Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 11 Nomor 1 Maret 2014"

Transkripsi

1 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN Hal Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri Tabanan Bali Telp./Fax. : (0361)

2 PENGARUH PDRB DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DAN VALUTA ASING PADA BANK SWASTA NASIONAL DI PROVINSI BALI I MADE HARY KUSMAWAN I WAYAN SUARBAWA NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun koperasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali, sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah 1) Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2) Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linear berganda dengan hasil diperoleh sebagai berikut: Y = , ,457 X ,999 X 2,1) Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar ,409 Ini berarti, apabila nilai X 1 (PDRB) dan X 2 (kurs dolar Amerika Serikat) masingmasing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar Rp , 2) Koefisien regresi X 1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 345,457 jutaan rupiah atau Rp , dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3) Koefisien regresi X 2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp , dengan asumsi investasi konstan. Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2) Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3) PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkahlangkah untuk Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret

3 meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2) Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. Keyword: PDRB, Kurs Dollar Amerika Serikat, Deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional mencakup berbagai perubahan yang sangat mendasar atas struktur sosial, berbagai sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional disamping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan ekonomi tercermin melalui pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB tersebut merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu masyarakat di suatu daerah, termasuk masyarakat di Provinsi Bali. Jika melihat indikator kesejahteraan masyarakat Bali yang dicerminkan dalam laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 1). Tabel 1 PDRB Regional Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dari Tahun Tahun PDRB Pertumbuhan (Milyaran (%) Rupiah) , , , , ,38 9,60 5,83 6,49 6,65 Jika dilihat ratarata pertumbuhan PDRB Provinsi Bali selama periode s/d adalah sebesar 7,14 % per tahun di mana, tingkat pertumbuhan yang terbesar terjadi pada tahun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 9,6 % dan pada tahun tingkat pertumbuhan turun menjadi 5,83 % dan hingga tahun naik kembali menjadi 6,65 %. Menurut Sadono, (2000 : 13) pertumbuhan ekonomi merupakan dampak dari pembangunan di bidang ekonomi di samping bidangbidang yang lainnya seperti : sosial, budaya, politik dan keamanan, khususnya di bidang ekonomi, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektorsektor ekonomi secara tidak langsung menggambarkan tingkat pembangunan yang dicapai pada suatu daerah. Bagi daerah hal ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan yang akan datang. Menurut Bank Indonesia Wilayah III BaliNusa Tenggara bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi bali hingga akhir tahun 2013 diprediksi sekitar 6,2 % 6,7 %. Angka tersebut masih sebagian besar ditopang oleh investasi dan pariwisata khususnya perhotelan. Persentase perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut naik tipis jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi Bali tahun yang mencapai 6,6 persen. Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, akan berkecendrungan para pemilik uang di Bali menyimpan dananya pada bankbank asing. Berdasarkan data Bank Indonesia, perilaku nasabah menyimpan dananya ke bank asing terlihat dari perubahan valuta simpanan dari rupiah ke valuta asing meningkat tajam, yaitu besarnya mencapai 21,18 persen. Lemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sangat dibantu oleh pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat, juga disertai kecenderungan peningkatan suku bunga, sehinggga hal tersebut dapat mempertahankan perekonomian Bali. Dalam laporan keuangan regional Bali menyebutkan, penghimpinan dana pihak ketiga yang dikupulkan perbankan secara komulatif di daerah ini hingga akhir triwulan III2013 mencapai Rp 62,2 triliun, bertambah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 90 I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

4 tahun yaitu Rp57,8 triliun. Dilihat dari jenisnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) terbesar yang dapat dihimpun perbankan adalah tabungan, Rp30,8 triliun (49,53 persen), diikuti deposito Rp18 triliun (28,98 persen), dan giro sebesar Rp13,3 triliun (21,49 persen). Tingginya konsentrasi DPK dalam jenis tabungan didorong oleh besarnya dana perorangan terkait dengan struktur perekonomian Bali yang sangat didominasi oleh kegiatan usaha skala mikro kecil menengah (MKM). Perkembangan kurs dollar terhadap rupiah dalam lima tahun terakhir adalah seperti Tabel 2 Tabel 2 Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dari Tahun Tahun Kurs Dollar Amerika Serikat (Rupiah) Pertumbuhan (%) ,30 12,30 2,54 6,58 Kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dari tahun s/d besarnya berfluktuasi yaitu tertinggi tahun mencapai Rp , tahun turun 12,30 % yaitu menjadi Rp 9.038, hingga tahun naik kembali menjadi Rp 9.388,. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun Koperasi. Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember di Provinsi Bali tahun 2013, dengan mengambil data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan dari lembaga pemerintah seperti kantor Biro Pusat Statistik Provinsi Bali, dan kantor Bank Indonesia Denpasar. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu penjumlahan hasil kali masingmasing jenis kunjungan dalam tahun dengan besarnya tarif kemudian ditambahankan dengan hasil kali luas lahan yang disewa dengan sewa per m 2 serta penjumlahan dengan retribusi pasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Provinsi Bali Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dari 37 provinsi di Indonesia yang Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret

5 sangat dikenal dengan nama Pulau Dewata, karena Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata. Secara umum Provinsi Bali dilihat dari kondisi geografisnya dan kondisi perekonomiannya. 1. Kondisi geografis Relief dan topografi Pulau Bali, di tengah tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari Barat ke Timur. Di antara pegunungan tersebut ada Gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Batur dengan ketinggian m dan Gunung Agung dengan ketinggian m. Gunung yang tidak berapi adalah Gunung Merbuk dengan ketinggian m, Gunung Patas dengan ketinggian m dan Gunung Seraya dengan ketinggian m. Dengan adanya pegunungan tersebut, menyebabkan Daerah Bali secara geografis terbagi dua bagian yang tidak sama, yaitu : a. Bali Utara dengan daratan rendah yang sempit dan kurang landai. b. Bali Selatan dengan daratan yang luas dan landai. Selain pegunungan, Provinsi Bali memiliki empat buah danau, yaitu Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Batur. Daerah Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, sehingga terdapat musim kemarau dan musim hujan. Suhu dipengaruhi oleh ketinggian tempat, rata rata suhu di Bali berkisar C. Daratan rendah di bagian selatan lebih lebar dibandingkan dengan daratan bagian utara, keadaan alam seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap iklim di Bali. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung mata air, pencegahan erosi dan banjir atau fungsi sebagai hidrologi terletak ditengah tengah Pulau Bali yang membentang di daerah pegunungan dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Bali dengan luas kawasan hutan seluas 22,54 % dari luas Provinsi Bali. Menurut BPS Provinsi Bali 2013, secara administratif Provinsi Bali di bagi menjadi delapan daerah kabupaten dan satu kota. Luas masing masing kabupaten atau kota adalah : 1. Kabupaten Buleleng dengan luas 1365,88 2. Kabupaten Jembrana dengan luas 841,80 3. Kabupaten Tabanan dengan luas 839,33 4. Kabupaten Badung dengan luas 481,52 5. Kabupaten Gianyar dengan luas 368,00 6. Kabupaten Klungkung dengan luas 315,00 7. Kabupaten Bangli dengan luas 520,81 8. Kabupaten Karangasem dengan luas 839,54 9. Kota Denpasar dengan luas 123,98 2. Kondisi Perekonomian Provinsi Bali Kondisi perekonomian Provinsi Bali sampai tahun masih mengalami pertumbuhan yang cukup berarti, hal ini terjadi di berbagai sektor ekonomi. Perbaikan pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan perkonomian. Perekonomian Daerah Bali yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 terus menunjukkan peningkatan yaitu meningkat dari ,24 milyar tahun 2004 menjadi , 38 milyar tahun naik sebesar ,14 milyar, tumbuh selama 8 tahun 64,32 % atau ratarata 1.605,14 milyar (8,04 %) setiap tahun. Hal tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3. Penghalang pembangunan bagi negara yang sedang berkembang adalah kurangnya modal. Pembentukan modal merupakan kunci keberhasilan bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, penanaman modal biasanya disebut dengan ivestasi. Investasi sangat dibutuhkan untuk pembangunan dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi di suatu negara. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali tahun 2013 perkembangan investasi di Provinsi Bali, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing dalam delapan tahun terakhir mengalami peningkatan, untuk investasi dalam negeri naik dari 66,14 milyar tahun 2004 menjadi 7.594,04 milyar tahun dengan menyerap tenaga kerja dari 269 orang tahun 2004 orang menjadi orang tahun, sedangkan investasi asing dalam periode yang sama naik dari 952 milyar tahun 2004 menjadi 4.478,77 milyar tahun dengan menyerap tenaga kerja orang tahun 2004 menjadi orang tahun. Bank Umum Swasta Nasonal merupakan lembaga keuangan dimana kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan 92 I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

6 kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Tabel 3 Perkembangan PDRB Regional Provinsi Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000 dari Tahun Tahun PDRB (Milyaran Rupiah) , , , , , , , , ,38 Pertumbuhan (%) , , ,92 5,97 9,60 5,83 6,49 6,65 Investor mempunyai beberapa pilihan untuk memperoleh penghasilan dari investasinya tersebut, bisa berupa tabungan baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing, atau pembelian suratsurat berharga dan juga dalam pembelian sahamsaham pada perusahaan. Tabungan yang di impun oleh bank juga ditujukan untuk membiayai investasi para investor. Tabungan khususnya deposito berjangka yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan, seiring meningkatnya pendapatan masyarakat Bali yang ditunjukkan oleh meningkatnya PDRB Provinsi Bali. Besarnya tabungan deposito berjangka dalam bentuk rupiah dan valas yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali dalam delapan tahun dari tahun 2004 yang besarnya jutaan rupiah meningkat menjadi jutaan rupiah tahun, kecuali tahun mengalami penurunan 4,52 %, sedangkan kenaikan tertinggi pada tahun yaitu 33,57 % (Tabel 4). Tabel 4 Deposito Berjangka dalam Bentuk Rupiah dan Valuta Asing yang Dihimpun Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 Tahun Besarnya Deposito Berjangka (Jutaan Rp) Pertumbuhan (%) 22,01 29,55 1,00 33,57 0,98 4,52 3,28 10,08 Besarnya deposito berjangka khususnya dalam bentuk valuta asing sangat dipengaruhi oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena penabung yang mendepositokan uangnya sebagian besar dalam bentuk dolar Amerika Serikat, karena kurs dolar AS relatif lebih stabil dibandingkan dengan valuta asing lainnya. Kurs Dolar AS dalam delapan tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun besarnya berfluktuasi yaitu seperti tabel 5. Tabel 5 Kurs Ratarata Dolar Amerika Serikat di Provinsi Bali Tahun 2004 Tahun Kurs Dollar AS (Rp) Pertumbuhan (%) 4,80 0,77 0,15 6,21 6,30 12,30 2,54 6,58 Analisis regresi linear berganda Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada Tabel 6. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret

7 Tabel 6 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression Variabel Bebas Koefisien Regresi t Sig Konstanta ,409 3,465 0,01 3 PDRB (X1) Kurs Dolar AS (X2) 345,457 61,999 19,468 0,370 Koefisien (R 2 ) F ratio Signfikansi determinasi = 0,985 = 196,330 = 0,000 Sumber : Hasil Perhitungan 0,00 0 0,72 4 Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = , ,457 X ,999 X 2 Hasil dari persamaan regresi linear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masingmasing variabel bebasnya. Koefisien regresi b 1 dan b 2, bertanda positif berarti variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang searah terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 s/d. Untuk melihat bermakna tidaknya pengaruh masingmasing faktor tersebut, maka perlu dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktorfaktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Intercept Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar ,409. Ini berarti, apabila nilai X 1 (PDRB) dan X 2 (kurs dolar Amerika Serikat) masingmasing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar Rp ,. 2. PDRB Koefisien regresi X 1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 345,457 jutaan rupiah atau Rp , dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3. Kurs dolar Amerika Serikat Koefisien regresi X 2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp , dengan asumsi investasi konstan. Uji hipotesis pertama (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masingmasing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap varibel terikat. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali diterima atau ditolak. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. 1. Pengaruh PDRB (X 1) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa untuk variabel PDRB, nilai t hitung sebesar 19,468 dan signifikasinya adalah sebesar 0,000. Angkaangka ini memberikan arti bahwa PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 19,468 > 1,943 atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0, Pengaruh kurs dolar Amerika Serikat (X 2) terhadap deposito berjangka dalam rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 Dengan melihat Tabel 6 diketahui bahwa untuk variabel kurs dolar Amerika Serikat nilai t hitung sebesar 0,370 dan signifikasinya adalah sebesar I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

8 Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,943. Angkaangka ini memberikan arti bahwa kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0, Uji hipotesis secara bersamasama (uji F) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai F tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 5,14, ternyata F ratio (196,330) lebih besar dari F tabel. Begitu juga kalau dilihat dari nilai signifikasinya yaitu sebesar berarti lebih kecil daripada 5% atau 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabelvariabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan atas pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0, Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0, PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkahlangkah untuk meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2. Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Propinsi Bali Bali Dalam Angka Tahun Denpasar: BPS Provinsi Bali. Bank Indonesia Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Bank Indonesia Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan III. Sadono Sukirno, 2000, Makro Ekonomi Modern Edisi 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor September 014 ISSN 0168537 9 77 0 1 6 8 5 3 7 1 11 Hal. 103 00 Tabanan September 014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri Tabanan Bali 8171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI I NYOMAN WIDHYA ASTAWA dan NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1-102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI I MADE HARY KUSMAWAN SAGUNG RAT SRI MAHYUNI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

Lebih terperinci

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 12 1 Hal. 1-86 Tabanan Maret 2015 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 NI RAI ARTINI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pembangunan nasional merupakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURANDI PROVINSI BALI

PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURANDI PROVINSI BALI PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURANDI PROVINSI BALI I WAYAN MULA SARJANA Fakultas Ekonomi UniversitasTabanan ABSTRAK Suatu proses pembangunan dinyatakan berhasil apabila terjadi kenaikan pendapatan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA I NYOMAN ARIANA GUNA I DEWA GEDE RASTANA Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG NI PUTU SUDARSANI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Setiap badan usaha termasuk juga koperasi, dalam

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI

PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI I WAYAN SUARBAWA I WAYAN TERIMAJAYA I PUTU FERRY ANDIKA Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam meningkatkan kesejahteraan tersebut, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi, Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1 a. Perkembangan penerimaan pembiayaan musyarakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perbankan memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perbankan memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, yakni sebagai perantara dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali keseluruh bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi oleh setiap negara di dunia dan setiap negara berusaha untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 2006 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201 PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PADA BANK UMUM DI INDONESIA Sutono & Batista Sufa Kefi * ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor ekonomi yang meliputi inflasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 1997/1998 merupakan tahun terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis yang berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan dari sebuah perusahaan diperoleh dari dua sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (internal) berupa laba dan dari luar perusahaan (eksternal) berupa hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia dilandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu stabilitas nasional yang mantap, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : ADITYA RAHMAN HAKIM 2005210181 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE 1990-2006 Diajukan oleh: NI NYM. TRISYANTI ANGGA KUSUMA DEWI NIM. 0315151127

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia, terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs).

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini lembaga perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia, dibuktikan dengan adanya krisis Ekonomi Global yang baru-baru ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi suatu negara. Papanek (2004) mengatakan bahwa jika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun E-Jurnal EP Unud, 4 [2] : 90-95 ISSN: 2303-0178 Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun 1992-2012. I Gusti Bagus Kumbayana

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR Putu Yunita Febri Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [6] : 277-283 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN Wuri Ajeng Chintya Ida Bagus Darsana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tingkat suku bunga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam proses globalnya membutuhkan sarana dan prasarana guna menunjang proses pembangunan yang seutuhnya.

Lebih terperinci

Adelyta Marine Putri / FE/ IE

Adelyta Marine Putri / FE/ IE PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Oleh : Adelyta Marine Putri 0911010028/ FE/ IE FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah per dollar AS, tingkat suku bunga (SBI), tingkat inflasi, indeks Hang Seng dan indeks Dow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selalu disebabkan dari perkembangan di luar industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 1999 kondisi perekonomian nasional terlihat berangsur membaik setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012 No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012 Pada Triwulan I-2012, PDRB Bali mengalami kontraksi ( negatif) sebesar 0,06 persen dibanding Triwulan IV-2011 (quarter to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012 No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci