Biomassa (gram) 250 200 150 100 50 226,45 209,82 212,90 211,08 210,93 74,96 79,07 73,83 74,82 79,61 Biomassa Awal Biomassa Akhir 0 0,00% 0,25% 0,50% 0,75% 1,00% Perlakuan Daun Kayu
Tabel 3 pengamatan selama masa pemeliharaan ikan Perlakuan Daun Kayu (%) JKP (gram) 164,58±0,92 ab 178,36±4,02 ab 181,7±2,10 bc 188,06±6,42 bc 193,74±9,91 c LPH (%) 2,80±0,067 a 2,96±0,096 a 2,86±0,085 a 2,91±0,061 a 2,94±0,026 a EP (%) 79,67±0,49 c 77,59±0,62 b 75,49±0,159 a 74,76±0,205 a 77,72±0,72 b KH (%) 100±0 a 93,33±5,77 a 100±0 a 96,67±5,77 a 96,67±5,77 a Keterangan : 1. Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05). 2. JKP (Jumlah Konsumsi Pakan); LPH (Laju Pertumbuhan Harian); FCR (Jumlah Konversi Pakan); EP (Efesiensi Pakan); KH (Kelangsungan Hidup) Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai parameter laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan (p>0,05). Nilai jumlah konsumsi pakan berbeda nyata dengan kecenderungan naik sebanding dengan kandungan kayu manis dalam pakan (p<0,05). Nilai efisiensi pakan berbeda nyata dengan nilai tertinggi pada perlakuan penambahan 0% daun kayu manis serta terendah pada pakan dengan penambahan 0,75% kayu manis(p<0,05). Data lengkap dari parameter pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8 dan Lampiran 9. Tabel 4 Komposisi proksimat tubuh ikan Ikan awal Perlakuan Daun Kayu Protein 6,833 ± 0,25 15,10 ± 0,26 a 15,28 ± 0,56 a 14,76 ± 0,02 a 15,37 ± 0,54 a 17,18 ± 0,53 b Lemak 8,62 ± 0,32 8,19 ± 0,28 e 6,31 ± 0,17 d 5,58 ± 0,02 c 5,10 ± 0,11 b 4,41 ± 0,02 a Kadar Air 79,50 ± 0,36 70,03 ± 0,98 a 71,42 ± 0,80 ab 72,93 ± 0,12 ab 72,37 ± 0,62 ab 73,17 ± 0,85 b Tabel 4 menunjukkan hasil proksimat ikan uji sebelum dan setelah pemeliharaan selama 37 hari. Setelah dilakukan analisa statistik, nilai protein, lemak, dan kadar air untuk setiap ikan uji memiliki nilai yang berbeda nyata sehingga penambahan kayu manis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada kualitas daging setiap perlakuan (p<0,05). 9
Tabel 5 Hasil uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan mas Perlakuan Daun Kayu Tekstur Lembek Agak Kompak Agak Kompak Kompak Kompak Rasa Agak Gurih Agak Gurih, Agak Agak Gurih, Agak Tabel 5 menunjukkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Pada kedua uji tersebut menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05; Lampiran 4 dan 5). Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan tekstur dan rasa yang lebih baik dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan daun kayu manis. 3.2 Pembahasan Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan hasil jumlah konsumsi pakan (JKP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Nilai JKP cenderung meningkat sebanding dengan banyaknya penambahan daun kayu manis (Tabel 3). Mayers dalam Halver and Hardy (2002) mengungkapkan bahwa aroma atau bau dari pakan dapat menarik ikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kayu manis sebagai atraktan dapat meningkatkan nafsu makan ikan karena aroma dan rasa yang khas dari pakan yang ditambahkan daun kayu manis. Aroma dan rasa khas dari daun kayu manis berasal dari senyawa aromatik yang terdapat dalam kayu manis diantaranya sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil (Kusuma 2008). Namun meningkatnya nilai JKP tidak berpengaruh terhadap nilai laju pertumbuhan harian. Hal ini diduga karena adanya zat antinutrisi pada kayu manis yang menyebabkan penyerapan nutrien yang penting untuk pertumbuhan berkurang. Penyerapan nutrisi yang berkurang akan meningkatkan jumlah pakan yang dibutuhkan sehingga ikan akan membutuhkan lebih banyak jumlah pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan tersebut (Widodo dan Handayani 2010). 10
Lemak merupakan sumber energi utama pada ikan selain protein dan karbohidrat. Asam lemak pada ikan ditunjukkan dalam bentuk triasligliserol atau phospholipids yang dibentuk dari gliserol 3-fosfat (Sergeant et al. 1972). Kadar lemak pada ikan dengan penambahan kayu manis bila dibandingkan dengan pakan kontrol mengalami penurunan sejalan dengan meningkatnya jumlah daun kayu manis yang ditambahkan dalam pakan (Tabel 4). Pada pakan dengan penambahan daun kayu manis, pembentukan triasligliserol dihambat karena adanya senyawa tannin, flavonoid dan saponin dalam kayu manis sebagai anti-hiperkolestreolmia (Azima 2004). Hal tersebut yang diduga menjadi alasan rendahnya kadar lemak perlakuan yang diberi pakan dengan penambahan kayu manis. Pembentukan triasilgliserol yang merupakan deposit utama lemak dalam jaringan ikan dihambat dengan adanya zat aktif dari kayu manis. Dengan dihambatnya deposit lemak dalam tubuh ikan tersebut, diduga lemak digunakan oleh ikan sebagai sumber energi. Hal ini berakibat berkurangnya jumlah kadar protein dalam tubuh ikan yang dirombak untuk menghasilkan energi sehingga kadar protein ikan lebih tinggi dibanding ikan yang diberi pakan kontrol. Hubungan antara lemak, protein, dan karbohidrat semacam ini disebut protein sparing effect (NRC 1993). Pengujian organoleptik/sensori merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa, dan konsistensi/tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai produk tersebut (BSN 2006). Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa pakan dengan penambahan daun kayu manis memiliki tekstur dan rasa daging yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan. Pakan tanpa penambahan kayu manis (pakan kontrol) memiliki tekstur lembek dan rasa agak gurih. Pada parameter tekstur dan rasa, hasil terbaik terdapat pada pakan dengan penambahan kayu manis 0,75%dan 1%. Tekstur daging ikan pada pakan kontrol yang lembek diduga disebabkan kandungan lemak yang tinggi pada tubuh ikan. Pada pakan dengan daun kayu manis 0,75% dan 1% kandungan lemak lebih sedikit dibandingkan dengan pakan kontrol sehingga daging ikan lebih kompak. Rasa daging yang lebih manis pada pakan dengan penambahan daun kayu manis diduga karena senyawa-senyawa yang terdapat pada kayu manis. Menurut 11
Kusuma (2008), semua kayu manis adalah aromatik, aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil. 12