BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi
|
|
- Yohanes Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi mikroba pelarut fosfat dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah isolat bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut fosfat koleksi Laboratorium Biologi Tanah Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, media Pikovskaya dengan sumber P yang berbeda yaitu Ca 3 PO 4, AlPO 4, FePO 4, dan batuan fosfat, akuades, agar-agar, NaOH 0,1%, HCL 0,1%, alkohol 96%, kapas, aluminium foil, plastik wrap, label, kertas, dan tisu. Alat yang digunakan adalah petridish Ø 10 cm, Erlenmeyer 1000 ml, 500 ml, dan 250 ml, pipet tetes, pipet skala, autoklaf, kompor gas, jarum ose, sprayer, tabung reaksi, timbangan, inkubator, gelas ukur 100 ml, bunsen, oven, laminar air flow, korek api, sentrifus, ph meter, batang pengaduk, baki, serbet, masker, sarung tangan, alat tulis, kamera digital, dan baju laboratorium. Prosedur Penelitian 1. Uji potensi pada media padat Bakteri pelarut fosfat (BPF) dan jamur pelarut fosfat (JPF) yang telah diremajakan (Lampiran 5) diuji kemampuannya melarutkan fosfat dalam cawan petridish yang berisi media pikovskaya padat steril. Cara dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media uji ini sama dengan pembuatan media
2 pikovskaya pada tahap isolasi, namun diganti dengan beberapa sumber P yaitu Ca 3 (PO 4 ) 2 dengan dosis 5 g/l media, AlPO 4 dengan dosis 5 g/l media, FePO 4 dengan dosis 5 g/l media, dan batuan fosfat dengan dosis 5 g/l media. Media Pikovskaya padat steril dituang secukupnya sampai menutupi permukaan petridish dan ditunggu mengeras. Isolat bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut fosfat diinokulasikan dan pada media uji dan diinkubasi selama 5 (lima) hari. Tiap biakan murni dilakukan sebanyak 3 ulangan. Selama masa pengujian diamati ukuran zona bening dan koloni yang tumbuh pada media. Parameter uji potensi pada media padat adalah bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut fosfat yang membentuk zona bening (holozone) paling cepat secara kualitatif dan zona bening yang secara kuantitatif menunjukkan diameter paling besar di sekitar koloni menunjukkan besar kecilnya potensi bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut fosfat dalam melarutkan unsur P dari bentuk yang tidak larut. Dihitung potensi dengan menggunakan indeks pelarutan (IP) P yaitu : 2. Uji potensi pada media cair IP = DZB DK Keterangan : DZB = diameter zona bening (cm) DK = diameter koloni bakteri atau jamur pelarut fosfat (cm) Media Pikovskaya cair steril dengan sumber P dari Ca 3 (PO 4 ) 2, AlPO 4, FePO 4, dan batuan fosfat dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 100 ml. Isolat bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut fosfat diinokulasikan pada media uji dan diinkubasi selama 14 (empat belas) hari. Setelah masa inkubasi, media uji disaring dan disentrifus dengan kecepatan 8000 rpm selama 15 menit sampai pemisahan antara filtrat dan endapan bakteri pelarut fosfat dan jamur pelarut
3 fosfat terjadi. Diukur ph filtrat dan dihitung kandungan P-tersedia dengan Bray-II dan metode kolorimetri dengan panjang gelombang 660 nm. Parameter uji potensi pada media cair adalah mengukur kandungan P- tersedia dengan mengambil fitrat menggunakan pipet tetes dan ph untuk mengetahui pengaruh pelarutan fosfat oleh bakteri dan jamur terhadap ph media. Uji potensi pada media cair menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan dan dua faktor perlakuan, yaitu : 1. Faktor I : isolat pelarut fosfat I1 = Pseudomonas sp.1 I2 = Aspergillus sp.3 I3 = Penicillium sp. 1 I4 = Aspergillus sp.1 I5 = Aspergillus sp.6 2. Faktor II : sumber fosfat P1 = Ca 3 (PO 4 ) 2 P2 =AlPO 4 P3 = FePO 4 P4 = Batuan Fosfat Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut : I1P1 I2P1 I3P1 I4P1 I5P1 I1P2 I2P2 I3P2 I4P2 I5P2 I1P3 I2P3 I3P3 I4P3 I5P3 I1P4 I2P4 I3P4 I4P4 I5P4
4 Dengan demikian jumlah perlakuan (5 x 4) x 3 = 60 satuan percobaan. Model linear Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : Yij(k) = µ + αi + βj + αβ + ijk Keterangan : Yij(k) = Nilai pengamatan pada perlakuan isolat ke i, pada sumber fosfat ke-j, dan interaksi isolat ke-i dan sumber fosfat ke-j µ = Nilai rataan umum αi = pengaruh perlakuan isolat ke-i βj = pengaruh perlakuan berbagai sumber fosfat ke-j (αβ)ij = pengaruh interaksi perlakuan isolat ke-i dan berbagai sumber fosfat ke-j ijk = pengaruh galat dari perlakuan isolat ke-i, berbagai sumber ke-j, dan interaksi isolat ke-i dan berbagai sumber fosfat ke-j. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan maka dilakukan analisis sidik ragam (anova). Apabila F-hitung nyata dilanjutkan dengan uji lanjutan berdasarkan uji jarak DMRT (Duncan Multiple Range Test).
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Potensi Pada Media Padat Seleksi kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan FePO 4, AlPO 4, Ca 3 (PO 4 ) 2 dan Batuan Fosfat seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai indeks pelarutan fosfat dari pengujian media padat dengan berbagai sumber P setelah inkubasi 5 hari Isolat Sumber P Ca 3 (PO 4 ) 2 Batuan AlPO 4 FePO 4 Rata-Rata Fosfat Pseudomonas sp.1 1,20 1,18 0,35 1,2 0,98 Pseudomonas sp.2 0,82 0,62 1,01 0,88 0,83 Aspergillus sp.3 0,68 1,26 1,13 1,00 1,02 Penicillium sp.1 0,56 1,16 0,96 1,00 0,92 Penicillium sp.2 0,5 0,73 1,24 0,69 0,79 Penicillium sp.3 0,93 1,23 0,67 0,56 0,85 Aspergillus sp.1 1,95 0,67 1,21 1,00 1,21 Aspergillus sp.2 0,84 0,50 1,07 0,64 0,76 Aspergillus sp.4 0,85 0,63 0,71 0,56 0,69 Aspergillus sp.5 0,14 0,56 1,2 0,94 0,71 Aspergillus sp.6 1,10 0,79 0,56 1,06 0,88 Aspergillus sp.7 0,69 0,62 0,68 0,83 0,71 Indeks pelarutan P menunjukkan bahwa kemampuan mikroba dalam melarutkan fosfat bervariasi. Luas zona bening secara kualitatif menunjukkan besar kecilnya kemampuan mikroba melarutkan P dari fosfat tak larut. Secara kuantitatif, kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan P dapat dilakukan dengan mengukur diameter zona bening dan mengukur indeks pelarutan (IP). Diameter zona bening yang dihasilkan menunjukkan kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan P. Untuk mengukur indeks pelarutan, diameter zona bening dibagi diameter koloni. Semakin tinggi nilai indeks pelarutan yang dihasilkan, maka kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan P juga tinggi.
