3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung
|
|
- Hartanti Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Fermentasi Asinan Rebung Rebung yang digunakan untuk asinan rebung ialah rebung jenis rebung kuning bambu betung (Dendrocalamus asper) dengan kualitas yang baik (Gambar 5a). Fermentasi untuk menjadi asinan rebung dilakukan dengan penambahan larutan garam 5% dan pada kondisi anaerob. Pada akhir proses fermentasi asinan rebung akan menghasilkan bau asam dan ph berubah menjadi 4,2 (Gambar 5b). (a) (b) Gambar 5. Bahan baku pembuatan asinan rebungrebung kuning bambu betung(dendrocalamus asper) (a)asinan rebung yang digunakan sebagai substrat pertumbuhan bakteri asam laktat dan telah melalui proses fermentasi hingga ph dibawah 4,5 (b). 18
2 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dariasinanrebung Bakteri asam laktat diisolasi dari asinan rebung dengan cara ditumbuhkan pada media MRS agar yang mengandung 1% CaCO 3. Adanya bakteri asam laktat ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening disekitar bakteri. Bakteri asam laktat yang didapatkan kemudian dimurnikan pada media yang sama hingga membentuk koloni tunggal (Gambar 6). Zona Bening 1A4 KKoloni Tunggal Gambar 6. Koloni bakteri asam laktat hasil isolasi yang membentuk zona bening dan Koloni tunggal pada isolat 1A4
3 Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Asinan Rebung Tabel 2. Hasil Tes Biokimia Identifikasi Bakteri Asam Laktat pada Asinan Rebung. Zona bening Pewarnaan Bentuk Bakteri Produksi Gas No Isolat GramSpora Katalase Motilitas 1 1A1 + Ungu Merah Basil B 2 1A2 + Ungu Merah Basil B 3 1A3 + Ungu Merah Basil B 4 1A4 + Ungu Merah Basil B 5 2A1 + Ungu Merah Basil B 6 2A2 + Ungu Merah Basil B 7 2A3 + Ungu Merah Basil B 8 2A4 + Ungu Merah Basil B 9 3A1 + Ungu Merah Basil B 10 3A2 + Ungu Merah Basil B 11 3A3 + Ungu Merah Basil B 12 3A4 + Ungu Merah Basil B 13 4A1 + Ungu Merah Basil B 14 4A2 + Ungu Merah Basil B 15 4A3 + Ungu Merah Basil B 16 4A4 + Ungu Merah Basil B 17 5A1 + Ungu Merah Basil B 18 5A2 + Ungu Merah Basil B 19 5A3 + Ungu Merah Basil B 20 5A4 + Ungu Merah Basil B 21 6A1 + Ungu Merah Basil B 22 6A2 + Ungu Merah Basil B 23 6A3 + Ungu Merah Basil B Keterangan : + = positif / membentuk : - = negatif / tidak membentuk : B = bakteri asam laktat BAL Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa dari 23 isolat bakteri yang diperoleh, semua isolat termasuk dalam bakteri asam laktat karena memiliki ciri-ciri: membentuk zona bening pada media MRS agar yang telah ditambahkan 1% CaCO 3, memiliki bentuk basil, Gram positif, tidak membentuk spora, katalase negatif, non motil, dan bersifat heterofermentatif, atau homofermentatif.
4 Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Bedasarkan Pewarnaan Gram Pengecatan pewarnaan Gram dilakukan pada semua isolat yang membentuk zona bening. Pewarnaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat Gram bakteri asam laktat. Bakteri Gram positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu dan bakteri Gram negatif akan berwarna merah muda apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop. Pengamatan pewarnaan Gram bakteri asam laktat dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Hasil pengamatan pewarnaan Gram pada isolat 1A4 dengan mikroskop perbesaran 40 X 10 menunjukkan bakteri Gram positif (sel berwarna ungu) Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Berdasarkan Pewarnaan Spora Pengecatan spora dilakukan pada semua isolat, pengamatan ini juga dilakukan untuk melihat bentuk sel. Semua isolat yang mengalami pewarnaan endospora dan diamati dibawah mikroskop. Dua puluh tiga isolat diketahui bahwa seluruh isolat tidak berspora dan berbentuk basil/batang. Sel yang tidak berspora ditunjukan dengan hasil pewarnaan spora berwarna merah. Apabila sel berspora maka akan berwarna hijau. Hasil pengecatan spora dapat dilihat pada Gambar 8.
