HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA
|
|
- Yuliani Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Meldi Djela (), Hengki D. Walangitan (), Reynold P Kainde (), Wawan Nurmawan () Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN SOCIO-ECONOMIC of FARMER s HOUSEHOLD WITH THE AGROFORESTRY IMPLEMENTATION IN VILALLAGE KAYUUWI SUBDISTRICT KAWANGKOAN WEST MINAHASA DISTRICT The goal of this research is to describe the level of agroforestry implementation and analyze the relationship between socio-economic of farmer s households with agroforestry implementation in Village Kayuuwi Subdistrict Kawangkoan West Minahasa District. This study was conducted over two months from May to July 04. The study was conducted by survey method. Retrieving data using purposive method (deliberately) while agroforestry implementation analyzed descriptively and the chi-square analysis (x) used for agroforestry associated with socio-economic. The results showed that the rate of adoption of agroforestry are found on farm land unit is passably agroforestry is 43.33% while the less common is a good agroforestry is 6.67%. The level of agroforestry implementation have a relationship with socio-economic factors, which is the non-formal education. Keywords: Agroforestry, Social Economic, Village Kayuuwi. ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mendeskripsikan tingkat penerapan agroforestri dan menganalisis hubungan antara sosial ekonomi rumah tangga petani dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai Juli 04. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengambilan data menggunakan metode purposive (sengaja). Data penerapan agroforestri di analisis secara deskriptif sedangkan analisis chi square (x ) dipakai untuk penerapan agroforestri dihubungkan dengan sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat penerapan agroforestri banyak ditemukan pada unit lahan usaha tani adalah agroforestri yang cukup baik yaitu 43.33% sedangkan yang sedikit ditemukan adalah agroforestri yang baik yaitu 6.67%. Tingkat penerapan agroforestri mempunyai hubungan dengan faktor sosial ekonomi yaitu pendidikan non formal. Kata kunci: Agroforestri, Sosial Ekonomi, Desa Kayuuwi.
2 I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Di Sulawesi Utara pola agroforestri telah di kenal dan diterapkan masyarakat tani, hal ini terlihat dari sistem kebun campuran yang hampir di jumpai di area pertanian petani dataran rendah hingga dataran tinggi. Demikian halnya di Desa Kayuuwi, sudah menerakan sistem usaha tani dengan mengkobinasikan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Tanaman pertanian seperti padi ladang, jagung, pisang, kacang tanah, kacang merah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, tomat dan umbian-umbian lainnya sedangkan tanaman kehutanan yang lebih dominan di tanam adalah pohon cempaka, dan jati. Berdasarkan hasil penelitian bahwa agroforestri yang ada di Desa kayuuwi masih sangat bervariasi yaitu dengan keragaan yang berbeda-beda juga sudah terdapat agroforestri yang teratur namun sistem penerapannya masih sangat sederhana. Adanya variasi penerapan agroforestri disebabkan oleh faktor fisik lahan tetapi juga faktor sosial ekonomi. Kajian aspek sosial ekonomi dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi belum pernah dilakukan sehingga belum ada data yang menjelaskan tentang hubungan sosial ekonomi dengan penerapan agroforestri. Berdasarkan alasan tersebut penelitian dilakukan dengan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat penerapan agroforestri oleh petani dan apakah ada hubungan antara sosial ekonomi rumah tangga petani dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.. Tujuan Penelitian. Mendeskripsikan tingkat penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.. Menganalisis hubungan antara sosial ekonomi rumah tangga petani dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. 3. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan sosial ekonomi rumah tangga tani dengan penerapan agroforestri dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penunjang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan praktek agroforestri.. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan usaha agroforestri.. METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai Juli 04 yang bertempat di Desa Kayuuwi, Kecamatan Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa.. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya disertai alat tulis menulis untuk wawancara di lapangan, tallyseet untuk mengambil data primer, kamera untuk dokumentasi, meter untuk mengukur jarak tanam pohon, kompas, dan jangka sorong (kalliper). 3. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode survey. Pengambilan data menggunakan metode purposive (sengaja). Petani yang dipilih berjumlah 30 orang, dikelompokkan berdasarkan pemilikan lahan yaitu (0%) dari 9 keluarga yang memiliki lahan