6 Berdasarkan hasil pengukuran indeks pelarutan fosfat (Tabel 1) terlihat bahwa keduabelas (12) isolat mampu melarutkan P dari sumber Batuan fosfat, FePO 4, dan AlPO 4 dengan nilai indeks pelarutan yang berbeda, namun hanya satu isolat yang tidak mampu melarutkan fosfat dari sumber Ca 3 (PO 4 ) 2. Mikroba pelarut fosfat yang paling besar indeks pelarutan fosfatnya dalam melarutkan Ca 3 (PO 4 ) 2 adalah Aspergillus sp.1 sebesar 1,95. Indeks pelarutan terbesar dari sumber Batuan fosfat adalah Aspergillus sp.3 sebesar 1,26. Dari sumber AlPO 4 indeks pelarutan terbesar ditunjukkan oleh Penicillium sp.2 sebesar 1,24, dan dari sumber FePO 4 indeks pelarutan ditunjukkan oleh Pseudomonas sp.1 sebesar 1,2. Hal ini menunjukkan seluruh isolat mikroba pelarut fosfat yang diamati memiliki efektivitas dalam melarutkan P pada media pikovskaya padat. Setelah dilakukan pengamatan pada media pikovskaya padat berbagai sumber P selama 5 hari, diketahui bahwa pelarutan P oleh mikroba pelarut fosfat dari batuan fosfat rata-rata nilainya lebih kecil dibandingkan dengan pelarutan P dari sumber lainnya yaitu sebesar 0,83. Hal ini dikarenakan Batuan fosfat merupakan fosfat alam yang sukar larut, sehingga isolat menghasilkan indeks pelarut (IP) yang kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widawati dan Suliasih (2006) bahwa pelarutan P alam/rock phosphate membutuhkan waktu lebih lama dari P kimia, tetapi lebih ramah terhadap lingkungan. Berdasarkan Goenadi dan Saraswati (1994), pada pengujian di media padat tampak pertumbuhan tiap mikroba pelarut fosfat berbeda-beda, yang disebabkan beberapa hal antara lain :
7 1. Fraksi Ca 3 (PO 4 ) 2, batuan fosfat, AlPO 4 dan FePO 4 dalam media padat yang tidak merata dalam petri mempengaruhi holozone yang terbentuk. 2. Ketebalan media yang tidak seragam di dalam cawan akan mempengaruhi holozone yang terbentuk. Fraksi Ca 3 (PO 4 ) 2, batuan fosfat, AlPO 4 dan FePO 4 pada media yang lebih tebal tentunya lebih sulit untuk dilarutkan daripada media yang tipis. 3. Mikroba pelarut fosfat ada yang mampu tumbuh dengan cepat dan ada mikroba yang tumbuh lambat. Diketahui dari Tabel 1 dapat diperoleh isolat-isolat yang akan diuji lanjut pada media cair. Isolat yang akan diuji lanjut dilihat dari nilai rataan yang paling besar indeks pelarutan fosfatnya dalam melarutkan Ca 3 (PO 4 ) 2, Batuan Fosfat, AlPO 4, dan FePO 4 dan didapatkan 5 isolat yaitu Bakteri 1, Penicillium sp.1, Aspergillus sp.1, Aspergillus sp.3, dan Aspergillus sp.6. Uji Potensi Pada Media Cair Setelah dilakukan pengujian pada media pikovskaya padat terpilih 5 isolat yang memiliki nilai indeks pelarutan (IP) yang tinggi, sehingga dilakukan pengujian pada media pikovskaya cair. Hal ini dikarenakan aktivitas masingmasing isolat pelarut fosfat yang tumbuh pada medium padat berbeda dengan aktivitas pada medium cair. Kemampuan bakteri pada medium cair dapat dipengaruhi oleh aerasi dan lamanya waktu inkubasi. Menurut Fankem et al. (2006), aktivitas bakteri dalam melarutkan P pada media padat dan cair tidak mutlak sama. Kriteria zona bening tidak cukup untuk menentukan kemampuan bakteri dalam melarutkan P. Jumlah mikroba yang banyak juga belum tentu memiliki kemampuan yang tinggi dalam melarutkan P.
