga bahwa lingkungannya dapat menciptakan kedamaian dan meredam kekacauan sosial 6. Kepercayaan rumah tangga bahwa menjaga keeratan hubungan di dalam lingkungannya adalah hal penting 7. Kepercayaan rumah tangga bahwa lingkungannya dapat menjaga hubungan di antara mereka tetap sustain Jaringan sosial antar rumah tangga di dalam komunitas : Sifat Jaringan : Formal Informal Karakteristik Jaringan : Bentuk/basis hubungan sosial Luas Kedalaman dan keterbukaan Keragaman Permanency Norma sosial : Aturan-aturan tidak tertulis dalam hubungan antar rumah tangga di dalam komunitas Nilai-nilai tradisional yang sudah ada turun temurun Nilai-nilai agama yang diyakini dalam menjalin hubungan sosial INDIKATOR UNTUK ARAS RUMAH TANGGA Karakteristik sosio demografi dan karakteristik ekonomi rumah tangga Ketahanan pangan rumah tangga Jenis kelamin anggota rumah tangga, kelompok umur anggota rumah tangga, umur kepala rumah tangga, pendidikan anggota rumah tangga, pekerjaan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, jumlah keluarga inti dalam rumah tangga Pengeluaran rumah tangga Pengeluaran rumah tangga untuk pangan Pengeluaran rumah tangga untuk beras Jumlah anggota rumah tangga yang berkontribusi terhadap pendapatan ekonomi rumah tangga Konsumsi pangan rumah tangga dengan menggunakan food list record yang diukur selama 7 hari, yang kemudian dihitung Tingkat Kecukupan Energi rumah tangga responden Kepala rumah tangga (suami dan istri) Kepala rumah tangga (suami dan istri)

48 Variabel Ukuran Responden Biaya transportasi yang diperlukan untuk mengakses lokasi pembelian bahan pangan sehari-hari Lokasi pembelian bahan pangan sehari-hari rumah tangga Harga kebutuhan pangan pokok di lokasi pembelian bahan pangan sehari-hari rumah Pedagang pangan yang diakses rumah tangga responden tangga Ketersediaan sarana transportasi Kualitas pengasuhan Pola asuh makan Pengasuh Pola asuh kesehatan Lingkungan pengasuhan balita utama balita (ibu) Status Gizi Balita BB/U Balita dalam BB/TB rumah tangga TB/U Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft Excell XP dan SPSS versi 10.5 for Windows. Sementara itu, data status gizi balita diolah dengan menggunakan program WHO Anthro 2005. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabulasi silang dan juga dilakukan uji korelasi untuk melihat hubungan antar beberapa variabel. Variabel karakteristik sosio demografi dan karakteristik ekonomi rumah tangga miskin responden disajikan dalam bentuk tabulasi silang, grafik, dan juga dilakukan uji korelasi untuk melihat hubungan antar beberapa variabel. Variabel ketahanan pangan rumah tangga diperoleh dengan menghitung Tingkat Kecukupan Energi (TKE) rumah tangga didasarkan pada data konsumsi pangan rumah tangga melalui metode food list record selama tujuh hari pengukuran. Metode food list record dipilih karena metode ini dapat merepresentasikan data yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data tentang asal pangan diperoleh, harga pangan, serta konsumsi pangan rumah tangga. Dalam metode ini, dilakukan wawancara kepada ibu rumah tangga tentang semua pangan yang dikonsumsi oleh semua anggota rumah tangga baik yang dimasak sendiri, hasil pembelian, maupun hasil pemberian. Jumlah pangan yang dikonsumsi oleh rumah tangga dicatat dalam URT (Ukuran Rumah Tangga) yang selanjutnya dikonversi menjadi satuan gram. Untuk dapat mengkonversi URT ke dalam gram, peneliti mengambil sampel pangan di warung-warung di sekitar

