RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PASAL 29, PASAL 55 AYAT (1), PASAL 59 AYAT (1), DAN PASAL 138) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SENIN, 14 JULI 2008

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pasal 29, Pasal 55 ayat (1), Pasal 59 ayat (1), dan Pasal 138) terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON M. Komarudin, dkk ACARA Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II) Senin, 14 Juli 2008, Pukul WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Maruarar Siahaan, S.H. (Ketua) 2) Prof. Dr. H. Moh. Mahfud MD, S.H. (Anggota) 3) Dr. H.M. Arsyad Sanusi, S.H., M. Hum (Anggota) Makhfud, S.H. Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Pemohon : - M. Komarudin. (Ketua Umum Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia) - Muhammad Hafidz (Sekretaris Umum Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia) - Mukhlis Muhammad Maurudin (Kantor Advokat Andi Muhammad Asrun) 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Sidang Panel untuk perkara nomor 18/PUU-VI/2008 dengan ini saya buka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saudara Pemohon, sebelum kita mulai, daftar berita acara yang hadir siapa saja? 2. PEMOHON : M. KOMARUDIN Terima kasih yang mulia Hakim Konstitusi. Kami dari Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia, saya sendiri adalah Komarudin selaku Ketua Umum. 3. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Saya Muhammad Hafidz, Sekretaris Jenderal Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia. 4. PEMOHON : MUKHLIS MUHAMMAD MAURUDIN Saya Mukhlis Muhammad Maurudin mewakili kantor advokat Andi Muhammad Asrun. 5. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Baiklah, jadi pemeriksaan pendahuluan yang kedua ini saya kira hanya merupakan perbaikan-perbaikan. Saya kurang tahu apakah Saudara masih ingat, bisa Saudara beritahu apa saja yang Panelis pada sidang terdahulu kemukakan, dan apa saja yang Saudara perbaiki, silakan. 6. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Baik, pada persidangan sebelumnya ada beberapa hal yang menjadi catatan sidang yang kemarin, salah satunya mengenai bukti P.2 yang tidak lengkap dan kami juga sudah sampaikan melalui Kepaniteraan perubahan bukti P2 dan P3. Kemudian untuk permohonan secara keseluruhan kami tidak mengajukan perubahan sama sekali. Jadi yang 3

5 kami ajukan perubahan melalui Kepaniteraan hanya bukti P.2 dan P KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Jadi P2 sudah Saudara peroleh dari lembaran negara ya, bukan lagi dari internet? Internet itu bisa yang lain-lain masuk juga, sehingga yang judulnya undang-undang tapi di atasnya MPR atau yang lain-lain, saya kira, baiklah jadi P1 ini, P2 sudah kita nyatakan sah ini. KETUK PALU 1X Saudara, P.3 ini mengenai putusan pailitnya ya? Tetapi lampirannya juga saya kira, waktu itu kita minta. Apakah itu juga sudah sah kemarin itu mengenai lampiran yaitu apa yang merupakan pembagian, apakah itu merupakan bukti tersendiri? 8. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Untuk lampiran pembagian harta pailit itu kita rubah dengan salinan Putusan Pengadilan Niaga. Jadi dia sudah tidak berdiri sendiri dan dia tidak menjadi bagian dari pada pembuktian. 9. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Jadi itu tidak dimasukkan lagi begitu? Alasannya apa? 10. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Jadi kami melihat yang lebih penting sebenarnya adalah Putusan Pengadilan Niaga bahwa sekarang ini ada trend banyak perusahaanperusahaan yang buruhnya jumlahnya banyak kemudian dipailitkan dan belum mendapatkan harta pailit. 11. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Kalau saya ingat pertanyaan saya yang lalu apakah sudah akan dieksekusi. Jadi saya mengambil titik-tolaknya bahwa sudah ada daftar pembagian yang diadakan. Apakah itu mau Saudara katakan bahwa sekarang dalam pernyataan terakhir ini sebenarnya belum akan dieksekusi begitu? 12. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Yang Putusan Pengadilan Niaga? 4

6 13. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya 14. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ itu sudah, daftar pembagian harta pailit itu adalah bagian dari proses eksekusi. hanya karena kita tidak mendapatkan yang asli dan dalam daftar pembagian itu kita tidak ada sign dari kurator dan hakim pengawas, kita menarik itu agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. 15. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Tapi jelas bahwa buruh belum menerima bagiannya dari kepailitan itu atau sudah? 16. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Jadi ada hal sebenarnya yang ingin itu menjadi sebagian dari pada permohonan. Permohonan kami kan salah satunya adalah mencoba menarik kreditur separatis dari urutan pertama, Jadi kalau ditanya sekarang sudah ada pembagian atau belum, memang sudah ada pembagian. Tapi pembagian itu bukan dilakukan atas tingkatan kreditur, tapi menggunakan asas paritas, asas pembagian bersama. 17. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya saya paham, tetapi kan ini masalahnya nanti barangkali Majelis ingin melaporkan ini supaya menjadi suatu ukuran juga barangkali di dalam menilai soal apakah Anda sudah setuju atau tidak baru kemudian dipisahkan dari soal menguji, yaitu masalah kerugian konstitusionalnya karena itu Saudara akan merumuskan lagi begitu? Jadi tegasnya buruh sudah dibayar dengan pembagian yang ditentukan oleh pengadilan itu dalam kepailitan. 18. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Ya. 19. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Tetapi kemudian Anda menguji undang-undang itu tetapi memisahkan soalnya dari diterima atau diterimanya bagian buruh dari kepailitan itu kan, begitu. Saudara ingin menguji undang-undang saja, tetapi Saudara sudah menerima apa yang menjadi hak Saudara. 5

7 20. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Bukan seperti itu, jadi pengujian dari pada undang-undang ini, kita kan lebih kepada bahwa dalam pasal di dalam Undang-Undang Kepailitan upah itu menjadi harta pailit yang menurut Undang-Undang Nomor 37 juga itu didahulukan pembayarannya. Tetapi dalam hal ini ketika sudah kita mengalami dalam sudah ada Putusan Hubungan Industrial, Pengadilan Umum yang menyatakan itu harus dibayar, tapi kurator melakukan pembayaran secara paritas, secara bersama. Jadi ini yang kita persoalkan bahwa (...) 21. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya itu kita sudah paham, Jadi Saudara ingin kedudukan Saudara paling tidak yang separatis harus sama atau Saudara menjadi juga separatis begitu, sama dengan mereka yang dijamin hak-haknya menurut hak-hak tanggungan. 22. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Keinginannya jelas kita semua ingin mempunyai hak yang sama dalam kedudukan hukum. Artinya pembagian itu dibagikan secara bersama, tapi dalam kenyataannya dalam undang-undang pembagiannya tidak dilakukan secara bersama. Walaupun kurator dalam perkara kami itu melakukan pembagiannya secara bersama, artinya tidak melihat bahwa itu kreditor separatis atau apa. Itu pun atas tindakan yang telah kita lakukan untuk menekan agar kurator mau membagikan bersama. 23. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Tapi pernyataan terakhir ini agak anu, ini sebagai suatu perbuatan hukum Saudara karena hanya menekan, ini menjadi lain nanti. Ya itulah yang saya maksudkan tadi ketegasan bahwa Saudara sudah dibayar tetapi kemudian itu bahwa itu tidak didasarkan pada persetujuan Saudara atas undang-undang itu kan? Jadi itu merupakan suatu hal yang mungkin relevan bagi beberapa hakim untuk menguji kerugian konstitusional Saudara nanti sebagai suatu dasar, saya kurang tahu bagaimana caranya nanti, tapi itu perlu merupakan suatu kenyataan. Baiklah, kalau begitu P3 itu diganti menjadi suatu putusan pengadilan saja ya? Baik kita sahkan. KETUK PALU 3X P3 ini, demikian juga P1 ini, pencatatan di Departemen Tenaga Kerja kita sahkan juga. 6

