PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA SKRIPSI

PENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA RAMBAH TENGAH BARAT KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Survei Lokasi. Pengumpulan Data

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI PTT PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN A.

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Burung Hantu ( Tyto alba ) dan Pemanfaatannya Partisipasi Masyarakat

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

V. KARAKTERISTIK PETANI. Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan

: MAULIDYA SARI PKP

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

III. METODE PENELITIAN. bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian Barongan Kabupaten Bantul.

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dasar deksriptif. Metode deskriptif artinya

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

Muhammad Ranto 1, Ikhsan Gunawan 2, Rina Febrinova 2. Universitas Pasir Pengaraian,

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

Oleh : 1 Rian Kurnia, 2 Yus Rusman, 3 Tito hardiyanto

METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PETANI TERHADAP PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN SL PTT (SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU): HAMA TERPADU

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) karateristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL- PTT padi sawah, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota Kelompoktani Irmas Jaya sebanyak 30 orang petani atau 25 persen dari 120 petani yang telah mengikuti kegiatan SL-PTT padi sawah. Dari hasil penelitian diperoleh 1) tingkat karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah di Kelompoktani Irmas Jaya sebagian besar berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang atau 83,33 persen, terbesar kedua berada pada kategori tinggi sebanyak 3 orang atau 10,00 persen dan yang terakhir berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang atau 6,67 persen, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani adalah tinggi dengan berada di tangga Partnership level Citizen Power, yaitu dapat diartikan bahwa petani yang hadir dalam pertemuan tersebut dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Kata Kunci : Kelompoktani, Partisipasi petani, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan pertanian tidak bisa terlepas dari partisipasi masyarakat tani. Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan akan dinilai berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat sehingga proses pembangunan merupakan proses tawar-menawar antara kebutuhan masyarakat dan keinginan pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri (Iwan, 2010). Partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan di kelompoktani dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi diantaranya adalah faktorfaktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri, misal dari karakteristik sosial ekonomi petani sendiri (Hasyim, 2006). Terlepas dari berbagai persoalan, banyak pihak menyadari bahwa kegiatan penyuluhan pertanian masih sangat diperlukan oleh petani. Kondisi pertanian rakyat masih lemah dalam banyak aspek, sementara tantangan yang dihadapi semakin berat, jadi sebenarnya mereka justru memerlukan kegiatan penyuluhan yang makin intensif, berkesinambungan dan terarah. Untuk mewujudkan kondisi penyuluhan pertanian seperti ini memang tidak mudah dan tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu singkat. Meskipun demikian upaya-upaya perbaikan yang nyata perlu segera dilakukan, karena jika tidak kinerja penyuluhan pertanian yang memang sudah mengalami kemunduran besar akan semakin memburuk. Salah satu metode penyuluhan yang berfungsi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di desa dengan objek metode adalah Metode Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang dicanangkan Pemerintah guna meningkatkan kualitas dan produktivitas padi. Metode ini sangat membantu para petani padi dalam melakukan pengelolaan untuk hasil yang lebih baik (Mar, 2010). Melalui penerapan kegiatan SL-PTT pada tingkat kelompoktani maka diharapkan petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam Halaman 75

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 2 mor 2, Januari 2016 rangka peningkatan produksi padi (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar, 2013). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode study kasus, dengan mengambil kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Menurut Daniel (2003), studi kasus merupakan suatu penelitian yang bersifat mendalam, terarah, terfokus pada sifat tertentu mengenai suatu objek tertentu. mengenai suatu karakteristik tertentu dari objek penelitian. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah observasi langsung, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari keterangan petani anggota kelompok tani selaku responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait dan beberapa buku-buku pendukung penelitian. Metode sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota Kelompoktani Irmas Jaya sebanyak 30 orang petani atau 25 persen dari 120 petani yang telah mengikuti kegiatan SL-PTT padi sawah. Menuut Daniel (2003) bahwa metode acak sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel sedemikian rupa hingga semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Rancangan Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh petani sampel. Tingkat karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah dibagi ke dalam tiga kategori dengan panjang interval untuk setiap kategori dihitung dengan rumus (Sudjana, 2000). Panjang Kelas Interval Rentang = Banyak Kelas Nilai Maksimal Nilai Minimal = Kategori = 18 6 3 = 4 Dari perhitungan tersebut maka dapat diketahui kategori karakteristik petani peserta SL-PTT padi sawah yaitu : 1. Tingkat Karakteristik Petani Rendah (6 Q < 10) 2. Tingkat Karakteristik Petani Sedang (10 Q < 14) 3. Tingkat Karakteristik Petani Tinggi (14 Q 18) Keterangan : Q adalah nilai yang dicapai. Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif 8 tangga tingkatan partisipasi. Tingkat partisipasi kelompoktani diukur dari Frekuensi kehadiran dalam pertemuan, Keaktifan kelompok dalam berdiskusi, Keterlibatan dalam kegiatan fisik dan Kesediaan membayar iuran atau sumbangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Peserta SL-PTT Padi Sawah Karateristik sosial ekonomi petani yang mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi sawah, meliputi tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan. 1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh petani sampel pada kegiatan SL-PTT padi sawah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan 1. Tidak Tamat SD/Tamat SD 21 70,00 2. Tamat SMP 8 26,67 3. Tamat SMA/Perguruan tinggi 1 3,33 Halaman 76