3 kurang dari ha dan (0%) dari 66 keluarga yang memiliki lahan,0 5,0 ha dan (0%) dari 35 keluarga yang tidak memiliki lahan (petani penggarap). Data yang diambil ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data sosial ekonomi yaitu umur responden, pendidika formal, pendidikan non formal jumlah anggota keluarga dan luas lahan, data agroforestri meliputi jumlah jenis tanaman dan jarak tanam pohon. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data tentang kondisi umum lokasi penelitian, seperti profil desa dan kecamatan dalam angka. 4. Batasan Tingkat Penerapan Agroforestri Tingkat penerapan agroforestri yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah jenis pohon, jarak tanam dan tingkat pemeliharaan.. jenis : jenis yang dimaksud adalah banyaknya jenis pohon yang dijumpai dalam suatu unit lahan usaha tani. jenis dibagi menjadi 3 kategori yaitu, banyak, sedang dan sedikit. Banyak yaitu, > 0 jenis, sedang yaitu 5 0 jenis dan sedikit < 5 jenis.. Jarak tanam : Jarak tanam yang di maksud adalah jarak tanam pohon. Jarak tanam dibagi menjadi 3 kategori yaitu, jarak tanam teratur, cukup teratur dan kurang teratur. Jarak tanam teratur jika 80 % jarak tanam sama dan sisanya acak, jarak tanam cukup teratur jika 50 % jarak tanam sama dan sisanya acak sedangkan jarak tanam tidak teratur yaitu, tanpa jarak tanam (acak). 3. Tingkat pemeliharaan dibagi menjadi 4, yaitu pemupukan, pemangkasan, penjarangan dan penyiangan. 5. Tingkat Penerapan Agroforestri Tingkat penerapan agroforestri di bagi menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup baik, dan kurang baik. Agroforetri yang baik yaitu terdapat banyak jenis pohon (> 0 jenis) dalam suatu lahan karena berdasarkan ekologi makin banyak jenis makin baik, dan jarak tanam teratur sehingga baik bagi tanaman yang membutukan cahaya matahar, kemudian terdapat unsur pemeliharaan yaitu pemupukan, pemangkasan, penjarangan dan penyiangan sehingga pola seperti ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat desa. Agroforestri yang cukup baik yaitu terdapat 5 0 jenis pohon dengan jarak tanam cukup teratur tetapi tidak ada pemeliharaan sedangkan agroforestri yang kurang baik adalah terdapat > 5 jenis pohon, jarak tanam tidak teratur dan tanpa pemeliharaan. Hal ini dapat menimbulkan interaksi negatif dimana bisa terjadi perebutan unsur hara, dan cahaya matahari. 6. Analisis Data. Kuantifikasi Tngkat Penerapan Agroforestri 3
4 Kriteria Indikator Parameter Standar penilaian Nilai jenis jenis jenis dalam Satuan unit usahatani a. Banyak b. Sedang c. Sedikit 3 Pemeliharaan Pengaturan tanaman Perlakuan silvikultur Perlakuan agronomi Pengaturan jarak tanam Penjarangan Pemangkasan Pemupukan Penyiangan a. Teratur a. Cukup teratur b. Tidak teratur a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak 3 Bobot ini akan dihitung dengan rumus sebagai berikut : Nilai Maksimum Nilai Minimum Klas Ket : - Nilai maksimum = 4 - Nilai Minimum = 6 - klas = 3 Standar penilaian penerapan agroforestri Kurang Baik < 8.6 Cukup Baik <.3 Baik.3-4. Analisis Chi Square (X ) Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji chi square (x ) yaitu untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi rumah tangga tani dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi, maka digunakan rumus sebagai berikut (Silalahi, 009) : Dimana : Oij = observasi untuk kasus dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j Eij = Banyaknya kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j noi = pengamatan pada baris noj n = pengamatan pada kolom = total pengamatan Apabila x hitung > x tabel, maka variabel bebas mempunyai hubungan nyata (signifikan) terhadap variabel tidak bebas dan sebaliknya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat Penerapan Agroforestri Berdasarkan hasil penelitian, penggolongan penerapan agroforestri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu baik cukup baik dan kurang baik. Kelompok penerapan agroforestri baik adalah standar nilai.3 4, kelompok penerapan agroforestri cukup baik adalah standar nilai 8.6 <.3 sedangkan kelompok penerapan agroforestri yang kurang baik adalah standar nilai < 8.6. Standar penilaian penerapan agroforestri 4
