PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilakukan pada Siswa Kelas IV

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

Oleh NAMA : SOBARI MIZAN NIM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar Prasiklus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR. Sri Lestari SMK Negeri 2 Karanganyar Jawa Tengah

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENGGUNAAN METODE DRILL DAN TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KPK DAN FPB

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA GELAS FAKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BASIN TAHUN 2012/2013

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI. Mugiharti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURAT IJIN MELAKUKAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE BERVARIASI. Sudarso

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sokaraja tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Vol. 1 No. 1 ISSN

Transkripsi:

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari, Pekalongan, Jawa Tengah *Diterima Agustus 2016, disetujui Agustus 2016, dipublikasikan September 2016 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika, (2) Mengetahui penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes dan lembar observasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Kebonsari, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FBPB yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi pada siklus II. Penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran Matematika yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kata Kunci: KPK; FPB; Tutor Sebaya 2016 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter PENDAHULUAN Mutu pendidikan dikatakan baik jika nilai prestasi siswa menunjukkan peningkatan. Baik tidaknya prestasi siswa ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang paling dominan adalah guru. Dominasi guru dalam upaya peningkatan prestasi siswa terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan kurang variatif dapat menjadikan proses pembelajaran itu menjenuhkan. Akibatnya prestasi siswa tidak dapat ditingkatkan. Sebaliknya prestasi siswa dapat ditingkatkan jika ada upaya mengubah proses pembelajaran. Yakni dari proses pembelajaran yang menjenuhkan diubah menjadi proses pembelajaran yang menarik dan bahkan mungkin yang mengasikkan. Selama ini upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan dapat dikatakan masih jalan di tempat. Dari pengamatan peneliti, yang menjadikan kendala pada masalah di atas salah satunya adalah pada pelajaran matematika. 68

Dalam mata pelajaran keseluruhan di SD tempat peneliti bekerja, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang yang nilai rata-rata kelasnya paling rendah. Betapa tidak, prestasi itu dari tahun ke tahun hanya pada kisaran 5,4 sampai 5,7. Upaya peningkatan mutunya pun masih terfokus pada upaya peningkatan prestasi pada mata pelajaran matematika. Sebagian siswa juga masih beranggapan bahwa mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Dari kondisi tersebut di atas dapat dirasakan bahwa pelajaran matematika di SD tempat peneliti bekerja belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Yakni matematika yang dapat menjadikan siswa berpikir secara logis dan rasional, bersikap kritis, cermat, dan efisien, serta mampu memecahkan masalah sesuai dengan jenjang pendidikan di SD. Upaya guru dalam proses pembelajaran belum mampu meningkatkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa. Lewat penelitian ini, peneliti tertarik pada upaya yang dapat menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa. Pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok-kelompok belajar itulah yang ingin dilakukan peneliti untuk menciptakan kondisi belajar pada pelajaran matematika yang menyenangkan bahkan mengasikkan. Lewat pembelajaran tutor sebaya ini peneliti ingin menepis anggapan yang keliru terhadap mata pelajaran matematika seperti tersebut di atas. Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain dengan umur yang sebaya. Belajar bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya merupakan salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan berinteraksi dan komunikasi, siswa menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif. Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga kerjasama makin intensif dan siswa dapat mencapai kompetensinya (Ratno Harsanto, 2007). Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997) menuliskan bahwa pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Sisi lain yang menjadikan matematika dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran matematika. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004) menyatakan bahwa Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi. Menurut Thomson proses belajar tidak harus berasal dari guru ke siswa, melainkan dapat juga siswa saling mengajar sesama siswa lainnya. Salah satu Kompetnsi Dasar mata pelajaran Matematika SD semester 1 di kelas IV SD yaitu menentukan KPK dan FPB. Untuk dapat menentukan FPB suatu bilangan ada beberapa hal yang dilakukan: a) Menentukan faktor dari tiap-tiap bilangan pada setiap pasangan, b) Menentukan faktor pesekutuannya, c) Menentukan bilangan terbesar pada faktor persekutuan bilangan ini FPB dari pasangan tersebut. Untuk menentukan KPK suatu bilangan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan kelipatan dari tiap-tiap bilangan pada setiap pasangan, b) Menentukan kelipatan persekutuannya, c) Menentukan kelipatan terkecil dari bilangan persekutuan. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: (1) Apakah penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika? (2) Apakah pen erapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: (1) mengetahui penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika. (2) mengetahui penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat 69

meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dalam pembelajaran Matematika. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 01 Kebonsari, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonsari yang berjumlah 31 siswa. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti mengaitkan rencana yang akan dibuat dengan masalah yang ditemukan pada saat observasi langsung (kondisi awal) yaitu aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB. Peneliti selanjutnya merancang pelaksanaan untuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran Matematika. Berikut adalah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus I. Menyusun rencana pembelajaran. Pada siklus I ini disampaikan materi tentang cara menentukan KPK dan FPB dari 2 dan 3 bilangan sampai dengan dua angka, dengan menggunakan tabel perkalian. Dalam kenyataan proses belajar mengajar di kelas, agak sedikit meleset dari rencana. Hal ini karena pada evaluasi kurang waktu untuk menyelesaikan soal. Pembentukan kelompok belajar dengan menyebar siswa yang tergolong cerdas pada tiap kelompok. Pembentukkan kelompok dengan menentukan siswa yang tergolong pandai dan cerdas pada setiap kelompok sehingga terjadi komunikasi antara anggota kelompok dalam menyelesaikan soal atau tugas tetapi belum maksimal siswa yang cerdas sebagai tutor sebaya. Menyusun alokasi waktu dan alat peraga yang tepat. Waktu yang diperlukan untuk menentukan KPK dan FPB disesuaikan pada pokok bahasaan yang ada agar siswa lebih berkonsentrasi pada materi pelajaran karena dengan adanya alat peraga yang digunakan yaitu papan perkalian. Siswa secara bergantian mengisi kotak yang ada. Penggunaan pohon faktor untuk menentukan faktor prima pada pokok bahasan FPB dan garis bilangan untuk membuktikan kelipatan bilangan. Guna menjelaskan pokok bahasan KPK dan FPB. Menentukan teman sejawat sebagai partner penelitian. Dipilih dari wali kelas yang mengampu di kelasnya, yang kebetulan sebagai obyek penelitian adalah kelas VI. Maka partnernya adalah guru kelas VI. 70

Menyusun lembar kerja siswa. Memberikan beberapa soal materi FPB dan KPK sebanyak 10 soal untuk diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Soal dikerjakan secara kelompok sesuai dengan kelompok belajarnya, dengan dipandu teman terpandai sebagai tutor sebaya. Menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi dalam bentuk soal-soal yang sesuai dengan materi yang baru saja diajarkan. Evaluasi dikerjakan secara individual untuk mengetahui sejauh mana siswa-siswa dapat menyeleaikan soal secara mandiri. Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya dalam siklus pertama materi yang dipelajari adalah KPK dan FPB. Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan awal. Pada awalnya pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian mengkondisikan siswa. Selanjutnya dilanjutkan dengan presensi siswa untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru menginformasikan bahwa melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan model tutor sebaya. Pelaksanaan pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing dan belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai jawaban setiap anggota dan membacakan jawaban/mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kegiatan Inti. Guru mengulas sedikit materi pelajaran terdahulu sebelum masuk pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutua n Tekecil (KPK). Mengulang materi pada pertemuan lalu. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Dalam mengkomunikasikan materi pelajaran kepada siswa guru tidak bisa lepas dari metode ceramah. Hal ini karena mempunyai beberapa keunggulan, disamping praktis juga murah untuk dilakukan. Tentunya tidak didominasi oleh ceramah dalam proses belajar mengajar diaplikasikan dengan metode tanya jawab dan tugas. Beberapa siswa mengerjakan soal di papan tulis. Tidak semua siswa mampu dan bisa berdiri di depan kelas, terlebih sambil menyelesaikan soal yang ditugaskan kepadanya. Siswa pertama tampak grogi di depan kelas maka ia tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar. Maka siswa yang lain membantu mendampingi untuk menjawab soal. Pembaian tugas dan siswa berkelompok yang telah ditentukan. Ada 31 siswa dalam satu kelas, maka di bagi lima kelompok pada tiap kelompok ada siswa yang menonjol kecerdasannya dibanding yang lain. Mencoba mengerjakan tugas yang telah diberikan. Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan kelompok. Setelah waktu yang telah ditentukan terlampaui, tiap kelompok memilih salah satu anggotanya untuk menyelesaikan tugasnya di papan tulis pada pokok bahasan FPB dan seorang lagi dari tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas di papan tulis materi KPK. Guru sebagai fasilitator saja dalam mencocokkan, biarkan anak secara klasikal membenarkan, menyalahkan dan menyimpulkan. Pengerjaan tes formatif akhir pelajaran. Dari beberapa soal dapat ditarik kesimpulan bersama siswa dengan tanya jawab, dan ada jawaban yang positif atau paham akan materi FPB dan KPK. Siswa mengerjakan soal-soal formatif. Kegiatan Akhir. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Di akhir pertemuan kedua siklus I siswa diberikan soal pekerjaan rumah yang telah disiapkan oleh peneliti. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: 71

