Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

dokumen-dokumen yang mirip
REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

No Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

No Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi. Pelatihan Napza Prekursor - IAI Kota Surabaya Oleh BBPOM Surabaya, 09-April-17

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penyediaan obat berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT TERTENTU YANG SERING DISALAHGUNAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

PENGELOLAAN PREKURSOR FARMASI DAN OBAT MENGANDUNG PREKURSOR FARMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT TERTENTU YANG SERING DISALAHGUNAKAN

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

PERSONALIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

Elemen Penilaian BAB VIII

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

B. Tujuan Tujuan Qualiy Assurance adalah untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

EVALUASI PELAKSANAAN CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB) PADA APOTEK DI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

CPOB. (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

Viddy A R. II Selasa, 5 September 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMASUKAN OBAT IMPOR

UNIVERSITAS INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

Penggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA


BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,

BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR. PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jl. Sukabumi no. 61,

PETUNJUK PELAKSANAAN CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

5.1.1 Kesimpulan Tugas Khusus Pengawasan Mutu - Kualitas air dan menjaga air dari kontaminasi mikrobiologi merupakan bagian penting untuk memastikan

Transkripsi:

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) BPOM dalam mengawal obat Visi : Obat dan makanan terjamin aman,bermutu dan berkhasiat. Misi: Melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan. Standar distribusi obat yang baik diterapkan untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dicapai melalui CDOB dipertahankan sepanjang jalur Distribusi. PRINSIP CDOB Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang sampai ke konsumen adalah obat yang aman, efektif dan dapat digunakan sesuai indikasinya. Menjamin agar produk obat tidak keluar ke jalur illicit. Napza: tidak ke illicit Bahan Kimia Obat : tidak ditambahkan ke jamu. PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK ( CDOB) Pendahuluan Pinsip-prinsip Umum 1. Prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) berlaku untuk aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat dalam rantai distribusi. 2. Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan/atau bahan obat bertanggungjawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses distribusi. 3. Prinsip-prinsip CDOB berlaku juga untuk obat donasi, baku pembanding dan obat uji klinis. 4. Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menerapkan prinsip kehatihatian (due diligence) dengan mematuhi prinsip CDOB, misalnya dalam prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan identifikasi risiko. 1

5. Harus ada kerja sama antara semua pihak termasuk pemerintah, bea dan cukai, lembaga penegak hukum, pihak yang berwenang, industri farmasi, fasilitas distribusi dan pihak yang bertanggung jawab untuk penyediaan obat, memastikan mutu dan keamanan obat serta mencegah paparan obat palsu terhadap pasien. Manajemen Mutu Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan didokumentasikan. Sistem mutu harus mencakup prinsip manajemen risiko mutu. Pencapaian sasaran mutu merupakan tanggung jawab dari penanggung jawab fasilitas distribusi, membutuhkan kepemimpinan dan partisipasi aktif serta harus didukung oleh komitmen manajemen puncak. Rangkuman Pedoman CDOB Keputusan Kepala BPOM No. HK 00.05.3.2522 Tahun 2003 CDOB jaminan kualitas oleh distributor penyebaran obat merata & teratur; pengamanan lalu lintas & penggunaan obat tepat; keabsahan & mutu obat; dan penyimpanan obat aman & sesuai kondisi yang dipersyaratkan. 1. Manajemen mutu Penerapan CDOB sesuai dengan tujuan badan independen melakukan sertifikasi & inspeksi secara periodik & berkesinambungan membutuhkan dokumen kebijakan kualitas (SOP) intensitas & arah kebijakan distribusi ditandatangani manajemen. 2. Personalia a. Organisasi, kualifikasi, dan tanggung jawab Pelaksanaan operasional baik bagi distributor struktur organisasi karyawan dipilih sesuai kualifikasi mengetahui tugas & tanggung jawab. 2

b. Petugas Kualifikasi kemampuan & pengalaman Tidak boleh mempunyai kepentingan lain Jumlah karyawan cukup & diberi pelatihan (sanitasi & higiene) Memiliki kesehatan fisik & mental yang baik Memiliki sikap & kesadaran tinggi Penentuan tugas, batas kewenangan, & prosedur kerja c. Pelatihan Hazardous obat (toksisitas & produk infeksius/sensitif) pakaian sesuai & proteksi diri Diisi oleh tenaga kompeten berkesinambungan & frekuensi yang memadai Prosedur yang berhubungan dengan higiene perorangan, kesehatan & pakaian SOP pertolongan pertama & peralatan untuk keadaan darurat 3. Bangunan & peralatan Acuan Good Storage Practice (GSP) WHO 2003. Sistem First Expire First Out (FEFO)/First In First Out (FIFO) Melindungi obat dari suhu & kelembaban, banjir, rembesan lewat tanah, & binatang Cukup luas, tetap kering & bersih, ruang terpisah untuk narkotika & psikotropika Sirkulasi udara baik Bersih, bebas dari tumpukan sampah & barang yang tidak diperlukan Penerangan cukup Perlengkapan memadai disertai alat monitor Pengamanan fisik khusus 3

Wadah dalam keadaan bersih & kering, bebas dari kotoran, sanitasi jelas, frekuensi & metode yang digunakan 4. Dokumentasi Maksud pelaksanaan pengadaan & distribusi sesuai UU; penyediaan data & info yang akurat; tingkat stok pada kondisi yang menjamin kelancaran pelayanan; penerimaan produk yang benar; penyimpanan yang tepat; dokumentasi yang benar & lengkap. Prosedur tetap (protap) dibuat oleh orang yang kompeten ditandatangani & dilegalisasi oleh penanggung jawab (PJ) isi judul; nomor; dokumen; revisi; jumlah halaman; dokumen acuan; nama & ttd pembuat protap; nama & ttd penanggung jawab; uraian proses. a. Pengadaan obat Pemesanan sumber resmi stok hidup & stok pengaman Surat Pesanan (SP) ditandatangani PJ, nama & nomer SIKA. b. Penerimaan obat Pemeriksaan checklist jika tidak sesuai, dikembalikan/diganti Faktur/Surat Penyerahan Barang administrasi Kartu Persediaan & Buku Pembelian. c. Penyimpanan obat Disimpan sesuai kondisi yang ditetapkan terlindung dari cahaya; kelembaban; tidak beku, dll obat yang akan & telah kadaluarsa, rusak dipisahkan. Kepala Gudang Kartu Barang. d. Penyaluran Penerimaan pesanan pemeriksaan keabsahan (pemesan & SP) jika pesanan ditolak, Surat Penolakan Pesanan pesanan diterima, disahkan oleh PJ (ttd) & Surat Penyerahan Barang/Faktur Penjualan. 4

Pengeluaran obat dari gudang Kepala Gudang mengeluarkan obat sesuai Surat Penyerahan Barang/Faktur Penjualan pengemasan sesuai syarat obat yang keluar dicatat pada Kartu Gudang & disahkan oleh Kepala Gudang (ttd). Pengiriman obat disertai Surat Penyerahan Barang/Faktur Penjualan jika obat tidak sesuai pesanan, SP asli dikirim ke pemesan bersama obat yang dikirim PJ periksa keabsahan bukti penerimaan obat obat yang dikirim dicatat pada Buku Penjualan & Kartu Persediaan. e. Penarikan kembali obat Permintaan produsen/pemerintah PJ periksa Kartu Persediaan obat dipisahkan hentikan penyerahan & mengembalikan obat tsb obat sisa stok & hasil penarikan dipisah & dicatat di Buku Penerimaan Pengembalian Barang dikembalikan ke produsen & dicatat di Buku Pengembalian Barang Laporan Pengembalian Barang yang Ditarik dari Peredaran kepada pemerintah. f. Penanganan produk kembalian Komplain pelanggan/cacat/rusak berdasarkan Surat Penyerahan Barang jumlah & identifikasi obat dicatat pada Buku Penerimaan Pengembalian Barang obat dikarantina dilakukan pemeriksaan di lab BPOM layak disalurkan kembali/dikembalikan kepada produsen/dimusnahkan jika layak, diproses mengikuti prosedur penerimaan & penyimpanan obat. Tidak rusak disimpan terpisah jika sudah disalurkan, dapat diterima kembali obat tersegel dalam wadah asli; obat disimpan, dikelola sesuai kondisi, & belum kadaluarsa; telah diperiksa & diuji; catatan kembalian harus disimpan & meneruskan obat ke penjualan. Keadaan darurat & recall prosedur urgent recall non urgent recall petugas khusus disahkan bidang pemasaran kapan dilakukan & pengecer yang mana disimpan terpisah & aman. Pengembalian obat ke produsen Surat Penyerahan Barang dicatat pada Buku Pengembalian Barang, Kartu Persediaan, & Kartu Barang dilaporkan. Pemusnahan obat obat tidak memenuhi syarat disimpan terpisah & dibuat daftar laporan kepada pemerintah tiap pemusnahan dibuat Berita Acara 5