5 22 Gambar 8. Hasil pengamatan pewarnaan spora menunjukkan isolat 1A4 termasuk bakteri Gram positif dengan mikroskop pada perbesaran 10x Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Berdasarkan Aktivitas Katalase Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang tidak memiliki enzim katalase. Enzim katalase ialah enzim yang dapat mengkatalisasi atau menguraikan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) menjadi air dan oksigen. Pengujian pada isolat dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes H 2 O 2 pada koloni bakteri asam laktat. Apabila bakteri asam laktat memiliki enzim katalase ditandai dengan terbentuknya gelembung udara pada koloni dan sekitarnya. Berdasarkan Tabel 3 diatas dan Gambar 9 dapat dilihat bahwa 23 isolat tidak memiliki kemampuan menghasilkan enzim katalase (katalase negatif). Tidak terbentuk gelembung udara Gambar 9. Isolat 1A4 tidak memproduksi enzim katalase yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gelembung gas pada koloni isolat serta pada sekitarnya.
6 Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Berdasarkan Uji Motilitas Pengujan motilitas digunakan untuk mengetahui pergerakan dari bakteri. Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang bersifat non-motil atau tidak bergerak. Bakteri non-motil hanya dapat tumbuh pada daerah di sekitar tusukan, sedangkan bakteri motil tumbuh menyebar pada media agar MRS semi padat. Berdasarkan tabel 3 serta gambar 10 menunjukan bahwa 23 isolat bakteri termasuk dalam kelompok non-motil. 2A1 1A4 Gambar 10. Hasil uji motilitas isolat 2A1 dan 1A4 bersifat non-motilyang ditandai dengan pertumbuhan bakteri di sekitar tusukan Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL)Berdasarkan Produksi Gas Pengujian produksi gas pada semua isolat dilakukan untuk mengetahui tipe fermentasi dari bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat memiliki beberapa macam tipe fermentasi. Tipe fermentasi heterofermentatif akan menghasilkan gas pada tabung Durham, sedangkan tipe fermentasi homofermentatif tidak memproduksi gas. Berdasarkan Tabel 3, dari 23 isolat yang diamati, 9 isolat merupakan heterofermentatif dan 14 isolat yang lain merupakan bakteri asam laktat homofermentatif (Gambar 11).
7 24 Terdapat gelembung gas 2A1 1A4 (a)(b) Gambar 11. Isolat 2A1 menghasilkan gelembung gas pada tabung Durham (bakteri asam laktat dengan tipe fermentasi heterofermentatif)(a), Isolat 1A4 tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung Durham (bakteri asam laktat dengan tipe fermentasi homofermentatif)(b) Identifikasi Genus Bakteri Asam Laktat (BAL) Berdasarkan Kemampuan Pertumbuhan Bakteri pada Berbagai ph, Suhu, dan Kadar NaCl Bakteri asam laktat yang telah didapat dilanjutkan pada penentuan genus dari bakteri asam laktat tersebut. Penentuan genus dilakukan melalui pengujian kemampuan tumbuh bakteri pada berbagai suhu yaitu (10 0 C, 45 0 C, dan 50 0 C), ph (4,4, dan 9,6), serta NaCl (6,5% dan 18%). Kemampuan pertumbuhan dari bakteri ditunjukan dari kekeruhan yang terbentuk pada media (Tabel 3) dan (Gambar 12). Peningkatan kekeruhan dari media diamati berdasarkan nilai absorbansi pada jam ke-24 dan ke-48 (Lampiran 2).
8 25 Tabel 3. Hasil Pengujian Kemampuan Tumbuh Pada Berbagai Suhu, ph dan NaCl Nomor Isolat Suhu ( o C) NaCl (%) ph ,5 18 4,4 9,6 Genus BAL 1 1A Lactobacillus 2 1A Lactobacillus 3 1A ND 4 1A Lactobacillus 5 2A Lactobacillus 6 2A Lactobacillus 7 2A ND 8 2A Lactobacillus 9 3A Lactobacillus 10 3A Lactobacillus 11 3A Lactobacillus 12 3A ND 13 4A Lactobacillus 14 4A ND 15 4A Lactobacillus 16 4A ND 17 5A Lactobacillus 18 5A ND 19 5A ND 20 5A ND 21 6A Lactobacillus 22 6A ND 23 6A Lactobacillus Keterangan : + = tumbuh : - = tidak tumbuh : ND = not detected Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat bahwa 23 isolat yang diuji kemampuan tumbuh padaberbagai suhu, ph dan NaCl terdapat 14 isolat yang merupakan bakteri asam laktat genus Lactobacillus (Gambar 12). Bakteri asam laktat genus Lactobacillus memiliki ciri-ciri pertumbuhan spesifik yaitu tidak tumbuh pada kadar NaCl 18%, dan pada ph 9,6. Sedangkan 9 isolat bakteri asam laktat yang lain belum dapat teridentifikasi karena kurang sesuai dengan ciri-ciri genus bakteri asam laktat yang lain.
9 26 Kontrol 2A1 6A1 Kontrol 2A1 6A1 Kontrol 2A1 6A1 (a-i) (a-ii) (a-iii) Kontrol 2A1 6A1 Kontrol 2A1 6A1 (b-i) (b-ii) Kontrol 2A1 6A1 Kontrol 2A1 6A1 (c-i) (c-ii) Gambar 12. Isolat bakteri asam laktat 2A1 dan 6A1 dapat tumbuh pada 10 o C (a-i) dan 45 o C (a-ii) tetapi tidak pada 50 o C (a-iii); tumbuh pada NaCl 6,5% (b-i) dan tidak tumbuh pada NaCl 18% (b-ii); tumbuh pada ph 4,4(c-i), tetapi tidak tumbuh pada ph 9,6 (c-ii).
10 Aktivitas Antimikroba Bakteri asam laktat yang diperoleh kemudian dilanjutkan pengujian aktivitas antimikroba terhadap bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi sumuran dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 13. Tabel 4. Hasil Pengukuran Zona Bening dari Isolat Bakteri Asam Laktat Terhadap Bakteri PatogenEscherichia coli dan Staphylococcus aureus Nomor Isolat Zona hambat ( mm ) Eschericia coli Staphylococcus aureus A1 1A2 1A4 2A1 2A2 2A4 3A1 3A2 3A3 4A1 4A3 5A1 6A1 6A3 10,00 12,00 12,37 15,03 07,56 08,25 10,12 12,74 12,11 10,00 10,26 07,84 06,94 12,72 18,26 17,58 20,83 19,79 18,36 13,23 12,26 18,14 18,21 19,04 15,22 12,05 10,73 17, Zona Bening Eschericia coli Staphylococcus aureus 0 Isolat Gambar 13. Aktivitas antimikroba isolat bakteri asam laktat terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
11 28 Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 13 diatas dapat disimpulkan bahwa 14 isolat bakteri asam laktat genus Lactobacillus memiliki kemampuan antimikroba terhadap bakteri patogen Escherechia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri asam laktat yang memiliki kemampuan aktivitas antimikroba paling tinggi ialah pada isolat 1A4 dimana memiliki aktivitas penghambatan pada Staphylococcus aureus sebesar 20,83 mm. Sedangkan isolat yang memiliki aktivitas penghambatan paling besar terhadap Escherichia coli ialah isolat 2A1 sebesar 15,03 mm. Kemudian dari semua isolat dapat terlihat bahwa semua isolat memiliki kemampuan penghambatan terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus lebih baik dari pada bakteri patogen Escherichia coli. Kemampuan aktivitas antimikroba dari isolat bakteri asam laktat dapat terlihat dari terbentuknya zona bening di sekeliling lingkaran sumur (Gambar 14).