49 rumah tangga miskin responden, yang biasanya digunakan sebagai tempat pembelian kebutuhan pangan sehari-hari. Data konsumsi hasil food list record selama tujuh hari tersebut kemudian diolah untuk mengetahui rata-rata konsumsi energi dan protein per kapita per hari, yang sebelumnya dikoreksi terlebih dahulu dengan unit konsumsi (consumption unit). Konsumsi unit merupakan penyetaraan dari jumlah kali makan utama (meals) dalam sehari (Kusharto & Sa diyyah 2005). Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan makan utama sebanyak tiga kali dalam sehari yang setara dengan satu unit konsumsi. Oleh karenanya, apabila anggota rumah tangga responden penelitian ini hanya makan utama sebanyak dua kali di rumah maka unit konsumsinya adalah adalah 2/3. Hal ini dilakukan untuk memperkecil kesalahan dalam penghitungan konsumsi per kapita maupun tingkat kecukupannya. Selanjutnya rata-rata konsumsi energi dan protein per kapita per hari tersebut dibandingkan dengan rata-rata kecukupan energi dan protein anggota rumah tangga responden yang dihitung berdasarkan jenis kelamin dan umur anggota rumah tangga responden. Hasilnya adalah tingkat kecukupan energi dan protein pada tingkat rumah tangga. Selanjutnya, tingkat kecukupan energi rumah tangga yang diperoleh dijadikan dasar untuk menentukan ketahanan pangan rumah tangga, yaitu : (a) rumah tangga tahan pangan bila tingkat kecukupan energi 90% dan (b) rumah tangga tidak tahan pangan bila tingkat kecukupan energi < 90%. Variabel modal sosial diukur dengan kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial. Komponen modal sosial berupa kepercayaan dinilai dengan tujuh ukuran kepercayaan (Tabel 2). Sementara itu, komponen modal sosial berupa jaringan sosial dinilai berdasarkan sifat, basis/bentuk, luas, kedalaman, keragaman, dan permanency jaringan sosial. Komponen modal sosial lainnya, yaitu norma sosial dinilai dengan tiga ukuran yaitu keberadaan norma tidak tertulis, norma tradisional, dan norma agama yang diakui rumah tangga miskin responden sebagai landasan dalam menjalin hubungan sosial, baik dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun dalam pengasuhan balitanya. Selanjutnya, skor ketiga komponen modal sosial diperoleh dari komposit ukuran-ukuran tersebut (Tabel 2) dengan menggunakan standarisasi skor sebagai berikut :

50 Skor komponen modal sosial = nilai x skor minimum Skor maksimum-skor minimum X 100 Kualitas pengasuhan diukur dari pola asuh makan, pola asuh kesehatan, dan lingkungan pengasuhan balita. Pengukuran lingkungan pengasuhan balita digunakan pengukuran HOME sebagai instrumennya. Data yang dihasilkan berupa data kategori yang selanjutnya diolah untuk melihat hubungannya dengan variabel-variabel lainnya dalam penelitian ini. Metode pengukuran status gizi balita dilakukan dengan mengukur status gizi antropometri berdasarkan indeks gabungan dari pengukuran BB/U, TB/U, dan BB/TB. Indeks antropometri gizi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan standar deviasi unit yang dikenal sebagai z-score. Nilai baku rujukan yang digunakan dalam indeks ini adalah baku rujukan WHO-NCHS. Rumus perhitungan z-score adalah sebagai berikut (Supariasa et al. 2002) : Z-score = Nilai individu subyek nilai median baku rujukan Nilai simpang baku rujukan Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Rumah tangga miskin adalah rumah tangga yang menurut kriteria BPS dikategorikan miskin, yaitu apabila rumah tangga tersebut memenuhi sembilan atau lebih dari empat belas kriteria rumah tangga miskin. Karakteristik sosial demografi rumah tangga adalah karakteristik rumah tangga contoh yang meliputi : a. Jenis kelamin anggota rumah tangga, dibedakan laki-laki dan perempuan b. Umur anggota rumah tangga dikelompokkan menjadi : (a) < 5 tahun; (b) 5-12 tahun; (c) 13-18 tahun; (d) 19-54 tahun; dan (e) 55 tahun c. Umur kepala rumah tangga dihitung rata-rata dan standar deviasinya

