RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009

dokumen-dokumen yang mirip
RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 72/PHPU.C-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-X/2012

SELASA, 21 MARET 2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015

PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 101/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2013

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 136/PUU-VII/2009

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 027/SKLN-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016

ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XVI/2018

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A KAMIS, 5 FEBRUARI 2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD terhadap Undang-Undang Dasar 1945. PEMOHON - Robertus ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Kamis, 5 Februari 2009, Pukul 10.00 10.25 WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Prof. Abdul Mukthie, Fadjar, S.H., M.S (Ketua) 2) Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H. (Anggota) 3) Maruarar Siahaan, S.H. (Anggota) Alfius Ngatrin, S.H. Panitera Pengganti 1

Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon : - Zairin Harahap, S.H. - Sugito, S.H. - Ahmad Khairun, S.H., M.Hum. 2

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.00 WIB 1. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Sidang panel untuk perkara Nomor 4/PUU-VII/2009 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum KETUK PALU 1 X Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi dan salam sejahtera. Saudara Pemohon dalam perkara ini, sebelum kita lanjutkan, kami silakan untuk memperkenalkan diri, siapa-siapa yang hadir dalam persidangan ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Nama saya Zairin Harahap, dalam hal ini sebagai Kuasa Pemohon, terima kasih. 3. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD KHAIRUN H., S.H., M.Hum. Assalamualaikum wr.wb. Nama saya Ahmad Khairun sebagai salah satu Kuasa Pemohon. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: SUGITO, S.H. Nama saya Sugito, sebagai salah satu Kuasa Pemohon. 5. KETUA : Prof. Dr. MOH. MAHFUD MD, S.H. Ini Kuasa Hukumnya ya. Pemohon Prinsipal ada? Tidak ada? 6. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Tidak ada, Yang Mulia. 7. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Baik, Saudara Kuasa Hukum Pemohon, dalam perkara ini, sidang ini masih merupakan Sidang Pemeriksaan Pendahuluan untuk mendapatkan kejelasan dari permohonan, juga kelengkapankelengkapan. Apabila dipandang perlu, nanti kami akan berikan nasihat 3

sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Untuk itu saya persilakan Saudara Kuasa Pemohon untuk menjelaskan pokok-pokok permohonannya, silakan. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Terima kasih Yang Mulia. Permohonan ini untuk menguji ketentuan Pasal 12 huruf G dan Pasal 50 huruf G Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 terhadap Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat tentang Kesamaan Kedudukan di Bidang Hukum dan Pemerintahan Bagi Setiap Warga Negara. Kemudian Pasal 28C ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang intinya adalah hak setiap orang untuk memajukan diri untuk membangun masyarakat dan negara. Kemudian Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang pada intinya adalah berisikan perlakuan yang sama di depan hukum bagi setiap orang. Kemudian Pasal 28D ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang juga pada intinya berisi mengenai kesempatan yang sama bagi setiap orang dalam pemerintahan. Nah, ketentuan Pasal 12 huruf G dan ketentuan Pasal 50 ayat (1) huruf G Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 itu pada intinya adalah berisikan bahwa salah satu syarat untuk bisa menjadi calon anggota DPD, DPR, maupun DPRD adalah bahwa orang yang bersangkutan tidak pernah dihukum dengan ancaman pidana lima tahun atau lebih. Kami melihat bahwa persyaratan sebagaimana yang disebutkan di dalam ketentuan Pasal 12 huruf G dan ketentuan yang dimuat di dalam Pasal 50 ayat (1) huruf G Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 itu tidak sejalan atau bertentangan dengan ketentuan pasal-pasal yang sudah kami sebutkan tadi yang terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Apalagi kalau kita mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Permasyarakatan, di sana disebutkan bahwa khususnya di dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 dan Pasal 2, itu disebutkan bahwa sistem pemasyarakatan itu adalah dimaksudkan atau diselenggarakan dalam rangka untuk memulihkan seseorang itu seperti sediakala. Jadi Majelis yang mulia, Hakim Mahkamah yang mulia, demikianlah mungkin pokok-pokok yang bisa kami sampaikan, maksud dari permohonan ini. Terima kasih. 9. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Baik, masih ada tambahan dari Kuasa Hukum yang lain? Atau cukup? Baik, Saudara Pemohon atau Kuasa Hukum Pemohon, secara dari sudut formal undang-undangnya, memang yang dimohonkan pengujian ini Undang-Undang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD 4