12 29 2A1 (a) 1A4 (b) Gambar 14. Zona hambat isolat bakteri asam laktat yang ditunjukan adanya zona bening terhadap Escherichia coli pada isolat 2A1 (lihat tanda panah) (a)dan zona hambat terhadap Staphylococcus aureus pada isolat 1A4 (lihat tanda panah) (b)
3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih
4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih Fermentasi merupakan salah satu metode untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Ketika fermentasi berlangsung, kandungan gula sangat dibutuhkan
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Kubis putih termasuk ke dalam kategori bahan pangan yang mudah rusak. Kandungan air dalam kubis putih cukup tinggi yaitu mencapai 92%
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SURYA HADI SAPUTRA H
IDENTIFIKASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI ASINAN REBUNG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA SUHU 15 o C DENGAN KONSENTRASI GARAM 5% IDENTIFICATION
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : DONNY SETIADI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MAKANAN TRADISIONAL ASINAN REBUNG KUNING BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) LOKAL MRANGGEN, JAWA TENGAH ISOLATION AND IDENTIFICATION OF LACTIC ACID BACTERIA
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
IDENTIFIKASI DAN POTENSI ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI ASINAN REBUNG BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris) DENGAN LAMA FERMENTASI 5 DAN 13 HARI IDENTIFICATION AND ANTIMICROBIAL POTENTIAL
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis zat antibakteri isolat NS(9) dari bekasam ikan nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah karakterisasi isolat NS(9) yang bertujuan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
IDENTIFIKASI Lactobacillus HASIL FERMENTASI REBUNG KUNING BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) DAN VIABILITASNYA DALAM SARI BUAH PEPAYA IDENTIFICATION OF Lactobacillus FROM FERMENTED YELLOW BAMBOO SHOOTS
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ORGAN SALURAN PENCERNAAN AYAM SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROBA
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ORGAN SALURAN PENCERNAAN AYAM SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROBA ISOLATION AND IDENTIFICATION OF LACTIC ACID BACTERIA FROM CHICKEN GASTROINTESTINAL
Lebih terperinciPROBIOTIC POTENCY AND BACTERIOCIN ACTIVITY OF LACTIC ACID BACTERIA FROM AMPEL BAMBOO SHOOTS FERMENTATION IN 2,5% OF SALT CONCENTRATION AT 15 C
POTENSI PROBIOTIK DAN AKTIVITAS BAKTERIOSIN BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FERMENTASI REBUNG BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris) DALAM KADAR GARAM 2,5% DAN SUHU 15 C PROBIOTIC POTENCY AND BACTERIOCIN ACTIVITY OF
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
IDENTIFIKASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI FERMENTASI SAWI PAHIT (Brassica juncea(l.)czernjaew) PADA SUHU 15 C DALAM LARUTAN GARAM 5% IDENTIFICATION AND
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : MELITA DEVIANA SANJOTO
VIABILITAS Lactobacillus DARI HASIL FERMENTASI ASINAN REBUNG KUNING BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA MINUMAN PROBIOTIK SARI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VIABILITY Lactobacillus FROM
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
POTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT DAN PERUBAHAN KARAKTERISTIK KIMIAWI REBUNG BAMBU APUS (Gigantochloa apus) YANG DIFERMENTASI DALAM LARUTAN GARAM (2,5% DAN 5%) PADA SUHU 15 o C PROBIOTIC POTENTIAL
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: AGATA MEILIAWATI
PENGARUH PENAMBAHAN GARAM 5% DAN 7,5% TERHADAP POTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI ACAR KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) ASAL GETASAN, KOPENG THE INFLUENCE OF THE ADDITION SALT 5% AND
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 o C
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme tersebar luas di alam seperti di udara, air, tanah, dalam saluran pencernaan hewan, pada permukaan tubuh dan dapat dijumpai pula pada pangan. Mikroorganisme
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih (Brassica oleracea) merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia, dapat dipasarkan tanpa terpengaruh musim. Di Jawa Tengah,
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK 1. Widodo, S.P., M.Sc., Ph.D. 2. Prof. drh. Widya Asmara, S.U., Ph.D. 3. Tiyas Tono Taufiq, S.Pt, M.Biotech
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diawali dengan pemeriksaan karakteristik morfologi dan kemurnian isolat bakteri yang digunakan. Isolat bakteri yang digunakan adalah BAL indigenous
Lebih terperinciPOTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ASINAN REBUNG KUNING BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI PROBIOTIK PADA JUS WORTEL
POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ASINAN REBUNG KUNING BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI PROBIOTIK PADA JUS WORTEL POTENCY OF LACTIC ACID BACTERIA FROM YELLOW BAMBOO SHOOTS PICKLES (Dendrocalamus
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: ANASTASIA LAMTARA
PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KERAGAMAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIFERMENTASIKAN DARI REBUNG APUS (Gigantochloa apus) DALAM AIR KELAPA PADA SUHU 30 O C THE EFFECT OF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan. Pembuatan tempoyak durian hanya dengan menambahkan garam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan hewani bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizinya yang tinggi, baik ikan air laut maupun ikan air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciTabel 2. Hasil identifikasi Bakteri Asam Asetat pada kultur Kombucha. Gambar
3. HASIL PENELITIAN 3.1. Jenis Mikroorganisme Tabel 2. Hasil identifikasi Bakteri Asam Asetat pada kultur Kombucha No Sumber Media + Pewarnaan Gambar Jenis Mikroorganisme Keterangan 1 Kultur Scoby Media
Lebih terperinciIII. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di
18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Pendahuluan Preparasi Kultur Starter.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Terpadu, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor serta Laboratorium
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diadakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)
TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : TESYARA DANESH ANGELINA
SELEKSI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ASINAN REBUNG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI INOKULUM PADA DAGING SAPI CINCANG PROBIOTIK SELECTION AND CHARACTERIZATION OF LACTIC ACID BACTERIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bakteri asam laktat di dunia pangan dan kesehatan sudah banyak diaplikasikan. Dalam pengolahan pangan, bakteri ini telah lama dikenal dan digunakan, yaitu
Lebih terperinciY ij = µ + B i + ε ij
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi pasien ISK dan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu kambing segar ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang
Lebih terperinciVIABILITY TEST OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATED FROM FERMENTED SAWI PAHIT IN 5% SALT AS STARTER FOR PROBIOTIC COCONUT DRINK SKRIPSI
UJI VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI HASIL FERMENTASI SAWI PAHIT PADA KADAR GARAM 5% SEBAGAI STARTER MINUMAN PROBIOTIK AIR KELAPA MUDA VIABILITY TEST OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATED
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh: YOGYAKARTA
SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia W.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. Disusun oleh: Abdulloh Khudry NPM: 100801163 UNIVERSITASS ATMA JAYA YOGYAKARTAA
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun
Lebih terperinciSampel air panas. Pengenceran 10-1
Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri
Lebih terperinciPOTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT ACAR KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) SENTRA SUMOWONO, BANDUNGAN YANG DIFERMENTASI DALAM KADAR GARAM 5% DAN 7,5%
POTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT ACAR KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) SENTRA SUMOWONO, BANDUNGAN YANG DIFERMENTASI DALAM KADAR GARAM 5% DAN 7,5% PROBIOTIC POTENCIAL OF LACTIC ACID BACTERIA FROM WHITE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos) Isolasi bakteri asam laktat (BAL) pada usus halus itik Mojosari dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 di kawasan konservasi lumba-lumba Pantai Cahaya, Weleri, Kendal, Jawa Tengah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata-Rata Jumlah Bakteri yang Terdapat pada Feses Sapi Potong Sebelum (inlet) dan Sesudah (outlet) Proses Pembentukan Biogas dalam Reaktor Tipe Fixed-Dome Hasil perhitungan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciTeknik Identifikasi Bakteri
MODUL 5 Teknik Identifikasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) 2. Uji Katalase 3. Pembuatan stok agar miring TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MANDAI MAKANAN TRADISIONAL NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) VAR. SALAK, GUNUNG PATI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MANDAI MAKANAN TRADISIONAL NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) VAR. SALAK, GUNUNG PATI ISOLATION AND IDENTIFICATION OF LACTIC ACID BACTERIA ON MANDAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Materi Bahan yang digunakan meliputi kultur Candida albicans, sampel vagina wanita usia produktif, medium MRSA (demann
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen Penelitian diawali dengan tahap persiapan dan pemurnian kembali dari keempat kultur bakteri asam laktat (BAL) yaitu Lactobacillus
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik
Tahap I BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik Hasil pengukuran sampel tanah yang digunakan pada percobaan 1 meliputi ph tanah, kadar
Lebih terperinciPOTENSI PROBIOTIK Lactobacillus YANG DIISOLASI DARI BAKTERI ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI KEFIR GEDONO DAN VIABILITASNYA PADA DAGING AYAM OLAHAN
POTENSI PROBIOTIK Lactobacillus YANG DIISOLASI DARI BAKTERI ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI KEFIR GEDONO DAN VIABILITASNYA PADA DAGING AYAM OLAHAN POTENTIAL PROBIOTIC Lactobacillus ISOLATED FROM LACTIC ACID