8 Pengujian kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan FePO 4, AlPO 4, Ca 3 (PO 4 ) 2 dan Batuan Fosfat pada media pikovskaya cair dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kemampuan isolat dalam melarutkan berbagai sumber fosfat dalam media Pikovskaya cair Isolat Sumber P Ca 3 (PO 4 ) 2 Batuan Fosfat AlPO 4 FePO 4 P-tersedia (ppm) Pseudomonas sp.1 32,62 34,17 29,48 9,53 Aspergillus sp.3 36,91 22,33 34,47 15,54 Penicillium sp.1 45,15 33,43 37,66 19,24 Aspergillus sp.1 42,48 23,44 48,58 28,34 Aspergillus sp.6 42,8 32,08 39,72 6,97 Rata-Rata 39,99 b 29,09 ab 37,98 ab 15,92 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa interaksi antara isolat dengan sumber P tidak berbeda nyata, tetapi pada faktor sumber P berbeda nyata. Tabel 2 menunjukkan bahwa sumber Ca 3 (PO 4 ) 2 berbeda nyata dengan sumber FePO 4 tetapi tidak berbeda nyata dengan sumber Batuan Fosfat dan AlPO 4. Tabel 2 menunjukkan bahwa kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan P di media pikovskaya cair berbagai sumber P berbeda-beda. Mikroba pelarut fosfat yang paling besar P-tersedianya dalam melarutkan Ca 3 (PO 4 ) 2 adalah Penicillium sp.1 sebesar 45,15 ppm. Mikroba pelarut fosfat yang paling besar P- tersedianya dalam melarutkan batuan fosfat adalah Pseudomonas sp.1 sebesar 34,17 ppm. Mikroba pelarut fosfat yang paling besar P-tersedianya dalam melarutkan AlPO 4 adalah Aspergillus sp.1 sebesar 48,58 ppm, sedangkan mikroba pelarut fosfat yang paling besar P-tersedianya dalam melarutkan FePO 4 adalah Aspergillus sp.1 sebesar 28,34 ppm. Rata-rata kemampuan pelarutan sumber P (Tabel 2) mulai dari yang terbesar yaitu Ca 3 (PO 4 ) 2 sebesar 39,99 ppm, diikuti oleh AlPO 4 sebesar 37,98
9 ppm, batuan fosfat sebesar 29,09 ppm, dan terkecil yaitu FePO 4 sebesar 15,92 ppm. Hal ini sesuai dengan Premono (1994) yang menyatakan bahwa urutan kemudahan fosfat terlepas mengikuti urutan Ca 3 (PO 4 ) 2 > AlPO 4 > Batuan fosfat > FePO 4. Selain pengukuran P-tersedia, pelarutan fosfat pada media pikovskaya cair dapat diketahui dari ph media, seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Pengukuran ph pada media cair pikovskaya setelah inkubasi 14 hari Isolat Sumber P Ca 3 (PO 4 ) 2 Batuan Fosfat AlPO 4 FePO 4 0 hari 14 hari 0 hari 14 hari 0 hari 14 hari 0 hari 14 hari Kontrol 3,7 3,86 3,46 2,35 Pseudomonas sp.1 6,92 5,33 6,92 3,67 6,92 2,9 6,92 2,45 Aspergillus sp.3 3,93 5,72 2,95 2,35 Penicillium sp.1 4,39 3,4 2,96 2,5 Aspergillus sp.1 5,7 5,8 2,89 2,55 Aspergillus sp.6 5,22 2,96 2,89 2,5 Dari Tabel 3 diketahui bahwa ph media pikovskaya cair sebelum mikroba diinokulasi dengan ph media pikovskaya cair setelah diinokulasi mikroba pelarut fosfat selama 14 hari mengalami penurunan. Penurunan ph pada inokulan cair menandakan bahwa telah terjadi pelarutan fosfat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mihalache et al. (2015) bahwa nilai ph pada media pikovskaya cair dengan sumber Ca 3 (PO 4 ) 2 menurun dari 7,03 menjadi 4,92 pada hari ketujuh. Pengamatan itu menunjukkan bahwa pelarutan P meningkat (19,5 μg P/ml) diikuti dengan penurunan ph media (4,92). Menurut Widawati dan Muharam (2012), penurunan ph terjadi karena pada proses pelarutan P terikat oleh bakteri pelarut fosfat terjadi proses oksidasi, reduksi, dan kompetisi ligan organik dan hasil dari sintesis senyawa organik dilepas ke dalam inokulan cair (media pikovskaya).