Partisipasi Petani dalam Kegiatan Kelompoktani (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) AIP RUSDIANA, DEDI HERDIANSAH S, TITO HARDIYANTO Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan formal responden sangatlah bervariasi, dimana sebagian besar adalah tidak tamat atau tamat SD sebanyak 21 orang atau 70 persen, sedangkan yang tamat SMP sebanyak 8 orang atau 26,67 persen dan tamat SMA atau perguruan tinggi 1 orang atau 3,33 persen. 2. Umur Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi petani berdasarkan umur di Kelompoktani Irmas Jaya Desa Karyamukti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) 1. 14 0 0,00 2. 15 64 29 96,67 3. 65 1 3,33 Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden di Kelompoktani Irmas Jaya berumur 15 sampai 64 tahun sebanyak 29 orang atau 96,67 persen, hal ini sejalan dengan pendapat Nurdin (2000) yang menyatakan bahwa penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 sampai 64 tahun. 3. Pengalaman Bertani Karakteristik sosial ekonomi petani berdasarkan pengalaman bertani di Kelompoktani Irmas Jaya Desa Karyamukti dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Pengalaman Bertani Pengalaman Bertani (tahun) 1. 10 7 23,33 2. 11 20 10 33,33 3. > 20 13 43,33 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa pengalaman bertani responden sebagian besar di atas 10 tahun sebanyak 23 orang atau 76,66 persen dan sisanya 7 orang atau 23,33 persen dengan memiliki pengalaman kurang dari 11 tahun. 4. Tanggungan tanggungan responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Tanggungan Keluarga Tanggungan Keluarga (orang) 1. 1-2 10 33,33 2. 3-4 20 66,67 3. > 4 0 0,00 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memliki jumlah tanggungan 3 sampai 4 orang sebanyak 20 orang atau 66,67 persen dan sebanyak 10 orang atau 33,33 persen memiliki jumlah tanggungan 1 sampai 2 orang. Halaman 77

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 2 mor 2, Januari 2016 5. Luas Lahan Luas lahan responden yang digunakan untuk usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Luas Lahan Luas Lahan (Ha) 1. < 0,25 19 63,33 2. 0,25 0,5 8 26,67 3. > 0,5 3 10,00 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui sebagian besar responden memiliki luas lahan kurang dari 0,50 hektar yaitu sebanyak 27 orang atau 90,00 persen, sedangkan yang memiliki luas lahan lebih dari 0,50 hektar sebanyak 3 orang atau 10 persen dari seluruh responden. 6. Frekuensi Penyuluhan Frekuensi petani dalam mengikuti penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik Sosial Ekonomi Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan FrekuensiMengikuti Penyuluhan (kali) 1. 1-2 0 0,00 2. 3-5 8 26,67 3. 6-8 22 73,34 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengikuti kegiatan penyuluhan 6 sampai 8 kali sebanyak 22 orang atau 73,34 persen, sedangkan responden yang mengikuti kegiatan penyuluhan 3 sampai 5 kali sebanyak 8 orang atau 26,67 persen dari seluruh responden. 7. Tingkat Karakteristik Sosial Ekonomi Tingkat karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah di Kelompoktani Irmas Jaya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Tingkat Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Peserta Kegiatan SL-PTT Padi Sawah Kategori Petani Persentase (Orang) (%) 1. Rendah 2 6,67 2. Sedang 25 83,33 3. Tinggi 3 10,00 Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa karakteristik petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah sebagian besar berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang atau 83,33 persen, kedua terbesar berada pada kategori tinggi sebanyak 3 orang atau 10,00 persen dan yang terakhir berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang atau 6,67 persen. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Kegiatan Kegiatan Kelompoktani Konsep partisipasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep partisipasi Sherry Arstein (1969) yang lebih dikenal dengan istilah Delapan Tangga Partisipasi Arnstein. Konsep ini membagi tingkat partisipasi kedalam delapan tingkatan partisipasi yang digolongkan kedalam tiga golongan besar. Pertama adalah derajat terbawah, yaitu non participation (manipulation dan therapy), derajat Halaman 78