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008. Tapi secara substantif berkaitan dengan ketentuan pasal itu, sebetulnya Mahkamah sudah berulangulang, banyak sekali undang-undang yang memuat ketentuan yang serupa, jadi begitu banyak undang-undang yang memuat ketentuan serupa. Kalau bahasa Jogja-nya itu sudah tuwo kita menguji pasal-pasal tentang persyaratan tindak terpidana. Misalnya dalam Perkara Nomor 14, 17 tahun 2007. Kemudian yang terakhir mungkin meskipun bukan pengujian undang-undang, kasus Bengkulu Selatan, berkaitan dengan syarat terpidana yang Anda mengutip salah satu pendapat hakim yang dissenting opinion, itu sudah banyak yang kita bahas. Kita juga pada perkara 14, 17 juga banyak undang-undang diajukan oleh Budiman Sudjatmiko, Hendry Yosodiningrat, Ahmad Taufik, kemudian ada kasus Undang-Undang Pemda yang diajukan oleh Muchlis Mutu dari Sulawesi, dan yang terakhir kasus Bengkulu Selatan itu yang kaitannya dengan perselisihan hasil Pemilukada. Itu substantif, sama, pasal-pasal itu memuat hal yang sama. Dan Mahkamah tentu sudah punya pendirian waktu itu dan memutuskan dan kita juga sudah mendengar pemerintah, DPR, ahli, yang disajikan juga sudah ada termasuk ahli Dr. Muzakkir. Anda juga akan diajukan lagi ke sini. Juga ada ahli, Khoirul Huda pernah tampil dalam perkara-perkara terdahulu. Tentu kalau ini dalam substansi yang sama harus ada argumentasi-argumentasi baru yang bisa meyakinkan Mahkamah untuk mengubah pendiriannya, karena pendirian Mahkamah dalam putusanputusan terdahulu sudah cukup jelas. Tapi kalau ada argumentasiargumentasi baru yang karena Indonesia kan tidak menganut sistem preseden, dalam arti putusan itu juga selalu dinamik. Mahkamah Konstitusi pikiran-pikirannya juga dinamik tapi tentu harus ada argumentasi-argumentasi baru termasuk sebetulnya Ifdhal Kasim pernah menjadi ahli juga dalam kasus yang hampir sama kalau tidak salah, ini yang ingin kami mengingatkannya karena kalau tidak salah, Saudara-Saudara pernah tampil juga di sini dulu ya? Pak Zairin itu. Dulu saya ingat pernah juga PUSHAM UII mengajukan, cuma ditarik apa tidak waktu itu, ada kasus juga yang diajukan di sini. Nah, itu. Jadi Anda harus bisa tunjukkan apakah dalam permohonan ini nanti termasuk yang ahli yang akan ditampilkan bisa menampilkan berbagai argumentasi baru yang membuat Mahkamah harus berpikir ulang terhadap pertimbangan-pertimbangan hukum putusan-putusan yang terdahulu, ini yang ingin kami ingatkan. Jadi dalam hal ini kami ingatkan bahwa perkara ini substantif memang dari sudut undang-undang yang diuji lain. Artinya, prosedural oke untuk mengajukan pengujian undang-undang itu tapi substantif, sudah terlalu banyak undang-undang memuat hal yang sama. Yang ke dua, juga ketentuan seperti Pasal 50 huruf G ini substantif tersebar di banyak undang-undang. Meskipun dari sudut legal 5