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Kategori Rentang F (siswa) % Rata-rata Nilai Baik 81,25-100 5 siswa 16,12% 64,96 Cukup 62,50-81,25 14 siswa 45,16% Kurang 43,75-62,50 8 siswa 25,8% Sangat Kurang 25-43,75 4 siswa 12,9% Cukup Jumlah 31 siswa 100% Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dari jumlah 31 siswa, 5 siswa yang berkategori baik (16,12%), 14 siswa berkategori cukup (45,16%), 8 siswa (25,80%) berkategori kurang, dan 4 siswa (12,9%) yang tergolong kategori sangat ku rang. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 64,96 dengan kategori cukup. Observasi kinerja guru selama proses belajar mengajar berlangsung dilakukan oleh seorang guru yang lain. Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus I termasuk dalam kategori cukup. Dengan persentase sebesar 78,75%. Pada siklus I ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berjalan dengan maksimal, karena guru belum memanfaatkan waktu pembelajaran dengan baik dan guru juga belum melaksanakan tindak lanjut atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi Tahap keempat dari penelitian ini adalah refleksi. Peneliti dan observer melakukan refleksi dengan mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan FPB dan KPK. Hasil penilaian dari observasi pada siklus I mengalami peningkatan dari hasil penilaian pada kondisi awal, namun peningkatan tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Selain hal tersebut, proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Sebagian siswa sudah mulai berani berinteraksi dengan teman kelompoknya dan dari beberapa siswa berani mengemukakan pendapatnya, dengan berbicara di depan kelas walaupun masih malu-malu. Peningkatan tersebut dirasa belum maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, oleh karena itu peneliti dan observer sepakat untuk melanjutkan penelitian pada siklus yang kedua dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti dan observer sepakat untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Perbaikan tersebut adalah: Melakukan perubahan dalam pembentukan kelompok, Meningkatkan bimbingan dan pengarahan agar seluruh anggota kelompok dapat bekerjasama dengan baik, Menciptakan suasana diskusi yang menarik namun tetap terkontrol, Memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri untuk berpendapat maupun berbicara di depan kelas, Memperbaiki alokasi waktu supaya kegiatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan Pada siklus I nilai tes evaluasi kemampuan siswa mengalami peningkatan dari nilai tes sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal). Rekap nilai tes evaluasi siswa siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 2. Nilai Tes Evaluasi Siklus I Keterangan Siklus I Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 60 Rata-rata 72,38 Ketuntasan klasikal (%) 67,74% 72

Berdasarkan tabel 4.3, nilai tes evaluasi siklus I dapat diketahui nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 60, nilai rata-rata kelas 72,38, dan ketuntasan belajar sebesar 67,74%. Siklus II Perencanaan Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II, yaitu: Identifikasi masalah. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari siklus I bahwa prestasi siswa belum mencapai tingkat yang sesuai harapan. Dari 31 siswa yang terbagi dalam 6 kelompok, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai batas tuntas yaitu 70. Merancang skenario pembelajaran, tes yang akan digunakan, pedoman observasi, dan menyediakan media pembelajaran untuk dilaksanakan sebagaimana pada siklus I. Menentukan observer, tutor, dan tes formatif. Observer yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah masih seperti pada pelaksanaan siklus I yakni Yunitasari, S.Pd. SD.(teman kerja di tempat peneliti bekerja). Demikian juga untuk tutor, yaitu sama seperti pada pelaksanaan siklus I. Pelaksanaan Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya dalam siklus kedua, materi yang dipelajari adalah KPK dan FPB. Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan awal. Pada awalnya pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian mengkondisikan siswa. Selanjutnya dilanjutkan dengan presensi siswa untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru menginformasikan bahwa melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan model tutor sebaya. Pelaksanaan pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing dan belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai jawaban setiap anggota dan membacakan jawaban/mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kegiatan Inti. Guru mengulas sedikit materi pelajaran terdahulu sebelum masuk pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Tekecil (KPK). Mengulang materi pada pertemuan lalu. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Dalam mengkomunikasikan materi pelajaran kepada siswa guru tidak bisa lepas dari metode ceramah. Hal ini karena mempunyai beberapa keunggulan, disamping praktis juga murah untuk dilakukan. Tentunya tidak didominasi oleh ceramah dalam proses belajar mengajar diaplikasikan dengan metode tanya jawab dan tugas. Beberapa siswa mengerjakan soal di papan tulis. Tidak semua siswa mampu dan bisa berdiri di depan kelas, terlebih sambil menyelesaikan soal yang ditugaskan kepadanya. Siswa pertama tampak grogi di depan kelas maka ia tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar. Maka siswa yang lain membantu mendampingi untuk menjawab soal. Pembaian tugas dan siswa berkelompok yang telah ditentukan. Ada 31 siswa dalam satu kelas, maka di bagi lima kelompok pada tiap kelompok ada siswa yang menonjol kecerdasannya dibanding yang lain. Mencoba mengerjakan tugas yang telah diberikan. Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan kelompok. Setelah waktu yang telah ditentukan terlampaui, tiap kelompok memilih salah satu anggotanya untuk menyelesaikan tugasnya di papan tulis pada pokok bahasan FPB dan seorang lagi dari tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas di papan tulis materi KPK. Guru sebagai fasilitator saja dalam mencocokkan, biarkan anak secara klasikal membenarkan, menyalahkan dan menyimpulkan. Pengerjaan tes formatif akhir pelajaran. Dari beberapa soal dapat ditarik kesimpulan bersama siswa dengan tanya jawab, dan ada jawaban yang positif atau paham akan materi FPB dan KPK. Siswa mengerjakan soal-soal formatif. Kegiatan Akhir. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Di akhir pertemuan kedua siklus I siswa diberikan soal pekerjaan rumah yang telah disiapkan oleh peneliti. 73

Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Kendala yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dapat diperbaiki pada pembelajaran siklus II, sehingga aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Berikut ini rekap hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II: Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Kategori Interval F (siswa) % Rata-rata Baik 81,25-100 20 siswa 64,51% Cukup 62,50-81,25 9 siswa 29,03% 81,90 Kurang 43,75-62,50 2 siswa 6,45% Sangat Kurang 25-43,75 0 siswa 0% Baik Jumlah 31 100% Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dari 31 siswa, siswa yang berkategori baik ada 20 siswa atau sebesar 64,51%, 9 siswa ( 29,03%) berkategori cukup, 2 siswa berkategori kurang atau sekitar 6,45% dan tidak ada siswa yang aktivitas belajarnya kurang. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus II sebesar 81,60 dengan kategori baik. Observasi kinerja guru selama proses belajar mengajar berlangsung dilakukan oleh seorang guru yang lain. Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus II termasuk dalam kategori baik. Dengan persentase sebesar 82,50. Pada siklus II ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah berjalan dengan baik, guru sudah memanfaatkan waktu pembelajaran dengan baik dan guru juga sudah melaksanakan tindak lanjut atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi Peneliti dan observer melakukan refleksi setelah tindakan pada siklus II berakhir. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB mengalami peningkatan. Perhatian siswa terhadap penggunaan alat peraga sudah tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda. Bahkan alat peraga digunakan tidak terlalu lama karena semua siswa sudah dapat menentukan KPK dan FPB dengan langkah-langkah yang benar. Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dapat dinyatakan baik. Masing-masing kelompok sudah timbul inisiatif untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Dalam mengawali pertanyaan atau menjawab soal, siswa sudah dapat melakukannya dengan rasa percaya diri. Bahkan jika disuruh maju untuk mengerjakan di papan tulis mereka saling berlomba. Ketika proses belajar mengajar berlangsung suasana kelas sudah hidup. Tiap-tiap kelompok sudah dapat bekerja dengan baik. Tutor maupun yang ditutori sudah dapat bekerja sama. Semangat dalam proses kegiatan belajar mengajar sudah baik. Hal ini dapat ditunjukan dengan suasana belajar yang hidup, artinya siswa sudah aktif untuk melaksanakan proses tutorial. Kedepannya, guru juga harus lebih kreatif dalam menyampaikan pelajaran, agar siswa selalu semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus II nilai tes kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB mengalami peningkatan dari nilai tes pada siklus sebelumnya. Rekap nilai tes evaluasi siswa siklus II dapat dilihat pada Tabel 4. 74

Tabel 4. Nilai Tes Evaluasi Siklus II Keterangan Siklus II Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60 Rata-rata 80,00 Ketuntasan klasikal (%) 90,63% Tabel 4 adalah nilai hasil tes evaluasi setelah tindakan siklus II, nilai tertinggi siswa adalah 100, nilai terendah 60, nilai rata-rata kelas 80,00 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90,63%. Peningkatan ini dirasa sudah cukup maksimal oleh peneliti maupun guru dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan oleh karena itu, penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. SIMPULAN Penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi pada siklus II. Penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran Matematika yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memaksimalkan atau mengembangkan penggunaan pembelajaran tutor sebaya atau dengan menggunakan model pembelajaran lain sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan hasil penelitian berikutnya. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada Kepala SDN 01 Kebonsari, Kolaborator, Guru, serta siswa kelas IV SDN 01 Kebonsari, Kabupaten Pekalongan atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Amin Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA UNNES Aria Djalil, dkk. 1997. Pembelajaran Kelas Rangka. Jakarta: Depdikbud Ratno Harsanto. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius Suharsimi Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 75