Partisipasi Petani dalam Kegiatan Kelompoktani (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) AIP RUSDIANA, DEDI HERDIANSAH S, TITO HARDIYANTO menengah atau derajat semu yaitu degrees of tokenism (information, consultation, dan placation), dan terakhir adalah derajat tertinggi yaitu degrees of citizen power (partnership, delegated power, dan citizen control). 1. Partisipasi Individu Dalam Kegiatan Kelompoktani Tingkat partisipasi individu di Kelompoktani Irmas Jaya adalah sebagian besar berada pada tingkat Partnership (bekerjasama) sebanyak 13 orang atau 43,33 persen, Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat partisipasi individu dalam kegiatan kelompoktani dapat di lihat pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Tingkat Partisipasi Individu Dalam Kegiatan Kelompoktani Tingkat Partisipasi Petani Persentase (Orang) (%) 1. Consultation 1 3,33 2. Placation 4 13,33 3. Partnership 13 43,33 4. Delegated Power 10 33,33 5. Citizen Control 2 6,67 Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi individu dalam kegiatan Kelompoktani Irmas Jaya sebagian besar berada pada derajat tertinggi yaitu degrees of citizen power (partnership, delegated power, dan citizen control) sebanyak 25 orang atau 88,33 persen. 2. Partisipasi Kelompoktani Derajat keterlibatan petani/masyarakat diukur dari variabel-variabel tingkat kehadiran dalam pertemuan, keaktifan dalam diskusi, keterlibatan dalam kegiatan fisik dan kesepakatan untuk membayar sumbangan. Dari keempat analisis tersebut, sehingga dapat diperoleh tingkat partisipasi kelompoktani sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Tingkat Partisipasi Kelompoktani Variabel Skor 1 Tingkat kehadiran dalam pertemuan 190 2 Keaktifan dalam berdiskusi dan menyampaikan pendapat 193 3 Keterlibatan dalam kegiatan fisik 173 4 Kesediaan untuk membayar 164 720 Berdasarkan Tabel 9 maka tingkat partisipasi Kelompoktani Irmas Jaya termasuk ke dalam tingkat Partnership atau bekerjasama (tangga keenam dari delapan tangga Arsntein), karena memiliki skor 720. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah di Kelompoktani Irmas Jaya sebagian besar berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang atau 83,33 persen, terbesar kedua berada pada kategori tinggi sebanyak 3 orang atau 10,00 persen dan yang terakhir berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang atau 6,67 persen. 2) Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan di Kelompoktani Irmas Jaya adalah berada di tangga Partnership atau bekerjasama level Citizen Power yaitu dapat diartikan bahwa petani/masyarakat yang hadir dalam rapat/pertemuan tersebut dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Halaman 79

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 2 mor 2, Januari 2016 Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka dapat disarankan beberapa hal diantaranya : 1. Petani diharapkan lebih berpartisipasi lagi dalam melaksanakan suatu kegiatan, karena dengan adanya partisipasi dari petani kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik lagi. 2. Pengurus kelompoktani harus lebih mengikutsertakan anggota dalam menetapkan dan mengevaluasi keputusan dan kebijakan. 3. Peran penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam pembinaan kelompoktani terutama untuk memotivasi, memberikan arahan dan mengawasi agar para petani mampu mengikuti dan mencapai tujuan dari kegiatan. Soleh. 2013. Journal On Social Economic Of Agriculture and Agribusiness Vol 2,. 9. hal. 4. Sudjana. 2000. Metode Statistik. Penerbit Tarsito. Bandung. DAFTAR PUSTAKA Daniel, M. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar. 2013. Petunjuk Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL_PTT) padi dan Jagung Tahun 2013. Banjar. Hasyim, H. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan. Iwan. 2010. Analisis Hubungan Karateristik Petani dengan Partisipasi Petani terhadap Program Pengembangan Agribisnis Jagung Hibrida pada Kabupaten Karanganyar. http://iwansas.wordpress.com. Diakses 13 April 2015. Mar, 2010. SL-PTT. http:/www.it Koran Sore Wawasan.com. Diakses 29 Maret 2015. Nurdin. 2000. Pengantar Demografi. Lembaga Demografi FE Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman 80