PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( STUDI DALAM LEMBAGA TERKAIT DI MEDAN ) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum OLEH : SELLY NOVITA SIREGAR NIM : 060200142 DEPARTEMEN : HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( STUDI DALAM LEMBAGA TERKAIT DI MEDAN ) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum OLEH : SELLY NOVITA SIREGAR NIM : 060200142 DEPARTEMEN : HUKUM PIDANA Disetujui oleh : KETUA DEPARTEMEN HUKUM PIDANA ABUL KHAIR,S.H.,M.Hum NIP : 196107021989031001 DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II Prof.Dr.SYAFRUDDIN KALO,SH.M.Hum EDI YUNARA,SH.,M.Hum NIP : 195102061980021001 NIP : 196012221986031003 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
ABSTRAKSI * SELLY NOVITA SIREGAR ** SYAFRUDDIN KALO *** EDI YUNARA Masalah pembuktian memang sangat penting dalam proses pemeriksaan suatu perkara pidana sehingga pembuktian ini benar-benar harus dilakukan secara cermat dan perlu diperhatikan. Karena korupsi mempunyai implikasi yang luas dan mengganggu pembangunan serta menimbulkan kerugian negara yang sangat besar yang pada gilirannya dapat berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang. Permasalahan yang diuraikan dalam tulisan ini adalah mengenai bagaimana proses pembuktian dalam tindak pidana korupsi, hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam proses pembuktian dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Secara yuridis normatif yakni dengan melakukan pengumpulan data melalui bahan kepustakaan hukum maupun peraturan perundang-undangan. Secara yuridis empiris yang penulis lakukan di Kejaksaan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Medan, dan Kepolisian Sumatera Utara dengan melakukan pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara. Berdasarkan temuan data, proses pembuktian tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh jaksa, hakim, dan polisi terdapat kendala-kendala dalam proses pembuktian tersebut, yang mengakibatkan proses pembuktian kurang optimal di dalam penyelesaiannya. Hal ini menjadi tugas serius oleh jaksa, hakim, dan polisi dalam mengupayakan proses pembuktian tindak pidana korupsi di Indonesia.Oleh karena itu, para penegak hukum senantiasa berupaya meningkatkan kualitas yang diberikan kepadanya, terutama dalam upaya proses pembuktian tindak pidana korupsi yang menjadi hal serius dalam penegakan hukum di Indonesia. Proses pembebanan pembuktian terbalik ini maksudnya bahwa beban pembuktian sepenuhnya berada di pihak terdakwa, untuk membuktikan dirinya tidak melakukan korupsi. Dalam perkara suap/gratifikasi (Pasal 12B) yang nilainya Rp.10 juta atau lebih, terdakwa dianggap bersalah. Sistem terbalik ini adalah kebalikan dari asas presumption of innocence. Sistem terbalik ini hanya berlaku pada tindak pidana korupsi suap menerima gratifikasi yang nilainya Rp.10 juta atau lebih ( Pasal 12B ayat 1 huruf a), dan terhadap harta benda yang belum didakwakan, tetapi diduga ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi (Pasal 38B). * Mahasiswi Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum. ** Dosen Pembimbing I; Staf Pengajar Fakultas Hukum. *** Dosen Pembimbing II; Staf Pengajar Fakultas Hukum.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan berkat dan rahmat-nya masih diberikan kesehatan, kesempatan dan kemampuan untuk menjalani perkuliahan sampai pada menyelesaikan skripsi pada Departemen Hukum Pidana di Fakultas Hukum. Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di. Skripsi ini berjudul Proses Pembuktian Tindak Pidana Korupsi ( Studi dalam Lembaga Terkait di Medan) dapat terselesaikan. Sejalan dengan penyelesaian skripsi ini begitu banyak hikmah yang penulis terima terutama dalam hal kesabaran, ketekunan, disiplin dan kesabaran untuk memahami orang lain, kemampuan berfikir dan daya nalar, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini merupakan pengalaman berharga yang tidak terlupakan. Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki selama penulis menyelesaikan skripsi dan selama melakukan penelitian sehingga proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang memberi bantuan moril dan materiil serta berbagai kemudahan fasilitas bahkan doa yang tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Runtung,S.H.,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum. 2. Bapak Abul Khair,SH.,M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum.
3. Ibu Nurmalawaty,SH.,M.Hum, selaku sekretaris Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum. 4. Ibu Erna Herlinda, selaku dosen wali yang telah membimbing penulis dalam akademik dari semester awal sampai dengan semester akhir. 5. Bapak Prof.Dr.Syafruddin Kalo,SH.M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam membimbing, memberi waktu, sumbangan pikiran, tenaga dalam memberikan saran dan kritik serta mengevaluasi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik. 6. Bapak Edi Yunara,SH.M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam membimbing, memberi waktu, sumbangan pikiran, tenaga dalam memberikan saran dan kritik serta mengevaluasi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik. 7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Hukum yang telah membimbing dan mengajar penulis selama perkuliahan. 8. Kejaksaan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Medan, serta Kepolisian Sumatera Utara yang menyediakan waktu dan tempat buat penulis dalam melakukan riset dan juga semua staf khususnya bagian pembinaan dan bagian pidana khusus yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kedua orang tua Ayahanda dan Ibunda yang telah sabar dan mencurahkan segenap kasih sayangnya dan segala pengorbanan serta doanya, dan adikku yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa pasti terdapat kekurangan di sana sini yang mungkin sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya. Medan, Agustus 2010 Penulis SELLY NOVITA SIREGAR
DAFTAR ISI ABSTRAKSI... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian... 9 2. Manfaat Penelitian... 9 D. Keaslian Tulisan... 10 E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Korupsi... 10 2. Pengertian Pembuktian... 15 3. Pengertian Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana Khusus... 16 4. Pengertian Hukum Pembuktian Umum dan Hukum Pembuktian Khusus... 17 5. Pengertian Hukum Pembuktian Khusus Tindak Pidana Korupsi... 20 F. Metode Penulisan 1. Jenis Penelitian... 21 2. Sumber dan Pengumpulan Data a. Sumber Data... 22 b. Pengumpulan Data... 23 3. Analisis Data... 23 G. Sistematika Penulisan... 23 BAB II HUKUM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI A. Beberapa Ketentuan Khusus dalam Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi... 25 B. Bahan Untuk Membentuk Alat Bukti... 35 1. Alat Bukti Keterangan Saksi... 41 2. Keterangan Ahli... 47 3. Surat... 50 4. Petunjuk... 55 5. Keterangan Terdakwa... 57 C. Sistem Pembebanan Pembuktian Perkara Korupsi... 60 1. Sistem Pembebanan Pembuktian Biasa... 62 2. Sistem Pembebanan Pembuktian Terbalik... 66 BAB III KENDALA DALAM PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN PERKARA KORUPSI A. Hambatan yang Dihadapi dalam Proses Pembuktian... 80 B. Upaya dalam Mengatasi Hambatan- Hambatan dalam perkara korupsi... 91
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 97 B. Saran... 98 DAFTAR PUSTAKA