Pelaksanaan Pemusnahan yang ditandatangani pelaksana pemusnahan & saksi laporan. Efektifitas keadaan darurat pencatatan & pengiriman, mencantumkan pihak penerima. g. Dokumentasi secara komputerisasi Manfaat memudahkan dalam pencatatan, penyimpanan & pemantauan No. ID Kode Produk. Kartu Persediaan + Kartu Barang + Kartu Gudang Form Mutasi Stok lebih efisien. 5. Inspeksi diri Tujuan melakukan penilaian seluruh aspek distribusi & pengendalian mutu sarana distribusi memenuhi ketentuan CDOB dilaksanakan teratur sekali setahun. Rancangan untuk mendeteksi kelemahan & menetapkan tindakan perbaikan. Daftar periksa karyawan, bangunan (termasuk fasilitas), peralatan, dokumentasi, dll. Tim ditunjuk pimpinan distributor ahli di bidangnya & mengerti CDOB. Laporan perbaikan yang diperlukan memantau kinerja. 6. Penanganan vaksin Pelaksana pengawasan 1 atau 2 tenaga profesional (pengalaman & menegrti) + staf. Evaluasi mutu standar internasional WHO Certification Scheme on the Quality of Pharmaceutical Products Moving in International Commerce. Vaksin diedarkan disetujui Badan POM. Bangunan mengikuti CPOB & diinspeksi secara berkala oleh Badan POM / Balai POM setempat. 6

Harus diperhatikan daftar pelanggan, jaminan mutu pada cold chain, catatan penyimpanan, kartu stok, SOP penyimpanan produk, SOP penyimpanan di gudang, SOP pengiriman, validasi metode & monitoring pengiriman, recall, & vaksin yang masa kadaluarsa tinggal 2 tahun. Post marketing surveillance memantau & mengevaluasi keamanan & efikasi vaksin. 7. Penanganan obat donasi Obat donasi minta persetujuan pemasukan dahulu dari Kepala BPOM. Tim pemeriksa Badan POM, Balai Besar/Balai POM, Dinas Kesehatan. Prinsip utama keuntungan maksimal untuk penerima, memenuhi harapan & kepuasan penerima, tidak ada standar ganda dalam kualitas, komunikasi efektif antara donor & penerima. Persiapan tim 2-3 tenaga kesehatan kumpulkan & pelajari data obat donasi tentukan pemeriksaan buat surat tugas. Pra pemeriksaan jelaskan maksud & tujuan tim, tunjukkan surat tugas minat disiapkan data personel (mengkoordinir penerimaan, penyimpanan, & distribusi obat) & dokumen administrasi (info obat donasi & produsen; invoice; air way bill/bill of loading; surat persetujuan pemasukan obat, laporan penerimaan & pengeluaran obat; surat permintaan obat dari pihak yang membutuhkan; surat jalan; surat penoakan permintaan; & khusus vaksin, harus ada rekomendasi/pertimbangan dari Ditjen PPM & PL Kemenkes. Pemeriksaan tempat/fasilitas/penyimpanan & kemungkinan terjadinya kerusakan fisik & mutu obat dokumentasi catat & beritahukan semua temuan buat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) jika ada yang tidak memenuhi syarat, sisihkan untuk dimusnahkan. Pelaporan kepada Kepala Badan POM & / Kepala Balai Besar/Balai POM ambil sampel uji laboratorium. 7

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 6 No.1 Januari 2012: 48-54 diakses tgl 13 Januari 2013 jam 15.10 P-VI-Sistem-Distribusi-Obat-di-Indonesia-Kuliah CDOB diakses tgl 13 Januari 2013 jam 14.46 Rangkuman Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) «nurul.hilalussodik.al.fauzani.htm diakses tgl 13 Januari 2013 jam 14.56 8