BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

BAB VII OUTPUT PEMBELAJARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB IV HASIL PENELITIAN

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI DESA CIARUTEUN ILIR

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...x

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..

BAB IX FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI CITRA PERUSAHAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

Laki-laki Perempuan Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dari 62 kuesioner yang telah diambil dan diolah, maka terdapat data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU BERINFAK. angket sesuai dengan jumlah sampel penelitian dan angket yang kembali kepada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota BPD, anggota LPM, Kepala Dusun, Ketua Rukun Warga, hingga Ketua Rukun Tetangga. Mayoritas responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 29 orang dan hanya 1 orang perempuan. Mayoritas aparatur desa berjenis kelamin laki-laki, karena Desa Bantarjati masih menganggap sebaiknya yang menjadi pemimpin atau perwakilan warga adalah laki-laki. Penelitian ini membagi usia responden ke dalam tiga kategori yaitu dewasa awal, dewasa madya, dan usia lanjut. Kategori umur yang telah ditentukan merupakan tahapan perkembangan manusia berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980). Dari hasil pengambilan data di lapang, responden penelitian pada kategori usia dewasa madya yaitu antara 41 sampai 60 tahun yaitu sebanyak 17 orang dari 30 responden. Menyusul kemudiaan responden pada kategori umur dewasa awal yaitu antara 18 sampai 40 tahun sebanyak 33,33 persen dan 10 persen responden berusia lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia, di Desa Bantarjati Tahun 2011 No Usia (tahun) Jumlah N % 1. Usia Lanjut (>60) 3 10 2. Dewasa Madya (41-60) 17 56,67 3. Dewasa Awal (18-40) 10 33,33 Jumlah 30 30 Tingkat pendidikan reponden penelitian mayoritas tamatan SD, yaitu sebanyak 36,66 persen dari 30 responden. Menyusul kemudian responden yang menamatkan pendidikannya hingga SMP sebanyak 33,33 persen. Dari tingkat

55 pendidikan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden tergolong sedang. Hal ini diperkuat dengan data responden yang menamatkan pendidikannya hingga perguruan tinggi hanya 1 orang atau hanya 3,33 persen dari 30 respoden. Jumlah dan persentase tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, di Desa Bantarjati Tahun 2011 No. Tingkat Pendidikan Jumlah N % 1. Tidak Sekolah 4 13,33 2. Tamat SD 11 36.66 3. Tamat SMP 10 33,33 4. Tamat SMA 4 13,33 5. Tamat Sarjana 1 3,33 Jumlah 30 100 Jenis pekerjaan masyarakat Desa Bantarjati sangat beragam, akan tetapi pada penelitian ini jenis pekerjaan responden terbagi menjadi 3 yaitu pegawai swasta, buruh, dan pedagang. Responden penelitian tidak ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, hal ini di karenakan jumlah pegawai negeri di Desa Bantarjati hingga tahun 2011 hanya 17 orang, dan tidak ada satupun yang menjadi tokoh masyarakat. Data persentase jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 10. 7% 13% 40% 40% pegawai swasta buruh pedagang tidak bekerja/pensiunan Gambar 9. Presentase Responden Menurut Jenis Pekerjaan, di Desa Bantarjati Tahun 2011

56 Berdasarkan Gambar 10, pekerjaan responden penelitian mayoritas pegawai swasta dan buruh, baik sebagai buruh tani, pabrik, ataupun bangunan. Responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 12 responden dari 30 responden, begitu pula dengan responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 40 persen. Selanjutnya persentase jenis pekerjaan responden terbesar ketiga adalah responden yang berkerja sebagai pedagang sebanyak 13 persen dari 30 responden. Sedangkan responden yang tidak bekerja/ pensiunan sebayak 2 orang (7%) dari total responden. 6.2 Penilaian Implementasi PRogram CSR di Desa Bantarjati Program CSR merupakan salah satu bentuk komunikasi perusahaan kepada masyarakat untuk menjalin hubungan baik antar keduanya. Penelitian ini akan mengukur beberapa indikator yang mendukung pelaksanaan program CSR, yang dinilai oleh sasaran program. Indikator implementasi yang akan dilihat penilaiannya oleh responden adalah jenis kegiatan, frekuensi kegiatan, kemampuan fasilitator, dan manfaat program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa di Desa Bantarjati. 6.2.1 Penilaian Responden terhadap Jenis Kegiatan CSR PT Indocement Data mengenai penilaian responden terhadap jenis kegiatan CSR yang dilaksanakan PT Indocement didapatkan dari data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Penilaian jenis kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden terhadap ragam dari rangkaian keseluruhan kegiatan CSR berdasarkan lima pilar pembangunan yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Pengolahan data kuesioner menggunakan teknik scoring yang dibagi kedalam tiga kategori, yaitu beragam, kurang beragam, dan tidak beragam. Data mengenai jumlah dan persentase responden menurut penilaian responden tentang jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel 8.