5 diadaptasi (Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, 00). Klasifikasi penerapan agroforestri disajikan dalam Tabel. Tabel. Klasifikasi Penerapan Agroforestri di Desa Kayuuwi Klasifikasi keragaan Agroforestri % Baik Cukup baik Kurang baik Pembobotan Penerapan Agroforestri Hasil penilaian penerapan agroforestri yang paling banyak yaitu pada stanadar penilaian < 8.6 (Agroforestri yang kurang baik) dan yang paling sedikit adalah pada standar penilaian.3 4 (Agroforestri yang baik). Dari total bobot yang di peroleh maka penerapan agroforestri diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu total bobot.3 4 kategori agroforestri yang baik, total bobot 8.6 <.3 kategori agroforestri yang cukup baik dan total bobot < 8.6 kategori agroforestri yang kurang baik. 3. Klasifikasi Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah anggota kelurga, dan luas lahan. Umur Berdasarkan hasil penelitian, responden yang termuda adalah 38 tahun dan yang tertua adalah 7 tahun. Penggolongan umur responden dapat dibagi menjadi 3 kelompok yang didasarkan pada umur produktif muda dan umur produktif tua dan non produktif. Kelompok umur produktif muda adalah umur 0-35 tahun. Kelompok umur produktif tua adalah umur 36-5 tahun. Kelompok umur non produktif adalah umur 5 tahun ke atas (Hasyim, 006). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Kayuuwi Kelompok Umur (Tahun) (%) > Pendidikan Formal Pendidikan formal dapat di kelompokan dalam 3 kelompok yaitu: pendidikan rendah adalah mereka yang belum pernah sekolah atau sekolah tidak sampai 6 tahun dan mereka yang telah sekolah selama 6 tahun. Pendidikan menengah yaitu mereka yang sekolah 7 sampai tahun dan tinggi adalah mereka yang sekolah lebih dari 3 tahun (Hasyim, 006). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Pendidikan Formal di Desa Kayuuwi Pendidikan Formal (Tahun) (%) > Pendidikan n Formal Pendidikan non formal juga di bagi menjadi yaitu, mereka yang pernah dan belum pernah mengikuti pelatihan dan penyuluhan di bidang pertanian (Hasan, 000). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. 5
6 Tabel 4. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Pendidikan n Formal di Desa Kayuuwi Pendidikan n Formal (Kali) (%). Belum pernah Pernah Anggota Keluarga Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tanggungan keluarga dapat di kelompokkan dalam 3 kelompok yang didasarkan pada konsep jumlah warga yaitu keluarga kecil - 4 orang anggota, keluarga sedang 5-6 orang dan keluarga besar 7 orang ke atas (Gautama, 007). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Anggota Keluarga di Desa Kayuuwi Tanggungan Keluarga (%) > Luas Lahan Berdasarkan hasil penelitian, luas lahan yang dikelola oleh responden dapat di klasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu sempit kurang dari ha, sedang ha - ha dan besar lebih dari ha (Gautama, 007). Untuk lebih jelas dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Luas Lahan di Desa Kayuuwi Luas Lahan (Ha) (%). < > Analisis Hubungan Sosial Ekonomi dengan Penerapan Agroforestri Hubungan sosial ekonomi rumah tangga tani (umur, pendidikan, jumlah tang gungan keluarga, dan luas lahan), dengan penerapan agroforestri.. Hubungan Antara Umur dengan Penerapan Agroforestri. Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan agroforestri. Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktifitas seseorang dalam bekerja dimana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 006). Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan penerapan agroforestri dapat dilihat pada Tabel 6. 6
7 Tabel 6. Hubungan Antara Umur Petani dengan Penerapan Agroforestri Kelompok Umur Penerapan Agroforestri (Tahun) Baik Cukup Baik Kurang Baik. Produktif Muda (0%) - (0%) - (0%) 0 (0%). Produktif Tua (0.00%) 5 (6.67%) 3 (0.00%) (36.67%) 3. n Produktif > 5 (3.33%) 7 (3.33%) (36.67%) 9 (63.33%) 4 (3.33%) (40.00%) 4 (46.67%) 30 (00.00%) Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X ) dalam taraf nyata ( = 0,05) dan derajat bebas = diperoleh hasil X hitung = sedangkan X tabel pada derajat bebas = dan pada taraf nyata 5 % ( = 0,05) yaitu sebesar = Hasil analisis ini menunjukkan bahwa antara umur dan penerapan agroforestri tidak berhubungan nyata. Dengan melihat hasil analisis ini dimana kedua faktor tidak ada hubungan nyata, ini disebabkan karena pengelolaan agroforestri tidak membutuhkan tenaga yang terlalu kuat dan bisa dilaksanakan oleh semua kelompok kecenderungan bahwa umur produktif muda mencari pekerjaan diluar desa dan kurangnya minat pada usaha tani sistem agroforestri.. Hubungan Antara Pendidikan dengan Penerapan Agroforestri Tingkat pendidikan di bagi menjadi yaitu, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan salah satu usaha untuk mengadakan perubahan perilaku berdasarkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dibangku sekolah (Hasyim, 006) sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang doperoleh diluar sekolah, pendidikan semacam ini dalam berbentuk kursus, pelatihan maupun penyuluhan (Hasan, 000). Untuk mengetahui hubungan pendidikan formal dan pendidikan non formal dengan penerapan agroforestri dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Hubungan Antara Pendidikan Formal dengan Penerapan Agroforestri Pendidikan Formal Petani Agroforestri (Tahun) Baik Cukup Baik Kurang Baik. Rendah - 6 (3.33%) 5 (6.67%) 6 (0.00%) (40.00%). Menengah (0.00%) 7 (3.33%) 7 (3.33%) 7 (56.67%) 3. Tinggi > 3 - (0%) - (0%) (3.33%) (3.33%) 4 (3.33%) (40.00%) 4 (46.67%) 30 (00.00%) Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X ), pada taraf nyata 5 % ( = 0,05) dan derajat bebas (db= 4) diperoleh hasil X hitung =.758 sedangkan nilai X tabel pada taraf nyata 5% ( = 0,05) dengan derajat bebas = 4 yaitu sebesar Dengan demikian nilai X hitung lebih kecil dari pada nilai X tabel. Dengan melihat hasil analisis tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal tidak mempunyai hubungan nyata dengan penerapan agroforestri. 7
8 Tidak ada hubungan nyata antara tingkat pendidikan formal dengan penerapan agroforestri disebabkan karena petani responden hanya mempunyai tingkat pendidikan formal rendah sehingga kemampuan untuk menganalisa suatu masalah usaha tani agroforestri dan mencari solusi untuk pemecahannya masih sangat kurang. Seseorang akan lebih cepat menanggapi suatu masalah melalui kemampuan berpikir yang ditunjang oleh pendidikan yang memadai (Gautama, 007). Tabel 8. Hubungan Pendidikan n Formal dengan Penerapan Agroforestri. Pendidikan n Petani Agroforestri Formal (Kali) Baik Cukup Baik Kurang Baik. Belum pernah 3 (0.00%) 3 (0.00%) 0 (33.33%) 6 (53.33%). Pernah (3.33%) 9 (30.00%) 4 (3.33%) 4 (46.67%) 4 (3.33%) (40.00%) 4 (46.67%) 30 (00.00%) Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X ), pada taraf nyata 5 % ( = 0,05) dan derajat bebas (db= ) diperoleh hasil X hitung = sedangkan nilai X tabel pada taraf nyata 5% ( = 0,05) dengan derajat bebas = yaitu sebesar Dengan demikian X hitung lebih besar dari pada X tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan non formal dengan penerapan agroforestri mempunyai hubungan nyata (signifikan). Adanya hubungan nyata antara tingkat pendidikan non formal dengan penerapan agroforestri disebabkan karena petani responden hanya mengikuti pelatihan maupun penyuluhan lebih besar daripada yang belum pernah. Seseorang akan lebih cepat memahami suatu masalah bukan hanya melalui kemampuan berpikir yang ditunjang oleh pendidikan formal yang memadai tetapi juga melalui pendidikan non formal.. Hubungan Tanggungan Keluarga dengan Penerapan Agroforestri tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dan memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 006). Untuk mengetahui hubungan jumlah anggota keluarga dengan penerapan agroforestri dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan Tanggungan Keluarga dengan Penerapan Agroforestri. Tanggungan Keluarga Petani Agroforestri Baik Cukup Baik Kurang Baik. Kecil (3.33%) 0 (33.33%) (40.00%) 6 (86.67%). Sedang (0%) (6.67%) (3.33%) 3 (0.00%) 3. Besar > 7 - (0%) - (0%) (3.33%) (3.33%) 4 (3.33%) (40.00%) 4 (46.67%) 30 (00.00%) 8
9 Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X ), pada taraf nyata 5% ( = 0,05) dan derajat bebas = 4, diperoleh hasil X hitung =.89 dan nilai X tabel pada taraf nyata 5 % ( = 0,05) dengan derajat bebas 4 adalah Dengan demikian nilai X hitung lebih kecil dari pada nilai X tabel, sehingga jumlah tanggungan keluarga tidak mempunyai hubungan nyata dengan penerapan agroforestri. Tidak ada hubungan nyata ini disebabkan karena responden mempunyai pekerjaan lain atau usaha lain di luar usaha tani agroforestri, sehingga biaya hidup keluarga bukan hanya tergantung pada hasil usaha tani agroforestri. Usaha atau pekerjaan lain diantaranya adalah usaha tani sawah, pegawai negri, pedagang, tukang dan lain-lain. Sebagian besar usaha tani agroforestri merupakan usaha sampingan. 4. Hubungan Antara Luas Lahan dengan Penerapan Agroforestri Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam mempengaruhi kegiatan usaha tani termasuk usaha tani dengan sistem agroforestry. Faktor ini bisa saja menyebabkan rendahnya pendapatan petani karena sempitnya lahan yang diolah (Gautama, 007). Luas lahan yang dikelola oleh responden berkisar antara 0,07 Ha sampai.8 Ha. Untuk mengetahui hubungan luas lahan dengan penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat disajikan pada Tabel 0. Tabel 0. Hubungan Luas Lahan dengan Penerapan Agroforestri. Luas Lahan Petani Agroforestri (Ha) Baik Cukup Baik Kurang Baik. Sempit < 3 (0.00%) 8 (6.67%) (40.00%) 3 (76.67%). Sedang - (3.33%) 4 (3.33%) (3.33%) 6 (0.00%) 3 Besar > - (0%) - (0%) (3.33%) (3.33%) 4 (3.33%) (40.00%) 4 (46.67%) 30 (00.00%) Hasil analisis dengan menggunakan rumus Chi Square (X ), pada taraf nyata 5% ( = 0,05) dan derajat bebas = 4, diperoleh hasil X hitung = 3.74 dan X tabel pada taraf nyata 5 % ( = 0,05) dengan derajat bebas = 4 sebesar Dengan demikian nilai X hitung lebih kecil dari pada nilai X tabel, sehingga luas lahan tidak mempunyai hubungan nyata dengan penerapan agroforestri. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden mempunyai luas lahan sempit ( < ha). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. Tingkat penerapan agroforestri di Desa Kayuuwi masuk kategori baik sebanyak 5 unit lahan (6,67%), cukup baik sebanyak 3 unit lahan (43,33%) dan yang kurang baik ditemukan sebanyak unit lahan (40.00%).. Faktor sosial ekonomi yang mempunyai hubungan nyata dengan tingkat penerapan agroforestri adalah pendidikan non formal, dan yang tidak mempunyai hubungan nyata adalah umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan. 9
10 Saran. Kepada petani yang memiliki luas lahan kecil agar pengelolaan sistem agroforestri lebih dikembangkan serta memperbaiki sistem pengelolahannya.. Kepada petani agar dapat melihat perkembangan sistem agroforestri yang lebih baik dan lebih maju di daerah lain untuk suatu perbandingan. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk melihat faktor lain. DAFTAR PUSTAKA Gautama, I Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Pada Sistem Agroforestri Di Desa Lasiwala Kabupaten Sidrap. Universitas Hasanuddin. Makassar. Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. 00. Rencana Pengelolaan Rehabilitas Hutan Dan Lahan Dan Reklamasi Hutan Berdasarkan Peraturan Meteri Kehutanan Republik Indonesia mor : P.60/Menhut- II/009, Tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan Dan Reklamasi Hutan. Jakarta. Silalahi, U Metode Penelitian Sosial. PT Rafika Aditama. Bandung. Walpole, R. E Pengantar Statistika Edisi Ke-3. PT Gramedia. Jakarta. Hasan, I Analisis Produksi Kopi Di Desa Mbenti Kecamatan Minyambow Kabupaten Manokwari. Universitas Cendrawasi. manokwari. Hasyim, H Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan. 0
STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PADA SISTEM AGROFORESTRY DI DESA LASIWALA KABUPATEN SIDRAP
319 STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PADA SISTEM AGROFORESTRY DI DESA LASIWALA KABUPATEN SIDRAP Study of Community Socio-Economic Aspects in Agroforestry System in Lasiwala Village, Sidrap Regency Iswara
Lebih terperinciUniversitas Sam Ratulangi, Manado
PARTISIPASI PEREMPUAN PADA PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA WAREMBUNGAN KECAMATAN PINELENG Sitti S. Umagap (), Semuel P. Ratag (), Hengki D. Walangitan () Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Budidaya Pertanian,
Lebih terperinciStudi Praktek Agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara
Studi Praktek Agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara W. Kogoya 1), R. Kainde 2), W. Nurmawan 2) dan A.G. Tulungen 2) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Kehutanan UNSRAT
Lebih terperinciDAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution
Lebih terperinciSISTEM AGROFORESTRI DI DESA TOLOK SATU KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA
SISTEM AGROFORESTRI DI DESA TOLOK SATU KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA The agroforestry systems in Tolok Satu Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa Safrin Titdoy ¹, Alfonsius Thomas ², Fabiola B. Saroinsong
Lebih terperinciOPTIMALISASI ALOKASI LAHAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN RAKYAT DI DESA WONGKAI MINAHASA TENGGARA. Universitas Sam Ratulangi, Manado
OPTIMALISASI ALOKASI LAHAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN RAKYAT DI DESA WONGKAI MINAHASA TENGGARA Gracecia T.J. Antou (1), Hengki D. Walangitan (1), Theodora M. Katiandagho (1) 1 Program Studi Ilmu Kehutanan,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten
Lebih terperinciASPEK Agroforestry JENIS: BAMBANG LANANG GELAM
ASPEK Agroforestry JENIS: BAMBANG LANANG GELAM Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc. Judul Kegiatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya
19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pesawaran Indah, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lokasi ini dipilih secara sengaja dikarenakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH
Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 37 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADI DI DESA BUKIT
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Roganda Malau ¹), Hasman Hasyim ²),
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna
Lebih terperinciFishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT
Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province By Gita Rizanty 1) Kusai 2) and Lamun Bathara 3) ABSTRACT The research
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas
III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimum 0,25 ha. Hutan rakyat ini merupakan suatu pengembangan pengelolaan hutan yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciHubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)
Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA
Lebih terperinciAGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN
AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN Noviana Khususiyah, Subekti Rahayu, dan S. Suyanto World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP LAHAN TIDUR DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT JENNIFER UMBOH. Dosen Pembimbing :
JURNAL PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP LAHAN TIDUR DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT JENNIFER UMBOH 100 314 078 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Charles R. Ngangi, MS 2. Dr. Rine Kaunang,
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis
Lebih terperinci(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)
AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR
Lebih terperinciWACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGI DENGAN TINGKAT PENERIMAAN USAHATANI PADI
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGI DENGAN TINGKAT PENERIMAAN USAHATANI PADI Yasmiati Mahasiswa Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Malang Niniek Dyah Kusumawardani, Sri Sulastri Dosen
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics
ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciPOLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati
POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI
AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 009 ISSN: 141-145 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI THE CORRELATION
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA RAMBAH TENGAH BARAT KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA RAMBAH TENGAH BARAT KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU Kiagus Muhammad Zain Basriwijaya 1, Hendra Pratomo 2 1,2 Fakultas Peternakan dan
Lebih terperinciANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TEBU TERHADAP KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TEBU TERHADAP KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (Studi Kasus di Desa Bakalan Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang) Ninin Khoirunnisa dan Farah Mutiara Dosen Fakultas
Lebih terperinciCURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL
CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL SARFUDIN A. MADINA 6144 11 069 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Agroforestri di Lokasi Penelitian Lahan agroforestri di Desa Bangunjaya pada umumnya didominasi dengan jenis tanaman buah, yaitu: Durian (Durio zibethinus),
Lebih terperinciKERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu
KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU Afrizon, Dedi Sugandi, dan Andi Ishak (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu) afrizon41@yahoo.co.id Pengkajian Keragaan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT (Kasus : Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) COMPARISON ANALYSIS OF THE
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MODOINDING KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Susdita R. Mailangkay*, Ardiansa A.T.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN
60 ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA PEMASARAN KACANG METE DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: Wa Ode Farida S. Djarudju 1 ABSTRACT The research aims to identify and analyze the volume and price of
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciPERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA
EPP.Vol.4.o.1.007:8-1 8 PERAA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TAI TERHADAP TIGKAT PEERAPA TEKOLOGI LEISA (The Role of Social Factors of Farmer Group to Applicated LEISA Technology) Jumri dan Midiansyah Effendi
Lebih terperinciDINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN
DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN Omega Runtunuwu *, B. F. J. Sondakh, B. Rorimpandey dan F.N. S. Oroh Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciKata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES PADA PEMILIK ANJING DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO TAHUN 2016 Julianti Jeanette Sabono*, Jootje M. L. Umboh*, Billy
Lebih terperinciSURVEY PEMETAAN TOTAL FOSFOR DAN LOGAM BERAT KADMIUM PADA SATU HAMPARAN LAHAN PERTANIAN DI DESA GURU SINGA KECAMATAN BERASTAGI SKRIPSI
SURVEY PEMETAAN TOTAL FOSFOR DAN LOGAM BERAT KADMIUM PADA SATU HAMPARAN LAHAN PERTANIAN DI DESA GURU SINGA KECAMATAN BERASTAGI SKRIPSI OLEH SAHAT TUA SIPAYUNG 060303013 / TNH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
ANALISIS FINANSIAL DAN POLA BUDIDAYA TANAMAN KARET (Hevea braziliensis MUELL Arg.) SEBAGAI MODEL HUTAN RAKYAT DI DESA LUMBAN DOLOK KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL SKRIPSI Oleh : RAHMAT ADITYA
Lebih terperinciPENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
1 PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Desi Gustina 1, Rina Selva Johan 2, Riadi Armas 3 Email : desi.dc98@gmail.com/085365048785
Lebih terperinciPengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari
Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari The Effect of Peanut (Arachis hypogaea L.) and Corn (Zea mays
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan khususnya para petani. Pada
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI Meidianta Ginting*), Thomson Sebayang**), Iskandarini**) *)Alumni Fakultas
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
JURNAL Motivasi Pembudidaya Dalam Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Jorong Rambahan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat OLEH RAFIKAH NIM:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk
35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan
Lebih terperinciAlumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara HP ,
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI UBI KAYU (Studi Kasus : Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) May Salina Ginting *), Rahmanta Ginting
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk
34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk jarak tanam 3 m x 3 m terdapat 3 plot dengan jumlah
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK (Studi kasus di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo) Oleh : Gijayana Aprilia
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHA TANI AGROFORESTRI TRADISIONAL PADA BEBERAPA KEMIRINGAN LAHAN DI KELURAHAN KINALI KABUPATEN MINAHASA
PENDAPATAN USAHA TANI AGROFORESTRI TRADISIONAL PADA BEBERAPA KEMIRINGAN LAHAN DI KELURAHAN KINALI KABUPATEN MINAHASA Mildsty Tarore (1), Semuel P Ratag (1), Hengki D Walangitan 1), Euis F S Pangemanan
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN, DAN SIKAP TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TOSURAYA BARAT, KECAMATAN RATAHAN, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA THE RELATIONSHIP
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO
ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ( Studi Kasus : Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ) THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INCOME DISTRIBUTION
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT
ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI
ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi
Lebih terperinciANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan
ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan Nina Herlina, Syamsul Millah, Oding Syafrudin Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciKAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marthen A. Tumigolung 1, Cynthia E.V. Wuisang, ST, M.Urb.Mgt, Ph.D 2, & Amanda Sembel,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya masyarakat sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Khusus di Propinsi Lampung, pembukaan
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA MATITI, KECAMATAN DOLOK SANGGUL, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
1 EVALUASI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA MATITI, KECAMATAN DOLOK SANGGUL, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SKRIPSI Oleh : Aiko Perolihen Bancin 091201104 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis ISSN
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI KELAS PEMULA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI Elliana Ester Panjaitan 1, Dompak Napitupulu
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Oleh ASTARI MAGHFIRA NIM : 2304013190012 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG Ahmad Damiri, Eddy Makruf dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciSatria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ADOPSI PETANI PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH SISTEM LEGOWO DI KELURAHAN DUSUN BESAR KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Lebih terperinciPERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PETANI
PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PETANI (Studi Kasus : Petani Padi Sawah Desa Liwutung I Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara ) OLEH: OLFIE L.S. BENU JOHN TUJUWALE
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 310-315, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI Analysis of The Farmer Income
Lebih terperinciKONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA. (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)
KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun) SKRIPSI Oleh : Dwi Pebrina Simatupang 071201039/Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO 2016 PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)
e-j. Agrotekbis 1 (1) : 60-66, April 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)
Lebih terperinciJURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :
Identifikasi Dan Pengembangan Komoditi Pangan Unggulan di Humbang Hasundutan Dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Berkelanjutan Hotden Leonardo Nainggolan Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN LAHAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRY DI DESA AKE KOLANO KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN.
STUDI PEMANFAATAN LAHAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRY DI DESA AKE KOLANO KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN Khaerul Anwar 1, Rima Melati 2 dan Asiah Salatalohy 2 1 Alumnus Fapertahut Universitas Nukku
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI
PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN
Agri-SosioEkonomiUnsrat,ISSN 1907 4298,Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 237-242 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN Alvio G. Onibala
Lebih terperinciADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR
ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR Albi Akandri Hasibuan, Susy Edwina, Roza Yulida Agriculture faculty
Lebih terperinciABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinciAnalisis Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Darmiati Dahar, Fatmawati Universitas Ichsan Gorontalo ABSTRAK
Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Darmiati Dahar, Fatmawati Universitas Ichsan Gorontalo ABSTRAK Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian di
Lebih terperinciKontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)
Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Lebih terperinci