BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MTS Negeri Model Limboto Kab. Gorontalo dengan subjek penelitain siswa kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran pada permainan tenis meja. Dari hasil observasi awal ditemukan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top spin, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa secara keseluruhan, pada materi ajar cabang olahraga tenis meja. Untuk mengatasi persoalan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top spin, dilakukan tindakan terhadap subyek penelitian dengan menerapkan pembelajaran metode berpasangan. Tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, karena dalam siklus 1 belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu masih perlu melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya dengan mengadakan beberapa perbaikan pada rencana tindakan maupun pada saat pelaksanaannya. Proses pelaksanaan tindakan dan hasil yang dicapai dapat diuraikan sebagai berikut: 4.1.1 Observasi Awal Dari kegiatan pembelajaran pukulan forehand top spin yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari data tabel 1 terdapat 3 aspek yang diamati pada siswa yakni, (1) posisi kaki, (2) posisi badan, dan (3) gerakan memukul. 26
27 Hasil pengamatan pukulan forehand top spin siswa pada observasi awal disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa Observasi Awal Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Siswa Persentase 90100 Sangat Baik(SB) 0% 7589 Baik (B) 3 15% 6074 Cukup (C) 11 55% 4059 Kurang (K) 6 30% 039 Kurang Sekali(KS) 0% Jumlah 20 Dilihat dari persentase penilaian hasil belajar siswa pada observasi awal diatas, maka persentase yang diperoleh berdasarkan isi pada tabel 2 dapat digambarkan sebagai berikut.
28 Gambar 1. Diagram Persentase Hasil Belajara Siswa Pada Observasi Awal Persentase Hasil Observasi Awal 60% 55% 50% 40% 30% 20% 15% 30% Hasil Belajar Siswa 10% 0% 0% Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) 0% Kurang Sekali (KS) Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang kemampuan pukulan forehand top spin siswa masih jauh dari indicator keberhasilan yang diinginkan sehingga untuk meningkatkan kemampuan pukulan forehand top spin masih perlu untuk lebih ditingkatkan kembali melalui pembelajaran menggunakan metode berpasangan. Untuk itu, akan dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan pada tindakan dalam siklus I. 4.1.2 Siklus I Pengambilan data siklus I dilakukan secara bersamasama oleh peneliti dengan guru mitra. Kegiatan guru maupun kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung diobservasi dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru maupun kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung diobservasi dan dinilai dengan
29 menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru maupun kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar, hasil mengajar serta hasil belajar pada materi pukulan forehand top spin pada permainan tenis meja dapat diuraikan sebagai berikut: 4.1.2.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses belajar mengajar diamati dan dinilai menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. Aspek kegiatan guru yang diamati dan dinilai terdiri dari 16. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh seorang guru pengamat diperoleh data sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut ini. Tabel 2 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pembelajaran Siklus 1 Kriteria Aspek Jumlah Aspek Persentase (%) Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (Kurang) Kurang Sekali (KS) 2 11 3 12,5 68,7 18,75 Jumlah 16 100
30 Memperhatikan uraian data pada tabel diatas diperoleh gambaran dari 16 aspek kegiatan guru yang diamati dan dinilai, 2 aspek (12,5%) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik, 11 aspek (68,75%) mencapai kriteria baik, dan 3 aspek (18,75%) kegiatan guru memperoleh nilai pengamat dengankriteria cukup. Uraian lengkap mengenai data hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 3. 4.1.2.2 Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Siklus I Kemampuan siswa dalam melakukan pukulan forehand top spin pada permainan tenis meja diamati oleh peneliti bersama guru pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan siswa. Pengamatan kemampuan siswa ini dilakukan dengan 3 aspek, yaitu (1) sikap awal (2) pelaksanaan gerakan (3) gerakan lanjutan. Hasil pengamatan kemampuan siswa disajikan dalam tabel 3 hasil pengamatan kemampuan siklus I, sebagai berikut :
31 Tabel 3. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Klasifikasi Nilai Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase 90100 Sangat Baik(SB) 0% 7589 Baik (B) 5 25% 6074 Cukup (C) 15 75% 4059 Kurang (K) 0% 039 Kurang Sekali (KS) 0% Jumlah 20 Dilihat dari persentase penilaian hasil belajar siswa pada Siklus I diatas, maka persentase yang diperoleh berdasarkan isi pada tabel 3 dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Persentase Hasil Siklus I 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Baik (SB) 25% 75% Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) 0% 0% Kurang Sekali (KS) Hasil Belajar Siswa
32 Berdasarkan uraian hasil belajar siswa pada siklus I tersebut diperoleh gambaran tentang kemampuan pukulan forehand top spin siswa telah meningkat dari sebelumnya, namun peningkatan tersebut masih belum memberikan hasil seperti apa yang ditetapkan. Untuk itu, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. 4.1.2.3 Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan kedua orang guru yang bertindak selaku observer dalam proses pembelajaran. Refleksi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang direncanakan serta mampu meningkatkan hasil belajar pada materi pukulan forehand top spin pada permainan tenis meja sesuai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa indicator keberhasilan yang ditetapkan belum tercapai. Hal ini karena beberapa aspek pembelajaran baik menyangkut kegiatan guru atau melaksanakan pembelajaran maupun kegiatan siswa yang belum berlangsung secara optimal, sehingga belum berdampak pada peningkatan hasil belajar. Memperhatikan hasil pengamatan serta saransaran yang diberikan guru pengamat dapat diketahui bahwa aspekaspek kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal, meliputi :
33 a. Penjelasan mengenai langkahlangkah melakukan kemampuan dasar pukulan forehand top spin kurang jelas dan sistematis, sehingga mereka mengalami kesulitan ketika diberikan kesempatan melakukan pukulan forehand top spin. b. Guru perlu memberikan kesempatan seluasluasnya pada siswa menanggapi kegiatan melakukan pukulan forehand top spin tersebut serta mampu mempraktekannya. c. Guru perlu memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk melaksanakan kegiatan melakukan pukulan forehand top spin. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa memahami materi. d. Mencatat halhal penting selama kegiatan melakukan pukulan forehand top spin. e. Guru perlu mengatakan siswa mencatat halhal yang mereka anggap penting selama kegiatan melakukan pukulan forehand top spin berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna terhadap materi yang dipraktekan. Selain itu, menyangkut kegiatan siswa ada beberapa aspek yang perlu direncanakan untuk ditingkatkan, yaitu : a. Seluruh siswa diminta untuk aktif latihan dalam kelompok dan mencegah sikap pasif mereka dengan cara melibatkan mereka secara bergantian dalam kegiatan melakukan pukulan forehand top spin. b. Siswa diminta untuk memperhatikan selama kegiatan berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar mereka siap ketika guru mengevaluasi kegiatan melakukan pukulan forehand top spin.
34 c. Siswa diminta aktif dalam berdiskusi dalam kelompok setelah mereka melakukan pukulan forehand top spin, agar mereka cepat mengerti. d. Siswa diminta agar bersedia membelajarkan temanteman di dalam kelompoknya terutama terhadap temanteman yang kesulitan mengerti dan memeragakan pukulan forehand top spin. 4.1.3 Siklus II Tindakan siklus II ini merupakan perbaikan tindakan yang belum terlaksana pada siklus I. berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pada tindakan siklus II guru membuat perencanaan penyempurnaan aspekaspek kegiatan belajar mengajar yang terlaksana dengan baik pada siklus I, baik kegiatan guru yang dilakukan maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru maupun kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut. 4.1.3.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, kegiatan guru dalam proses belajar mengajar siklus II diamati dan dinilai dengan menggunakan format penilaian yang sama seperti pada siklus I.
35 Tabel 5 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pembelajaran Siklus II Kriteria Aspek Jumlah Aspek Persentase (%) Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Kurang Sekali (KS) 4 12 25 75 Jumlah 16 100 Memperhatikan uraian pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa dari 16 aspek kegiatan guru yang diamati dan dinilai pada pembelajaran siklus II, 4 aspek (25%) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik dan 12 aspek (75%) mencapai kriteria baik. Uraian lengkap mengenai nilai observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus II dapat di lihat pada lampiran 6. 4.1.3.2 Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Pada Siklus II Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan forehand top spin pada permainan tenis meja melalui metode berpasangan dalam proses belajar mengajar diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan siswa. Ada 3 aspek yang diamati pada kemampuan siswa, yaitu aspek (1) Sikap Awal, (2) Pelaksanaan Gerakan (3) Gerakan Lanjutan.
36 Hasil pengamatan kemampuan siswa disajikan pada tabel 6 hasil pengamatan kemampuan siswa siklus II, sebagai berikut : Tabel 6 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus II Klasifikasi Jumlah Jumlah RataRata Persentase Kemampuan Siswa Siswa Nilai Secara Klasifikasi Sangat Baik(SB) 0% Baik (B) 20 4819 80,32 100% Cukup (C) 0% Kurang (K) 0% Kurang Sekali(KS) 0% Jumlah 20 4819 80,32 Dilihat dari persentase penilaian hasil belajar siswa pada Siklus II diatas, maka persentase yang diperoleh berdasarkan isi pada tabel 4 dapat digambarkan sebagai berikut.