standing kepentingannya adalah untuk Pemohon ini saja yang diajukan, ini yang bersangkutan ingin menjadi anggota legislatif ya? nanti Anda pertimbangkan sebagai bahan pemikiran, tapi saya ingin memberi kesempatan pada Panel yang lain, Bapak Siahaan barangkali? 10. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Tambahan saya sebenarnya hanya sedikit, saya mengikuti apa yang disebutkan Ketua Majelis tadi. Saya kira permohonan ini sudah panjang lebar begitu, tetapi Saudara tidak mengutip sama sekali putusan-putusan MK terdahulu yang substansinya sama. Tugas Anda adalah untuk meyakinkan kita untuk bisa bergeser dari posisi itu, apa yang disebut Bapak Ketua tadi itu argumen, apa alasannya. Perkembangan apa yang menyebabkan Mahkamah Konstitusi harus mengubah pendiriannya dalam masalah konstitusionalitas, norma yang sama yang pernah diuji itu sehingga Anda mengajukan permohonan baru karena kekuatan daripada putusan kita itu masih mengikat. Pasal 60, Saudara perhatikan nanti di sana, apa argumen Saudara mengatakan kami tidak terikat kepada Pasal 60 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi? Di sini tidak ada sama sekali, kalau saya baca meskipun baru selintas dan kemudian perkembangan apa yang terjadi juga dalam kesadaran konstitusi bangsa ini bahwa kemudian Mahkamah tidak tepat lagi mempertahankan putusan-putusan terdahulu. Kalau bisa dicoba diyakinkan kita, mungkin ahlinya yang Saudara sebutkan tadi bisa memberikan suatu indikasi tentang hal ini yang menyebabkan permohonan Anda cukup beralasan untuk tampil lagi. Kalau itu tidak ada, Saudara sendirikan bisa meramalkan apa yang dikatakan MK, saya kira demikian. Terima kasih. 11. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Silakan kalau Saudara ingin merespon atau memang sudah punya tekad untuk bisa menyajikan argumentasi baru dengan para ahli yang lebih canggih lagi, jadi ahli yang dalam permohonan Saudara sudah ada kesediaan dari Dr. Muzakkir untuk menjadi ahli. Beliau pernah tampil untuk substansi yang sama. Jadi kalau mau tampil lagi harus bisa memberikan argumentasi yang lebih canggih lagi atau ditambah lagi dengan ahli-ahli yang lain dari berbagai faktor. Tidak hanya ahli hukum tapi bisa juga ahli psikologi. Apakah orang yang misalnya kasus pembunuhan misalnya, sedikit yang saya ingin kemukakan, kasus Bengkulu Selatan, pembunuhan yang sudah terjadi 23 tahun yang lalu. Seorang pembunuh yang 23 tahun yang lalu apakah dia sudah mengalami proses taubatan nasuha? Kalau Pemohon ini, kasus pidananya apa? 6

12. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Penganiayaan dan ini bahkan sudah kasusnya 31 tahun yang lalu. 13. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Iya, jadi coba gali argumentasi-argumentasi dalam rentang kurun waktu yang itu, ya memang mosok seseorang bersalah terus, tapi ini kan masih wishful thinking tapi harus dilihat dari berbagai perspektif. Dalam putusan MK, saya juga ingin mengingatkan bahwa ada sebagian yang kemudian diadopsi yaitu bahwa tentang ancaman pidana lima tahun ini tidak berlaku untuk kasus-kasus yang tindak pidana karena perbedaan pandangan politik, itu sudah di-adopt pada putusan yang lalu. Dan yang ke dua, berkaitan dengan kesalahan-kesalahan yang ringan, misalnya kasusnya Hendry Yosodiningrat karena menabrak orang kasus lalu lintas, ancamannya karena menyebabkan kematian lima tahun, tapi kecelakaan lalu lintas kan di luar niat jahat seseorang sehingga keluarlah putusan yang sebetulnya sudah ada pelunakan tentang itu. Dulunya kan digeneralisasi, semua jenis pokoknya ancaman hukumannya lima tahun. Ini harus ada argumentasi baru dengan berbagai perspektif tidak hanya hukum tapi juga yang lain-lain. Coba silakan kalau mau memberi komentar. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Terima kasih Yang Mulia, jadi kami juga sudah membaca beberapa putusan dari MK dalam kasus yang sama, terakhir putusan Nomor 15/PUU-VI/2008, kami sudah mempelajarinya juga dan kami sudah mendiskusikannya juga dengan ahli yang akan kami ajukan dan insyaallah, ahli itu akan memberikan pendapat yang baru berkaitan dengan kasus ini. terima kasih. 15. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Itu sesuai dengan saran Bapak Hakim Siahaan tadi, Anda harus kutip itu pertimbangan-pertimbangan MK, bagaimana pendapat MK terdahulu yang sudah diputuskan itu yang nanti ahli yang ingin Saudara ajukan itu bisa memberikan argumentasi yang menyebabkan MK kemungkinan MK bisa berpikir ulang, jadi kemungkinan masih bisa. karena kita belum tahu, MK kan satu institusi yang tadi ada sembilan hakim yang akan memutuskan. Ini kita baru Panel, jadi ahli yang ditampilkan harus bisa membuat argumentasi-argumentasi yang lebih segar dan lebih baru. Bahkan Anda bisa mencari ahli yang juga menambahkan dari berbagai perspektif yang berbeda. Jadi kita juga selalu merefleksi ulang, merefleksi tentang berbagai apa yang pernah kita putuskan. 7

Misalnya dalam kasus syarat tidak pernah dipidana dengan ancaman pidana lima tahun itu, itu juga selalu menjadi renunganrenungan kembali tapi sampai saat ini menjadi pendirian MK dengan putusan yang mengikat itu seperti itu. jadi sekarang Anda mengajukan meskipun undang-undang itu berbeda tapi substansi sama. Ini DPR justru karena dulu pernah kena kritik tentang rumusan yang juga Anda kutip di sini yang bermacam-macam itu, dulu dalam Undang-Undang 12 Tahun 2003 rumusannya tidak sedang menjalani. Oleh karena itu banyak orang yang terpidana yang bisa menjadi anggota DPR, jadi DPR, DPRD, seperti kasus Bengkulu Selatan dan sebagainya karena ketentuan yang berlaku waktu itu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 itu rumusannya tidak sedang menjalani. Tapi sekarang justru undang-undang Nomor 10 Tahun 2008, justru meniru yang lebih ketat tidak pernah diancam, dipidana dengan ancaman pidana. Jadi perkara persidangan 30 tahun yang lalu, 20 tahun yang lalu katakanlah, karena pernah. Tapi kalau tidak sedang menjalani ya sekarang sedang tidak dipenjara, misalnya. Tidak di lapas ya. Jadi misalnya, seperti itu. jadi nanti dimasukkan itu di dalam perbaikan yang Anda punya waktu 14 hari untuk menata kembali permohonannya, ya. Dengan argumentasi-argumentasi tambahan dengan mengutip putusan MK. Ya nanti, ahli yang disajikan, ya jangan Dr. Muzakir dan Ibdal kasim melulu, mungkin ada ahli lain, bisa lebih meyakinkan lagi karena ini pernah tampil juga di sini, beliau-beliau itu. Dr. Muzakir, bagus tapi mungkin..., mau tampil lagi juga ndak ada larangan, dengan argumentasi tapi yang baru, jangan mengulang argumentasi tahun 2007. Kalau argumentasi tahun 2007 nanti Anda sudah bisa membayangkan Putusan MK-nya juga kembali ke Putusan 2007 nanti kan gitu. Harus argumentasi tahun 2009, ya. Masih ada yang ingin disampaikan sebelum kita..., Jadi ini Sidang Pendahuluan, kami memberikan masukan-masukan agar itu..., ya..., Anda diberikan waktu 14 hari, lebih cepat lebih baik tentu saja. Meskipun untuk yang bersangkutan sudah tidak mungkin mencalonkan lagi kan? Atau sudah lewat kan proses pencalonan anggota Caleg-nya, jadi ini tidak terlalu tergesa-gesa tapi ini akan berpikir panjang ya. Kan banyak aturan-aturan ini, juga Anda perlu pertimbangkan kemungkinan nyerempet ke peraturan atau undangundang yang lain karena ini banyak undang-undang yang memuat hal seperti ini. Meskipun untuk kepentingan legal standing, ya hanya yang mengajukan, memberikan kuasa ya. Baik, ada Pak Kuasa Hukum yang ingin disampaikan, sebelum kita mengakhiri sidang ini? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: ZAIRIN HARAHAP, S.H. Saya kira cukup Yang Mulia dan nasihat-nasihat tadi akan kami pertimbangkan untuk memperbaiki surat permohonan ini, terima kasih. 8

17. KETUA : Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Baik. Kalau tidak ada lagi, dengan demikian Sidang Pemeriksaan Pendahuluan untuk perkara ini saya nyatakan selesai dan sidang kami tutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 10.25 WIB 9