PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG

PENGARUH JAM KERJA, PENGALAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN KARYAWAN PADA INDUSTRI BORDIR DI KOTA DENPASAR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

HALAMAN PENGESAHAN...

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

3. Bahwa Jumlah anggota berpengaruh

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

PENGARUH ROA, ROE, DAN PER TERHADAP HARGA SAHAM PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) NUSAMABA KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan 1 (satu) Kabupaten

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODAL USAHA DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PERUSAHAAN GENTENG TH. SOKKA KEBUMEN

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

HALAMAN PENGESAHAN...

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

Budhi Darmakusuma. Analisis Pengaruh Waktu Dan Harga terhadap Keputusan Konsumen Dalam Berbelanja Online Melalui Media Kaskus

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT DAN JANGKA WAKTU PEMBERIAN KREDIT TERHADAP KREDIT YANG DISALURKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

: Didi Hariawan NPM : Dosen Pembimbing : Sariyati, SE., MM

PENGARUH INDUSTRI KECIL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA PALOPO INDRIANTI, NURLINDA, SALJU ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

PENGARUH PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT. BAKRIE & BROTHERS TBK TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA DI WILAYAH KOTA BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Transkripsi:

PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI I WAYAN SUARBAWA I WAYAN TERIMAJAYA I PUTU FERRY ANDIKA Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pada industri kerajinan, para pekerja yang bekerja dalam bidang ini lebih dikenal dengan sebutan pengrajin. Pemilik industri diharapkan mampu memberikan upah kepada pengerajin sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan, dimana setiap tahun UMR selalu mengalami kenaikan, sehingga diharapkan dengan batasan UMR para pemilik usaha mampu memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan hasil kerja pengrajin dan menjamin para pengrajin dalam hidup yang layak. Upah minimum regional tersebut disebut UMK (Upah Minimum Kabupaten) untuk tingkat Kabupaten. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 2) Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 3) Apakah umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 4) Apakah umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 5) Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap pendapatan melalui jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh umur dan jumlah tanggungan secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 2) Pengaruh umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 3) Pengaruh umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 4) Pengaruh umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 5) Pengaruh tidak langsung umur dan jumlah tanggungan melalui jam kerja terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan analisis path. Analisis path adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Dengan analisis path, dapat diestimasi koefisien-koefisien beberapa persamaan struktural linear yang mempunyai hubungan sebab akibat seperti yang sudah dihipotesiskan. Berdasarkan analisis regresi linear berganda struktur I menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi X3 = 0,256 X1 + 0,385X2, sedangkan analisis struktur II diperoleh Y = 0,302X1, Y = 0,131X2, Y = 0,505X3 Berdasarkan Diagram Path di atas dapat diketahui nilai koefisien regresi X 1 terhadap X3 sebesar 0,256 berarti setiap kenaikan satu tahun umur pengrajin maka jam kerja meningkat rata-rata sebesar 0,256 jam dan tanda (+) menujukkan hubungan yang positif antara variabel X 1 terhadap X3. Nilai koefisien regresi X2 terhadap X3 sebesar 0,385 berarti setiap kenaikan satu jumlah tanggungan pengrajin maka jam kerja meningkat rata-rata sebesar 0,385 jam dan tanda (+) menujukkan hubungan yang positif antara variabel X2 terhadap X3. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 175

Nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar 0,302 berarti setiap kenaikan satu tahun umur pengrajin maka pendapatan pengrajin naik rata-rata sebesar 0,302 jam dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X1 dan Y. Nilai koefisien regresi X3 terhadap Y sebesar 0,505 berarti setiap kenaikan satu jam kerja pengrajin maka pendapatan naik rata-rata sebesar 0,505 juta rupiah dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X 3 dan Y. Nilai koefisien regresi X2 terhadap Y sebesar 0,131 berarti setiap kenaikan satu jumlah tanggungan pengrajin maka pendapatan naik rata-rata sebesar 0,131 juta rupiah dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X2 dan Y. Pengujian dengan analisis path juga menunjukkan besaran dari pengaruh total, pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya yang diuraikan sebagai berikut. 1) Pengaruh langsung jam kerja ke pendapatan = Þ3 = 0,505. 2) Pengaruh tidak langsung umur ke pendapatan melalui jam kerja = Þ 4 x Þ 3 = 0,256 x 0,505 = 0,12928. 3) Pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan ke pendapatan melalui jam kerja = Þ 5 x Þ 3 = 0,385 x 0,505 = 0,194425. 4) Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan seluruh pengaruh tidak langsung. a) Pengaruh total umur ke pendapatan = Þ 1 + (Þ 4 x Þ 3) = 0,302 + 0,12928 = 0,43128. b) Pengaruh total jumlah tanggungan ke pendapatan = Þ 2 + (Þ 5 x Þ 3) = 0,131 + 0,194425 = 0,325425. Dari perhitungan diatas dapat diketahui umur selain mempunyai pengaruh langsung, juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri dengan koefisien path sebesar 0,43128. Hal ini menunjukan semakin tinggi umur tenaga kerja, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh. Jumlah tanggungan juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan dengan koefisien path sebesar 0,325425. Hal ini menunjukan semakin banyak jumlah tanggungan, semakin tinggi pula pendapatan dari tenaga kerja pengrajin yang diperoleh. Dari perhitungan diatas dapat diketahui umur selain mempunyai pengaruh langsung, juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri dengan koefisien path sebesar 0,43128. Hal ini menunjukan semakin tinggi umur tenaga kerja, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh. Jumlah tanggungan juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan dengan koefisien path sebesar 0,325425. Hal ini menunjukan semakin banyak jumlah tanggungan, semakin tinggi pula pendapatan dari tenaga kerja pengrajin yang diperoleh. Selanjutnya dilakukan Uji F maupun uji t, untuk Struktur I, F hitung lebih besar dari F tabel atau 7,325 > 3,17 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jumlah jam kerja tenaga kerja pengrajin di Struktur II, F hitung lebih besar dari F tabel atau 17,138 > 2,78 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Uji t struktur I diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,966 > 1,67412 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, struktur II nilai t hitung lebih kecil dari t tabel atau 1,231 < 1,67412 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, untuk hubungan jumlah tanggungan dan pendapatan t hitung lebih kecil dari t tabel atau 1,231 < 1,67412 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Dan hubungan jam kerja dengan pendapatan karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 4,575 > 1,67412 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 2) Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 3) Umur dan jam kerja berpengaruh positif 176 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

dan nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. Namun jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 4) Umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 5) Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara tidak langsung terhadap pendapatan melalui jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Mengingat umur berpengaruh nyata terhadap pendapatan, maka diharapkan tenaga kerja pengrajin pada usia produktif semakin giat dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan, karena pada usia produktif tenaga yang dimiliki masih maksimal. 2) Mengingat jam kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan, untuk meningkatkan pendapatan maka tenaga kerja pengrajin dapat meningkatkan jam kerjanya, seperti tetap bekerja pada hari minggu/hari libur. Dan dalam jumlah jam kerja yang terbatas para tenaga kerja pengrajin diharapkan mampu bekerja cerdas sehingga dengan jam kerja yang sama dapat menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak. 3) Umur berpengaruh nyata terhadap pendapatan, semakin tinggi umur tenaga kerja, semakin tinggi pendapatan. Para tenaga kerja dengan usia muda seharusnya lebih mampu bekerja dengan tenaga yang lebih besar dibanding usia tua, untuk itu para tenaga kerja usia muda diharapkan lebih giat untuk bekerja sehingga nantinya umur tidak lagi mempengaruhi pendapatan. Keyword: Pendapatan, Jumlah Tanggungan, Jam Kerja, Tenaga Kerja Pengerajin di Kecamatan Kediri PENDAHULUAN Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Industri kecil merupakan salah satu strategi pembangunan masyarakat desa, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesempatan kerja. Industri kecil merupakan bidang usaha yang menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia, mengingat lebih dari 99% usaha di Indonesia tergolong industri kecil dan menyerap pekerja sebesar 88,30% dari seluruh tenaga. Semua kerajinan yang berkembang di Bali tidak hanya dapat menarik wisatawan, melainkan juga dapat mendorong peningkatan potensi sumber daya manusia yang dipadukan dengan unsur seni, olah cipta, rasa, dan karsa manusianya. Perpaduan itu akan dapat menciptakan sesuatu yang baru yaitu dalam hal ini adalah industri kecil (kerajinan tangan) yang merupakan salah satu usaha dari berbagai usaha yang berkembang di wilayah Bali. Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali berakibat terbukanya peluang kerja yang cukup besar di sektor industri. Hal ini Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 ditunjukkan pada Tabel 1 dimana peningkatan jumlah tenaga kerja yang diserap sektor ini dari tahun ke tahun, yaitu dari 303.589 orang pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 320.555 orang pada tahun 2014. Sejalan dengan hal itu jumlah unit usaha industri kecil di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan juga meningkat, dimana hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor ini. Pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebanyak 4.133 orang dan meningkat menjadi 5.008 pada tahun 2014. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan menunjukkan bahwa besarnya tenaga kerja yang mampu terserap pada sektor industri kerajinan di Kecamatan Kediri mencapai 1.109 orang. Adapun jenis industri kerajinan yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kediri adalah industri kerajinan genteng sejumlah 70 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 462 orang, industri kerajinan tekstil sebanyak 15 unit yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 158 orang, serta industri batako sejumlah 12 unit dan menyerap tenaga kerja sebanya 55 orang. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya peranan industri kerajinan baik sebagai mata pencaharian pokok ataupun 177

sebagai mata pencaharian tambahan. Industri kerajinan memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan karena industri ini mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dengan semakin banyaknya terdapat industri semacam ini diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Tabel 1 Jumlah Penduduk Propinsi Bali yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Pada Tahun 2010 Sampai 2014 Lapangan Usaha Jumlah Penduduk yang Bekerja (Jiwa) 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian dan Kehutanan 672.204 556.615 572.685 545.827 545.827 Pertambangan 7.042 12.635 7.637 9.066 9.066 Industri Pengolahan 303.589 290.132 311.225 320.555 320.555 Listrik, Gas dan Air 3.952 6.859 6.347 9.155 9.155 Bangunan 144.041 185.705 185.764 211.093 211.093 Perdagangan 571.274 596.527 625.302 628.585 628.585 Transportasi dan Komunikasi 95.202 81.744 85.711 72.764 72.764 Keuangan dan Pesewaan 58.832 83.281 83.876 93.368 93.368 Jasa Kemasyarakatan, dan Perorangan 321.222 391.376 390.161 383.484 383.484 Jumlah 2177.358 2.204.874 2.268.708 2.273.897 2.273.897 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2015 Pada industri kerajinan, para pekerja yang bekerja dalam bidang ini lebih dikenal dengan sebutan pengrajin. Pemilik industri diharapkan mampu memberikan upah kepada pengerajin sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan, dimana setiap tahun UMR selalu mengalami kenaikan, sehingga diharapkan dengan batasan UMR para pemilik mampu memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan hasil kerja pengrajin dan menjamin para pengrajin dalam hidup yang layak. Upah minimum regional tersebut disebut UMK (Upah Minimum Kabupaten) untuk tingkat Kabupaten Tabel 2 Daftar UMK se-bali Tahun 2010 sampai 2014 Tahun Kabupaten 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) Badung 1.110.000 1.221.000 1.290.000 1.401.000 1.728.000 Bangli 829.500 893.000 970.000 1.182.000 1.542.600 Buleleng 830.000 895.000 975.000 1.200.000 1.542.600 Gianyar 925.000 1.003.625 1.104.000 1.230.000 1.543.000 Jembrana 875.000 927.500 1.000.000 1.212.500 1.542.600 Karangasem 875.000 953.750 1.039.600 1.195.000 1.542.600 Klungkung 835.800 927.000 995.000 1.190.000 1.545.000 Tabanan 854.500 910.000 1.005.000 1.250.000 1.542.600 Kota Denpasar 1.100.000 1.191.500 1.259.000 1.358.000 1.656.900 Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Provinsi Bali. 178 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa UMK untuk Kabupaten Tabanan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2010 UMK untuk Kabupaten Tabanan yaitu Rp 854.500 dan meningkat pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 1.542.600. Namun, dalam kenyataannya para pemilik industri kecil biasanya memberikan upah kepada para pengrajin berdasarkan jam kerja dan jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh para pengrajin. Pemberian upah kepada pengrajin yang dengan mempertimbangkan jam kerja dan faktor lainnya ini menarik dijadikan bahan penelitian. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui apakah jumlah jam kerja, umur dan jumlah tanggungan memberikan pengaruh terhadap jumlah pendapatan para pengrajin, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengrajin untuk meningkatkan pendapatannya. Dengan meningkatnya pendapatan para pengrajin, maka kesejahteraan pengrajin dan keluarganya pun akan lebih mudah dicapai. Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 2. Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 3. Apakah umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 4. Apakah umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? 5. Apakah umur dan jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap pendapatan melalui jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri? Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh umur dan jumlah tanggungan secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 2. Pengaruh umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 3. Pengaruh umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 4. Pengaruh umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. 5. Pengaruh tidak langsung umur dan jumlah tanggungan melalui jam kerja terhadap pendapatan tenaga kerja pengerajin di kecamatan Kediri. METODELOGI PENELITIAN Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan pokok permasalahan tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 2. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 3. Umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 4. Umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 5. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara tidak langsung terhadap pendapatan melalui jam kerja 179

tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Tabanan. Hal ini disebabkan karena UMK Kabupaten Tabanan dapat mewakili rata-rata Kabupaten Kota di Provinsi. Dari Sembilan Kabupaten Kota di Bali, lima Kabupaten yang UMKnya sama yaitu Kabupaten Tabanan, Bangli, Karangasem, Jembrana dan Buleleng yaitu sebesar Rp 1.542.600. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan analisis path. Analisis path adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Dengan analisis path, dapat diestimasi koefisien-koefisien beberapa persamaan struktural linear yang mempunyai hubungan sebab akibat seperti yang sudah dihipotesiskan. Seperti halnya analisis regresi, analisis path juga digunakan untuk melihat dan menentukan variabel apa saja atau path mana saja yang dihipotesiskan memiliki unit satuan yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan standarisasi untuk menjadikan semua unit satuan dari variabel akan hilang dan skala tiap variabel akan seragam. Salah satu komponen penting dalam analisis path adalah diagram path. Diagram path dibuat untuk mempresentasikan hubungan kausal antar variabel ke dalam bentuk gambar sehingga semakin mudah terbaca. e 4 e 1 Umur p1 ρe 4 ρe 1 p 4 Jam Kerja (X 3) p3 Pendapatan ρe 3 e 3 p 5 (Y) Jumlah Tanggungan (X2) ρe 5 p2 ρe 2 e 2 e 5 Gambar 1 Konstruksi Diagram Jalur Berdasarkan Gambar 1 diperoleh lima persamaan yang berturut-turut ditunjukkan oleh persamaan seperti berikut. X3 = ß4 X1 + ß 4.(3.2) X3 = ß 5 X2 + ß 5.(3.3) Y = ß 1 X1 + ß 1..(3.4) Y = ß 2 X2 + ß 2. (3.5) Y = ß 3 X3 + ß 3..(3.6) Keterangan : Y = Variabel Pendapatan Tenaga Kerja Pengrajin X1 = Variabel Umur 180 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

X2 = Variabel Jumlah Tanggungan X3 = Variabel Jam Kerja ß 1 = Koefisien path untuk variabel X1 pada persamaan (3.4) ß 2 = Koefisien path untuk variabel X2 pada persamaan (3.5) ß 3 = Koefisien path untuk variabel X3 pada persamaan (3.6) ß 4 = Koefisien path untuk variabel X1 pada persamaan (3.2) ß 5 = Koefisien path untuk variabel X2 pada persamaan (3.3) ß i = Faktor pengganggu (i = 1, 2, 3, 4, 5) Perhitungan Koefisien Jalur Metode perhitungan koefisien jalur terdapat tiga cara yaitu (Garson, 2003): a. Pendekatan matriks korelasi; bila model tidak berjenjang (p = Rx -1 Ry). b. Koefisien regresi dilanjutkan dengan suatu perhitungan matematik {pi = bi (Sxi/Sy)}. c. Koefisien regresi standardize. Pada penelitian ini dipilih metode yang terakhir, yaitu regresi standardize, hal ini mengingat metode ini yang dipandang paling sederhana. Di samping itu, perhitungan Goodness of Fit berupa Koefisien Determinasi Total dapat dilakukan secara sederhana. Koefisien pi dinamakan koefisien path pengaruh langsung. Sedangkan pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dihitung dengan cara (Garson, 2003) : a. Pengaruh langsung Jam Kerja ke Pendapatan = ß 3 b. Pengaruh tidak langsung Umur ke Pendapatan melalui Jam Kerja = ß 4 x ß 3 c. Pengaruh tidak langsung Jumlah Tanggungan ke Pendapatan melalui Jam Kerja = ß 5 x ß 3 d. Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan seluruh pengaruh tidak langsung. 1) Pengaruh total Umur ke Pendapatan = ß 1 + (ß 4 x ß 3) 2) Pengaruh total Jumlah Tanggungan ke Pendapatan = ß 2 + (ß 5 x ß 3) 1. Uji Simultan (F-test) Pengujian ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak. Dalam penelitian ini uji Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 simultan dibagi dalam 2 struktural. Struktural I menguji pengaruh variabel umur (X1) dan jumlah tanggungan (X2) secara simultan terhadap jam kerja (X3). Sedangkan struktural II menguji pengaruh variabel bebas umur (X1), jumlah tanggungan (X2), dan jam kerja (X3) secara simultan terhadap variabel terikat pendapatan (Y). Langkah - langkah dalam uji simultan (Ftest) ini adalah: a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 1 = ß 2 = 0 (artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat). Ha : ß i ß 0 (i=1 dan 2) (artinya variable bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat). b. Menentukan F tabel Perhitungan F tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 5 % dan df = (k-1)(n k); Dengan demikian F tabel adalah sebesar F ß (k-1)(n-k). c. Menentukan F hitung Secara matematis F hitung dapat diperoleh dengan rumus: RR 2 /KK 1 F hitung =..(3.7) (1 RR 2 )/(nn KK) dimana : R 2 = Koefisien determinasi n = banyaknya data k = banyaknya variabel HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Kecamatan Kediri merupakan salah satu dari sepuluh kecamatan yang ada di kabupaten 181

Tabanan, terletak di sebelah timur ibu kota Tabanan dengan jarak sekitar 2 km yang dihubungkan dengan jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 15 menit. Kecamatan Kediri memiliki luas wilayah 53,60 km 2 dengan luas wilayah secara keseluruhan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-123 meter dari permukaan air laut dengan suhu udara berkisar antara 27 o C 30 o C dan curah hujan rata-rata 4,261 mm/tahun. Kecamatan Kediri memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara : Kecamatan Marga Sebelah timur : Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Sebelah selatan : Samudra Indonesia Sebelah barat : Kecamatan Tabanan Secara administratif kecamatan Kediri terdiri dari 15 desa dinas dan 103 banjar dinas, serta didukung oleh 23 desa adat / pekraman dan 115 banjar adat. Adapun nama-nama desa yang ada di kecamatan Kediri sebagai berikut: 1. Desa Banjar Anyar dengan luas wilayah 6,28 km 2 terdiri dari 10 banjar dinas. 2. Desa Abiantuwung dengan luas wilayah 4,25 km 2 terdiri dari 12 banjar dinas. 3. Desa Kediri dengan luas wilayah 4,59 km 2 terdiri dari 7 banjar dinas. 4. Desa Nyitdah dengan luas wilayah 3,64 km 2 terdiri dari 8 banjar dinas. 5. Desa Pejaten dengan luas wilayah 2,03 km 2 terdiri dari 8 banjar dinas. 6. Desa Bengkel dengan luas wilayah 2,91 km 2 terdiri dari 4 banjar dinas. 7. Desa Belalang dengan luas wilayah 2,68 km 2 terdiri dari 5 banjar dinas. 8. Desa Beraban dengan luas wilayah 6,92 km 2 terdiri dari10 banjar dinas. 9. Desa Pangkung Tibah dengan luas wilayah 1,91 km 2 terdiri dari 3 banjar dinas. 10. Desa Pandak gede dengan luas wilayah 4,29 km 2 terdiri dari 8 banjar dinas. 11. Desa Pandak Bandung dengan luas wilayah 1,50 km 2 terdiri dari 4 banjar dinas. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda struktural I dapat disusun diagram seperti di gambar 2. 12. Desa Buwit dengan luas wilayah 2,99 km 2 terdiri dari 4 banjar dinas. 13. Desa Nyambu dengan luas 3,09 km 2 terdiri dari 6 banjar dinas. 14. Desa Cepaka dengan luas wilayah 2,00 km 2 terdiri dari 3 banjar dinas. 15. Desa Kaba-Kaba dengan luas wilayah 4,52 km 2 terdiri dari 10 banjar dinas. Kondisi geografis dan ekonomi Dari segi geografis, kecamatan Kediri sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertanian, dengan luas lahan sawah 3.036 Ha, untuk tegal / kebun seluas 839 Ha dan sisanya dipergunakan untuk perumahan, perkantoran, pertokoan, sarana olahraga dan sebagainya. Mengingat sebagian besar wilayah kecamatan Kediri adalah lahan pertanian, maka bisa diketahui kalau sebagian besar penduduk kecamatan Kediri bekerja sebagai petani dalam arti luas yaitu sebagai petani penggarap, petani pemilik, mengolah hasil pertanian dan industri pertanian. Selain sektor pertanian, penduduk kecamatan Kediri juga banyak yang bekerja dan memiliki industri kecil dan kerajinan seperti genteng, keramik, gerabah yang dominan ada di wilayah desa Pejaten dan sekitarnya. Ada pula industri rumah tangga makanan khas kediri seperti jaje klepon dari wilayah banjar Kedungu, desa Belalang. Disamping itu ada juga yang bekerja di sektor jasa, nelayan, pegawai negeri, peternak dan sebagainya. Analisis regresi linear berganda struktural I Analisis Regresi Linear Berganda Struktural I menguji pengaruh variabel umur (X1) dan jumlah tanggungan (X2) terhadap variabel jam kerja (X3). Hasil analisis data menggunakan program SPSS release 22 menunjukkan hasil yang terlihat pada tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dibuat suatu persamaan sebagai berikut : X3 = 0,256 X1 + 0,385X 182 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

Tabel 3 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda X1 dan X2 Terhadap X3 Coefficients Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 192.341 31.371 6.131.000 X1 1.409.665.256 2.118.039 X2 16.208 5.087.385 3.186.002 Dependent Variable: X3 ε4 Umur Jumlah Tanggungan 0,256 (0,039) 0,385 (0,002) ρe4 Jam Kerja ρe5 ε5 Gambar 2 Standardized Path Diagram Struktural I Analisis regresi linear berganda struktural II Analisis Regresi Linear Berganda Struktural II menguji pengaruh variabel umur (X1), jumlah tanggungan (X2) dan jam kerja (X3) terhadap variabel pendapatan (Y). Hasil analisis data menggunakan program SPSS release 22 menunjukkan hasil yang terlihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Perhitungan Regresi Linear X1, X2 dan X3 Terhadap Y Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -599552.588 377631.826-1.588.118 X1 18976.013 6398.086.302 2.966.005 X2 63072.464 51247.691.131 1.231.224 X3 5754.128 1257.812.505 4.575.000 Dependent Variable : Y Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dibuat persamaan : Y = 0,302X1 Y = 0,131X2 Y = 0,505X3 Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda struktural II dapat disusun diagram seperti di gambar 3. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 183

Umur 0,302 (0,005) ε1 ρe1 Jam Kerja (X3) 0,505 (0,000) Pendapatan (Y) ρe3 ε3 Jumlah Tanggungan 0,131 ρe2 ε2 Gambar 3 Standardized Path Diagram Struktural II Hasil analisis path Berdasarkan teori atau model teoritis yang dikembangkan dan digambarkan dalam diagram path pada bab sebelumnya, dapat mulai dikonversikan spesifikasi model tersebut ke dalam persamaan, yaitu pada variabel endogen pertama, kedua, dan ketiga berturut-turut ditunjukkan oleh persamaan berikut dengan ß i adalah koefisien path pada path ke-i. X3 = ß 4 X1 + ß 4 (1) X3 = ß 5 X2 + ß 5 (2) Y = ß 1 X1 + ß 1.(3) Y = ß 2 X2 + ß 2 (4) Y = ß 3 X3 + ß 3.(5) Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan program SPSS release 22 yang telah dianalisis dalam Analisis Regresi Linear Berganda Struktural I dan Analisis Regresi Linear Berganda Struktural II dapat disusun diagram seperti pada gambar 4. ε Umur 0,302 (0,005) ρe4 ε ρe1 0,256 0,385 Jam Kerja 0,505 (0,000 Pendapata ρe ε Jumlah Tanggung ρe5 0,131 ρe2 ε ε Gambar 4. Standardized Path Diagram 184 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

Berdasarkan Diagram Path di atas dapat diketahui nilai koefisien regresi X1 terhadap X3 sebesar 0,256 berarti setiap kenaikan satu tahun umur pengrajin maka jam kerja meningkat rata-rata sebesar 0,256 jam dan tanda (+) menujukkan hubungan yang positif antara variabel X1 terhadap X3. Nilai koefisien regresi X2 terhadap X3 sebesar 0,385 berarti setiap kenaikan satu jumlah tanggungan pengrajin maka jam kerja meningkat rata-rata sebesar 0,385 jam dan tanda (+) menujukkan hubungan yang positif antara variabel X2 terhadap X3. Nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar 0,302 berarti setiap kenaikan satu tahun umur pengrajin maka pendapatan pengrajin naik rata-rata sebesar 0,302 jam dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X1 dan Y. Nilai koefisien regresi X3 terhadap Y sebesar 0,505 berarti setiap kenaikan satu jam kerja pengrajin maka pendapatan naik rata-rata sebesar 0,505 juta rupiah dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X3 dan Y. Nilai koefisien regresi X2 terhadap Y sebesar 0,131 berarti setiap kenaikan satu jumlah tanggungan pengrajin maka pendapatan naik rata-rata sebesar 0,131 juta rupiah dan tanda (+) menunjukkan hubungan positif antara variabel X2 dan Y. Perhitungan koefisien jalur Pengujian dengan analisis path juga menunjukkan besaran dari pengaruh total, pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya yang diuraikan sebagai berikut. 1. Pengaruh langsung jam kerja ke pendapatan = ß 3 = 0,505 2. Pengaruh tidak langsung umur ke pendapatan melalui jam kerja = ß 4 x ß 3 = 0,256 x 0,505 = 0,12928 3. Pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan ke pendapatan melalui jam kerja = ß 5 x ß 3 = 0,385 x 0,505 = 0,194425 4. Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan seluruh pengaruh tidak langsung. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 a. Pengaruh total umur ke pendapatan = ß 1 + (ß 4 x ß 3) = 0,302 + 0,12928 = 0,43128 b. Pengaruh total jumlah tanggungan ke pendapatan = ß 2 + (ß 5 x ß 3) = 0,131 + 0,194425 = 0,325425 Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui umur selain mempunyai pengaruh langsung, juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri dengan koefisien path sebesar 0,43128. Hal ini menunjukan semakin tinggi umur tenaga kerja, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh. Jumlah tanggungan juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pendapatan dengan koefisien path sebesar 0,325425. Hal ini menunjukan semakin banyak jumlah tanggungan, semakin tinggi pula pendapatan dari tenaga kerja pengrajin yang diperoleh. Uji F (Simultan) Uji simultan digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F dibagi dalam 2 struktural yaitu struktural I yang menguji pengaruh simultan variabel X1 dan X2 terhadap X3, dan struktural II menguji pengaruh simultan variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y. 1. Uji F struktural I a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 1 = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jumlah jam kerja tenaga kerja pengrajin di Ha : ß i ß 0, berarti ada pengaruh signifikan antara umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jumlah jam kerja tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri. b. Menentukan F tabel Perhitungan F tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 5 %. df = (k-1)(n k) df = (3-1)(57-3) df = 2; 54 185

Dengan demikian nilai F tabel adalah sebesar 3,17 c. Menentukan F hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil F hitung sebesar 7,325. d. Kriteria uji Jika F hitung ß F tabel atau signifikansi ß (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika F hitung > F tabel atau signifikansi < ß (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. e. Kesimpulan Oleh karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau 7,325 > 3,17 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara umur dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap jumlah jam kerja tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri. F Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho 0 F tabel = 3,17 F hitung = 7,325 Gambar 5 Kurva Distribusi Simultan Umur dan Jumlah Tanggungan Terhadap Jam Kerja 2. Uji F struktural II a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 2 = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri. Ha : ß 2 ß 0, berarti ada pengaruh signifikan antara umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri. b. Menentukan F tabel Perhitungan F tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 5 %. df = (k-1)(n k) df = (4-1)(57-4) df = 3; 53 Dengan demikian nilai F tabel adalah sebesar 2,78 c. Menentukan F hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil F hitung sebesar 17,138. d. Kriteria uji Jika F hitung ß F tabel atau signifikansi ß (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika F hitung > F tabel atau signifikansi < ß (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. e. Kesimpulan Oleh karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau 17,138 > 2,78 maka Ho ditolak dan Ha 186 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara umur, jumlah tanggungan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di F 0 Daerah Penerimaan Ho F tabel = 2,78 Daerah Penolakan Ho F hitung = 17,138 Gambar 6 Kurva Distribusi Simultan Umur, Jumlah Tanggungan dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Uji t (Parsial ) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji t dibagi dalam 2 struktural yaitu struktural I yang menguji pengaruh parsial variabel X1 dan X2 terhadap X3, dan struktural II menguji pengaruh parsial variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y. 1. Uji t struktural I (Pengujian pengaruh umur terhadap jam kerja) ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel umur terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 1 = 0, berarti umur tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di Ha : ß 1 > 0 berarti umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di b. Menentukan t tabel Menentukan t tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 0,05 df = n - k Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 df = 57 3 df = 54 Dengan demikian maka t tabel adalah sebesar 1,67356 c. Menentukan t hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil T hitung sebesar 2,118 d. Kriteria Uji ditolak dan Ha diterima. diterima dan Ha ditolak. e. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,118 > 1,67356 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di 2. Uji t struktural I (Uji pengaruh jumlah tanggungan terhadap jam kerja) 187

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel jumlah tanggungan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 2 = 0, berarti jumlah tanggungan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di Ha : ß 2 > 0, berarti jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di b. Menentukan t tabel Menentukan t tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 0,05 df = n - k df = 57 3 df = 54 Dengan demikian maka t tabel adalah sebesar 1,67356 c. Menentukan t hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil t hitung sebesar 3,186 d. Kriteria Uji ditolak dan Ha diterima. diterima dan Ha ditolak. e. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 3,186 > 1,67356 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di 3. Uji t struktural II (Pengujian pengaruh umur terhadap pendapatan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel umur terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 1 = 0, berarti umur tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Ha : ß 1 > 0, berarti umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di b. Menentukan t tabel Menentukan t tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 0,05 df = n - k df = 57 4 df = 53 Dengan demikian maka t tabel adalah sebesar 1,67412 c. Menentukan t hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil t hitung sebesar 2,966. d. Kriteria Uji ditolak dan Ha diterima. diterima dan Ha ditolak. e. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,966 > 1,67412 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di 4. Uji t struktural II (Uji pengaruh jumlah tanggungan terhadap pendapatan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel 188 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

jumlah tanggungan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Kecamatan Kediri, dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 2 = 0, berarti jumlah tanggungan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Ha : ß 2 > 0, berarti jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di b. Menentukan t tabel Menentukan t tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 0,05 df = n - k df = 57 4 df = 53 Dengan demikian maka t tabel adalah sebesar 1,67412. c. Menentukan t hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil t hitung sebesar 1,231 d. Kriteria Uji ditolak dan Ha diterima. diterima dan Ha ditolak. e. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel atau 1,231 < 1,67412 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di 5. Uji t struktural II (Pengujian pengaruh jam kerja terhadap pendapatan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel jam kerja terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Kecamatan Kediri, dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho: ß 3 = 0, berarti jam kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di Ha : ß 3 > 0, berarti jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di b. Menentukan t tabel Menentukan t tabel dengan penentuan taraf nyata (ß) = 0,05 df = n - k df = 57 4 df = 53 Dengan demikian maka t tabel adalah sebesar 1,67412 c. Menentukan t hitung Berdasarkan hasil analisis menggunakan pengolahan SPSS versi 22 diperoleh hasil t hitung sebesar 4,575 d. Kriteria Uji ditolak dan Ha diterima. diterima dan Ha ditolak. e. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 4,575 > 1,67412 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan nyata secara 189

parsial terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 2. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 3. Umur dan jam kerja berpengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. Namun jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 4. Umur, jumlah tanggungan dan jam kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. 5. Umur dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara tidak langsung terhadap pendapatan melalui jam kerja tenaga kerja pengrajin di kecamatan Kediri. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disaran sebagai berikut : 1. Mengingat umur berpengaruh nyata terhadap pendapatan, maka diharapkan tenaga kerja pengrajin pada usia produktif semakin giat dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan, karena pada usia produktif tenaga yang dimiliki masih maksimal. 2. Mengingat jam kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan, untuk meningkatkan pendapatan maka tenaga kerja pengrajin dapat meningkatkan jam kerjanya, seperti tetap bekerja pada hari minggu/hari libur. Dan dalam jumlah jam kerja yang terbatas para tenaga kerja pengrajin diharapkan mampu bekerja cerdas sehingga dengan jam kerja yang sama dapat menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak. 3. Umur berpengaruh nyata terhadap pendapatan, semakin tinggi umur tenaga kerja, semakin tinggi pendapatan. Para tenaga kerja dengan usia muda seharusnya lebih mampu bekerja dengan tenaga yang lebih besar dibanding usia tua, untuk itu para tenaga kerja usia muda diharapkan lebih giat untuk bekerja sehingga nantinya umur tidak lagi mempengaruhi pendapatan.. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Badan Pusat Statistik. 2015. Tabanan Dalam Angka, Statistik Kabupaten Tabanan. Badan Pusat Statistik. 2015. Bali Dalam Angka, Statistik Provinsi Bali. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. 2015. UMR Kabupaten Kota Provinsi Bali. Mantra. 2011. Statistik Ekonomi Lanjutan. Denpasar : Keraras Emas. Payaman J. Simanjuntak. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi 2001 Jakarta : FEUI. Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sadono, Sukirno. 2005. Makro ekonomi Teori Pengantar Edisi ketiga. Jakarta : Rajawali Press. Singgih, Santoso. 2008. Panduan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan : Problematika dan Pendekatan. Jakarta : Salemba Empat Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua. Denpasar : Keraras Emas. Tosan Liem, SE. 2010. Super Active Income. Jakarta: Cregas Media 190 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016