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu Indonesia memutuskan untuk mengimpor sapi dari Australia. Indonesia mengambil keputusan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lactobacillus merupakan salah satu mikroorganisme yang aman jika ditambahkan dalam bahan pangan karena sifatnya tidak tosik dan tidak menghasilkan toksik. Bahkan, Lactobacillus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 Strangles/Mink Horse/Equine Distemper/ Ingus tenang termasuk ke dalam penyakit eksotik yang ada di Indonesia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus
Lebih terperinciReaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat
Reaksi BIKIMIA PADA UJI BAKTERILGI o UJI BIKIMIA KETEREGA 1. Uji fermentasi karbohidrat Uji positif ditandai dengan perubahan warna indikator BTB (brom timol biru) pada media biakan dari biru menjadi kuning.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Parameter Fisika dan Kimia Air Sumur Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : NAMA : NUR MUH. ABDILLAH S. NIM : Q1A1 15 213 KELAS : TPG C JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada makanan hasil fermentasi seperti yogurt, sour cream (susu asam), keju, mentega, dan produk asam-asaman,
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIHASILKAN DARI PROSES FERMENTASI WIKAU MAOMBO ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN
(JSTP) ISSN : 2527-6271 2016 KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIHASILKAN DARI PROSES FERMENTASI WIKAU MAOMBO (Characterization of Biochemical Properties of Lactid Acid bacteria
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SAYUR ASIN YANG DIPRODUKSI DENGAN MEDIA AIR KELAPA DAN AIR TAJIN
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SAYUR ASIN YANG DIPRODUKSI DENGAN MEDIA AIR KELAPA DAN AIR TAJIN ISOLATION AND IDENTIFICATION OF LACTIC ACID BACTERIA IN SAYUR ASIN PRODUCED WITH COCONUT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI AEROB PENDEGRADASI SELULOSA DARI SERASAH DAUN Avicennia
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI AEROB PENDEGRADASI SELULOSA DARI SERASAH DAUN Avicennia Angga Premana 1505 100 041 Pembimbing: N.D. Kuswytasari, S.Si., M.Si Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.Si Latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Permasalahan... 4 C. Tujuan penelitian... 5 D. Manfaat penelitian... 5
DAFTAR ISI Judul i Pengesahan.. ii Pernyataan Keaslian Tesis... iii Prakata... iv Daftar Isi. vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari. xii Abstract... xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.
7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di dalam industri pangan dalam menghasilkan pangan fungsional. Fungsi ini dikarenakan kemampuan BAL yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat (BAL) Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau batang serta memiliki kemampuan mengubah
Lebih terperinciDEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Peremajaan Bacillus Isolasi Bakteri Oportunistik Produksi Antimikrob Penghitungan Sel Bakteri Oportunistik Pengambilan Supernatan Bebas Sel Pemurnian Bakteri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan Pengujian Veteriner Regional III Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciTujuan Penelitian. Manfaat Penelitian
2 mikroorganisme patogen pada bahan pangan dan juga memiliki kemampuan probiotik untuk kesehatan konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan seleksi yaitu mencari beberapa isolat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
26 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Isolat Karakterisasi isolat BP (8) untuk verifikasi meliputi pewarnaan Gram, pewarnaan spora, uji motilitas, uji katalase, uji oksidase, uji fermentasi glukosa,
Lebih terperinciLampiran 1. Rancangan Penelitian
Lampiran 1. Rancangan Penelitian Fermentasi Markisa Ungu selama 72 jam Pengenceran bertingkat hingga pengenceran 10-9 Plating dengan metode tuang Pemurnian dengan metode gores Penyimpanan isolat dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam
36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai kultur probiotik umumnya diberikan melalui sistem pangan. Untuk itu bakteri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung pada pemanfaatannya biasa digunakan dalam kuliner atau makanan tradisional masyarakat
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Danau Kakaban menyimpan berbagai organisme yang langka dan unik. Danau ini terbentuk dari air laut yang terperangkap oleh terumbu karang di sekelilingnya akibat adanya aktivitas
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sambal Cabai 1. Sambal Sambal salah satu bahan yang terbuat dari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal memiliki cita rasa yang
Lebih terperinciVIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI FERMENTASI BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI PROBIOTIK DALAM JUS NANAS
VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI FERMENTASI BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI PROBIOTIK DALAM JUS NANAS VIABILITY OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATED FROM THE FERMENTATION OF COCOA
Lebih terperinciUji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat
3 aseptik lalu diinkubasi selama 36 jam pada suhu 27 C. Setelah terlihat pertumbuhan bakteri, ditetesi lugol di sekitar biakan dan dibiarkan ±5 menit. Pengamatan dilakukan pada bagian berwarna biru dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Lebih terperinci