37 Gambar 3. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Persentase Hasil Siklus II 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Baik (SB) 100% 0% 0% 0% Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Kurang Sekali (KS) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan uraian hasil belajar siswa pada siklus II tersebut diperoleh gambaran tentang kemampuan pukulan forehand top spin siswa telah sesuai dengan yang ditetapkan dengan kategori Baik), sehingga penelitian tidak dilanjutkan pada tahap berikutnya. 4.1.3.3 Refleksi Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan dua orang guru yang bertindak selaku observer dalam proses pembelajaran. Refleksi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang direncanakan serta mampu meningkatkan hasil belajar pada mode operasi hitung pecahan sesuai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan.
38 Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II yang dilaksanakan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Menyangkut kegiatan guru pembelajaran materi, dari 16 aspek kegiatan yang diamati dan dinilai, 16 diantaranya memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik dan baik, demikian pula menyangkut kegiatan siswa, dari 3 aspek kegiatan yang diamati dan dinilai 3 aspek memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik dan baik, sedangkan menyangkut hasil belajar siswa, 20 dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan memperoleh hasil belajar 80,32. 4.2 Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pokok bahasan tenis meja dengan sub pokok bahasan pukulan forehand top spin. Prosedur dan proses tindakan yang dilakukan selama proses penelitiaan dengan menerapkan model pembelajaran berpasangan yaitu siswa terdiri dari 20 orang dibagi dalam 4 kelompok dimana masingmasing kelompok beranggotakan 5 orang. Dalam kelompok pertama siswa dibagi dalam kelompok asal kemudian setiap 1 anggota dari kelompok yang dipanggil oleh guru untuk membehas materi yang akan dipelajari kemudian kembali ke kolompok asal dan menjelaskan apa yang dipelajari dan didiskusikan dalam kelompok asal dan menjelaskan apa yang telah dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok ahli untuk di ajarkan kepada temannya di kelompok itu sendiri atau kata lain sebagai tutor sebaya.
39 Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, baik pada pembelajaran siklus I maupun siklus II menunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas VIII tahun 2012/2013 pada materi permainan tenis meja khususnya pada materi pukulan forehand top spin. Peningkatan kualitas pembelajaran dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa ini erat kaitannya dengan kemampuan guru dengan menggunakan model metode berpasangan. Karena kualitas pembelajaran belum ditingkatkan sesuai indicator keberhasilan tindakan baik menyangkut kegiatan guru maupun kegiatan siswa yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, maka penelitian tindakan ini masih perlu pengembangan lebih lanjut. Hal ini karena sesuai analisis data hasil penelitian, ada beberapa bagian materi yang tidak dapat dituntaskan pada siklus 1, sehingga harus diperbaiki dan disempurnakan pada pembelajaran berikutnya (siklus II). Berdasarkan data empiris yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas, hal yang perlu diperhatikan guru yaitu menjelaskan kepada siswa tentang langkahlangkah metode pembelajaran berpasangan serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan atau mempraktekkannya sendiri atau bertanya pada kelompok ahli serta mencatat materimateri penting dalam kegiatan tersebut. Selain itu, menyangkut kegiatan siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : aktivitas belajar siswa dalam kelompok, kesiapan belajar
40 siswa, kemampuan siswa dalam kelompok, serta kemampuan siswa menjadi tutor bagi teman kelompok terutama dalam anggota kelompokyang mengalami kesulitan belajar sebagai wujud tanggung jawab atas ketuntasan kelompoknya. Berdasarkan hasil analisis data pada observasi, siklus I dan siklus II pemberian tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan keberhasilan melalui peningkatan kemampuan siswa kelas VIII dalam melakukan pukulan forehand top spin, sebagai berikut : a. Aspek (A) Sikap Awal pada observasi data awal ratarata kemampuan siswa mencapai 66,4, siklus I mencapai 70 dan siklus II mencapai 83,95. b. Aspek (B) Pelaksanaan Gerakan pada observasi data awal ratarata kemampuan siswa mencapai 63,05, siklus I mencapai 70,75, dan siklus II mencapai 79,7. c. Aspek (C) Gerakan Lanjutan pada observasi data awal ratarata kemampuan siswa mencapai 63,55, siklus I mencapai 75,5, dan siklus II mencapai 77,3. Memperhatikan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa berarti hipotesis yang di rumuskan yaitu metode latihan berpasangan siswa dalam melakukan pukulan forehand top spin dapat diterima (terbukti kebenarannya). Jadi penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dikatakan telah berhasil.