51 d. Pendidikan anggota rumah tangga dikelompokkan menjadi : (a) belum sekolah; (b) tidak tamat SD/sederajat; (c) tamat SD/sederajat; (d) tamat SMP/sederajat; (e) tamat SMA/sederajat; dan (f) tamat perguruan tinggi e. Pekerjaan kepala rumah tangga dikelompokkan menjadi : (a) sektor jasa informal; (b) perdagangan; dan (c) tidak bekerja f. Jumlah anggota rumah tangga, dikelompokkan menjadi rumah tangga dengan anggota : (i) 3 orang; (ii) 4 8 orang; (c) 9 orang g. Jumlah keluarga inti dalam rumah tangga, dikelompokkan menjadi rumah tangga dengan : (i) 1 keluarga; (ii) 2 keluarga; (c) 3 keluarga Karakteristik ekonomi rumah tangga adalah karakteristik rumah tangga contoh yang meliputi : a. Pengeluaran rumah tangga, menunjuk pada rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga setiap bulan (Rp/kapita/bulan) b. Pengeluaran rumah tangga untuk pangan, menunjuk pada rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga setiap bulan yang digunakan untuk membeli kebutuhan pangan rumah tangga (Rp/kapita/bulan) c. Pengeluaran rumah tangga untuk beras, menunjuk pada rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga setiap bulan yang digunakan untuk membeli kebutuhan beras rumah tangga (Rp/kapita/bulan) c. Jumlah anggota rumah tangga yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga, dikelompokkan menjadi : (i) 1 orang; (ii) 2-3 orang; (c) 4 orang Modal sosial adalah jaringan-jaringan yang terbentuk dari hubungan-hubungan sosial dimana dibangun oleh kepercayaan, hubungan timbal balik di dalamnya (jaringan) dan norma-norma. Aspek modal sosial yang dilihat dalam penelitian ini adalah : 1. Kepercayaan, dibedakan dalam tujuh kriteria kepercayaan (Tabel 2) dengan tiga kategori, yaitu : 1 = tingkat kepercayaan rendah; 2 = tingkat kepercayaan sedang; dan 3 = tingkat kepercayaan tinggi. Skor kepercayaan (trust) yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan cut off sebagai berikut :

52 < 60% dari skor terendah - tertinggi : kepercayaan rendah 60% - 80% dari skor terendah - tertinggi : kepercayaan sedang > 80% dari skor terendah - tertinggi : kepercayaan tinggi 2. Jaringan Sosial, yang merupakan komposit dari ketujuh ukuran berikut ini: a. Bentuk/basis jaringan sosial rumah tangga dengan komunitasnya, dikelompokkan menjadi : 1 = kekerabatan, 2 = pertetanggaan, 3 = asal daerah sama b. Bentuk/basis jaringan sosial rumah tangga dengan luar komunitasnya, dikelompokkan menjadi : 1 = kekerabatan, 2 = pertetanggaan, 3 = asal daerah sama c. Sifat jaringan sosial, dibedakan menjadi : 1 = formal dan 2 = informal d. Luas jaringan sosial dibedakan menjadi 1 = sempit, 2 = sedang, dan 3 = luas e. Kedalaman jaringan sosial dibedakan menjadi 1 = rendah, 2 = sedang, dan 3 = tinggi f. Keterbukaan jaringan sosial dibedakan menjadi : 1 = tidak terbuka dan 2 = terbuka dengan kehadiran pihak luar g. Permanency jaringan sosial dibedakan menjadi 1 = temporal dan 2 = permanen Skor jaringan sosial (social networks) yang diperoleh dari komposit ketujuh ukuran tersebut dengan menggunakan standarisasi skor dikategorikan dengan menggunakan cut off sebagai berikut : < 60% dari skor terendah - tertinggi : jaringan sosial rendah 60% - 80% dari skor terendah - tertinggi : jaringan sosial sedang > 80% dari skor terendah - tertinggi : jaringan sosial tinggi 3. Norma Sosial, yang dikukur dari keberadaan norma tidak tertulis, norma tradisional, dan norma agama yang diakui rumah tangga miskin responden sebagai landasan hubungan sosialnya, yang dikategorikan dengan 1 = tidak ada norma; 2 = ada norma. Skor norma sosial (social norms) yang diperoleh dari komposit ketiga ukuran tersebut dengan menggunakan standarisasi skor dikategorikan dengan menggunakan cut off sebagai berikut :

53 < 60% dari skor terendah - tertinggi : norma sosial rendah 60% - 80% dari skor terendah - tertinggi : norma sosial sedang > 80% dari skor terendah - tertinggi : norma sosial tinggi Ketahanan pangan rumah tangga adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi : (i) rumah tangga yang tahan pangan, yaitu rumah tangga yang tingkat kecukupan energi 90%; dan (ii) rumah tangga yang tidak tahan pangan, yaitu rumah tangga yang rata-rata konsumsi energi < 90% kecukupan energi. Pola asuh makan adalah praktek dan cara ibu (pengasuh) dalam menyediakan dan memberikan makan kepada anak. Skor pola asuh makan terendah adalah 13 dan skor tertingginya adalah 51. Skoring untuk pola asuh makan dalam penelitian ini menggunakan cut off sebagai berikut: < 60% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh makan buruk (skor 13-36) 60% - 80% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh makan sedang (skor 37 44) > 80% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh makan baik (skor 45 51) Pola asuh kesehatan adalah kemampuan ibu (pengasuh) dalam mempraktekkan pola hidup sehat terhadap anak. Skor pola asuh kesehatan terendah adalah 15 dan skor tertingginya adalah 45. Skoring untuk pola asuh kesehatan dalam penelitian ini menggunakan cut off sebagai berikut: < 60% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh kesehatan buruk (skor 15-33) 60% - 80% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh kesehatan sedang (skor 34 40) > 80% dari nilai terendah - tertinggi : pola asuh kesehatan baik (skor 41 45)

54 Lingkungan pengasuhan balita adalah perilaku ibu (pengasuh) dalam memberikan stimuli dan respon terhadap perilaku anak, serta kemampuan ibu (pengasuh) dalam memberikan lingkungan yang nyaman bagi anak. Skor uji lingkungan perkembangan anak usia 0-3 tahun adalah : Skor 0 25 : lingkungan perkembangan anak kurang Skor 26 36 : lingkungan perkembangan anak sedang Skor 37 45 : lingkungan perkembangan anak baik Skor uji lingkungan perkembangan anak usia 3-6 tahun adalah : Skor 0 28 : lingkungan perkembangan anak kurang Skor 29 44 : lingkungan perkembangan anak sedang Skor 45 55 : lingkungan perkembangan anak baik Status gizi balita adalah keadaan pertumbuhan anak pada suatu waktu tertentu yang diukur dengan metode antropometri dengan menggunakan indeks gabungan (BB/TB, BB/U, dan TB/U). Interpretasi status gizi dari indikator gabungan berdasarkan WHO dan juga beberapa penyesuaiannya (Riyadi 2003) yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Interpretasi status gizi balita dari indikator gabungan Kategori Indikator BB/TB Indikator BB/U Indikator TB/U Interpretasi status gizi Interpretasi WHO 1 normal rendah rendah tampak normal, mengalami kekurangan gizi pada masa lalu 2 normal normal normal normal 3 normal tinggi tinggi tubuh tinggi, gizi baik 4 rendah rendah tinggi saat ini kekurangan gizi berat 5 rendah rendah normal saat ini kekurangan gizi sedang 6 rendah normal tinggi saat ini kekurangan gizi ringan 7 tinggi tinggi rendah obes++ 8 tinggi normal rendah saat ini gizi lebih, mengalami kekurangan gizi pada masa lalu 9 tinggi tinggi normal gizi lebih, tapi tidak obes Beberapa penyesuaian normal normal rendah tampak normal, mengalami kekurangan gizi pada masa lalu normal rendah normal normal, tinggi normal normal normal tinggi normal, tinggi rendah rendah rendah saat ini kekurangan gizi sedang rendah normal normal saat ini kekurangan gizi ringan rendah normal rendah saat ini kekurangan gizi ringan tinggi normal normal gizi lebih, tapi tidak obes