METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crosssectional karena data dikumpulkan dan diteliti pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini dilaksanakan di kampus IPB Darmaga Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa mahasiswa baru tingkat satu program sarjana IPB diwajibkan tinggal di asrama TPBIPB dengan masa kepenghunian satu tahun dan mahasiswa tingkat satu masih dalam masa beradaptasi dengan lingkungan baru (kurang dari setahun). Waktu penelitian termasuk pengumpulan data, pengolahan dan analisis data dilakukan selama lima bulan mulai Maret hingga Agustus 2012. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswi TPBIPB sejumlah 2045 orang. Sampel penelitian dihitung menggunakan formula Slovin (1960) diacu dalam Umar (2003), sebagai berikut: = = 95,34 ~ 96 orang N = populasi penelitian = 2045 orang mahasiswa TPBIPB (tahun 2011 2012) n = jumlah sampel penelitian e = margin error (0,1) Berdasarkan perhitungan, jumlah minimal responden dalam penelitian ini adalah 96 orang. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 99 orang yang terdiri atas 33 orang anak sulung, 33 orang anak tengah, dan 33 orang anak bungsu dengan kriteria masih merupakan mahasiswi aktif TPBIPB. Pengambilan contoh dilakukan secara cluster random sampling dengan spesifikasi urutan kelahiran di tiap kelompoknya. Pertamatama dipilih secara acak enam kelas TPBIPB yang merupakan 10 persen dari 58 kelas TPBIPB. Selanjutnya dari enam kelas tersebut didata urutan kelahiran mahasiswi. Berdasarkan data urutan kelahiran tersebut maka diperoleh mahasiswi yang memiliki urutan kelahiran sulung, tengah, dan bungsu. Selanjutnya mahasiswi
20 yang memenuhi kriteria dipilih secara acak dari masingmasing urutan kelahiran. Teknik pengambilan contoh disajikan pada Gambar 2. Mahasiswi TPBIPB N=2045 TPB 58 Dipilih secara acak 6 kelas TPB P01 P20 P09 P19 P02 S04 Cluster berdasarkan urutan kelahiran Anak Sulung N=59 Anak Tengah N=43 Anak Bungsu N=42 Dipilih secara acak 33 orang dari masingmasing urutan kelahiran Anak Sulung n=33 Anak Tengah n=33 Anak Bungsu n=33 Gambar 2 Teknik Pengambilan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang terstruktur. Data sekunder berupa keadaan umum IPB dan asrama serta jumlah mahasiswi TPB IPB yang diperoleh dari website Badan Pengelola Asrama (BPA) Institut Pertanian Bogor dan website Direktorat Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor. Data karakteristik yang diambil mencakup karakteristik responden yang meliputi urutan kelahiran, daerah asal, usia responden; data karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga, usia orang tua, pendidikan orang tua,
21 pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua; data strategi koping yaitu emotional focused coping dan problem focused coping; kelompok teman sebaya yang meliputi karakterisik teman sebaya, pola hubungan, dan kualitas pertemanan responden; tingkat kecerdasan sosial yang mencakup kesadaran sosial dan fasilitas sosial yang dimiliki. Variabel yang diukur dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Jenis data, peubah, contoh, alat dan cara pengukuran, skala data, jumlah item pertanyaan, dan cronbach alpha (α) Jenis data Variabel Karakteristik responden Urutan kelahiran responden Usia Asal daerah Skala Data Nominal Alat & Cara Pengukuran Item Pertanyaan Cronbach Alpha (α) Karakteristik keluarga Pendidikan orang tua Pendapatan orang tua Usia orang tua Pekerjaan orang tua Besar Keluarga Interval Nominal Teman sebaya Karakterisik Jumlah 3 item 1) 13 orang 2) 46 orang 3) 79 orang 4) >10 orang 5) tidak ada Usia Nominal 3 item 1) lebih muda 2) seusia 3) lebih tua Pola hubungan Frekuensi pertemuan (Ghozaly 2011) 4) campuran 5) tidak ada 3 item 1) 12 kali seminggu 2) 34 kali seminggu 3) 56 kali seminggu 4) setiap hari 5) lainlain Lama pertemanan 3 item 1) <6 bulan 2) 612 bulan 3) >12 bulan