57 Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Penilaian Responden Tentang Jenis Kegiatan Program CSR PT Indocement No. 1. 2. 3. Jenis Kegiatan (skor) Jumlah N % Beragam (24-17) 8 26,67 Kurang Beragam (16-9) 6 20 Tidak Beragam ( 8) 16 53,33 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 8 diatas, mayoritas responden memiliki penilaian tentang jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Indocement di Desa Bantarjati kurang dari 8 kegiatan sebanyak 16 orang responden. Selanjutnya disusul dengan respoden yang menilai jenis kegiatan CSR PT Indocement 17 hingga 24 kegiatan, sebanyak 20 persen responden dan terakhir jumlah terkecil responden dalam menilai jenis kegitan pada 9 hingga 16 kegiatan yaitu sebanyak 20% persen responden. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kuesioner, responden penelitian mayoritas menilai tidak banyak jenis kegiatan CSR PT Indocement yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Menurut penuturan beberapa responden, kegiatan yang diadakan Bilik selalu sama setiap tahunnya, dan tidak memiliki tingkat keberagaman kegiatan yang signifikan. Akan tetapi alasan rendahnya pengetahuan ini sebenarnya dikarenakan minimnya pengetahuan responden terhadap pelaksanaan program berdasarkan lima pilar pembangunan, sehingga program terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan berdasarkan pilar pembangunan tersebut. Lima pilar pembangunan yang dijadikan landasan pelaksanaan program CSR Indocement untuk memberdayakan masyarakat ternyata tidak secara utuh dikenal masyarakat. Pernyataan tersebut diperkuat dari hasil wawancara menggunakan kuesioner, responden mayoritas mengenal hanya satu program yaitu pada pilar Sosial Budaya Agama dan olahraga. Responden yang mampu menjawab hingga tiga program berdasarkan lima pilar hanya satu orang, dari tiga puluh oraang yang menjadi responden. Tiga pilar yang diketahui responden tersebut adalah pilar pendidikan, kesehatan, dan sosial.

58 6.2.2 Penilaian Responden terhadap Frekuensi Kegiatan CSR PT Indocement Penilaian mengenai frekuensi kegiatan dapat dilihat dari total rangkaian corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh PT Indocement di Desa Bantarjati selama satu tahun. Pengolahan data menggunakan teknik skoring, yang dibagi menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Kategori tinggi, jika responden dapat menyebutkan jumlah pelaksanaaan kegiatan lebih dari 8 kali dalam satu tahun, sedangkan kategori sedang jika responden hanya mengetahui kegiatan CSR selama satu tahun 3 hingga 7 kali. Terakhir dikategorikan rendah jika, responden hanya menyebutkan kurang dari 2 kali dalam satu tahun. Data mengenai penilaian respoden pada frekuensi kegiatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Frekuensi Pelaksanaan Program CSR PT Indocement Jumlah No. Frekuensi (skor) N % 1. Tinggi (8-12) 15 50 2. Sedang (3-7) 12 40 3. Rendah ( 2) 3 10 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki penilaian terhadap frekuensi program CSR tinggi sebanyak 50 persen responden. Kemudian, responden yang memiliki penilaian terhadap frekuensi sedang sebanyak 12 orang responden, sedangkan sisanya menilai rendah. Data Tabel 11 menunjukkan bahwa mayoritas responden menialai frekuensi pelaksanaan program CSR PT Indocement sering dilaksanakan di wilayah desa binaan, sehingga masyarakat desa binaan khususnya Desa Bantarjati memiliki pengetahuan tinggi terhadap frekuensi program CSR. Selain itu, responden yang hanya mengetahui frekuensi program rendah, dikarenakan mereka jarang berpartisipasi dalam kegiatan CSR PT Indocement, misal seperti pada pertemuan Bilikom yang diadakan setiap tiga bulan.

59 6.2.3 Penilaian Responden terhadap Kemampuan Fasilitator Kemampuan Fasilitator adalah penilaian responden bagi koordinator desa PT Indocement dalam setiap pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility. Data mengenai penilaian responden mengenai kemampuan fasilitator didapatkan dengan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan teknik skoring. Data yang telah diolah akan dikategorikan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kemampuan Fasilitator Program CSR PT Indocement No. Kemampuan Fasilitator (skor) Jumlah N % 1. Tinggi (8-9) 18 60 2. Sedang (6-7) 11 36,67 3. Rendah (4-5) 1 3,33 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa responden yang termasuk pada rentang nilai 8 hingga 9 sebanyak 18 orang responden. Selanjutnya, responden yang memiliki rentang nilai 6 hingga 7 sebanyak 11 orang, sedangkan responden yang memiliki total skor di bawah 5 sebanyak 3 orang atau hanya 3, 33 persen. Pengkategorian rentang nilai tersebut mengartikan bahwa responden yang menilai kemampuan fasilitator pada nilai 8 hingga 9, memiliki pandangan bahwa kemampuan fasilitator program CSR PT Indocement Tinggi, sedangkan kategori selanjutnya sedang, dan terakhir kategori rendah. Sehingga disimpulkan, mayoritas responden penelitian menilai fasilitator program CSR PT Indocement memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini dikarenakan fasilitator PT Indocement dekat dengan masyarakat, mampu mengenali permasalahan yang ada di desa, dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam rapat penyusunan program atau saat pengawasan. Fasilitator yang menjadi penghubung antara CSR PT Indocement dengan warga desa binaan disebut Kordes (Kordinator Desa), yang bertugas di wilayah

60 desa binaan. Menurut penuturan beberapa responden, Kordes program CSR Indocement, telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya Kordes di desa setiap hari, sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan mencari potensi desa yang dapat dikembangkan. Kordes juga dinilai mampu menanggapi keluhan warga mengenai kegiatan perusahaan yang dirasa merugikan. Selain itu, menurut beberapa responden juga menyatakan bahwa kinerja Kordes selama 3 tahun ini sudah membantu menjembatani masyarakat dengan petinggi perusahaan, sehingga pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat, walaupun tidak terlaksana dengan cepat. 6.2.3 Penilaian Responden terhadap Manfaat Program CSR PT Indocement Manfaat program yang dimaksud pada penelitian ini adalah sejauhmana responden menganggap bahwa program CSR PT Indocement berguna bagi masyarakat Desa Bantarjati. Penilaian manfaat program akan dikategorikan menjadi tiga, yaitu bermanfaat, kurang bermanfaat, dan tidak bermanfaat. Pembagian responden dalam tiga kategori diperoleh dari pengolahan data meggunakan teknik skoring, sehingga menghasilkan total skor yang dapat di ketegorikan. Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manfaat Program CSR PT Indocement Jumlah No. Manfaat Program (skor) N % 1. Bermanfaat (9-8) 14 46,67 2. Kurang Bermanfaat (7-6) 12 40 3. Tidak Bermanfaat ( 5) 4 13,33 Jumlah 30 100 Berdasarakan Tabel 11, didapat hasil sebagai berikut: responden yang menganggap program CSR PT Indocement bermanfaat sebanyak 14 orang,

61 sedangkan responden yang mengaggap program CSR kurang bermanfaat sebanyak 12 orang, dan respoden yang menganggap program CSR yang dijalankan Indocement tidak bermanfaat sebanyak 4 orang dari 30 orang responden. Mayoritas responden menilai program CSR yang dilaksanankan oleh PT Indocement bermanfaat, karena telah dilaksanakan dari awal pendirian perusahaan. Pelaksanaan program CSR Indocement atau Bilik Indocement selalu meningkat dari tahun ke tahun dari sisi kemanfaatanya. Menurut beberapa responden, perusahaan lebih banyak memberikan program bilik dalam bentuk hibah sehingga masyarakat mampu merasakan manfaat nyata dari program bilik. program yang dimaksud seperti pemberian bantuan dana pembangunan jalan aspal bagi desa, pembangunan mesjid, dan program yang diberikan dalam bentuk tunai. Pernyataan tersebut diperkuat dari hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat:...banyak banget neng bantuannya kalo diliat dari awal bantuan perusahaan, saya aja neng sampe kaya mimpi bisa ngerasain jalanan desa yang sekarang udah diaspal. Sebagian besar itu bantuan dari Indocement neng... (MHP, 45 tahun) Selaras dengan hal tersebut, hasil wawancara dengan salah satu responden memperkuat pernyataan sebelumnya:...neng kalo mau ngitungin bantuan yang dikasih Indocement lewat bilik mah banyak, tapi menurut saya sendiri yang udah dirasain sama masyarakat bantarjati itu ya bantuan pembangunan jalan, mesjid, majelis, terus sama ada perekrutan karyawan. Itu anak saya jadi karyawan indocement sekarang... (MHS, 72 tahun) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa program bilik yang dilaksanakan PT Indocement, telah memberikan manfaat bagi Desa Bantarjati. Akan tetapi, jika ditinjau dari konsep pelaksanaan CSR program lima pilar yang digunakan oleh Indocement, masyarakat belum merasakan manfaat secara penuh. program CSR dapat dikatakan belum memberikan manfaat untuk meningkatkan pembangunan desa dari segi peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. Menurut

62 beberapa responden, kegiatan lima pilar belum banyak menyentuh warga, karena peserta kegiatan belum merata bagi seluruh masyarakat desa. Indikator penilaian terhadap implementasi program CSR yaitu jenis kegiatan, frekuensi kegiatan, kemampuan fasilitator, dan manfaat program dapat menunjukkan ketertarikan warga masyarakat terhadap program. Dari keempat indikator mayoritas responden cenderung menilai jenis kegiatan tidak beragam, artinya responden tidak memperhatikan secara utuh kegiatan apa yang akan dan sedang dilaksanakan secara rinci, walaupun telah diinformasikan melalui kegiatan Bilikom. Selanjutnya, dalam menilai ketiga indikator lainnya responden mayoritas cenderung menilai lebih tinggi, artinya ketertarikan responden terhadap program terlihat dari hal yang mudah diingat dan dirasakan langsung oleh diri individu responden. 6.3 Hubungan Penilaian Implementasi Program CSR dengan PRoses Pencitraan 6.3.1 Hubungan Antara Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan Program CSR PT Indocement terlaksana dalam beberapa kegiatan yang terbagi menjadi ke dalam program lima pilar yaitu pilar pendidikan, pilar ekonomi, pilar kesehatan, pilar sosial, budaya, dan olahraga, serta pilar keamanan. Pada setiap pilar memiliki kegiatan yan dilaksanakan secara merata di 12 desa binaan. Maka dari itu, jenis kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden terhadap ragam dari rangkaian keseluruhan kegiatan berdasarkan lima pilar pembangunan yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Secara umum responden yang memiliki pengetahuan akan jenis kegiatan beragam hanya 8 orang, selanjutnya yang berpendapat bahwa jenis kegiatan kurang beragam sebanyak 6 orang, dan 16 orang lainnya berpendapat bahwa progam CSR tidak beragam. Persentase responden berdasarkan pengetahuan mengenai jenis kegiatan CSR PT Indocement dapat dilihat pada Tabel 8. Pengujian statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut:

63 H0 : Semakin beragam jenis kegiatan, maka tidak akan meningkatkan PRoses pencitraan responden pada PRogram CSR PT Indocement H1 : Semakin beragam jenis kegiatan, maka akan meningkatkan PRoses pencitraan responden pada PRogram CSR PT Indocement Analisis Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan apakah semakin beragam jenis kegiatan maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0,115 > α (0,10) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga antara jenis kegiatan dengan proses pencitraan tidak memiliki hubungan nyata. Jadi, semakin beragam jenis kegiatan pada program CSR, tidak meningkatkan proses pencitraan pada diri responden. Hasil Tabulasi Silang antara jenis kegiatan dengan proses pencitraan terhadap PRogram CSR PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hubungan Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan terhadap Program CSR PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk Jenis Kegiatan Pencitraan Buruk (%) Kurang Baik (%) Baik (%) Total Tidak Beragam 13.3 60 26,7 100 Kurang Beragam 0 64,3 35,7 100 Beragam 0 0 100 100 Berdasarkan Tabel 12, responden yang menilai jenis kegiatan tidak beragam, memiliki kecenderungan mengalami proses pencitraan sedang. Responden yang menilai jenis kegiatan CSR kurang beragam mengalami proses pencitraan sedang lebih besar sebanyak 64,3 persen, dibandingkan dengan kurang baik dan baik pada proses pencitraan. Berdasarkan hal tersebut responden yang menilai bahwa jenis kegitan CSR beragam cenderung lebih banyak responden mengalami proses pencitraan baik utuh sebanyak 100 persen. Maka dari itu, penilaian tentang tingkat kebergaman jenis kegiatan tidak berhubungan dengan proses pencitraan yang dialami oleh diri responden.

64 6.3.2 Hubungan Antara Frekuensi Kegiatan dengan PRoses Pencitraan Frekuensi Kegiatan adalah total rangkaian corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh PT Indocement di Desa Bantarjati selama satu tahun. Secara umum responden yang memandang frekuensi kegiatan tinggi sebanyak 15 orang, sedangkan yang menganggap frekuensi kegiatan sedang sebanyak 12 orang, dan rendah tiga orang. Persentase responden pada frekuensi kegiatan CSR PT Indocement pada Tabel 9. Pengujian statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut: H0 H1 : Semakin tinggi frekuensi program, maka tidak akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement : Semakin tinggi frekuensi program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement Analisis Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan apakah semakin tinggi frekuensi program maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0,863 > α (0,10) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga, tidak ada hubungan nyata antara frekuensi program dengan proses pencitraan. Jadi, semakin tinggi frekuensi kegiatan pada program CSR, tidak meningkatkan proses pencitraan pada diri responden. Maka dari itu frekuensi pelaksanaan program CSR tinggi, sedang ataupun rendah tetap akan mengalami proses pencitraan terhadap program CSR PT Indocement. Hasil tabulasi silang antara frekuensi program dengan proses pencitraan, dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hubungan Frekuensi Kegiatan dengan PRoses Pencitraan terhadap PRogram CSR PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk Frekuensi Pencitraan Buruk (%) Kurang Baik(%) Baik (%) Total Sedang 0 83,3 16,7 100 Tinggi 8,3 54,2 37,5 100

65 Berdasarkan Tabel 13, responden yang mengalami proses pencitraan kurang baik memiliki penilaian sedang terhadap frekuensi kegiatan CSR PT Indocement penuh. Responden yang mengalami proses pencitraan kurang baik memiliki kecenderungan untuk menilai frekuensi kegiatan tinggi lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami proses pencitraan buruk dan baik. Berdasarkan hal tersebut, responden yang mengalami proses pencitraan kurang baik cenderung menilai frekuensi kegiatan lebih tinggi. Sedangkan responden yang mengalami proses pencitraan buruk dan baik perlu di informasikan kegiatan yang akan dan sedang terlaksana di desa dalam satu tahun. 6.3.3 Hubungan Antara Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan Kemampuan Fasilitator adalah penilaian responden koordinator desa PT Indocement dalam setiap pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility. Mayoritas responden yang meniliai kemampuan fasilitator CSR dengan kategori tinggi sebanyak 18 orang, sedang 11 orang, dan rendah 1 orang. Persentase responden dalam menilai kemampuan fasilitator, dapat dilihat pada Tabel 10. Pengujian statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut: H0 H1 : Semakin tinggi kemampuan fasilitator, maka tidak akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement : Semakin tinggi kemampuan fasilitator, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement Analisis Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan apakah semakin tinggi kemampuan fasilitator maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0,045 > α (0,10) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, terdapat hubungan nyata antara kemampuan fasilitator dengan proses pencitraan. Jadi, semakin tinggi kemampuan fasilitator pada program CSR, meningkatkan proses pencitraan pada diri responden.

66 Tabel 14. Hubungan Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan terhadap Program CSR PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk Kemampuan Fasilitator Pencitraan Buruk (%) Kurang Baik (%) Baik (%) Total Rendah 0 100 0 100 Sedang 9,1 72,7 18,2 100 Tinggi 5,6 50 44,4 100 Berdasarkan Tabel 14 responden yang memiliki penilaian kemampuan fasilitator tinggi memiliki kecenderungan mengalami proses pencitraan penuh terhadap program CSR PT Indocement. Responden yang menilai kemampuan fasilitator rendah cenderung mengalami proses pencitraan kurang baik lebih tinggi dibanding responden yang buruk dan baik pada proses pencitraan. Sedangkan responden yang menilai kemampuan fasilitator sedang mengalami proses pencitraan kurang baik, dibandingkan dengan buruk dan baik. Maka dari itu, responden yang menilai kemampuan fasilitator tinggi akan mengalami proses pencitraan lurang baik maupun baik dengan kompisisi yang hampir sama. Sehingga terdapat hubungan antara penilaian responden pada kemampuan fasilitator dengan proses pencitraan responden. 6.3.4 Hubungan Antara Manfaat Program dengan Proses Pencitraan Manfaat program yang dmaksud dalam penelitian ini adalah sejauhmana responden menganggap bahwa program CSR PT Indocement berguna bagi masyarakat Desa Bantarjati. Mayoritas responden menggap bahwa program CSR bermanfaat bagi masyarakat sebanyak 14 orang, selanjutnya yang menganggap program kurang bermanfaat sebanyak 12 orang, derta yang menganggap program tidak bermanfaat sebanyak 4 orang. Presentase responden menurut manfaat program bagi Desa Bantarjati dapat dilihat pada Tabel 11. Pengujian statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut:

67 H0 H1 : Semakin tinggi manfaat program CSR, maka tidak akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement : Semakin tinggi manfaat program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement Analisis Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan apakah semakin tinggi manfaat PRogram maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0,082 > α (0,10) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, terdapat hubungan nyata antara manfaat program dengan proses pencitraan pada diri responden. Jadi, semakin tinggi manfaat program CSR, meningkatkan proses pencitraan pada diri responden. Hasil tabulasi silang antara penilaian manfaat program dengan proses pencitraan, dapat dilihat pada pada Tabel 15. Tabel 15. Hubungan manfaat Program dengan Proses Pencitraan terhadap Program CSR PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk Manfaat Program Pencitraan Buruk (%) Kurang Baik (%) Baik (%) Total Tidak Bermanfaat 25 75 0 100 Kurang Bermanfaat 8,3 58,3 33,3 100 Bermanfaat 0 57,1 42,9 100 Berdasarkan Tabel 15. Responden yang menilai bahwa program CSR PT Indocement bermanfaat penuh bagi desa, mengalami proses pencitraan penuh terhadap program CSR PT Indocement. Responden yang menilai program CSR tidak bermanfaat mengalami proses pencitraankurang baik lebih besar dibanding buruk dan baik. Berdasarkan hal tersebut, responden yang memiliki penilaian bahwa program CSR kurang bermanfaat cenderung mengalami proses pencitraan kurang baik lebih banyak sebanyak 58,3 persen. Sehingga responden yang secara utuh menilai bahwa program CSR bermanfaat bagi seluruh masyarakat desa, akan cenderung mengalami proses pencitraan baik.