Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

dokumen-dokumen yang mirip
Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

ISOLASI MIKROORGANISME ANAEROB LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN DESIKATOR SEBAGAI INKUBATOR ANAEROBIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.

II. METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

DETEKSI KOLONI ENTEROBACTERICEAE PADA SUSU SAPI SEGAR TANPA MELALUI MEDIA SELEKTIF ENTEROBACTERIACEAE ENRICHMENT BROTH

Uji Koeksistensi Dua Isolat Bakteri Resisten Merkuri Dari Kali Mas Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

II. METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

3. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

Oleh : Putri Paramita ( )

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. 2.1 Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Alat-alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya ice box,

HASIL. Tekstur dan komposisi tanah Hasil analisis tekstur dan komposisi bahan organik pada tabel 1 menunjukkan bahwa

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Jamu beras kencur 250 ml. Sampel yang telah homogen

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

Y ij = µ + B i + ε ij

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Transkripsi:

Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob DISUSUN OLEH: Siti Humaidah NRP. 1506 100 030 DOSEN PEMBIMBING: Dr. rer.nat. Maya Shovitri, M.Si Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si., M.Si PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

LATAR BELAKANG metode khusus Mikroorganisme anaerob 1. Louis Pasteur (1877 ) 2. Brewer (1940 ) 3. Hungate ANAEROB JAR Anaerob jar saat ini aplikasi teknik Hungate dan penambahan paladium DESIKATOR MAHAL

PERMASALAHAN BATASAN MASALAH apakah desikator yang sudah vakum dapat digunakan sebagai inkubator kultur bakteri anaerob? Gas yang berada di head space desikator divakum dengan menggunakan pompa vakum Desulvofibrio Escherichia coli Pseudomonas aeruginosa

Tujuan Untuk mengetahui potensi desikator sebagai inkubator kultur bakteri anaerob. Manfaat berpotensi positif anaerob jar yang murah dan aplikatif Penelitian bakteri anaerob dapat dikembangkan

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian Mei - Oktober 2010 Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi ITS.

Isolat Uji Desulvofibrio Escherichia coli Pseudomonas aeruginosa

Pembuatan Medium Media thioglikolat 1000 ml akuades Diaduk hingga homogen dituang ke tabung reaksi sebanyak 7,5 ml KULTUR ANAEROB: 2 gr MgSO4. 7H2O sebagai elektron akseptor dan 300 ml sodium laktat sebagai elektron donor Diautoklaf 15 menit, suhu 121 C, tekanan 1,5 atm

Desikator Sebagai Anaerob Jar Tabung reaksi yang berisi media Diinokulasi dgn isolat uji Diletakkan dalam desikator dihisap dengan pompa (Haiou, Cina) selama 1 menit Inkubasi slama 72 jam Selang penghubung Desikator Tempat masuknya gas pada desikator Data??? Pompa vakum Parameter Tabel 3.1

Teknik Hungate pada tabung reaksi tabung reaksi yang berisi media Bakteri uji diinokulasikan Tabung reaksi ditutup dengan penutup sumbat karet Sumbat karet Jarum untuk mengalirkan gas tabung rx dialiri gas selama 2 menit Medium padat/cair Panel on/off Arah aliran gas Pipa yang terhubung dengan sumber gas diinkubasi pada suhu ruang selama 72 jam. Parameter pengamatan seperti pada (Tabel 3.1).

Konfirmasi Isolat Uji Setelah Inkubasi Pengamatan mikroskopik Uji Pembentukan Hidrogen Sulfida (H 2 S) /uji TSIA Pengamatan makroskopik

Pengamatan makroskopik Pertumbuhan bakteri aerob (kiri), fakultatif (tengah) dan obligat anaerob (kanan).

Pengamatan mikroskopik Desulfovibrio: koma P.aeruginosa: batang E.coli: batang Diamati dengan perbesaran 1000X

Uji Pembentukan Hidrogen Sulfida (H 2 S) Jarum tanam tajam yg terdapat bakteri Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Inkubasi 24 jam Hasil positif : Desufovibrio: endapan hitam di dalam media E.coli: perubahan warna menjadi kuning pada seluruh bagian media dan menghasilkan gas yang ditandai dengan sedikit terangkatnya bagian bawah media biakan P. aeruginosa: adanya perubahan warna menjadi kuning pada bagian bawah agar (Harley and Prescott, 2002).

Rancangan Penelitian - Tiga kali pengulangan. - dianalisa metode deskriptif. - parameter pada (Tabel 3.1).

Tabel 3.1 Parameter keberadaan oksigen Bakteri Obligat Aerob Bakteri Fakultatif Bakteri Obligat Anaerob Keterangan Hidup Hidup Mati O 2 masih tinggi dan masih dapat mendukung pertumbuhan bakteri obligat aerob Mati Hidup Mati O 2 masih ada, tetapi hanya dapat mendukung pertumbuhan bakteri fakultatif sedangkan bakteri obligat anaerob masih belum dapat tumbuh. Mati Hidup Hidup O 2 tidak ada sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh dan bakteri fakultatif masih dapat hidup. Mati Mati Hidup O 2 tidak ada sehingga hanya bakteri obligat anaerob yang dapat hidup dan tidak mendukung pertumbuhan bakteri fakultatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(a) (b) Gambar 4.1 (a) Inkubasi di desikator vakum dan (b) Inkubasi di suhu ruang pada teknik Hungate

Gambar 4.2 Isolat uji yang tumbuh pada media thioglikolat setelah inkubasi selama 72 jam. (a) teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif. KENAPA??? Diduga karena kandungan medium thioglikolat: Agar, resazurin, sodium thioglikolat

Agar 0,075% menghambat difusi oksigen dari permukaan media ke dasar media High O 2 Low O 2 Pertumbuhan bakteri aerob (kiri), fakultatif (tengah) dan obligat anaerob (kanan).

Resazurin pada media thioglikolat merupakan indikator redoks yang akan berubah warna menjadi merah muda jika terdapat oksigen (Turoski, 2001). HUNGATE tidak terjadi perubahan warna Tetapi ternyata P. aeruginosa masih dapat tumbuh setelah aplikasi teknik Hungate diduga penukaran gas oksigen dengan gas nitrogen belum dapat menghilangkan semua gas oksigen dalam headspace tabung reaksi. KONTROL a b Sangat tampak pada Desulfovibrio. E. coli tertutup biomassa sel. P. aeruginosa warna pudar tertutup bimassa sel c Zona aerob Ket: a. E. coli b. P. aeruginosa c. Desulfovibrio DESIKATOR VAKUM terjadi perubahan warna oksigen masih terdapat di head space tabung reaksi meskipun telah diinkubasi pada wadah yang telah beratmosfir kosong. Hal ini ditandai dengan tumbuhya P. aeruginosa dengan tebalnya biomassa sel (Gambar 4.3).

Biomasa sel Pseudomonas aeruginosa (a) (b) (c) Gambar 4. 3 Pseudomonas aeruginosa setelah inkubasi 72 jam pada (a) teknik desikator, (b) kontrol positif, (c) teknik Hungate, dan (d) kontrol negatif. (d) Menurut Ortega (2007) dengan konsentrasi O 2 0,4% saja P. aeruginosa masih bisa tumbuh dengan waktu paruh 138 ± 20 menit. Lamanya waktu paruh ini bisa dilihat dari tipisnya biomassa sel pada teknik Hungate jika dibandingkan dengan desikator vakum dan kontrol positif (Gambar 4.3). Selain itu ternyata menurut Ramsdell (1935), kadar oksigen kurang dari 0,3 ml dalam media tidak mengakibatkan perubahan warna pada resazurin. Rendahnya kadar oksigen dalam teknik Hungate ini mungkin sebagai penyebab tidak terdeteksinya keberadaan oksigen oleh resazurin.

Secara kualitatif, biomassa isolat uji yang tumbuh dari dua metode anaerob tersebut tidak berbeda nyata, tetapi secara kuantitatif diduga memiliki perbedaan biomassa sel. Sebagai contoh pada isolat uji Desulfovibrio (Gambar 4.2). Pertumbuhan isolat uji pada teknik Hungate, desikator vakum dan kontrol menunjukan kesamaan ketinggian biomassa sel bila dilihat dari dasar media. Tetapi apabila diuji secara kuantitatif, mungkin jumlahnya tidak sama. Uji kuantitatif yang bisa dilakukan adalah secara turbidimetrik yaitu perhitungan massa sel berdasarkan kekeruhan (Waluyo, 2008).

Semua tumbuh Apakah kontaminan?? Dilakukan uji TSIA fermentasi dari E. coli dan P. aeruginosa serta dapat membuktikan adaya gas H 2 S pada bakteri yang mereduksi sulfur. Menurut Holt (1994)

Escherichia coli. a b Gambar 4.4 Uji TSIA pada Escherichia coli. (a) teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif. c Terjadi fermentasi laktosa dan glukosa sehingga terjadi penurunan ph menjadi asam yang ditandai dengan terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning pada seluruh bagian media dan menghasilkan gas yang ditandai dengan terangkatnya bagian bawah media biakan (Gambar 4.4).

Pseudomonas aeruginosa. a b c Gambar 4.5 Uji TSIA pada Pseudomonas aeruginosa. (a) teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif. memfermentasi glukosa saja yang ditandai dengan adanya perubahan warna merah menjadi kuning pada bagian bawah agar (Gambar 4.5) (Harley and Prescott, 2002).

Desulfovibrio TIDAK TERBETUK FeS reaksi dari H 2 S dengan ferous sulfat pada media TSIA Widdle and Bak (1991) menyatakan bahwa substrat yang toksik bagi Desulfovibrio adalah yang mengandung indol atau phenol yang dapat menghambat pertumbuhan Desulfovibrio dan mengakibatkan tidak terbentuknya H 2 S pada media. Sedangkan media TSIA mengandung phenol red sebanyak 0,024 gr per liter (Harley and Prescott, 2002). Selain itu Desulfovibrio adalah bakteri yang bersifat obligat anaerob; media TSIA yang digunakan walaupun telah ditambahkan MgSO 4. 7H2O sebagai elektron akseptor dan sodium laktat sebagai elektron donor tetapi tidak dikondisikan secara anaerob.

PENUTUP

Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui bahwa desikator berpotensi sebagai inkubator kultur anaerob ditandai dengan tumbuhnya isolat Desulfovibrio (anaerob obligat). Namun terdapat kelemahan dalam pemanfaatan desikator vakum ditandai dengan hidupnya isolat P. aeruginosa (aerob obligat) dan E. coli (fakultatif anaerob) yang diduga masih terdapat oksigen di head space tabung reaksi Saran Untuk mengetahui potensi desikator vakum sebagai alternatir anaerob jar perlu diperhatikan kemungkinan kebaradaan oksigen dalam head space tabung reaksi.

Terima kasih