22 Tabel 2 (Lanjutan) Jenis data Variabel Skala Alat & Cara Data Pengukuran Item Pertanyaan Kualitas pertemanan 16 item 1) sangat tidak setuju 2) tidak setuju 3) setuju 4) sangat setuju Cronbach Alpha (α) 0,595 (cukup reliabel) Koping Strategi Emotional focused coping Problem focused coping (Hernawati 2006) 20 item 1) sama sekali tidak 2) sedikit 3) cukup 4) banyak 5) sangat 0,777 (reliabel) Kecerdasan sosial Kesadaran sosial Fasilitas sosial (Wulandari 2009) 43 item 1) tidak pernah 2) jarang/hampir tidak pernah 3) pernah 4) sering 0,875 (sangat reliabel) Pengolahan dan Analisis Data Instrumen yang telah disusun diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Data yang diperoleh kemudian diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analisis data. Data tersebut kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel dan SPSS for Windows. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis deskriptif dan inferensia. Analisis yang digunakan untuk masingmasing tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik keluarga, karakteristik responden, interaksi dengan teman sebaya, strategi koping dan kecerdasan sosial dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan tabulasi silang. Hal ini bertujuan untuk memberikan makna terhadap data. 2. Pada saat melakukan pengolahan, data variabel kualitas teman sebaya dan strategi koping diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara menjumlahkan setiap jawaban hingga mendapatkan skor komposit. Setelah mendapatkan skor setiap variabel, selanjutnya skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Untuk menentukan cut off dari kualitas teman sebaya dan strategi koping
23 maka perlu dicari interval kelasnya dengan menggunakan teknik skoring normatif menurut Slamet (1993): Keterangan : = Interval kelas Selanjutnya, kualitas pertemanan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori rendah (skor <33), sedang (skor 3349), dan tinggi (skor 50). Strategi koping total dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (skor <47), sedang (skor 4773), dan tinggi (skor 74). Emotional focused coping dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (skor <24), sedang (skor 2437), dan tinggi (skor 37). Problem focused coping dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (skor <24), sedang (skor 2437), dan tinggi (skor 37). 3. Kecerdasan sosial diukur dalam dua dimensi, yaitu dimensi kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Setelah ditentukan sebarannya, data variabel kecerdasan sosial diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara menjumlahkan setiap jawaban hingga mendapatkan skor komposit. Setelah mendapatkan skor setiap variabel, selanjutnya skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Untuk menentukan cut off nya digunakan teknik skoring menurut Khomsan (2002), yaitu rendah (<60%), sedang (60%80%), dan tinggi (>80%). 4. Uji beda one way ANOVA untuk melihat perbedaan karakteristik responden, karakteristik keluarga, interaksi dengan teman sebaya, strategi koping dan kecerdasan sosial antara urutan kelahiran. 5. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisa hubungan kecerdasan sosial dengan karakteristik keluarga, karakteristik responden, urutan kelahiran, strategi koping, dan kelompok teman sebaya. Definisi Operasional Remaja adalah individu yang berusia 1821 tahun yaitu mahasiswa tingkat pertama di perguruan tinggi. Responden adalah mahasiswi tingkat pertama Institut Pertanian Bogor. Karakteristik responden adalah ciri individu yang meliputi usia, urutan kelahiran, dan asal daerah.
24 Urutan kelahiran adalah kedudukan urutan kelahiran anak berdasarkan jumlah kelahiran dalam keluarga, yakni anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Anak sulung adalah anak yang lahir dengan urutan pertama dalam jumlah kelahiran dan mempunyai adik. Anak tengah adalah anak yang memiliki adik dan kakak. Anak bungsu adalah anak yang lahir dengan urutan terakhir dalam jumlah kelahiran dan mempunyai kakak. Karakteristik keluarga responden adalah keadaan keluarga yang meliputi besar keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, usia orang tua, dan pekerjaan orang tua. Kelompok teman sebaya adalah sekumpulan remaja dengan tingkat kedewasaan atau rentang usia yang hampir sama dan memiliki keterikatan secara emosional di antara para anggotanya. Strategi koping adalah cara yang dilakukan individu untuk mengatasi situasi atau masalah yang sedang dihadapi, mencakup emotional focused coping dan problem focused coping. Emotional focused coping adalah strategi koping yang berpusat pada emosi. Problem focused coping adalah strategi koping yang berpusat pada masalah. Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk mengerti orang lain dan bagaimana interaksi terhadap situasi sosial yang berbeda, terdiri dari kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Kesadaran sosial adalah perasaan yang dirasakan seorang individu terhadap orang lain. Fasilitas sosial adalah sesuatu yang dilakukan atas kesadaran sosial yang dimiliki.