Zahrul Muttaqin ACIAR Project No. FST/2007/052 on Improving governance, policy and institutional arrangements to reduce emissions from deforestation and degradation (REDD)
PENDAHULUAN Indonesia sedang mempersiapkan kelembagaan pendistribusian dana REDD+ tersebut ke para pemangku, termasuk masyarakat sekitar hutan Studi tentang pelaksanaan dan distribusi manfaat REDD+ sudah banyak dilaksanakan baik dalam bentuk demonstration activities (DA) maupun kajian ilmiah lainnya Namun demikian informasi mengenai mekanisme pelaksanaan REDD+ di kawasan hutan dengan melibatkan masyarakat lokal masih belum memadai Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif skema REDD+ yang befokus pada masyarakat sekitar kawasan hutan melalui mekanisme pembayaran atas jasa lingkungan (Payments for Environmental Serices/PES) 2
Tinjauan Pustaka Studi mengenai mekanisme distribusi manfaat REDD+ pada level nasional dan regional: Irawan (2011), Indartik et al. (2011) Studi tentang pelibatan masyarakat lokal dalam REDD+: Agrawal and Angelsen (2009); Blom et al. (2010); Skutsch et al. (2011); Tacconi et al. 2010): kelembagaan pengelolaan hutan oleh masyarakat kejelasan dan keberlanjutan manfaat 3
Kerangka Pikir 4
Kerangka Teori Pembayaran atas Jasa Lingkungan (PJL) adalah: Sebuah sistem yang transparan untuk penyediaan jasa lingkungan melalui pembayaran bersyarat pada penyedia jasa secara sukarela (Tacconi 2012) Aspek penting untuk diperhatikan dalam mendesain mekanisme PJL adalah: Transparansi Tambahan Manfaat (Additionality) Persyaratan (Conditionality) Kesukarelaan 5
Apakah REDD+ dapat diimplementasikan melalui mekanisme PJL? Bisa, jika memenuhi kriteria PJL e.g. LoI Indonesia - Norwegia REDD+ berpotensi untuk memenuhi kriteria: tambahan manfaat additionality jelas persyaratan ketersediaan dana bisa dipakai untuk pengawasan dan evaluasi (Pattanayak 2010) Pada akhirnya hanya muncul PES-Like (tidak sepenuhnya bisa disebut PJL) 6
Apa syarat agar REDD+ di tingkat masyarakat lokal bisa diimplementasikan melalui PJL? Hak masyarakat atas sumberdaya hutan (forest tenure) jelas Biaya transaksi sangat rendah 7
Kondisi Tenurial Kawasan Hutan 1. Hutan Konservasi 20,14 Juta Ha 58% dari Luas total Hutan Produksi Kawasan Hutan 110,89 Juta Ha (Berdasarkan Penunjukan dan TGHK) 2. Hutan Produksi 59,15 Juta Ha 3. Hutan Lindung 56,70 juta hektar belum jelas sistem tenurialnya (62% dari luas total Hutan Produksi dan Lindung) 31,60 Juta Ha 0.04% dari Luas total Hutan Lindung Dapat DIAKSES Masyarakat? 8
Masyarakat di Dalam dan Sekitar Kawasan Hutan Hasil Studi di 15 provinsi Rumah Tangga (RT) di dalam dan sekitar kawasan hutan = 20% (BAPLAN & BPS 2007) Jika masing2 rumah tangga memiliki hak pegelolaan kawasan hutan sebesar 2 hektar luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat = 24.4 juta ha Jika jumlah RT di Indonesia = 61 juta (SP2010) RT di dalam dan sekitar hutan = 12.2 juta Kenyataan PHBM: 1. HKm 2. Hutan Adat 3. HTR 4. Hutan Desa 37.000 Hektar [0.04% dari Luas total Hutan Produksi dan Lindung] 9
Mengapa Perlu Penguatan Hak-hak Masyarakat? Keadilan sosial dan penanggulangan kemiskinan Dari sisi biaya implementasi REDD+: lebih murah $0.05/ha - $9.96/ha; estimasi biaya administrasi, implementasi dan pendanaan skema REDD internasional $400/ha/th - $20,000/ha/th (Hatcher 2009) 10
Biaya Transaksi PJL untuk REDD+ Biaya untuk menyusun kontrak dan untuk pengawasan-pelaporan-verifikasi (MRV) penurunan emisi di tingkat individu/kelompok masyarakat Government-financed PES menekan biaya transaksi 11
PJL untuk REDD+ dalam Kerangka Nasional Dewan Nasional REDD+ Dukungan Teknis Dinas Kehutanan Pasar Karbon $ Kerjsama Multilateral/ Bilateral $ Peraturan Perundangan Mengenai Jasa Lingkungan dan PNBP Rp Mekanisme Pembayaran atas Jasa Lingkungan Rp Masyarakat Lokal/Adat Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi 12
Pilihan Desain PJL untuk REDD+ Asumsi: Government-financed PES Dilakukan penguatan hak-hak masyarakat Tipe Hak atas Sumberdaya Hutan Dasar Pembayaran Kepemilikan Pengelolaan Tidak memiliki Hak Luas Lahan Opsi 1 Opsi 5 X Volume Karbon Opsi 2 Opsi 6 X Biaya Korbanan (Opportunity Cost) Opsi 3 Opsi 7 X Aktivitas Pengawasan Opsi 4 Opsi 8 Opsi 9 13
Pemilihan Opsi Opsi Ideal Opsi 2 Hak milik atas lahan hutan dan pembayaran berdasarkan volume karbon sesuai kriteria PJL Tantangan: Secara formal, hutan dimiliki oleh negara Penghitungan karbon di tingkat masyarakat membutuhkan biaya dan keterampilan khusus 14
Studi Kasus Papua dan Riau Papua Masyarakat Adat memiliki hak ulayat atas Kawasan Hutan Riau Masyarakat sekitar kawasan hutan tidak memiliki hak atas sumberdaya hutan Papua: Opsi hak kepemilikan (komunal) 1-4 Riau: Opsi hak penggunaan dan ketiadaan hak 5-9 15
Tahapan REDD+ Berbasis Masyarakat di Papua Biaya pembangunan hutan adat diambilkan dari dana REDD+ internasional HUTAN ADAT PJL berdasarkan biaya korbanan dan upah monitoring stok karbon di hutan adat PJL berdasarkan vol. karbon; masyarakat adat bebas memilih untuk ikut/tidak Periode Inisiasi Periode PJL-Murni 16
Berapa Manfaat yang Seharusnya diterima Masyarakat Adat? Periode Inisiasi: Biaya korbanan Rp10.000/m 3 - Rp 50.000/m 3 (kompensasi hak ulayat) Pembayaran = Jumlah kompensasi/th + upah monitoring Periode PJL-Murni: Pembayaran berdasarkan volume karbon yang tersimpan di dalam hutan adat 17
Tahapan REDD+ Berbasis Masyarakat di Riau Biaya pembangunan PHBM diambilkan dari dana REDD+ internasional HKm/HTR/Hutan Desa PJL berdasarkan upah monitoring stok karbon di kawasan hutan PJL berdasarkan vol. karbon; masyarakat bebas memilih untuk ikut/tidak Periode Inisiasi Periode PJL-Murni 18
Berapa Manfaat yang Seharusnya diterima Masyarakat Sekitar Hutan? Periode Inisiasi = Upah Monitoring Periode PJL-Murni: Pembayaran berdasarkan volume karbon yang tersimpan di dalam HKm/HTR/Hutan Desa 19
KESIMPULAN Implementasi REDD+ untuk masyarakat di kawasan hutan masih memerlukan kajian lebih mendalam Pembayaran atas Jasa Lingkungan (PJL) dapat menjadi alternatif yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan REDD+ Kejelasan hak atas sumberdaya hutan dan penekanan pada biaya transaksi merupakan prasyarat utama bagi terlaksananya PJL untuk REDD+ PJL untuk REDD+ di kawasan hutan dengan sistem tenurial yang belum mantap perlu dibangun melalui dua tahapan, tahap inisiasi dan tahap PJL-Murni 20
REKOMENDASI Studi mengenai strategi dan biaya pengakuan hakhak masyarakat atas suberdaya hutan perlu diperluas; mencakup keragaman wilayah di Indonesia umpan balik ke desain REDD+ PJL untuk REDD+ sebagaimana diusulkan oleh studi ini perlu mendapatkan dukungan berupa: Pembenahan regulasi tentang pengelolaan kawasan hutan berbasis masyarakat dan mekanisme pendanaan Bantuan teknis dan pengawasan dari otritas REDD+ Peran aktif dinas kehutanan dan organisasi terkait lainnya di tingkat daerah untuk membantu masyarakat membangun kelembagaan pengelolaan hutan dan PJL 21
TERIMA KASIH zahrul.muttaqin@anu.edu.au 22