8 KETUK PALU 3X saya kira hanya tiga alat bukti yang Saudara serahkan ya. 24. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Untuk alat bukti yang lain, itu menggunakan alat bukti yang lalu Majelis. 25. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya, itulah yang diperbaiki ini. Baiklah, Pak Arsyad ada yang mau diklarifikasi? 26. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum Saudara Pemohon, Membaca alasan-alasan Saudara, alasan-alasan permohonan Saudara, itu dalam butir empat kedudukan buruh berada di bawah kreditur separatis. Yang ingin Saudara mintakan ini, sebagai alasan ini, menghendaki agar buruh ini sama juga kedudukannya dengan kreditur separatis, minta penjelasan. 27. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Ya, di sini kami paparkan bahwa memang ada penggolongan kreditur-kreditur ketika terjadi kepailitan. Penggolongan ini jelas itu akan membedakan pembagian hasil penjualan harta pailit. Keinginannya adalah bahwa karena buruh ini juga mempunyai hak spesial di dalam undang-undang, seperti halnya juga biaya negara yang masuk dalam golongan kreditur separatis maka kami juga mempunyai sebagai buruh yang juga dijamin oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan agar juga masuk menjadi kreditur yang didahulukan, mempunyai hak spesialis. 28. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum Jadi menghendaki bahwa di dalam Undang-Undang Kepailitan ini, kedudukan kreditur ini supaya sama semua begitu dan semua kreditur, kecuali upah, kecuali biaya perkara dan pajak, itu memang harus didahulukan. Separatis, preferen dan konkuren ini, Saudara menghendaki supaya tiga-tiganya ini supaya sama saja dengan buruh kedudukannya. 29. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Bukan, jadi kalau untuk biaya perkara, pajak, itu kan diatur oleh 7

9 undang-undang yang mengatur. 30. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Ya, artinya itu memang sudah harus keluar dari bundel pailit itu? Sekarang masalah kedudukan yang Saudara minta itu menghendaki supaya juga sama dengan tiga ring dari pada kedudukan kreditur itu. 31. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Kalau untuk buruh ini kan masuk dalam kreditur preferen, jadi kami menghendaki agar juga masuk dalam kreditur separatis, karena dalam Undang-Undang Dasar sendiri telah dijamin hak atas upah. Hak atas upah sebenarnya yang kami persoalkan, kalau untuk pesangon dan segala macam itu kan lebih kepada bersifat bukan hal yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar. 32. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Hak atas upah dan pesangon kan sudah terima ya? 33. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Belum. 34. HAKIM : H.M. ARSYAD SANUSI Belum? 35. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Jadi sampai sekarang hak atas upah dan pesangon, itu gagal kami terima karena adanya kedudukan kreditur separatis, diantaranya adalah bank yang mempunyai tagihan lebih tinggi daripada aset kalau misalnya terjadi seperti itu. 36. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Dan tadi dikatakan bahwa itu sudah diterima, dan apa yang sudah diterima itu? 37. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Jadi, ketika terjadi pembagian harta pailit, kemarin yang kita terima dari kurator itu adalah hal bagian kecil daripada upah. Dalam kasus kami itu ada PT Sindo Pratama, itu nilai upah yang ditetapkan oleh 8

10 Pengadilan Umum dan Pengadilan Hubungan Industrial dan itu in kracht itu 2,7 milyar. Sedangkan yang dilakukan oleh kurator itu dibagi secara paritas, jadi semua kurator dibagi termasuk bank. Padahal dalam Undang-Undang Nomor 37-nya diatur upah juga harus didahulukan pembayarannya sehingga ini yang kami bawa ke Mahkamah Konstitusi, apakah upah penjenjangannya diberikan tingkatannya setelah kreditur separatis atau upah lebih dahulu diselesaikan. Jadi ada hal yang kami anggap berbenturan antara Undang-Undang Nomor 37 dengan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003, dan ini berkaitan dengan Undang- Undang Dasar yang mengatur tentang adanya hak atas upah. 38. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Baik, itu Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 dengan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 dengan Undang-Undang Dasar Ini sudah pernah Saudara ajukan kepada Pengadilan Hubungan Industri. 39. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Gugatan upah maksudnya. 40. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Ya. 41. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Sudah. 42. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Sudah, apa sudah diputuskan? 43. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Sudah diputuskan. 44. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Apa hasilnya itu? 45. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Tidak dibayar, jadi kurator tidak melihat putusan Pengadilan Hubungan Industrial karena Putusan Pengadilan Hubungan Industrial itu dinyatakan gugur demi hukum ketika adanya pernyataan pailit dari 9

11 pengadilan niaga. 46. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ini tadi yang 2,7 milyar itu meskipun bagiannya itu tidak termasuk upah itu? 47. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ 2,7 milyar itu hanya upah. 48. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya upah, yang Saudara terima itu apa? 49. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ pailit. Itu yang kami terima sebesar 184 juta dari hasil penjualan harta 50. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Itulah, artinya kan tagihan dalam bentuk upah itu dibayar hanya segitu begitu 51. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Iya. 52. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Bukan tidak upah, iya kan? Kan dari bentuk upah itu jumlah keseluruhan, kemudian secara persentase dibayar hanya 184. Kalau Saudara mau mengatakan itu tidak upah, apa itu yang Saudara terima? 53. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Itu upah. 54. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya, itulah yang saya maksud. Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan dari Bapak Hakim, saya kira cukup. Tetapi begini, Pengacara Saudara tidak hadir, apa mau hadir nanti kita akan rancang Pleno. Nanti kalau setuju Pleno, Mahkamah Konstitusi, tentu kita akan laksanakan sidang lagi untuk mendengar keterangan 10

12 Pemerintah maupun DPR. Tetapi Pengacara Saudara tidak hadir, yang kita inginkan untuk menata persidangan nanti supaya siap kalau diminta oleh Majelis untuk memaparkan lagi permohonannya secara ringkas atau intinya Saudara kemukakan, jadi tidak dibacakan seluruhnya. Jadi misalnya dalam tempo 10 menit atau 15 menit sudah Saudara bisa paparkan apa yang diperjuangkan dalam menguji konstitusionalitas norma ini. Apa alasannya, dasar konstitusinya apa dan lain sebagainya, sehingga Saudara tidak kehilangan karena kita mengalami penundaanpenundaan atau waktu yang terbuang karena Pemohon atau kuasanya tidak siap, ini makan waktu betul. Ada lagi yang ingin Saudara kemukakan? 55. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Terakhir yang mau kami sampaikan adalah daftar nama-nama calon ahli, karena kami dimintai kesungguhan dan kami harus bersungguh-sungguh dalam menguji undang-undang ini maka dihadapan Majelis kami mau menyampaikan daftar nama-nama calon ahli. 56. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Saudara ajukan saja sekarang melalui Kepaniteraan, lengkap dengan curriculum vitaenya artinya keahliannya itu sehingga memang dia memiliki suatu kapasitas untuk mengemukakan pandangan tentang itu, berapa orang kira-kira yang Saudara ajukan? 57. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Empat. 58. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Empat, bidang-bidang apa saja dia? 59. PEMOHON : MUHAMMAD HAFIDZ Yang baru kami dapatkan curriculum vitae-nya itu bidang jurusan perdata, magister hukumnya. Kemudian doctor dalam bidang hukum di Universitas Indonesia dan Jayabaya serta yang selanjutnya adalah Pengurus Besar Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia. 60. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Ya, jadi sebenarnya kalau Saudara ingin menguji ini, karena di seluruh dunia ini sistemnya memang buruh pada umumnya tidak dimasukkan di dalam kelompok preferen yang separatis, maka Saudara 11

13 sebenarnya paling tidak menampilkan ahli perburuhan atau ahli ekonomi. Karena ini masalah sistem kapitalis dengan non kapitalis yang merupakan suatu pandangan yang tentu akan meyakinkan Mahkamah. Yang lain-lain pertimbangkan lagi, bukan karena banyaknya tapi tepatnya. Jadi nanti kemukakan saja kepada Kepaniteraan supaya bisa dirancang atau kami laporkan kepada RPH apakah memang nanti akan diambil sikap mendengar Pemerintah atau DPR. Kalau tidak ada lagi, maka sidang ini bisa kita akhiri dan sidang dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB 12