10 Penurunan ph media menandakan bahwa terjadi pelarutan P oleh mikroba pelarut fosfat, dimana mikroba pelarut fosfat mengeluarkan asam-asam organik sehingga ph media menjadi semakin masam. Menurut Poeponegoro (2005) mengatakan bahwa meningkatnya asam-asam organik tersebut diikuti dengan penurunan ph. Penurunan ph ini diduga akibat pembebasan sejumlah asam-asam organik oleh mikroba pelarut fosfat. Hal ini merupakan bentuk adaptasi mikroba pelarut fosfat terhadap media yang mengandung P terikat yang lebih tinggi dari P terlarut. Menurut Jang dan Suh (2002), terdapat korelasi negatif antara ph dengan pelarutan P, dimana penurunan ph sejalan dengan penaikan pelarutan P. Hubungan antara ph dengan P terlarut dimana pelarutan P tergantung dari banyaknya dan jenis asam organik yang dikeluarkan oleh isolat MPF tersebut yang ditandai dengan penurunan ph. Pada uji media padat diperoleh 5 isolat yang memiliki kemampuan paling besar dalam melarutkan P dari berbagai sumber. Isolat tersebut kemudian diuji pada media pikovskaya cair dan diketahui isolat yang memiliki rata-rata paling besar dalam melarutkan P dari sumber Ca 3 (PO 4 ) 2, Batuan fosfat, AlPO 4 dan FePO 4 jenis Penicillium sp 1 dan Aspergillus sp 1. Hal ini sesuai dengan Sanjotha et al. (2011) yang mengatakan bahwa berdasarkan hasil percobaan pelarutan fosfat di laboratorium, diketahui bahwa jamur memiliki potensi pelarutan fosfat lebih efisien dibanding bakteri.
11 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pseudomonas sp.1, Penicillium sp.1, Aspergillus sp.1, Aspergillus sp.3, dan Aspergillus sp.6 merupakan isolat yang memiliki nilai rataan yang paling besar indeks pelarutan fosfatnya dalam melarutkan P dari sumber Ca 3 (PO 4 ) 2, Batuan Fosfat, AlPO 4, dan FePO 4. Isolat yang memiliki potensi pelarutan P paling besar, yaitu Penicillium sp.1 dengan sumber Ca 3 (PO 4 ) 2 sebesar 45,15 ppm dan Aspergillus sp.1 dengan sumber AlPO 4 sebesar 48,58 ppm dan sumber FePO 4 sebesar 28,34 ppm. Saran 1. Penicillium sp. 1 dan Aspergillus sp. 1 perlu dilakukan pengujian lanjutan ke tanaman secara langsung untuk mengetahui kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melepaskan ikatan P pada tanah sehingga menjadi P tersedia bagi tanaman. 2. Perlu dilakukan pengujian lanjutan ke tanah secara langsung dari 5 isolat yang diuji untuk mengetahui perbedaan potensi isolat dalam melarutkan P pada pengujian laboratorium dengan pengujian langsung pada tanah.
METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.
10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Januari 2012
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium Kesehatan Medan. 3.2 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang bertubuh buah, serasah daun, batang/ranting
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimental dengan menguji isolat bakteri endofit dari akar tanaman kentang (Solanum tuberosum
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan murni Hypoxylon sp. koleksi CV.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan dua variabel yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Bulan November 2015 hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas
Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah Gambar 2. Tanaman cabai merah (Capsicum
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.
III. BAHA DA METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl. Jendral Besar Dr. Abdul Haris asution Gedung Johor Medan Sumatera Utara, selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi
23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Program Studi Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi Agroekoteknologi,
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) tunggal, dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan
Lebih terperincikomersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Bioteknologi, Kultur Jaringan dan Rumah Kaca Balai Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari April 2016.
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat
III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di
15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru yang berlangsung selama 4 bulan, dimulai dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.
6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium
11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian dimulai dari September
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar Cahaya Negeri, Abung Barat, Lampung Utara dan Laboratorium Penyakit
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di Laboratorium Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium
14 BAB III MATERI DAN METODE Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian A.1. Materi Penelitian A.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 4 isolat Trichoderma spp. koleksi Prof. Loekas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE
meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 23 Agustus 2013, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan, yaitu penambahan sukrosa dalam media
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder jagung hidroponik dengan media perendaman dan penggunaan dosis pupuk yang berbeda dilakukan pada tanggal
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang
8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang Proteksi Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010 di Laboraturium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Pada Tahun I penelitian ini dilakukan 3 tahap percobaan sebagai berikut: 1. Percobaan 1 : Penentuan bahan baku pupuk organik Tujuan percobaan adalah untuk mendapatkan komposisi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE
II. MATERI DAN METODE 2.1 Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 2.1.1 Materi Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, pembakar spiritus, pipet, jarum ose, erlenmeyer,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciin. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) sebagai tempat ekstraksi fungisida nabati,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan iradiasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perlakuan konsentrasi dan perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinci